Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika sosialisme runtuh yang ditandainya dengan runtuhnya Uni Soviet
sebagai penopang utamanya, apakah ini berarti bahwa kapitalisme sebagai antitesis
sosialisme dan konsep negara kesejahteraan sudah “menang” sebagai sebuah sistem
ekonomi? Pada kenyataannya tidak. Kedua sistem ini sama dengan sosialisme, yaitu
gagal menciptakan kesejahteraan umat manusia yang sebenarnya merupakan cita-cita
dari ketiga sistem ini. Lalu dimanakah letak kesalahannya? Sistem apakah yang paling
representatif untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia?
Dr. M. Umar Chapra dengan pengalamannya yang luas dalam pengajaran dan
riset bidang ekonomi serta pemahamannya yang bagus tentang syariat Islam,
mengajukan bahwa hanya Islamlah sebagai sistem alternatif yang paling tepat untuk
menciptakan kesejahteraan umat manusia. Ia tidak hanya membahas aspek teoritisnya
saja, melainkan juga aspek aplikasinya sehingga gagasan-gagasannya cukup realistis
untuk dioperasionalkan dalam kehidupan nyata. Muhammad Umer Chapra adalah
tokoh ekonomi Islam kontemporer yang sangat produktif dalam menulis. Akan tetapi
karya-karyanya belum banyak diketahui orang di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis memaparkan mengenai :
1) Riwayat hidup DR. M. Umar Chapra.
2) Hasil-hasil karya DR. M. Umar Chapra.
3) Pemikiran ekonomi Islam DR. M. Umar Chapra dalam karya-karyanya.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi masyarakat, yaitu :
1) Dapat mengetahui riwayat hidup DR. M. Umar Chapra.
2) Dapat mengetahui hasil-hasil karya DR. M. Umar Chapra.
3) Dapat mengetahui hasil-hasil pemikiran DR. M. Umar Chapra di bidang ekonomi
Islam.

1|Page
BAB II
PEMIKIRAN UMER CHAPRA

A. Biografi Muhammad Umer Chapra


Muhammad Umer Chapra lahir pada tahun 1933. Ia adalah warga Kerajaan
Arab Saudi yang merupakan seorang pakar ekonomi yang berasal dari Pakistan. Pada
tahun 1956, ia meraih gelar M.B.A. (M.Com.) dari University of Karachi dan meraih
gelar doktor dalam bidang ekonomi dari University of Minnesota, Minneapolis
dengan predikat summa cum laude.1
Pada tahun 1961, dari Amerika Serikat, ia kembali ke Pakistan dan bergabung
dengan Central Institute of Islamic Research. Selama dua tahun, ia mengkaji gagasan-
gagasan dan prinsip-prinsip yang tertuang dalam tradisi Islam yang menurutnya dapat
memenuhi premis intelektual bagi sebuah sistem ekonomi yang sehat. Dari kajian
tersebut, lahirlah bukunya "The Economic System of Islam: A discussion of its Goals
and Nature."2
Ia bekerja sebagai penasehat ekonomi senior pada Monetary Agency, Kerajaan
Arab Saudi, selama 35 tahun, sejak tahun 1965. Sebelumnya ia mengajar mata kuliah
ekonomi pada University of Winconsin Platteville dan University of Kentucky,
Lexington, AS. Ia juga bekerja sebagai ekonom senior dan Associate Editor Pakistan
Development Review pada Pakistan Institute of Development Economics, sebagai
reader pada Central Institute of Islamic Reseach, Pakistan. Ia mempublikasikan
sejumlah buku, monograf, artikel-artikel profesional tentang ekonomi Islam, serta
telah memberikan kuliah secara luas tentang subjek ini di beberapa negara muslim.
Selain itu, ia juga memberi kuliah Islam, Ekonomi, dan Keuangan Islam pada
lembaga seperti Harvard Law School, USA, London School of Economics Oxford
Center for Islamic Studies, Inggris, dan Universidad Autonatan Madrid Spanyol. Pada
tahun 1995, ia menerima penghargaan dari Institue of Overseas Pakistanis Award for
Service to Islam.3

1
Abdul Malik, "Humanisme dalam Pemikiran Ekonomi Islam (Telaah
Pemikiran Muhammad Umer Chapra)", Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 2004, hlm. 29.
2
Ibid., hlm. 26-27
3
Ibid., hlm. 30-31.
2|Page
B. Hasil Karya DR. M. Umar Chapra
Umar Chapra menerbitkan 11 buku, 60 karya ilmiah dan 9 resensi buku,
belum artikel lepas di berbagai jurnal dan media massa. Buku dan karya ilmiahnya
banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk juga bahasa Indonesia
Buku pertamanya, Towards a Just Monetary System, dikatakan oleh Profesor
Rodney Wilson dari Universitas Durham, Inggris, sebagai “Presentasi terbaik
terhadap teori moneter Islam sampai saat ini” dalam Bulletin of the British Society for
Middle Eastern Studies (2/1985, pp.224-5).
Buku ini adalah salah satu fondasi intelektual dalam subjek ekonomi Islam
dan pemikiran ekonomi Muslim modern. Inilah buku yang menjadi buku teks wajib di
sejumlah universitas dalam subjek ekonomi Islam.
Buku keduanya, Islam and the Economic Challenge, dideklarasikan oleh
ekonom besar Amerika, Profesor Kenneth Boulding, dalam resensi pre-publikasinya,
sebagai analisa brilian dalam kebaikan serta kecacatan kapitalisme, sosialisme, dan
negara maju. Kenneth juga menilai buku ini merupakan kontribusi penting dalam
pemahaman Islam bagi kaum Muslim maupun non-Muslim. Buku ini telah
diresensikan dalam berbagai jurnal ekonomi barat. Profesor Louis Baeck,
meresensikan buku ini di dalam Economic Journal dari Royal Economic Society: “
Buku ini telah ditulis dengan sangat baik dan menawarkan keseimbangan literatur
sintesis dalam ekonomi Islam kontemporer. Membaca buku ini akan menjadi
tantangan intelektual sehat bagi ekonom barat. “ (September 1993, hal. 1350).
Profesor Timur Kuran dari Universitas South Carolina, mereview buku ini
dalam Journal of Economic Literature untuk American Economic Assosiation. Buku
ini menonjol sebagai eksposisi yang jelas dari keterbukaan pasar Ekonomi Islam.
Kritiknya terhadap sistim ekonomi yang ada secara tidak biasa diungkap dengan
pintar dan mempunyai dokumentasi yang baik. Chapra, menurutnya telah membaca
banyak tentang kapitalisme dan sosialisme sehingga kritiknya berbobot. Dan, Profesor
Kuran merekomendasikan buku ini sebagai panduan sempurna dalam pemahaman
ekonomi Islam.
Disamping itu, ada buku-buku karya Umer Chapra yang lainnya, seperti Islam
dan Tantangan Ekonomi, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Masa Depan Ekonomi:
Sebuah Perspektif Islam.

3|Page
Sejak tahun 1999, ia bekerja sebagai Research Advisor Islamic Reseach and
Training Institute (IRTI) pada Islamic Development Bank (IDB) sampai sekarang.4
Adapun Karya-Karya Muhammad Umer Chapra di antaranya adalah sebagai berikut;
1) The Economic System of Islam: A Discussion of Its Goals and Naure, London,
1970.
2) Towards a Just Monetary System, Leicester, 1985.
3) Islam and The Economic Challenge, Leicester, 1992.
4) The Future of Economic an Islamic Prespective.
5) Islamic and Economic Development.
6) Monetary management in an Islamic Economy, New Harizon, London, 1994.
7) Islam and The International debt problem, Journal of Islamic Studies, 1992.
8) The Role of Islamic banks in non-muslims countries. Journal Institute of Muslim
Minority Affair, 1992.
9) The need for a new Economic System, Review of Islamic Economics/ Mahallath
Buhuth al-Iqtishad al-Islami, 1991.
10) The Prohibition of Riba in Islam: an Evaluation of Some Objections, American
Journal of Islamic Studies, 1984.

C. Muhammad Umer Chapra dan Sistem Moneter Islam


Buku Umer Chapra yang membahas tentang moneter adalah Towards a Just
Monetary System 'Sistem Moneter Islam' merupakan buku keduanya yang terbit pada
tahun 1985. Sebelumnya, buku pertamanya adalah The Economic System of Islam: A
Discussion of Its Goals and Nature (London, 1970).
Buku yang kedua ini berusaha menjawab dan menganalisis berbagai masalah yang
berkaitan dengan sistem perbankan dan keuangan Islam.
Buku ini terdiri dari sembilan bab. Bab pertama membahas tentang sasaran dan
strategi sistem perbankan dan keuangan dalam perekonomian Islam. Ada lima hal yang
dibahas pada bagian ini, yaitu a. kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengan
kesempatan kerja penuh dan laju pertumbuhan ekonomi yang optimal; b. keadilan
sosioekonomi dan distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata; c. stabilitas nilai
mata uang untuk memungkinkan alat tukar sebagai satuan unit yang dapat diandalkan,
standar yang adil bagi pembayaran yang ditangguhkan, dan alat penyimpan nilai yang

4
Ibid., hlm. 29
4|Page
stabil; d. mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dalam
suatu cara yang adil sehingga pengembalian keuntungan dapat dijamin bagi semua pihak
yang bersangkutan; dan e. memberikan semua bentuk pelayanan yang efektif yang secara
normal diharapkan berasal dari sistem perbankan.5
Bab kedua membahas tentang hakikat riba dalam Islam baik yang terdapat al-
Qur'an, hadis, maupun dalam literatur fiqh. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah Islam
melarang keras praktek riba. Sebagai solusinya, diberikan beberapa alternatif bagi riba
seperti (bab ketiga) pembiayaan lewat penyertaan modal (equity financing), membuat
saluran untuk penyertaan modal (sole proprietorship [usaha yang dikelola sendiri],
parnertship[kemitraan], mudharabah, musyarakah, dan perusahaan perseroan), dan
koperasi.
Pada bab keempat dikemukakan tentang beberapa reformasi fundamental sebagai
solusi selanjutnya untuk keluar dari praktek riba. Beberapa reformasi fundamental
tersebut adalah tabungan dan investasi, pembiayaan lewat penyertaan modal, mengurangi
kekuasaan bank, dan menciptakan bursa yang sehat.6
Dengan pengenalan berbagai reformasi fundamental tersebut, sisitem perbankan
dapat berfungsi untuk mencapai sasaran-sasaran sosioekonomi Islam. Suatu perubahan
yang hanya menggantikan riba dengan bagi hasil tidak akan dapat mencapai tujuan,
meskipun hal tersebut merupakan perubahan yang perlu disambut sebagai cara yang
digunakan oleh para bankir muslim untuk mencari pengalaman menjalankan perbankan
bebas riba dan memberikan jalan bagi beberapa reformasi di kemudian hari.7
Bab kelima mengevaluasi keberatan-keberatan yang timbul karena adanya
penghapusan riba dan memperlihatkan alasan di balik pelarangan riba. Keberatan yang
pertama adalah bahwa hal ini tidak akan dapat menciptakan sebuah alokasi sumber daya
yang optimal karena bunga adalah seperti harga-harga yang lain yang melakukan fungsi
mengalokasikan dana-dana pinjaman "yang langka" di antara para pengguna dana-dana
yang jumlahnya tidak terbatas dalam suatu cara yang objektif berdasarkan kemampuan
untuk membayar harga.8
Keberatan yang kedua adalah kekhawatiran adanya suatu laju preferensi waktu
yang sosial yang positif yang diperkuat oleh efek erosif inflasi, akan terbentuk tabungan

5
Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, terj. Ikhwan Abidin Basri (Jakarta:
Gema Insani Press, 2000), hlm. 2
6
Ibid., hlm. 44-59
7
Ibid., hlm. 60-61.
8
Ibid., hlm. 66.
5|Page
dan formasi modal sektor swasta positif yang kecil dalam sebuah perekonomian Islam.
Akan tetapi, kekhawatiran ini, menurut Umar Chapra dianggap tidak berdasar karena
bukti-bukti empiris tidak menunjukkan adanya suatu korelasi positif yang signifikan
antara bunga dan tabungan, bahkan di negara industri sekalipun. Dampak suku bunga
pada tabungan di negara-negara berkembang ditemukan sangat kecil (negligible) dalam
banyak studi.9
Keberatan ketika yang dituduhkan adalah bahwa keseluruhan sistem yang berbasis
pada penyertaan modal akan sangat tidak stabil. Tuduhan ini, oleh Umar Chapra dianggap
sebagai tuduhan yang yang tidak berdasar, tanpa dukungan empiris dan tidak
logis. Keberatan yang selanjutnya adalah bahwa prospek pertumbuhan akan redup dalam
sebuah perekonomian Islam setelah penghapusan bung yang oleh Umar Chapra hal ini
dianggap sebagai kritikan yang tidak valid.
Keberatan-keberatan lainnya adalah yang dianggap mengada-ada adalah bahwa
dalam perekonomian bebas riba (perekonomian Islam) kerugian-kerugian cenderung
ditimpakan kepada deposito. Keberatan keenam yang dikemukakan adalah adanya
pinjaman jangka pendek sehingga tidak dimungkan persiapan bagi hasil karena sulitnya
menentukan keuntungan dalam periode yang sempit.
Keberatan ketujuh terhadap perekonomian Islam adalah berkaitan dengan
penyediaan kredit konsumen dan pinjaman untuk proyek-proyek seperti pembangunan
rumah dan industri perumahan. Keberatan yang paling utama terhadap perekonomian
Islam adalah bahwa dalam ketiadaan bungan tidak mungkin pemerintah akan membiayai
defisit anggaran dengan melakukan pinjaman dari sektor swasta. Defisit anggaran
pemerintah adalah cara penting untuk menghasilkan pertumbuhan dan memperbaiki
standar kehidupan.
Pada bab keenam dikemukakan tentang pendirian lembaga institusional yang
secara prinsip berbeda dengan institusi konvensional dalam hal lingkup dan tanggung
jawab. Bab ketujuh membahas tentang pengelolahan kebijakan moneter dalam lembaga
yang baru. Kemudian pada bab kedelapan mengevaluasi program yang diajukan sesuai
dengan tujuan yang dibahas pada bab pertama dan diakhiri dengan bab kesembilan yang
merupakan bab kesimpulan.

9
Ibid., hlm. 70.
6|Page
D. Muhammad Umer Chapra mengenai Islam dan Tantangan Ekonomi
Buku Islam dan Tantangan Ekonomi merupakan hasil penelitian dan renungan
selama satu dekade. Dalam penelitian ini, ia mengkaji tiga sistem ekonomi Barat yaitu
Kapitalisme, Sosialisme, dan gabungan dari dua sistem tersebut yaitu "negara
kesejahteraan". Ia mengemukakan neraca ketiga sistem tersebut dari segi prestasi-
prestasinya maupun kegagalan-kegagalannya.
Pada pendahuluan bukunya ini, Umer Chapra mengemukakan tentang tujuan
ditulisnya buku tersebut. Ia mengemukakan bahwa buku ini merupakan suatu upaya
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa melakukan
produksi. Berapa jumlah barang dan jasa yang harus diproduksi, siapa yang akan
memproduksinya, dan dengan kombinasi sumber-sumber daya apa saja dan dengan
teknologi yang bagaimana serta siapakah yang akan menikmati barang dan jasa yang
diproduksi itu.
Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut menentukan alokasi sumber daya dalam
ekonomi, distribusi antarindividu dan antar (konsumsi) sekarang dan masa depan
(tabungan dan investasi).
Secara garis besar, buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama meliputi
sistem-sistem perekonomian yang gagal yang harus dihindari oleh negara-negara muslim,
jika ingin mengaktualisasikan tujuan sosioekonominya. Tiga bab pertama pada bagian ini,
menganalisis pandangan dunia dan strategi dari sistem yang berlaku. Umer bukan saja
mengkritik, tetapi mengidentifikasi logika, hakikat, dan implikasi dari konflik yang
terjadi antara tujuan-tujuan, pandangan dunia, dan strateginya. Hal ini dilakukan agar
pembaca mampu mengadakan apresiasi mengapa ketidakharmonisan ini membuat mereka
gagal dan terus akan menggagalkan usaha-usaha dari negara-negara yang mengikuti
sistem-sistem ini untuk merealisasikan secara serentak efisiensi dan pemerataan dalam
alokasi sumber daya mereka yang terbatas.
Pada bab empat, diketengahkan masalah-masalah tentang formulasi kebijakan
dalam perspektif sistem yang berlaku yang mengakibatkan inkonsistensi dalam
kebijakan-kebijakan ekonomi yang dipakai oleh negara yang sedang berkembang dan
memperburuk berbagai hal. Bukan saja dalam bentuk ketidakseimbangan makroekonomi
dan masalah eksternal yang terus merisaukan, tetapi juga makin menjauhkan mereka dari
tujuan-tujuan mewujudkan pemerataan.
Bagian kedua dari buku ini terdiri dari delapan bab. Bagian ini, yaitu bab lima
menjelaskan tentang pandangan dunia Islam dan strateginya. Pandangan dunia Islam ini
7|Page
didasarkan pada tiga prinsip yang paling pokok yaitu tauhid 'keesaan', khilafah'
perwakilan', dan 'adalah 'keadilan'.
Bab enam menjelaskan tentang musibah yang terjadi di dunia Islam. Musibah
tersebut antara lain terjadinya degenerasi moral dan politik, serta terjadinya kemunduran
dalam bidang ekonomi. Pada bab ini juga dijelaskan tentang perlunya perubahan di dunia
Islam, perlunya peran ulama, dan restrukturisasi kebijakan.
Pada bab tujuh dibahas tentang bagaimana cara menghidupkan faktor-faktor
kemanusiaan. Di antaranya dengan pemberian motivasi, keadilan sosioekonomi,
perbaikan kondisi pedesaan, dimensi moral, meningkatkan kemampuan dengan
memberikan pendidikan dan latihan serta memperluas akses kepada keuangan.
Bab delapan berisi tentang bagaimana caranya mengurangi konsentrasi kekayaan
pada segelintir orang. Di antara yang diusulkan adalah adanya reformasi mengenai
kepemilikan tanah, pengembangan industri kecil dan mikro, kepemilikan yang lebih luas
dan kontrol terhadap perusahaan, menggerakkan kembali zakat dan sistem warisan, dan
restrukturisasi sistem keuangan.
Pada bab sembilan dan sepuluh membahas tentang bentuk-bentuk restrukturisasi
ekonomi dan keuangan. Bab sebelas memaparkan tentang perencanaan kebijakan strategis
dan diakhiri dengan bab dua belas mengenai kesimpulan yang memaparkan kembali
intisari dari semua bab yang ada pada buku ini.

E. Beberapa Pemikiran Umer Chapra


1) Prinsip – prinsip paradigma islam
a) Rational Ekonomic Man
Mainstream pemikiran Islam sangat jelas dalam mencirikan tingkah laku
rasional yang bertujuan agar mampu mempergunakan sumber daya karunia Allah
dengan cara yang dapat menjamin kesejahteraan duniawi individu. Kekayaan
menurut islam akan membangkitkan berbuat salah salah atau mengajak pada
pemborosan, keangkuhan dan ketidakadilan yang harus dikecam keras. Sedangkan
kemiskinan telah dianggap sebagai hal tidak disukai karena menumbulkan
ketidakmampuan dan kelemahan.
b) Positivisme
Positivisme dalam ekonomi konvensional memiliki arti ”kenetralan mutlak
antara seluruh tujuan”atau ”beban dari posisi etika atau pertimbangan-
pertimbangan normatif”. Hal ini berseberangan dengan islam. Para ulama telah
8|Page
mengakui bahwa al Quran dan Sunnah telah menjelaskan bahwa seluruh sumber
daya adalah amanah dari Allah dan manusia akan diminta
pertanggungjawabannya.
c) Keadilan
Harun Ar Rasyid mengatakan bahwa memperbaiki kesalahan dengan
menegakkan keadilan dan mengikis keadilan akan meningkatkan pendapataaan
pajak, mengeskalasi pembangunan negara, serta akan membawa berkah yang
menambah kebajikan di akhirat. Ibnu Khaldun juga mengatakan bahwa mustahil
bagi sebuah negara untuk dapat berkembang tanpa keadilan.
d) Pareto Optimum
Dalam islam penggunaan sumber daya yang paling efisien diartikan
dengan maqashid. Setiap perekonomian dianggap telah mencapai efisiensi yang
optimum bila telah menggunakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
materi yang terbatas sehingga kualitas barang dan jasa maksimum dapat
memuaskan kebutuhan
e) Intervensi Negara
Al Mawardi telah mengatakan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan
yang efektif sangat dibutuhkan untuk mencegah kedzaliman dan pelanggaran.
Nizam al Mulk menyebutkan bahwa tugas dan tanggung jawab negara atau
penguasa adalah menjamin keadilan.dan menjalankan segala sesuatu yang penting
untuk meraih kemakmuran masyarakat luas.

2) Lima tindakan kebijakan


Ada lima tindakan kebijakan yang diajukan bagi pembangunan yang disertai
dengan keadilan dan stabilitas, yaitu :
a) Memberikan kenyamanan kepada faktor manusia .
b) Mereduksi konsentrasi kekayaan.
c) Melakukan restrukturisasi ekonomi
d) Melakukan restrukturisasi keuangan.
e) Mencana kebijakan strategis.
Di antara tindakan-tindakan kebijakan ini mungkin sudah sangat akrab bagi
mereka yang sudah bergelut dalam literatur pembangunan. Akan tetapi, yang lebih
penting adalah injeksi dimensi moral ke dalam parameter pembangunan. Tanpa

9|Page
sebuah integrasi moral, tidak mungkin dapat diwujudkan adanya efisiensi atau
pemerataan seperti yang sudah didefinisikan diatas.

3) Keuangan Publik
a) Zakat
Zakat merupakan kewajiban religius bagi seorang muslim sebagaimana
shalat, puasa dan naik haji, yang harus dikeluarkan sebagai proporsi tertentu
terhadap kekayaan atau output bersihnya. Hasil zakat ini tidak bias dibelanjakan
oleh pemerintah sekehendak hatinya sendiri. Namun demikian, pemerintahan
islam harus tetap menjaga dan memainkan peranan penting dalam memberikan
kepastian dijalankannya nilai-nilai islam.
Agar zakat memainkan peranannya secara berarti, sejumlah ilmuan
menyarankan bahwa zakat ini seharusnya menjadi suplemen pendapatan yang
permanen hanya bagi orang-orang yang tidak mampu menghasilkan pendapatan
yang cukup melalui usaha-usahanya sendiri. Untuk kepentingan lainnya, zakat
dipergunakan hanya untuk menyediakan pelatihan dan modal unggulan baik
secara kredit yang bebas bunga ataupun sebagai bantuan untuk membuat mereka
mampu membentuk usaha-usaha kecil sehingga dapat berusaha mandiri

b) Pajak
Pemberlakuan pajak harus adil dan selaras dengan semangat islam.
Sistem pajak yang adil harus memenuhi 3 kriteria, yaitu :
a) Pajak harus dipungut untuk membiayai hal-hal yang benar-benar
dianggap perlu dan untuk kepentingan mewujudkan maqashid.
b) 2. Beban pajak tidak boleh terlalu memberatkan dibandingkan dengan
kemampuan orang yang memikulnya.
c) 3. hasil pajak harus dibelanjakan secara hati-hati sesuai dengan tujuan
awal dari pengumpulan pajak tersebut.

4) Prinsip-Prinsip Pengeluaran
Ada enam prinsip umum untuk membantu memberikan dasar yang rasional
dan konsisten mengenai belanja publik, yaitu :
a) Kriteria utama untuk semua alokasi pengeluaran adalah untuk
kemaslahatan masyarakat.
10 | P a g e
b) Penghapusan kesulitan hidup dan penderitaan harus diutamakan dari pada
penyediaan rasa tentram.
c) kepentingan mayoritas yang lebih besar harus didahulukan dari pada
kepentingan minoritas yang lebih sedikit.
d) Pengorbanan individu dapat dilakukan untuk menyelamatkan
pengorbanan atau kerugian publik.
e) Siapapun yang menerima manfaat harus menanggung biayanya.
f) Sesuatu dimana tanpa sesuatu tersebut kewajiban tidak dapat terpenuhi,
maka sesuatu itu hukumnya wajib.

BAB III
A. Kesimpulan
Umar Chapra adalah seorang pemikir ekonomi islam abad modern. Beliau
sangat berperan dalam perkembangan ekonomi islam. ide ide cemerlangnya banyak
tertuang dalam karangan-karangannya.
Dalam buku karangannya yang berjudul Towards a Just Monetary
System 'Sistem Moneter Islam', Umer Chapra membahas sistem moneter Islam. Di
dalamnya Umer Chapra menentang beberapa praktik yang bertentangan dengan Islam.
Riba dalam buku ini ditentang secara langsung dengan menanmbahkan keberatan-
keberatan yang dijadikan alasan dalam penentangan praktik riba.
Dalam bukunya yang lain yang berjudul Islam dan Tantangan Ekonomi, Umer
Chapram membahas Sistem Ekonomi Barat; Sosialisme, Kapitalisme dan gabungan
keduanya. Dalam bukunya dia menerangkan beberapa kegagalan sistem tersebut dan
kisi-kisi yang harus dilakukan Islam dalam menanggapi sistem tersebut.
Umar Chapra mendefenisikan ekonomi islam sebagai suatu cabang
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu
alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqasid,
tampa mengekang kebebasan individu,menciptakan ketidakseimbangan makro
ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan
social serta jaringan moral masyarakat.
Ekonomi islam di tetapkan bertujuan untuk memelihara kemaslahatan umat
manusia,kemaslahatan hidup tersebut berkembang dan dinamis mengikuti
perkembangan dan dinamika hidup umat manusia, formulasi ekonomi yang tersurat di
11 | P a g e
dalam al-qur’an dan al-hadist,tidak mengatur seluruh persoalan hidup umat manusia
yang berkembang tersebut secara eksplisit.
Tanpa sebuah integrasi moral, tidak mungkin dapat diwujudkan adanya
efisiensi atau pemerataan seperti yang sudah didefinisikan diatas.

B. Penutup
Setelah semua pembahasan di atas, dapat dilihat bagaimana luasnya penguasaan
Muhammad Umer Chapra mengenai ekonomi Islam dan ia tidak malu-malu untuk
menunjukkan identitas keislamannya tersebut, khususnya yang berkaitan dengan masalah
ekonomi.

Daftar Pustaka
Chapra, Muhammad Umar, Islam dan Tantangan Ekonomi, Terj. Ikhwan Abidin Basri.
Jakarta: Gema Insani Press, 2000
Islam dan Pembangunan Ekonomi, terj. Ikhwan Abidin Basri. Jakarta: Gema Insani Press,
2005
Malik, Abdul. “Humanisme dalam Pemikiran Ekonomi Islam (Telaah Pemikiran Muhammad
Umer Chapra)”. Tesis, Program Pascasajana UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2004
Muhammad. Manajemen Bank Syari'ah.Yogyakarta: AMP YKPN, 2005.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai