Anda di halaman 1dari 11

IBNU MISKAWAIH

IBNU MISKAWAIH

MENGENAL BAPAK KARYA-KARYA


IBNU MISKAWAIH ETIKA ISLAM IBNU MISKAWAIH

FILSAFAT

TINGKATAN JIWA
MENURUT
IBNU MISKAWAIH

UNSUR-UNSUR ETIKA
IBNU MISKAWAIH

PENDIDIKAN AKHLAQ
BAGI ANAK-ANAK

FILSAFAT POLITIK
1. Mengenal ibnu miskawaih

 Nama lengkap: Abu Ali Al Khazin bin Ya’qub bin


Maskawaih.
 Lahir di Ray (Teheran) pada tahun 325 H dan
meninggal pada 9 Shafar 421 H.
 Ibnu Miskawaih dikenal sbg ahli sejarah, filosof,
dokter, ilmuwan, sastrawan tapi ia menitikberatkan
perhatiannya pada ETIKA ISLAM
 Ibnu Miskawaih: BAPAK ETIKA ISLAM krn ia
adalah filosof Islam yg mula-mula secara lengkap
mengemukakan teori-teori etika dan menulis buku
khusus tentang etika.
2. Bapak etika islam

 Latar belakang ketertarikan Ibnu Miskawaih


dlm bidang etika Islam adl kemerosotan
moral yg melanda masyarakat pd waktu itu.
 Ibnu Miskawaih dikenal sbg GURU III (Al
Mu’allim Ats-Tsalats) stlh Al Farabi sbg Guru
II dan Aristoteles sbg Guru I.
 Teori Etika Ibnu Miskawaih terinci dlm kitab
Tahdzib Al Akhlaq Wa That-Hir Al A’raq
(Pendidikan Budi dan Pembersihan Watak).
Kitab Tahdzib dibagi menjadi 7 makalah.
3. karya-karya ibnu miskawaih
1. Al Fauz Al Ashghar  Ketuhanan, jiwa, dan kenabian
(Metafisika)
2. Al Fauz Al Akbar  etika
3. Thaharat An Nafs  etika
4. Tahdzib Al Akhlaq Wa That-hir Al A’raq  etika
5. Tartib As-Sa’adat  etika dan politik terutama mengenai
pemerintahan Bani Abbas dan Bani Buwaih
6. Tajarib Al Umam  sejarah
7. Al Jami’  ketabiban
8. Al Adwiyah  obat-obatan
9. Al Asyribah  minuman
10. Al Mustaufi  berisi kumpulan syair2 pilihan
11. Jawizan Khard (Akal Abadi)  membicarakan pemerintahan
dan hukum yg berlaku di Arab, Persi, India, dan Romawi
12. Maqalat An Nafsi wal Aqli  jiwa dan akal
4. Filsafat ibnu miskawaih
 Ibnu Miskawaih membedakan antara pengertian HIKMAH
(kebijaksanaaan/wisdom) dan FALSAFAH
 HIKMAH: keutamaan jiwa yg cerdas (aqilah) yang mampu
membeda-bedakan (mumayyiz)
 FALSAFAH:

a. Bagian Teoritis: mrp kesempurnaan mns yg mengisi potensinya


untuk mengetahui segala sesuatu Al Quwwah Al A’limah
b. Bagian Praktis: mrp kesempurnaan mns yg mengisi potensinya
untuk dpt melakukan perbuatan2 moral  Al Quwwah Al A’millah
 Akhir kesempurnaan moral: dpt mengatur hubungan antara
sesama mns shg tercipta kebahagiaan hidup bersama. Jika mns
berhasil memiliki 2 bagian filsafat (teoritis dan praktis), maka ia
telah memperoleh kebahagiaan sempurna.
5. Tingkatan jiwa menurut ibnu
miskawaih
a. An Nafs Al Bahimiyah (nafsu kebinatangan)
yang buruk  mempunyai sifat pengecut,
pongah, sombong, olok2, penipu dan hina
dina
b. An Nafs As Sabu’iyah (nafsu binatang buas)
yang sedang
c. An Nafs An Nathiqah (jiwa yang cerdas)
yang baik  mempunyai sifat adil, harga
diri, berani, pemurah, benar dan cinta
6. unsur-unsur etika
ibnu miskawaih
FILSAFAT
YUNANI
ARISTOTELE PLAT
S O

AJARAN TEORI
TEORIETIKA
ETIKA PERADABAN
SYARIAT ISLAM IBNU
IBNUMISKAWAIH
MISKAWAIH PERSI

GALENUS PENGALAMAN
PRIBADI
7. PENDIDIKAN AKHLAQ BAGI ANAK-ANAK
MENURUT IBNU MISKAWAIH
 Kejiwaan anak2 adalah mata rantai jiwa binatang
dan jiwa manusia berakal
 Perkembangan jiwa anak:
1.tanpa ukiran
2.kekuatan perasaan nikmat dan sakit
3.kekuatan syahwat (nafsu kebinatangan)
4.kekuatan sabu’iyah/ghadabiyah
5.kekuatan berpikir/jiwa cerdas (ditandai rasa malu)
 pd tahap ini anak2 dpt merasakan mana yg
baik/buruk  pendidikan keutamaan dimulai!!
8. Filsafat politik
ibnu miskawaih
 Penjaga tegaknya syariat adl imam yg
kekuasaannya spt raja.
 Penguasa yg berpaling dari agama disebut
mutaghallib (penjajah)  tdk berhak disebut
raja
 Raja bertindak sbg pengawal aturan2 Tuhan
agar masyarakat tetap berpegang teguh kpd
ajaran2 agama.
 Agama dan negara tidak dapat dipisahkan.
 Raja yg berkuasa untuk menjaga tegaknya
agama harus selalu waspada.
 Raja yg melampaui batas2 kewenangan
tugasnya akan mengakibatkan kelemahan
dan kerusakan  agama goyah  tujuan
mulia syariat tidak tercapai  harus diadakan
perubahan pimpinan!!!
 Miskawaih juga memperingatkan raja2 yg
merupakan golongan “manusia yg paling
sengsara dunia dan akhirat” spt yang
disebutkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddieq dlm
pidato penobatan beliau sbg khalifah.

Anda mungkin juga menyukai