Anda di halaman 1dari 8

A.

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Pengantar Bisnis


Penulis : M. Fuad, Christine H., Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2000
Tebal Buku : 267 Halaman
Jumlah BAB : X

B. RINGKASAN BUKU

BAB I
BISNIS DAN ILMU EKONOMI PERUSAHAAN

1.1. BERBISNIS DALAM ERA GLOBALISASI


Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini
didorong kearah keadaan. yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar
sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai fenomena, antara
lain:
1. Kekuasaan saat ini sudah beralih ke tangan konsumen.
2. Skala produksi yang besar tidak lagi merupakan keharusan.
3. Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
4. Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
5. Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
6. Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.

1.2. ILMU EKONOMI PERUSAHAAN


Ilmu ekonomi perusahaan adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus
mempelajari masalah- masalah dalam ekonomi rumah tangga perusahaan. Dalam ilmu
ekonomi perusahaan diulas kaitan antara perusahaan dengan ilmu ekonomi serta
bagaimana pelaku bisnis memanfaatkan perilaku manusia dan prinsip ekonomi yang
diulas dalam ilmu ekonomi untuk menentukan bisnis yang akan dijalankannya.

1.3. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM AKTIVITAS EKONOMI


Kapasitas barang dan jasa yang dihasilkan dengan dukungan sejumlah faktor
produksi tersebut sangat tergantung pada cara-cara yang dipergunakan dalam
produksi. Umpamanya, seorang petani yang hanya menggunakan cangkul untuk
mengerjakan sawahnya tentu akan nendapatkan hasil kerja lebih kecil daripada petani
yang mempergunakan bajak yang ditarik traktor (tanah yang digarap diasumsikan
cukup luas sehingga penggunaan traktor dimungkinkan). Dengan demikian dapat
disimpulkan, aktivitas ekonomi memerlukan tiga unsur, yaitu:
1. Keinginan manusia
2. Faktor-faktor produksi
3. Cara-cara berproduksi (techniques of production)

1.4. TEMPAT KEDUDUKAN DAN LETAK PERUSAHAAN


Tempat dan letak perusahaan merupakan salah satu faktor pendukung penting
yang dapat menjamin. tercapainya tujuan perusahaan. Ketepatan pemilihan letak dan
tempat perusahaan akan memberikan bantuan yang sangat berharga, baik dalam
kaitannya dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan maupun dalam kaitannya
dengan efisiensi biaya produksi. Dengan demikian, telak dan tempat kedudukan
perusahaan harus diputuskan dengan hati-hati atas dasar fakta yang lengkap, ditinjau
dari aspek ekonomi maupun aspek teknis. Disamping pertimbangan terhadap
kebutuhan perusahaan harus pula mempertimbangkan fleksibilitasnya terhadap
kemungkinan rencana di masa depan dalam hal perluasan pabrik, diversifikasi
produksi, daerah pemasaran hasil produksi, perubahan dan perluasan bahan baku, dan
sebagainya.

1.5. PERUSAHAAN DAN LEMBAGA SOSIAL


Dalam pendekatan ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan
perusahaan adalah: perusahaan akan melakukan kegiatan produksinya hingga mecapai
tingkat keuntungan maksimum. Berdasarkan pemisalan ini dapat ditunjukan, pada
tingkat kapasitas produksi bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan
usahanya. Di sisi lain perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang
menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. Unit kegiatan seperti ini sering disebut
sebagai lembaga sosial seperti halnya lembaga sosial lainnya, misalkan kehidupan
keluarga, RT, Yayasan sosial, Koperasi, dan sebagainya.

BAB II
KEWIRASWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL

2.1. KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA, WIRASWASTAWAN


Kewiraswastaan (entrepreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang
untuk berisiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan
usaha, untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya
yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan
kompensasi dalam bentuk keuntungan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau
perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu
(wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja, minimal
bagi si pemilik modal itu, kita sebut wiraswasta.

2.2. PERUSAHAAN KECIL DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN


Perusahaan kecil memegang peran penting dalam komunitasnya perusahaan
swasta. Pengalaman di beberapa negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan
sebagainya) menunjukan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi
yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan
lain sebagainya. Sering kali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang
merupakan terobosan penting dalam kondisi perekonomian yang tidak
menguntungkan. Perusahan- perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General
Electric, IBM, PT ASTRA International, dan lain- lain, pada mulanya dimulai dari
kecil. Dengan klat-kiat tertentu dari pelaku-pelaku bisnisnya, perusahaan kecil dapat
berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.

2.3. PERKEMBANGAN FRANCHISING DI INDONESIA


Pengembangan usaha menggunakan sistem Waralaba dapat mendorong
berkembangnya spesialisasi dan modernisasi usaha tradisional, menumbuhkan
kreativitas dalam mengembangkan inovasi berusaha, hingga pada gilirannya akan
membuka akses pasar yang lebih luas bagi produksi barang dan jasa Indonesia, dan
dapat meningkatkan efisiensi usaha, distribusi, serta nilai tambah dalam aktivitas
produksi nasional.

Franchise yang berkembang di Indonesia, baik franchise local maupun asing, dapat
diberikan contoh sebagai berikut:
Franchise lokal, misalnya:
1. Fast food
2. Restaurant/cafe/bar
3. Pizza/es krim/donut/cakes

Franchise asing, misalnya:


1. Fast food
2. Restaurant/cafe/bar
3. Pizza/es krim/yogurt/donut
4. Soft drink

BAB III
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

3.1. BENTUK YURIDIS PERUSAHAAN


Beberapa bentuk usaha yang dikenal di Indonesia adalah perusahaan
perseorangan, firma, perseroan. komanditer, perseroan terbatas, perusahaan negara,
dan koperasi. Masing-masing bentuk usaha tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri
dengan kelemahan serta kelebihannya masing-masing.
Pemilihan bentuk badan usaha harus disesuaikan dengan modal yang tersedia.
Misalnya perusahaan. perorangan pada umumnya memiliki kegiatan berskala kecil
sampai menengah, sehingga perusahaan jenis ini kurang mendapat kepercayaan dari
penyedia modal. Sebagai akibatnya, kemungkinan untuk memperoleh dana juga
terbatas. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan yang memiliki modal besar biasanya
mempunyai pilihan dan penggunaan dana yang tepat. Jadi, setelah kita mengetahui
kelemahan dan kelebihan serta seluk-beluk dari berbagai bentuk badan usaha tersebut,
dapat dipilih bentuk badan usaha yang tepat dah sesuai apabila kita ingin membentuk
suatu kegiatan usaha.
3.1.1. Perusahaan Perseorangan
Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan
perseorangan adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang. Di sati
sisi pengelola perusahaan memperoleh semua keuntungan perusahaan, di sisi lain la
juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan,

3.1.2. Firma
Firma adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan
menggunakan nama bersama atau satu nama digunakan bersama. Dalam firma semua
anggota bertanggung jawab sepenuhnya, baik sendiri sendiri maupun bersama
terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami
kerugian akan ditanggung bersama, kalau perlu dengan seluruh kekayaan pribadi
mereka.
3.1.3. Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap)
Perseroan kormanditer dapat dianggap sebagai perluasan bentuk badan usaha
perseorangan. Perseroan komanditer adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa
orang (sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk dipakai dalam
persekutuan. Para anggota persekutuan menyerahkan uangnya sebagai modal
perseorangan dengan jumlah yang tidak perlu sama sebagai tanda keikutsertaan di
dalam persekutuan.

3.1.4. Perseroan Terbatas (PT/NV atau Naamloze Vennotschap).


Perseroan terbatas adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, serta
kewajiban sendiri, yang terpisah dari kekayaan, hak, serta kewajiban para pendiri
maupun para pemilik. Berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya, Perseroan
Terbatas mempunyai kelangsungan hidup yang panjang, karena
perseroan ini akan tetap berjalan meskipun pendiri atau pemiliknya meninggal dunia.

3.1.5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara adalah semua perusahaan dalan bentuk apapun dan
bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya
merupakan kekayaan negara, kecuali jika ditentukan. lain berdasarkan undang-
undang.

3.1.6. Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992, Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang
beranggotakan orang- orang badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya
pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas azas kekeluargaan.

3.2. LEMBAGA KEUANGAN


Lembaga Keuangan adalah semua badan yang, melalui kegiatannya di bidan
keuangan, menarik dana. dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat.
Lembaga keuangan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
1) Lembaga Keuangan yang disebut Bank dan,
2) Lembaga Keuangan Bukan Bank

BAB 4
METODE PENILAIAN CAPITAL BUDGETING

A. Metode Net Present Value (NPV)


Menurut metode Net Present Value (NPV), seluruh aliran kas bersih di--present
value-kan atas dasar. faktor diskonto (Discount Factors DF). Hasilnya dibandingkan
dengan initial investment atau incremental outlay. Selisih antara keduanya merupakan
NPV. DF yang umum mem--present value-kan aliran kas bersih adalah Cost of
Capital (COC) perusahaan atau Rate of Return (ROR) yang dikehendaki perusahaan.
Apabila NCF pada masa mendatang mutlak terjamin, maka DF adalah sama
sebagai tingkat bunga atas surat berharga yang aman seperti Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Apabila NCF pada masa mendatang tidak pasti, maka NCF yang diharapkan
harus didikontokan menurut tingkat pendapatan yang ditawarkan oleh jenis surat
berharga yang mengandung risiko yang sama besar.
Jika penghitungan NPV menggunakan tabel bunga dan NCF setiap tahun sama,
modelnya sebagal berikut:
Kriteria pengambilan keputusan apakah usul proyek investasi diterima atau ditolak
adalah:
1. Jika NPV positif atau sama dengan nol, menunjukan bahwa PVNCF dan
PVTCF dapat menutup NIA. Dengan demikian usul proyek investasi diterima.
2. Jika NPV negatif, menunjukan bahwa PVNCF dan PVTCF belum cukup
untuk menutup NIA. Dengan demikian usul proyek investasi ditolak.
3. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat mutually
exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan NPV positif paling besar.

B. Metode Internal Rate of Return (IRR)


Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return - IRR) adalah hasil bunga
yang sesungguhnya dijanjikan oleh suatu usulan proyek investasi selama umurnya.
IRR ini dapat dihitung dengan menemukan DF yang dapat menjadikan NPV sama
dengan nol.

C. Metode Profitability Index (PI)


Metode ini merupakan perbandingan antara PVNCF dan PVTC dengan NIA,
Metode ini juga sering disebut dengan model ratio manfaat biaya (benefit cost ratio).

D. Metode Discounted Payback Period (DPP)


Periode pengembalian yang didiskontokan (Discounted Payback Period DPP)
dapat dicari dengan menghitung berapa tahun diperlukan sebelum PVNCF kumulatif
yang ditaksir akan sama dengan NIA. Metode ini hanya mengukur kecepatan
(rapidity) kembalinya NIA bukan mengukur kemampuan PVNCF dan PVTCF bisa
menutup NIA.
Kriteria pengembalian keputusan apakah usul proyek investasi diterima atau ditolak
adalah:
1. Jika DPP lebih kecil atau sama dengan periode cutoff yang ditentukan
manajemen, menunjukan bahwa NIA dapat dikembalikan lebih cepat dari
periode cutoff yang diminta manajemen. Dengan demikian usul proyek
investasi diterima.
2. Jika DPP lebih besar dari periode cutoff yang diminta manajemen,
menunjukan bahwa NIA kembali lebih lama dari periode cutoff yang diminta
manajemen. Dengan demikian usul proyek investasi ditolak. 3. Jika usulan
proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat mutually exclusive, yang
diterima adalah yang menghasilkan DPP paling kecil.

E. Net Cash Flow yang Berisiko


Apabila risiko suatu proyek investasi dinyatakan sebagai seberapa besar NCF
yang nyata diterima menyimpang dari NCF yang diharapkan, maka dipergunakan
ukuran penyebaran. Alat statistika yang dipakai sebagai ukuran penyebaran tersebut
adalah standar deviasi. Dalam kaitan ini besarnya risiko suatu proyek investasi dapat
dilihat dari besarnya penyebaran NCF. Bila risiko dihubungkan dengan probabilitas
dari masing-masing NCF yang mungkin terjadi, maka dapat dikatakan bahwa makin
besar. penyebarannya berarti makin besar risikonya. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa risiko disini merupakan variabilitas dari NCF terhadap NCF yang
diharapkan.

F. Capital Budgeting dalam Umur Berbeda


Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa beberapa proyek investasi yang
diusulkan memiliki umur berbeda. Bagaimana cara menghitungnya? Berikut mode
yang digunakan bila ada dua atau lebih usulan proyek yang saling meniadakan
(mutually exclusive) yang memiliki umur berbeda.

G. Capital Budgeting dalam inflasi


Terjadinya inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama karena pengaruh terlalu
banyaknya uang dalam yang beredar dibandingkan dengan arus barang dan jasa,
sehingga terjadi excess demand. Inflasi ini disebut demand pull inflation. Kedua,
terjadi karena pengaruh kenaikan biaya produksi, kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM), tarif angkutan, tarif listrik, tarif telkom, upah dan gaji atau semua
jenis komponen biaya produksi, hingga mendorong kenaikan harga produk. Inflasi ini
disebut cost push inflation.
Oleh karena proyek investasi menyangkut jumlah dana yang relative besar yang
terikat untuk jangka waktu panjang, maka manajemen dalam penyusunan NCF yang
diharapkan perlu memperhatikan inflasi, di samping penyesuaian terhadap DF.

H. Alat Penyaring
Apabila metode IRR digunakan untuk mengambil keputusan usulan investasim
maka alat penyaringannya. (screening toll) berbentuk suatu tingkat perintang yang
harus dilalui. Tingkat perintang tersebut adalah cost of capital atau required of return
atau interest rate. IRR yang dihasilkan oleh suatu usulan investasi harus dapat
melampaui rintangan tersebut, jika tidak maka usulan tersebut akan ditolak.
Cost of capital atau required of return atau interest rate bertindak pula sebagai alat
perintang ketika metode NPV dan Pi digunakan untuk mengambil keputusan usulan
investasi. Dalam hal ini cost of capital atau required of return atau interest rate
menjadi tingkat diskonto yang sesungguhnya digunakan untuk. menghitung present
value dari net cash flow atau terminal cash flow.

1. Pos Audit Proyek Investasi


Post audit suatu proyek investasi merupakan tindak lanjut (follow-up) setelah
proyek disetujui. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang diharapkan
sungguh-sungguh terwujud atau tidak. Post audit merupakan suatu bagian penting dari
proses capital budgeting, karena dapat memberikan kepada manajemen suatu
kesempatan, pada suatu waktu, untuk membuktikan bahwa betapa realistisnya suatu
usulan proyek yang diajukan dan disetujui, Post audit juga memberikan suatu
kesempatan untuk memperkokoh proyek yang berhasil, bila perlu memperkuat atau
menyelamatkan proyek yang sedang menghadapi kesulitan; mengambil keputusan
sedini mungkin untuk mengakhiri proyek yang tidak berhasil, sebelum kerugian
menjadi terlalu besar, dan untuk menyempurnakan kualitas usulan investasi di masa
mendatang.

BAB V
TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

A. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan.


Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah
memaksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan atau maksimalisasi nilai
perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin
pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, karena seluruh keputusan
keuangan akan terefleksi di dalamnya.

B. Fungsi Manajemen Keuangan


Untuk mencapai tujuan tersebut, maka fungsi manajemen keuangan pada
dasarnya adalah mengambil beberapa keputusan di bidang keuangan (financial
decisions). Tentunya keputusan-keputusan tersebut adalah relevan dan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (value of the firm). Keputusan yang relevan dan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah:
1. Keputusan investasi (investment decisions)
2. Keputusan pembelanjaan (financing decisions)
3. Kebijakan deviden (dividend policy)

C. Prinsip-Prinsip Stakeholder
Dalam era kompetisi global sekarang ini tanggung jawab bisnis telah berubah,
dari paradigma stockholder ke stakeholder. Prinsip-prinsip stakeholder antara lain:
1) Pelanggan
Pelanggan merupakan orang yang membeli produk dari perusahaan dan
merupakan pihak yang sangat penting, karena kepadanya perusahaan bergantung.
Beberapa hal harus dilakukan perusahaan sebagai wujud tanggung jawabnya kepada
pelanggan meliputi:
a. Memberikan produk yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka
b. Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk
pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpastian mereka.
c. Membuat setiap usaha untuk menjamin bahwa kesehatan dan keselamatan
pelanggan, demikian juga kualitas lingkungan mereka, akan dijaga
kelangsungannya dan ditingkatkan dengan produk dan jasa perusahaan.
d. Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,
memasarkan, dan mengiklankan produk.
e. Menghormati integritas budaya pelanggan.

2) Pekerja
Kepada pekerja perusahaan mempunyai tanggung jawab antara lain:
a. Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi
kehidupan mereka.
b. Memperbaiki kondisi kerja yang menghormati kesehatan dan martabat setiap
pekerja.
c. Bersikap jujur dalam komunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam
memberikan informasi.

3) Pemegang Saham
Pengelola bisnis memiiki beberapa tanggung jawab sebagai penghormatan atas
kepercayaan yang diberikan oleh pemegang saham untuk mengelola bisnisnya, yaitu:
a. Menerapkan manajemen yang professional dan tekun guna memperoleh
keuntungan yang wajar dan kompetitif atas modal yang telah ditanamkan.
b. Memperhatikan informasi yang relevan kepada investor mengenai masalah
tuntutan-tuntutan legan dan hambatan persaingan.
c. Menghemat, melindungi, dan menumbuhkan assets investor.
d. Menghormati

4) Pemasok
Hubungan perusahaan dengan pemasok dan subkontraktor harus didasarkan pada
sikap saling menghormati.

Anda mungkin juga menyukai