Lamsina Harahap
lamsinaharahap1527@gmail.com
Abstrak
Ekonomi Islam adalah perekonomian yang berbasis pada ketuhanan. Itu Sistem dimulai dari
Tuhan, tujuan akhir, dan penggunaan sarana tidak bisa dipisahkan dari syariah. Selain sebagai dasar
ketuhanan, sistem ekonomi Islam juga bercirikan oleh kemanusiaan. Karena ide kemanusiaan pun
muncul dari Tuhan. Pentingnya membangun ekonomi Islam berdasarkan pemikiran, ada dua
argumen, pertama, argumen teologis. Kedua, argumentasi filosofis empiris dan faktual.
Abstrak
Islamic economics is based economy to a deity. The system starts from God, intended end, and
use the means cannot be separated from the shari'ah. In addition to the basis of the deity, the Islamic
economic system is also characterized by humanity. Because of the humanitarian idea also comes from
the Lord. The importance of establishing Islamic economic thought based, two arguments, first, the
theological argument. Second, empirical philosophical arguments and factual.
yang diperoleh dari penelitian ini bukan dan menata secara sistematis catatan hasil
memiliki ciri-ciri yang sama, dengan tentang kasus yang diteliti, dan
secara purposive, analisis data secara upaya mencari makna atau meaning
idiografik, aplikasi tentatif, dan ikatan filsafat adalah philosophia, yang berarti
dengan prinsip dan sebab dari sesuatu melakukan sesuatu. Suatu sistem sering
disebut sebagai proses. sistem juga Al-Quran Surat al-Baqarah ayat
Mengidentifikasi apa yang bisa dan tidak 188 disebutkan Seharusnya tidak ada
bisa dilakukan. Ekonomi Islam adalah ilegalitas / kesombongan dalam interaksi
ilmu sosial yang mempelajari masalah keuangan. “Dan janganlah kamu makan
ekonomi umat yang diilhami oleh nilai- harta di antara kamu dengan jalan yang batil,
nilai Islam. Sistem ekonomi Islam adalah dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta
sistem ekonomi yang mandiri, yaitu Islam itu kepada para hakim, dengan maksud agar
mempromosikan koeksistensi dan kamu dapat memakan sebagian harta orang
membantu kehidupan bagian penting dari lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu
kehidupan sosial individu. Individu mengetahui.”
saling membutuhkan dan melengkapi
Landasan Filsafat Ekonomi Syariah
satu sama lain dalam suatu sistem tatanan
sosial karena Seseorang adalah individu Filsafat ilmu secara umum dapat
dan entitas kolektif. Ekonomi Islam dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai
adalah cara hidup benar-benar mandiri disiplin ilmu dan sebagai sebagai dasar
secara fisik dan mental. Islam sendiri filsafat dari proses ilmiah. filsafat ilmu
Orang yang selalu mengupayakan tatanan filsafat yang mempelajari subjek tertentu,
menyeluruh berdasarkan konsep ḣabl min kualitas dan ciri tertentu yang mirip
Allah wahabl min an-nas, mengacu pada dengan filsafat pada umumnya. Pada saat
Tuhan, manusia dan hubungan antara yang sama, teori ilmiah, sebagai landasan
dan kebutuhan manusia. Kegiatan pada konsep triangle, yaitu filsafat Tuhan,
keuangan, berlangsung dalam apa yang Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada
disebut Ulama dengan Mu'amalah manusia Tuhan, alam dan orang lain.
keuangan tidak menyimpang dari aturan usaha untuk mencapai sesuatu, dan
syariah. Ketika moral dibangun Kegiatan pemeliharaan lima kebutuhan dasar, yaitu
keuangan untuk selalu bertindak dan agama (hifẓ ad-din), jiwa (hifẓ an-nafs),
berperilaku sesuai dengan moral dan etika Akal (hifẓ al-'aql), keturunan (hifẓ an-nasl)
Islam. Prinsip-prinsip ekonomi Islam dan kekayaan (hifẓ al-mal). Maṣlahah
tercermin dalam prinsip-prinsip dasar sebagai model pendekatan ijtihad bersifat
tersebut, antara lain: praktis solusi mendesak untuk berbagai
masalah dan perkembangan ekonomi
Islam. Maṣlahah adalah tujuan yang dengan pernyataan tersebut, Sayyid
memenuhi syariah. Maṣlahah adalah inti Quthub menyatakan bahwa asas-asasnya
dari politik syariah dalam merespon Kesetaraan adalah kodrat manusia yang
dinamika sosial, politik dan ekonomi. pantas didapatkan setiap manusia.
Maṣlahah 'ammah (kebaikan bersama)
4) Akhlak
adalah dasar Muamalah, yaitu keutamaan
yang dirumuskan secara syar'i, tidak Akhlak atau budi pekerti
hanya profit-oriented dan profitabilitas merupakan salah satu pokok ajaran Islam.
material ekonomi tradisional. Ada banyak akhlak yang baik dalam Al-
Quran seperti ihsan, menjaga iman, sabar,
3) Adil
jujur, rendah hati, tolong-menolong,
Prinsip keadilan merupakan pilar kasihan, malu, ridha dan dll. Karena
penting dalam implementasi ekonomi ekonomi Islam adalah bagian dari ibadah
Islam. Al-Qur'an menekankan keadilan Muamalah, jadi semua orang Kegiatan
sebagai tugas utama para nabi yang harus berdasarkan norma dan etika Islam.
diutus Tuhan Tujuannya adalah keadilan Salah satu moralitas Muamalah adalah
sosial ekonomi dan pemerataan perintah untuk jujur dan amanah saat
pendapatan atau Kesejahteraan dianggap berjualan. Seperti Turmuzi meriwayatkan
sebagai bagian integral dari filsafat moral dari Hadits. “Abu Sa’id ra Nabi
Islam. Hak berasal dari akar kata dasar, Muhammad SAW bersabda: “Seorang
diserap dari kata Arab (adl). Tentang pengusaha yang jujur dan amanah, (akan
makna Pertama, kata (adl) berarti berkumpul di masa depan) dengan para
membuat undang-undang dengan benar. nabi, Shiddiqin dan Syuhada”. (HR.
Jadi orang yang 'adl adalah orang yang Turmudzi).
berjalan lurus dan selalu menggunakan
Epistimologi Ekonomi Syariah
jurusnya pada tingkat yang sama, tidak
ada standar ganda. Al-Baidhawi Epistemologi pada dasarnya
mengungkapkan bahwa kata «adl» berarti berfokus pada filosofi pengetahuan terkait
ditentukan dalam ayat ini diketahui oleh pengetahuan ini (validitas). Disiplin
para ahli Bahasa Arab, dan tidak berarti ekonomi Islam jelas memiliki landasan
apa yang aman Dalam kepercayaan Sesuai ekonomi Islam berarti mengkaji asal-usul
(sumber) ekonomi Islam, metodologi dan ekonomi menggunakan pemikiran
validitas keilmuannya. Ada beberapa kuantitatif. Ubah dan Konsistensi dalam
perbedaan antara epistemologi Islam sistem produksi dan distribusi barang dan
dengan epistemologi pada umumnya. layanan kemudian digunakan sebagai
Pada garis besarnya, perbedaan itu teori umum yang dapat menanggapi
terletak pada masalah yang bersangkutan berbagai masalah keuangan.
dengan sumber pengetahuan dalam Islam,
Sebagai contoh, Anda bisa ditinjau
yakni wahyu dan ilham. Sedangkan
dari teori permintaan (demand) ekonomi
masalah kebenaran epistemologi pada
adalah: “Jika permintaan akan produk
umumnya menganggap kebenaran hanya
tersebut meningkat, maka Harga barang-
berpusat pada manusia sebagai makhluk
barang tersebut otomatis akan naik. Teori
mandiri yang menentukan kebenaran.
Ini dikumpulkan dari pengalaman dan
Epistemologi Islam didasarkan fakta industry Ekonom belajar terus
pada Islam sebagai pokok bahasan untuk menerus. Dari pekerjaan tersebut,
membahas filsafat ilmu, maka dari pada penemuan teori ekonomi dikelompokkan
itu Epistemologi Islam berfokus pada berdasarkan konteks penemuanya.
Allah dalam artian Allah sebagai sumber
Secara pragmatis, dapat dikatakan
ilmu dan sumber segala kebenaran. Di sisi
bahwa ekonomi orientasinya lebih
lain, epistemologi Islam juga
materialistis sedangkan fiqh mu'amalat
menempatkan manusia sebagai pusat
lebih terfokus pada masalah regulasi.
sampai batas tertentu Manusia sebagai
Atau dengan kata lain, Ekonomi
agen pencari informasi (kebenaran). di
mempelajari teknik dan metode,
sini Orang bertindak sebagai subjek
sedangkan ilmu hukum mu'amalat
pencari kebenaran. Manusia sebagai
menentukan apakah status hukum
khalifah Allah berusaha untuk
diperbolehkan atau tidak. Selain masalah
mendapatkan ilmu sekaligus membeli
epistemologis filsafat ilmu Seperti
interpretasi.
disebutkan di atas, ekonomi Islam juga
Dari segi epistemologi Diketahui menghadapi tantangan yang cukup sulit
bahwa ekonomi diperoleh dengan dibandingkan dengan ekonomi
observasi (empirisme) untuk memenuhi konvensional. itu terjadi sekarang
gejala sosial masyarakat kebutuhan diberikan dasar ekonomi untuk
hidupnya Pengamatan Selanjutnya pembangunan di negara-negara Barat
digeneralisasikan dengan titik awal kebebasan kontrak individu tidak saling
tertentu kesimpulan umum. Pada titik ini merugikan. konsep ekonomi Versi Barat
tradisional harus didefinisikan ulang agar yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun
sesuai sesuai dengan tuntutan syariat 2008 tentang Perbankan Syariah.
Islam.
Perkembangan ekonomi syariah di
Perkembangan Ekonomi Syariah Indonesia juga tidak terlepas dari
beberapa faktor pendorong Sederhananya,
Perkembangan ekonomi Islam di
faktor-faktor ini dibagi menjadi faktor
Indonesia merupakan efek dari
eksternal dan internal. Faktor eksternal
perkembangannya Bank Islam di negara-
adalah penyebab yang berasal dari luar
negara Islam. Pada awal 1980-an diskusi
negeri, berupa perkembangan ekonomi
dimulai tentang perbankan Islam sebagai
syariah di negara lain. Kesadaran ini
pilar ekonomi Islam. Tokoh Karnaen A.
kemudian “menyebar” ke negara lain,
Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo,
akhirnya sampai ke Indonesia. Padahal
A.M. Saefuddin, M. Amien Aziz dan
faktor internalnya adalah Indonesia akan
lainnya. Beberapa percobaan dilakukan
menjadi negara dengan penduduk
dalam skala yang relatif terbatas.
muslim terbesar di dunia. Fakta ini
Diantaranya adalah Baitul Tamwil-
menimbulkan kesadaran sebagian peneliti
Salman, Bandung yang pertumbuhannya
dan pelaku ekonomi tentang perlunya
mengesankan. Di Jakarta, didirikan
perekonomian yang berdasarkan nilai-
lembaga serupa berbentuk koperasi, yakni
nilai Islam dan dikelola oleh masyarakat
Koperasi Ridho Gusti.
muslim di Indonesia.
Perkembangan perbankan syariah
Dengan sistem bagi hasil yang
pada masa reformasi dibentuk oleh
diperkenalkan bank, tidak bertentangan
penerimaannya UU No. 10 Tahun 1998.
dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dan
UU ini mengatur secara rinci Dasar
bank syariah juga berdasarkan prinsip
hukum dan jenis usaha yang dapat
bagi hasil dan kerugian (profit and loss
dikelola dan dijalankan oleh bank syariah.
sharing). Dimana bank syariah tidak
Undang-undang juga mengarahkan bank
membebankan bunga tetapi mengajak
tradisional untuk membuka cabang
partisipasi dalam bidang usaha yang akan
syariah atau bahkan mengkonversi ke
dibiayai. Deposan juga menerima bagian
bank syariah. Namun dengan
dari keuntungan bank sesuai dengan rasio
perkembangan perbankan syariah yang
yang telah ditentukan.
semakin pesat, maka harus diatur dengan
undang-undang. Undang-undang Dengan demikian, di satu sisi
dimaksud telah disahkan dan diterbitkan terdapat kemitraan antara bank syariah
dan deposan, dan di sisi lain, antara bank
dan klien investasi yang mengelola riil karena sektor riillah yang perlu
sumber pembiayaan deposan di berbagai dibiayai. Karena kalau tidak, tidak ada
perusahaan produksi. Dengan demikian, perbankan Ada yang membutuhkan
organisasi kemasyarakatan di bidang (dana), pungkasnya.
ekonomi Islam adalah Masyarakat
Pengaruh Filsafat dalam Ilmu Ekonomi
Ekonomi Islam (MES) tahun 2015 kemarin
diperkirakan ekonomi syariah membaik. Bagaimana ilmu ekonomi sangat
masalah ini disesuaikan dengan prakiraan dipengaruhi oleh filsafat? dimulai dengan
ekonomi syariah, seperti perbankan Ilmu ini muncul karena adanya masalah
syariah diperkirakan mencapai pangsa dengan sumber daya yang terbatas. Maka
pasar 5-6 persen. Industri asuransi syariah dalam praktiknya perlu diatur dalam
Indonesia yang kini menempati urutan mengolah sumber daya yang terbatas tadi
keempat dunia tumbuh 20% kemarin di agar mampu mencukupi semua orang.
Pada tahun 2018, menurut berita dalam pasal 33 UUD 1945 ayat 1 sampai 5,
kompas.com pada 25 Juli 2019, Bambang secara jelas menjabarkan sumber daya
Menteri PPN menambahkan, situasi yang terbatas tadi diatur oleh pemerintah
ekonomi syariah Indonesia sedang terjadi melalui Badan Usaha Milik Negara
persentase, kita jauh di bawah itu, tambah pasar akan tetapi tetap dibatasi oleh
perbankan dan sektor riil syariah belum Selain itu tenaga kerja juga menjadi salah
terkoneksi dengan baik saat ini. Hal ini satu faktor input bagi perusahaan yang
dasar yang memadai tentang ilmu, baik sosialisme. Ekonomi Islam adalah cara
ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya hidup benar-benar mandiri secara fisik
para ilmuwan memiliki landasan yang dan mental. Oleh karena itu, ekonomi
kuat. Menyadarkan para ilmuwan agar syariah memiliki status khusus karena
tidak terjebak ke dalam pola pikir statis, Islam percaya bahwa stabilitas
kenyataan yang ada. Yang mana setiap Manusia Kedua aspek ini digabungkan
aktivitas keilmuan tidak bias dilepaskan menjadi satu mode operasi dan
dicapai berarti bahwa filsafat ilmu benar- menyatukan kedua paradigma tersebut.
peningkatan pada para ilmuwan ekonomi. tidak mencemari syariah dan moralitas.
Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu Selain masalah epistemologis filsafat ilmu
para ilmuwan ekonomi akan menyadari Seperti disebutkan di atas, ekonomi Islam
keterbatasan dirinya sendiri dan tidak juga menghadapi tantangan yang cukup
intelektual. Selain itu hal yang tak kalah konvensional. itu terjadi sekarang
diberikan dasar ekonomi untuk Ekonomi Islam. HUMAN FALAH:
pembangunan di negara-negara Barat Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam,
kebebasan kontrak individu tidak saling 2(2), 83-101.
merugikan. Perkembangan ekonomi
Muhit, M., Darsono, M. M., & Syarif, N.
syariah di Indonesia juga tidak terlepas
(2023). Interkoneksi Nilai Filsafat
dari beberapa faktor pendorong
Syariah Dan Filsafat Ekonomi
Sederhananya, faktor-faktor ini dibagi
Syariah. Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi
menjadi faktor eksternal dan internal.
dan Bisnis Islam, 6(001), 35-88
Faktor eksternal adalah penyebab yang
berasal dari luar negeri, berupa Rafsanjani, H. (2016). Etika Produksi
Indonesia. Padahal faktor internalnya Satar, M., & Kadir, A. (2022). Elaborasi
adalah Indonesia akan menjadi negara Ekonomi Islam Dalam Kerangka
dengan penduduk muslim terbesar di Filsafat. JUPE: Jurnal Pendidikan
dunia. Fakta ini menyadarkan sebagian Mandala, 7(2).
peneliti dan pelaku ekonomi akan
Takhim, M., & Purwanto, H. (2018).
perlunya perekonomian yang berdasarkan
Filsafat Ilmu Ekonomi Islam. Syariati:
nilai-nilai Islam dan dikelola oleh
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum,
masyarakat muslim di Indonesia.
4(01), 105-114
DAFTAR PUSTAKA
Zaini, A. A., & Zawawi, A. (2019).
Ghozali, M., & Sari, T. T. (2018). Ekonomi Islam Dalam Konsep
Paradigma Filsafat Ekonomi Syariah Ontologi, Epistemologi Dan
Sebagai Suatu Solusi Kehidupan Aksiologi. Ummul Qura: Jurnal
Manusia. DIKTUM: Jurnal Syariah Dan Institut Pesantren Sunan Drajat
Hukum, 16(2), 135- 146. (INSUD) Lamongan, 14(2), 4