HELDAYANTI
815 103
PEMBAHASAN
1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun
Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan
ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika.
Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada
kelebihan perdagangan bebas: publik dan parlemen di Inggris masih memakai
sistem merkantilisme untuk beberapa tahun kedepannya. Ekonomi klasik
menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak ada
campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan metafora
"tangan tak terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan alami
mereka tanpa adanya campur tangan dari luar (Alam., Nurhardiansyah dan Rozi,
2014: 3).
1) Dasar Filsafat Mazhab Klasik
Mazhab Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith (1732-1790) yang
tercermin dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1776 dengan judul An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nation dianggap sebagai ibu dari
kelahiran ilmu ekonomi. Prinsip utama dalam mazhab klasik adalah kepentingan
pribadi (self interest) dan semangat individualisme (laissez faire). Kepentingan
pribadi merupakan kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi dan kekuatan
untuk mengatur kesejahteraannya sendiri. Berdasarkan prinsip tersebut para
penganut mazhab klasik percaya bahwa sistem ekonomi liberal atau sistem di
mana setiap orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apa saja
bisa mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis. Sistem ekonomi liberal,
dimana campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat kecil (dapat
dianggap tidak ada), menurut mazhab klasik dapat menjamin tercapainya:
a) Tingkat kegiatan ekonomi nasional optimal (full employment level of
activity),
b) Alokasi sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun faktor-fakto
produksi lainnya di dalam berbagai kegiatan ekonomi, secara efisien.
Dengan demikian peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin,
karena apa yang dapat dikerjakan oleh pemerintah dapat dikerjakan oleh swasta
dengan lebih efisien. Pemerintah diharapkan hanya mengerjakan kegiatan yang
betul-betul tidak dapat dilakukan oleh swasta secara efisien, seperti di bidang
TEORI EKONOMI MAKRO 1 3
pertahanan, hukum, dan sebagainya. Esensi teori ekonomi klasik adalah bahwa:
suatu perekonomian liberal (laissez faire) mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan tingkat kegiatan (GDP = Gross Domestic Product) yang full
employment secara otomatis, yang juga dikenal sebagai self regulating (mengatur
sendiri secara otomatis). Pada suatu waktu tertentu GDP mungkin saja berada di
bawah atau di atas tingkat full employment, tetapi akan segera kembali ke tingkat
full employment semula. Kaum klasik mengatakan bahwa yang mengatur adalah
tangan pengendali yang tidak kentara atau tangan gaib (the invisible hand).
2) Pasar barang
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan
produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu
terjadi pasar bersih (clearing market) atau pasar dalam kondisi keseimbangan atau
ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi,
maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian
tersebut pada kondisi dimana tingkat produksi total masyarakat (penawaran
agregat) akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full
employment level of activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di
kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini: Berlaku hukum Say (Says Law)
yang mengatakan bahwa setiap barang yang diproduksikan selalu ada yang
membutuhkannya (supply creates its own demand),dan Harga-harga dari hampir
semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu dapat dengan mudah
berubah (naik atau turun) sesuai dengan daya tarikmenarik antara permintaan dan
penawaran.
Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi, berarti pemerintah tidak perlu
melakukan campur tangan atau intervensi apapun. Kalau terjadi resesi atau depresi
(GDP menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai
perekonomian tersebut melakukan proses penyesuaian, dan keadaan
keseimbangan pasti akan kembali terjadi.
3) Pasar tenaga kerja
Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di
pasar barang, apabila harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel maka permintaan
tenaga kerja selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Menurut definisi,
TEORI EKONOMI MAKRO 1 4
P = harga umum.
Dalam jangka pendek k tidak berubah. Q atau GDP riel ditentukan di pasar
barang, dan tingkat Q yang normal adalah Q pada tingkat full employment.
Dengan demikianQ ditentukan diluar pasar uang, sehingga dapat dianggap sesuatu
yang mendekati suatu konstanta (ditentukan sebelumnya). Ini berarti bahwa
penawaran uang tidak mempengaruhi tingkat output nasional. Mekanisme pasar
akan menyamakan penawaran uang dengan permintaan uang, sehingga dapat
ditulis dalam persamaan:
MS = MD = kPQ
5) Pasar luar negeri
Di pasar luar negeri, kaum klasik juga menganut pandangan bahwa dunia
secara otomatis mengoreksi ketidakseimbangan. Implikasi dari pandangan ini
adalah bahwa suatu perekonomian nasional tidak perlu merepotkan diri untuk
menyeimbangkan neraca perdagangan mereka dengan kebijakan-kebijakan
khusus, asal saja pemerintah mau memakai salah satu dari sistem pembayaran luar
negeri di bawah ini:
a) Sistem Standar Emas: yaitu sistem yang memberlakukan uang dalam
negeri (misalnya rupiah) dijamin dengan emas. Artinya setiap satuan
uang tersebut (misalnya satu rupiah) selalu dapat ditukar dengan emas
murni seberat x gram di Bank Sentral.
b) Standar Kertas dan Kurs Devis yang fleksibel: yaitu sistem keuangan
dalam negeri yang dapat menggunakan standar kertas atau menggunakan
uang kertas yang tidak dijamin dengan emas, dan harus menganut sistem
kurs devisa mengambang. Asalkan semua negara memakai standar emas
maka setiap perekonomian nasional akan mempunyai suatu sistem
neraca perdagangan yang dapat mengoreksi ketidakseimbangan secara
otomatis.
2. Teori modern
Teori modern (Aliran Keynesian) yang dipelopori oleh John Maynard
Keynes muncul untuk mengatasi krisis yang melanda Eropa pada 1930-an pasca
perang Dunia I. Pada saat itu teori klasik dan neoklasik sudah tidak mampu lagi
TEORI EKONOMI MAKRO 1 6
menjelaskan fenomena yang terjadi dan mengatasi krisis yang dihadapi. Bukunya
The General Theory of Employment, Interest and Money merekomendasikan
agar perekonomian tidak begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar, namun
diperlukan peran pemerintah dalam sistem perekonomian, yang justru dalam teori
klasik dan neoklasik peran pemerintah diharamkan.
a) Dasar filsafat teori Keynes
Inti dari ideologi Keynesianisme adalah untuk mengatasi masalah krisis
ekonomi, pemerintah harus melakukan lebih banyak campur tangan secara aktif
dalam mengendalikan perekonomian nasional. Kegiatan produksi dan pemilikan
faktorfaktor produksi masih dapat dipercayakan kepada swasta, tetapi pemerintah
wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian.
Misalnya, dalam masa depresi pemerintah harus bersdia melakukan kegiatan-
kegiatan yang langsung dapat menyerap tenaga kerja yang tidak dapat bekerja
pada swasta, walaupun hal ini dapat menyebabkan defisit dalam anggaran belanja
negara. Dalam hal ini Keynes tidak percaya pada sistem liberalisme yang
mengkoreksi diri sendiri, untuk kembali pada posisi full employment secara
otomatis. Full employment hanya dapat dicapai dengan
tindakan-tindakan terencana, bukan datang dengan sendirinya.
b) Pasar tenaga kerja
Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran
terhadap tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel,
maka menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak
pernah fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah
seimbang sehingga pengangguran sering terjadi. Menurut Keynesian
pengangguran bisa terjadi terus menerus dan jenis pengangguran tersebut ada tiga
macam:
1) Pengangguran karena adanya pergeseran tingkat oputput dari berbagai
sektor dan ini bersifat sementara (frictional unemployment),
2) Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim
(seasonal unemployment),
3) Pengangguran yang dibuat (institutional unemployment).
c) Pasar barang
TEORI EKONOMI MAKRO 1 7
maka tidak akan terjadi peningkatan produksi sehingga produksi berkurang dan
sementara permintaan naik. Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi ini
akan ditransmisikan kedalam inflasi.
d) Pasar uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini yang
merupakan perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa
permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini
dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan kecepatan perputaran uang.
Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
1) Kebutuhan transaksi (transaction motive),
2) Kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
3) Kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.
Kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana tergantung
dengan volume barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua faktor lagi
Keynesian berpendapat bahwa permintaan akan uang juga ditentukan oleh faktor
berjaga-jaga dan spekulasi. Kebutuhan berjaga-jaga adalah suatu kebutuhan untuk
mengahadapi situasi yang tidak normal atau darurat, misalnya sakit, kecelakaan
atau ada kebutuhan mendadak yang memerlukan uang yang tidak terduga
sebelumnya. Jumah kebutuhan untuk jenis ini sama dengan kebutuhan
transaksi, yakni tergantung dengan income. Bila dilihat secara prinsip maka
kebutuhan jenis ini juga hampir sama dengan kebutuhan transaksi.
Faktor ketiga yang menentukan permintaaan uang adalah spekulasi, berbeda
secara significant dengan teori klasik.
Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk mencari keuntungan dari
permaian resiko dan keberuntungan. Sama seperti teori klasik, menurut Keynes
uang tidak memberikan penghasilan apa-apa, misalnya dalam bentuk bunga,
sehingga rugi kalau disimpan dalam jumlah yang terlalu banyak. Pada waktu teori
ini dicetuskan oleh Keynes uang memang tidak memberikan keuntungan apa-apa
kecuali untuk mempermudah proses transaksi seharihari. Sebagai alternatif dari
memegang uang adalah membeli aset lain seperti obligasi (bonds) yang
dikeluarkan pemerintah, karena obligasi memberikan pendapatan berupa bunga.
Dalam perkembangannya sekarang uang telah bisa memberikan keuntungan
TEORI EKONOMI MAKRO 1 9
G R A F I K T I N G K AT I N F L A S I D I I N D O N ES IA
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0 77.6
30.0
20.0
10.0
9.5 9.5 4.9 9.8 9.2 8.6 6.511.1 2.0 9.412.610.05.1 6.4 17.1 6.6 6.611.12.8 7.0 3.8 4.3 8.4 8.4 3.4
0.0
2014
2015
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
10
5
7.2 7.2 6.2 6.5 7.5 8.2 7.8 6.5 6.3 5.8
4.7 4.9 3.8 3.7 4.1 5.1 5.7 5.48 6.3 6.2 4.5 6.1 5 4.8
0.8
0
2014
2015
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
-5
-13.1
-10
Angka Pertumbuhan
-15
(Sumber: www.bps.go.id; www.rappler.com; Krisbandi, 2014; Angraini, 2014; Untari,
2012)
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa 1998 pertumbuhan
ekonomi di Indonesia sangat menurun yaitu sebesar 17,8 % dan pada tahun 2003
pertumbuhan ekonomi paling rendah yaitu sebesar 4,1%.
G R A F I K T I N G K AT P E N G A N G G U R A N D I I N D O N E S I A
12.0
10.0
8.0
6.0 11.2
10.3
9.1 9.7 9.9 9.1 8.4
4.0 8.1 7.9 7.1 7.5
7.0 6.4 6.1 6.1 6.2 5.9 6.2
2.0 4.4 4.9 4.7 5.5
2.6 2.6 2.7 2.8
0.0
2014
2015
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
(Sumber: www.bps.go.id; Hartanti., et al, 2017:120 )
I. Transaksi Berjalan -4,314 -4,279 -4,224 -4,703 -17,519 -4,659 -5,147 -5,003 -2,099 -16,909 -2,397
A. Barang 3,198 4,371 4,248 2,232 14,049 2,648 3,753 3,923 5,112 15,437 5,648
- Ekspor 37,962 39,931 36,192 35,038 149,124 33,039 36,285 34,891 40,229 144,445 40,755
- - -
- Impor -34,764 -31,945 -32,806 -30,391 -32,533 -30,967 -35,117 -35,107
35,561 135,076 129,008
1. Barang Dagangan Umum 2,826 4,056 4,154 2,283 13,319 2,34 3,521 3,706 5,282 14,849 5,483
- Ekspor, fob. 37,586 39,612 35,835 34,692 147,725 32,687 35,98 34,554 39,843 143,064 40,43
- - -
- Impor, fob. -34,760 -31,68 -32,409 -30,347 -32,46 -30,848 -34,561 -34,947
35,557 134,406 128,215
a. Nonmigas 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,244 4,959 5,042 6,401 19,645 7,671
- Ekspor, fob 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,836 32,752 31,292 36,293 130,173 36,482
- -
- Impor, fob -29,122 -28,79 -25,88 -27,727 -26,592 -27,793 -26,25 -29,892 -28,81
111,518 110,527
b. Migas -1,121 -1,876 -2,004 -702 -5,703 -904 -1,438 -1,336 -1,119 -4,797 -2,189
- Ekspor, fob 4,518 4,89 3,797 3,979 17,184 2,851 3,228 3,262 3,55 12,891 3,948
- Impor, fob -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755 -4,667 -4,597 -4,669 -17,688 -6,137
2. Barang Lainnya 372 315 94 -51 730 308 232 217 -170 588 166
- Ekspor, fob. 376 319 358 346 1,4 352 305 337 387 1,381 325
- Impor, fob. -4 -4 -264 -398 -670 -44 -73 -120 -556 -793 -159
B. Jasa - jasa -1,823 -2,829 -2,293 -1,752 -8,697 -1,122 -2,384 -1,53 -2,007 -7,043 -1,349
- Ekspor 5,574 5,087 5,408 6,152 22,221 5,775 5,324 5,864 6,516 23,478 5,806
- Impor -7,397 -7,915 -7,701 -7,904 -30,918 -6,897 -7,708 -7,394 -8,523 -30,521 -7,155
C. Pendapatan Primer -7,116 -7,246 -7,452 -6,565 -28,379 -7,446 -7,727 -8,383 -6,137 -29,693 -7,474
- Penerimaan 468 722 705 926 2,822 705 853 1,168 1,29 4,016 1,221
- Pembayaran -7,584 -7,969 -8,157 -7,491 -31,201 -8,15 -8,58 -9,551 -7,427 -33,709 -8,695
TEORI EKONOMI MAKRO 1 16
D. Pendapatan Sekunder 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,26 1,21 987 933 4,39 778
- Penerimaan 2,521 2,645 2,54 2,655 10,362 2,505 2,55 2,379 2,333 9,767 2,109
- Pembayaran -1,094 -1,22 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245 -1,34 -1,392 -1,4 -5,376 -1,331
- Penerimaan 1 0 2 14 17 0 4 5 11 21 0
- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
III. Transaksi Finansial 5,611 1,998 60 9,174 16,843 4,211 6,766 9,775 7,596 28,348 7,855
- Aset -8,294 -9,155 -3,708 -332 -21,489 -790 -4,602 3,078 19,717 17,404 -2,639
- Kewajiban 13,905 11,154 3,768 9,506 38,332 5,001 11,367 6,698 -12,121 10,944 10,494
1. Investasi Langsung 2,319 3,982 1,608 2,795 10,704 2,871 3,262 6,549 3,338 16,02 2,501
a. Aset 5) -3,392 -3,276 -1,266 -1,141 -9,075 -370 -1,206 457 12,869 11,751 -368
5) 5,712 7,258 2,873 3,936 19,779 3,242 4,468 6,091 -9,532 4,269 2,869
b. Kewajiban
2. Investasi Portofolio 8,509 5,528 -2,188 4,333 16,183 4,438 8,277 6,544 -313 18,946 6,473
a. Aset 24 -737 -683 127 -1,268 -167 402 1,938 46 2,218 -971
b. Kewajiban 8,484 6,266 -1,505 4,206 17,451 4,605 7,875 4,607 -358 16,728 7,444
2) 6,942 3,808 908 5,728 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835 6,437
- Sektor publik
- Sektor swasta3) 1,542 2,457 -2,413 -1,522 65 -314 663 1,396 -1,85 -106 1,008
4. Investasi Lainnya -5,31 -7,51 409 2,346 -10,064 -3,077 -4,749 -3,29 4,506 -6,61 -1,048
a. Aset -5,131 -5,371 -1,955 645 -11,812 -529 -3,968 522 6,801 2,826 -1,486
b. Kewajiban -179 -2,138 2,364 1,702 1,748 -2,547 -781 -3,812 -2,295 -9,436 438
2) -1,144 -1,366 1,665 656 -190 -119 -1,599 -1,242 -319 -3,279 -52
- Sektor publik
3) 964 -772 700 1,046 1,938 -2,428 819 -2,571 -1,977 -6,157 490
- Sektor swasta
IV. Total (I + II + III) 1,298 -2,28 -4,162 4,485 -659 -448 1,622 4,777 5,509 11,46 5,458
V. Selisih Perhitungan Bersih 5 -645 -404 605 -439 161 540 931 -1,003 629 -944
VI. Neraca Keseluruhan (IV + V) 1,303 -2,925 -4,565 5,089 -1,098 -287 2,162 5,708 4,505 12,089 4,514
A. Transaksi Cadangan Devisa -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089 -4,514
C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa 111,554 108,03 101,72 105,931 105,931 107,543 109,789 115,671 116,362 116,362 121,806
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.02 -1.96 -1.96 -2.20 -2.03 -2.15 -2.23 -2.05 -0.87 -1.81 -0.99
Berdasarkan tabel di atas dapat disumpulkan bahwa Tw.I pada barang pada
tahun 2015 sebesar 3,193 dan pada 2016 sebesar 2,648 yang artinya mengalami
penurungan.
TEORI EKONOMI MAKRO 1 17
DAFTAR PUSTAKA
Alam, M, Z., Rozi, F dan Nurhardiansyah, A. 2014. Teori Ekonomi Klasik Adam
Smith. Makalah. Universitas Jember: Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Hartanti, E. S., Listiyanto. E., Pulungan, A. M., Abdullah. I., Yudhistira. B.,
Firdaus, A. H., Abdullah. R., Hafiz, M. R., Huda. N., Talattov, A. P.,
Syafrian. D., Hanif. M. & Nofarina, S. D. Proyeksi Ekonomi Indonesia
2017: Menguji Ketangguhan Ekonomi Indonesia. INDEF, Jakarta.
Prasetyo, D. A., & Darmawan, A. (2017). Pengaruh Risiko Inflasi, Risiko Suku
Bunga, Risiko Nilai Tukar dan Leverage Terhadap Profitabilitas (Studi Pada
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 50(3), 48-56.
Putra, H. N., Aryq, I. M., & Mufidah, L. J. 2017. Perbandingan Pengaruh Suku
Bunga dan Inflasi terhadap Kredit dan Pembiayaan (Studi Kasus pada Bank
Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah periode 2011-
2015). IQTISHODUNA, Vol. 12, No. 2, Hal. 91-97.
TEORI EKONOMI MAKRO 1 18