Anda di halaman 1dari 12

2.

1 PENGERTIAN BISNIS
Bersumber dari buku Pengantar Bisnis: Etika, Hukum & Bisnis Internasional, kata “bisnis” berasal dari kata “busy” dalam bahasa
Inggris yang berarti sibuk. Dimana dapat diartikan bisnis adalah sibuk dalam menjalankan aktivitas atau pekerjaan yang
menghasilkan keuntungan. Adapun pengertian bisnis menurut para ahli, yakni :
a. Hugher dan Kapoor dalam Arifin (2009), bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan
dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari masyarakat.
b. Boone dan Kurtz (2007), bisnis adalah jenis aktivitas dan usaha untuk Griffin dan Ebert (2006), bisnis adalah suatu
organisasi yang menyediakan barang atau jasa dan dibuat untuk mendapatkan laba.
c. Raymond E. Glosh (2011), bisnis adalah perusahaan, yaitu organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber
daya ekonomi menjadi barang dan jasa bagi pemuasan kebutuhan konsumen, serta diharapkan akan memperoleh laba bagi
pemiliknya.
d. Sukirno (2010), bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh keuntungan. Semua orang atau individu maupun kelompok
melakukan kegiatan bisnis untuk mencari keuntungan agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Tidak ada orang yang
melakukan bisnis untuk mencari kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang
(organisasi) yang disebut pembisnis/pengusaha dalam menciptakan barang atau jasa (create of good and service) kepada konsumen
dengan tujuan mendapatkan laba, serta memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari masyarakat tanpa mengalami kerugian.
2.2 Kesempatan Bisnis
Seorang pembisnis atau pengusaha harus selalu cepat tanggap dalam melihat perubahan-perubahan yang ada terhadap
kebutuhan masyarakat yang harus diubah menjadi sebuah kesempatan atau peluang mencari keuntungan. Hal ini lah yang dapat
disimpulkan sebagai kesempatan bisnis. Abraham Maslow, menyebutkan bahwa kebutuhan manusia memiliki struktur yang
bertingkat, sesuai teorinya, “Teori Hierarki Kebutuhan Manusia” yang nantinya dapat dikaitkan dengan kesempatan bisnis.

1. Kebutuhan dasar / fisiologik


Dapat menjalankan bisnis makanan, miuman, pakaian, rumah atau tempat tinggal sesuai kebutuhan primer / dasar manusia,
yaitu sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan rasa aman
Dapat menjalankan bisnis helm, alat pelindung berenang atau pagar untuk rumah yang berkaitan dengan
keamanan manusia.
3. Kebutuhan social
Dapat menjalankan bisnis pendidikan, keterampilan, pendidikan olahraga dan sebagainya.
4. Kebutuhan harga diri
Dapat menjalankan bisnis mode yang sedang trendy, TV atau restoran mewah. Dimana binis yang dijalani dapat
menggambarkan mutu yang lebih baik.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Dapat menjalankan bisnis pameran lukisan, pameran budaya, pameran kendaraan bermotor atau mobil yang mampu
menunjukkan jati diri konsumennya.
Oleh karena itu, kesempatan bisnis dapat didapatkan dengan menjalani bisnis itu sendiri. Adapun jenis-jenis bisnis
berdasarkan beberapa kelompok, yaitu:
a. Bisnis berdasarkan jenis aktivitasnya
1. Bisnis Ekstratif
Bisnis yang bergerak di bidang pertambangan dengan melakukan penggalian bahan-bahan tambang yang ada didalam dan
terkandung di perut bumi. Contoh: Pertamina (minyak dan gas bumi) atau Pabrik semen, alumunium, tembaga.
2. Bisnis Agraris
Bisnis yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan.
3. Bisnis Industri
Bisnis yang bergerak di bidang industri manufacturing. Contoh : Industri pesawat terbang, motor, mobil, rokok, garmen,
tekstil, kapal, mebel, kertas.
4. Bisnis Jasa
Bisnis yang pergerakkannya dalam bidang jasa yang menghasilkan produk tidak dalam bentuk fisik. Contoh: Jasa asuransi,
instansi pendidikan, pariwisata, kesehatan, perbankan, kecantikan.
b. Jenis bisnis berdasarkan kegunaannya
1. Kegunaan Bentuk (Form Utility)
Bisnis yang mengubah suatu benda menjadi benda lain dengan bentuk berbeda. Contoh: Bakery (tepung menjadi roti) ,
toko baju (benang menjadi kain menjadi baju).
2. Kegunaan Tempat (Place Utility)
Bisnis yang berkaitan dengan transportasi atau pengangkutan
1 dimana memindahkan suatu barang dari satu tempat
menuju tempat lain dimana barang tersebut akan menjadi lebih bermanfaat. Contoh: Mobil dapat memindahkan sayur
dari desa ke kota untuk di jual sehingga nilainya akan lebih tinggi atau Gojek memindahkan manusia dari rumah ke
tempat kerja. Pengangkutan dari darat, air maupun udara lainnya juga termasuk bisnis dengan kegunaan tempat.
3. Kegunaan Waktu (Time Utility)
Bisnis yang berupaya menyimpan barang dengan tujuan barang dari suatu waktu apabila manfaatnya kurang bisa
disimpan terlebih dahulu untuk meningkatkan manfaatnya.
Contoh: Produksi bendera yang disimpan hingga hari kemerdekaan untuk merayakan hari kemerdekaan indonesia, atau
produksi kembang api ketika menjelang pergantian kembang api untuk meramaikan suasana dan semarak tahun baru.
4. Kegunaan Pemilikan (Possession Utility)
Bisnis yang berkaitan dengan perdagangan atau pertokoan dimana bisnis ini memindahkan kepemilikan suatu barang
milik pabrik yang memproduksi menjadi barang milik masyarakat luas. Contoh : Indomaret, alfamart, dsb.
c. Jenis Bisnis Berdasarkan Motifnya
1. Bisnis Berorientasi
Bisnis yang mencari keuntungan atau profit oriented
Contoh : Perusahaan perorangan, PT, minimarket.
2. Bisnis Tidak Berorientasi
Bisnis yang berfokus pada mendukung kebijakan pemerintah demi masyarakat itu sendiri yang tidak mencari
keuntungan atau disebut sebagai bisnis nirlaba
Contoh : Sekolah, yayasan, PDAM, pengaturan tata tertib oleh polisi.

2.3 Pengaruh Lingkungan


Perkembangan masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam Dan sosial. Masyarakat akan cenderung beradaptasi
dengan lingkungan hidup mereka, sehingga mereka akan lebih memilih untuk menggunakan sesuatu yang tersedia Di lingkungan
mereka dibandingkan untuk mencari sesuatu diluar lingkungan hidup mereka. Dengan demikian, hal ini akan sangat berdampak
Dalam pengembangan bisnis Di masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan tersebut, yaitu:
1. Faktor Alam
Faktor alam mempengaruhi perkembangan Bisnis Di suatu daerah. Misalnya, negara yang memiliki daerah lautan
yang Luas akan cenderung untuk mengembangkan industri perikanan mereka, sedangkan negara yang tidak memiliki
Luas daerah yang sempit akan cenderung untuk mengembangkan industri di bidang teknologi. Dengan demikian
penting untuk mengetahui potensi dari suatu wilayah sebelum mendirikan Bisnis.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi Ekonomi dari suatu daerah juga memberikan pengaruh besar untuk seorang wirausahawan. Apabila kondisi
Ekonomi suatu daerah mengalami peningkatan, maka masyarakat akan cenderung memiliki kebutuhan yang lebih
banyak sehingga terjadi peningkatan Jenis usaha. Sedangkan bagi suatu daerah yang mengalami penurunan keuangan,
maka masyarakat di daerah tersebut akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya yang membuat sedikitnya
Jenis usaha yang memungkinkan di daerah tersebut. Contohnya apabila suatu wilayah mengalami depresiasi keuangan
maka Bisnis yang cocok adalah Bisnis yang menyediakan kebutuhan dasar/pokok, sebab masyarakat yang ada Di
wilayah mengalami depresiasi keuangan akan memenuhi kebutuhan pokok dan lebih berhati-hati dalam
membelanjakan uangnya.
3. Faktor Teknologi
Teknologi merupakan sesuatu ilmu yang digunakan untuk menciptakan suatu metode yang lebih efektif Dan efisien
Dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam perkembangan Bisnis, faktor teknologi ini tentunya sangat penting supaya
perusahaan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Oleh Karena itu, penting bagi seorang yang ingin membangun
Bisnis untuk memahami teknologi yang ada.
4. Faktor Sosial
Adanya perkembangan Dalam lingkungan sosial juga dapat memberikan dampak signifikan Dalam Bisnis. Contohnya
seperti, adanya perkembangan terkait generasi muda yang cerdas Dan berpendidikan, maka cocok untuk mendirikan
Bisnis Dalam bidang pendidikan tinggi Dan kursus kursus yang sekiranya dapat sesuai dengan perkembangan sosial
Di daerah tersebut.
5. Faktor Budaya
Ketika masuknya budaya asing ke Indonesia maka trend pakaian Di tanah air pun akan berubah. Hal ini akan menjadi
peluang bagi seorang pelaku Bisnis untuk mengikuti trend pakaian guna menarik perhatian dari para konsumen.
6. Faktor Pemerintahan
Kebijakan pemerintah juga menjadi Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan Bisnis. Dengan adanya
kebijakan dan regulasi dari pemerintah ini diharapkan perkembangan bisnis di Indonesia semakin maju dan menjadi
lebih baik. Contoh dari regulasi Pemerintah tersebut Ada pada repelita I-V. Dimana setelah adanya repelita V, ekspor
non migas Indonesia mencapai 70% dari sebelumnya hanya 20% pada repelita III. Dunia bisnis Indonesia juga semakin
berkembang dengan total ekspor yang semakin lama semakin meningkat.
7. Faktor hubungan internasional
Dengan hubungan internasional maka seluruh negara akan menjadi terikat satu sama lain sehingga terjadi proses
globalisasi. Dengan kata lain, apabila suatu negara memiliki kegiatan Bisnis yang baik maka akan dapat mempengaruhi
negara lain pula. Contohnya seperti perusahaan coca cola yang sudah beroperasi di banyak negara, hal ini terjadi
Karena perusahaan coca cola memiliki kegiatan bisnis yang baik sehingga dapat masuk ke negara negara lain dan
menjadi perusahaan multi Nasional.
Semua faktor diatas mempengaruhi kesempatan dan potensi Bisnis serta pergeseran-pergeseran terhadap potensi
Bisnis itu sendiri, kita juga nantinya harus cepat menyesuaikan diri dengan faktor-faktor yang ada sehingga tetap
mendapatkan sisi persaingan yang baik. 2
2.4 Pendekatan Dalam Melihat Bisnis dan Lingkungan
Kesempatan bisnis akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan
yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari persaingan bisnis. Pada mulanya telaah dilakukan
secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik
sentral sedangkan lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering disebut
dengan yang berorientasi produsen atau “Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu ,
dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang artinya produsen masih langka sehingga barang apapun
yang dihasilkan akan selalu terjual.
Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif
sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana
pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual.
Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada
saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat faktor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah
masyarakat atau konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih baik
sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut “Consumer Oriented Approach” atau “pendekatan yang berorientasi
konsumen”.
A. Perusahaan Sebagai Suatu Sistem Logistik dan Sistem Manajemen
Lingkungan masyarakat disekitar perusahaan dapat berupa keadaan ekonomi, teknologi, pendidikan, politik, hubungan
internasional, dan lainnya. Lingkungan masyarakat akan selalu berubah dan berkembang, perusahan yang mampu menyesuaikan
keadaan akan berhasil melangsungkan kehidupan perusahaanya. Dalam hal ini perusahan dapat dibedakan menjadi dua proses :
a. Proses Logistik
Merupakan proses atau transformasi dari faktor-faktor produksi yang berasal dari masyarakat menjadi produk atau jasa
yang kemudia dilemparkan ke pasar.
b. Proses Manajemen
Meliputi pengendalian informasi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di dalam proses logistik. Input dalam proses
manajemen adalah informasi tentang kegiatan-kegiatan dalam proses logistik, sedangkan outputnya merupakan instruksi-
instruksi untuk mengatur kembali kegiatan yang ada di dalam proses logistik.
Manajemen sebagai suatu proses meliputi 3 macam kegiatan atau keputusan :
1. Keputusan strategis membentuk hubungan antara perusahaan dengan lingkungan dan perhatian utamanya kepada
pembentukan dan pemeliharaan kombinasi produk dan jasa yang ditawarkan di pasar.
2. Keputusan administratif berhubungan dengan pembentukan truktur organisasi perusahaan.
3. Keputusan operasional berkaitan dengan penentuan kegiatan-kegiatan pada bagian operasional di perusahaan dalam
hubungannya dengan proses produksi atau proses logistik.
B. Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan merupakan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan keterbatasan faktor-faktor
produksi, perubahan lingkungan, dan persaingan atau strategi juga sering dikenal dengan kiasan “Doing the right thing”. Dalam
melakukan perencanaan, perusahaan biasanya lebih memprioritaskan keputusan jangka pendek yang bersifat operasional, sedangkan
perencanaan strategis yang bersifat jangka panjang akan dikesampingkan. Suatu gejala yang muncul bagi suatu perusahaan yang
tidak memperhatikan perencanaan strategis menduga bahwa perubahan lingkungan akan membawa akibat yang dapat dirasakan
secara tidak langsung dan berangsur-angsur terhadap proses logistiknya. Akibat tersebut dapat berupa keadaan dimana permintaan
produk menjadi menyusut, masalah mulai timbul dalam penyaluran distribusi barang, persaingan harga dan lain sebagainya.a
Keadaan ini akan terus berlanjut dan apabila dibiarkan kondisi ini akan menjadi semakin parah dan tindakan penyembuhannya akan
terlambat.
Dalam melakukan analisis terhadap persoalan yang timbul dalam proses logistik, perusahaan yang berpandangan jangka
pendek akan melihat ke persoalan di bagian operasional. Mungkin akan ditemukan persoalan pada bagian tersebut dan tindakan
pencegahan masih dapat dilakukan, akan tetapi masalah pokok masih belum terpecahkan karena yang biasanya terlihat hanya
gejalanya saja masalah intinya belum dapat diselesaikan. Apabila masalah menjadi lebih serius maka perusahaan akan berfikir lebih
dalam dan mengambil keputusan administratif. Setelah perusahaan menjadi gawat maka pemecahan persoalan penyeimbangan
tentang lingkungan baru akan dilakukan dan hal itu biasanya terlambat. Oleh karena itu sejak awal perusahaan harus selalu berfikir
jangka panjang sebagai dasar dari kebijaksanaan jangka pendek. Dengan kata lain perusahaan harus melakukan sinkronisasi terhadap
persoalan jangka panjang dan jangka pendek atau persoalan operasional, administrative, dan strategis.
2.5 Hakikat Bisnis
Hakikat Bisnis merupakan usaha untuk melayani kebutuhan masyarakat baik dengan motif keuntungan maupun yang tidak
bermotif mencari keuntungan. Seorang wirausahawan akan melihat kebutuhan masyarakat lingkungannya. Selain itu, dia juga akan
memperhitungkan adanya persaingan yang timbul dari pengusaha lain yang juga bergerak dalam melayani kebutuhan pasar yang
sejenis. Pengusaha haruslah memikirkan tersedianya sumber daya serta sumber dana beserta cara-cara yang sebaik-baiknya guna
melayani kebutuhan pasar tersebut dengan memproduksikan dan menyajikan barang atau jasa yang dihasilkannya itu kepada
masyarakat. Dari kegiatan produksi, pengusaha harus dapat me manage faktor-faktor produksinya untuk menciptakan barang atau
jasa yang akan diberikan kepada masyarakat. Masyarakat nantinya akan memberikan uang sebagai imbalan dari barang yang
diberikan.

3
2.6 Alasan Belajar Bisnis
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia sedang gencar-gencarnya ditingkatkan dan banyak memiliki peminat. Berbagai profesi
lain berkeinginan untuk mempelajari bisnis. Berikut alasan dapat menjadi alasan mengapa kita harus mempelajari bidang bisnis:
1. Karier di masa depan
Bisnis telah berkembang seirama dengan perkembangan bangsa pada khususnya maupun dunia pada umumnya. Perkembangan
ini tentu saja membawa konsekuensi logis bahwa akan terbuka lebarnya lapangan kerja di bidang bisnis ini. Bidang- bidang
karier ini pada umumnya meliputi keahlian di bidang-bidang: Keuangan/Perbankan, Pemasaran, Akuntansi, Produksi dan
Operasi Data Processing, dan Personalia.
2. Membuka bisnis sendiri atau berwiraswasta.
Alasan ini banyak pula yang dikemukakan oleh para pelajar atau mahasiswa. Hal ini dimaksudkan untuk mempelajari prinsip
dasar serta konsep dan metode untuk menjalankan bisnis secara lebih profesional dan menguntungkan. Alasan ini banyak pula
dimiliki oleh para pengusahaa yang telah berwiraswasta untuk memperbaiki performance bisnis mereka selama ini.
3. Pengendalian masalah-masalah sosial
Semua orang akan selalu terlibat dengan kegiatan bisnis. Hal ini tidak jarang kegiatan bisnis menimbulkan gangguan
masyarakat dan lingkungan baik gangguan alami maupun gangguan manusiawi. Gangguan tersebut dapat berupa polusi udara,
polusi suara, polusi air limbah industri, pelestarian hutan/satwa serta alam yang lain. Masalah-masalah perburuhan juga akan
muncul dari kegiatan bisnis ini misalnya tentang upah minimum keselamatan kerja, kesejahteraan karyawan, bahkan program
KB Nasional pun banyak terkait keberhasilannya dengan kegiatan bisnis ini.
A. Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau bisa disebut CSR (Corporate SocialResponsibility) merupakan bentuk
kepedulian suatu bisnis terhadap lingkungan eksternal suatu bisnis melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka
penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, menjaga ketertiban serta berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya. Suatu perusahaan tidakhanya menggeruk keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga memunyai etika dalam
bertindak menggunakan sumber daya manusia dan lingkungan guna turut mewujudkanpembangunan berkelanjutan.
B. Alasan Yang Mendorong Perusahaan Melakukan Tanggung Jawab Sosial
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan melakukan tenggungjawab sosialnya, diantaranya:
a. Alasan Sosial
Perusahaan melaksanakan CSR untuk memenuhi tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Sebagai pihak luar yang
beroperasi di wilayah orang lain, perusahaan dituntun untuk berlaku etis terhadap masyarakat disekitarnya.
b. Alasan Ekonomi
Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada motif mencari keuntungan. Perusahaan melakukan program
CSR untuk menarik simpati masyarakat dengan membangun image positif yang pada akhirnya tetap bertujuan untuk
meningkatkan profit.
c. Alasan Hukum
UU PT No.40 Pasal 74 yang berisi kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan- perusahaan yang terkait dengan sumber
daya alam memperkuat pernyataan perusahaan melakukan CSR karena alasan hukum.
d. Moralitas
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral
dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
e. Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan konpensasi.
Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
f. Mempertahankan Ekonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindaricampur tangan kelompok-kelompok yang
ada di dalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.
C. Benturan Dengan Kepentingan Masyarakat
Proses produksi suatu bisnis seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dan perusahaan), terjadi pada
berbagai tingkat perusahaan dan benturan inikerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan masalah pada lingkungan
masyarakat. Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab sosial dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan
dituntut untuk menghindari etika bisnis.

D. Dorongan Tanggung Jawab Sosial


a. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit seringmenyebabkan tekanan batin bagi para pembisnis
maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan
4
pihak luar. Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan
pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut:
 Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat danproduktivitas kerja.
 Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga terciptakondisi manajemen parsitipatif.
 Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percayadiri karyawan.
b. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alamlingkungannya banyak dipengaruhi oleh
proses produksi. Contohnya maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, serta penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan peledak.
c. Penghematan Energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak,
dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir,
angin,air serta laut.
d. Partisipasi Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pembisnis terhadap suksesnya pembangunan sangatdiperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut,
akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenagakerja
yang ada.
e. Gerakan Konsumerisme
Awal perkembanganna tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil memberlakukan Undang-Undang Perlidungan
Konsumen. Berikut adalah tujuan dari gerakan konsumenrisme ini adalah:
 Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
 Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
E. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan perilaku nilai-nilai moral yang mengendalikan kebijakan bisnis.Dalam kegiatan pemasaran etika memicu
munculnya konsep pemasaran berwawasan sosial. Membangun etika bisnis tindakan etis mencerminkan perilaku perusahaan
dalammembangun bisnis yaitu: kesadaran dan pertimbangan etis dan pemikiran etis dan tindakan etis.
Manfaat dari Etika Bisnis adalah:
a. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan rasa hormatdari steakholder.
b. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitandengan reputasi.
c. Menimbulkan kepercayaan, karena usaha yang jujur ketika menjalankan bisnismaka akan dapat kepercayaan dari
para konsumen
1. Hakikat Bisnis Internasional
Makna dari Bisnis Internasional sebenarnya sudah dapat dibayangkan saat mendengar namanya saja. Secara rinci, Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas-batas suatu negara. Transaksi Bisnis seperti merupakan
transaksi Bisnis Internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade) ada juga yang menyebutnya
sebagai Pemasaran Internasional atau International Marketing. Dilainpihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional Marketing.Pemasaran
Internasional inilah yang biasa diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada 2 pengertian. Jadi kita dapat
membedakan adanya 2 buah transaksi bisnis internasional yaitu:
2. Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela masing-masing Negara.
Adapun motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan atau gains of tride. Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi
yang sangatpenting saat ini, maka tidak ada negara-negara di dunia tidak terlibat dalam perdagangan baik itu perdagangan antar
regional, antar kawasan ataupun negara. Perdagangan ini melakukan transaksi jual beli keluar negeri, kalau kita membeli
disebut impor sedangkan kalau kita menjual disebut ekspor.
Manfaat Perdagangan Internasional:
• Saling mendapat pertukaran teknologi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi
• Menjalin persahabatan antar negara
• Dapat membuka lapangan pekerjaan
• Dapat menambah jumlah dan kualitas barang
• Meningkatkan penyebaran sumber daya alam melalui batas negara.
3. Pemasaran Internasional
Pemasaran Internasional dianggap memiliki peranan penting dalam memberikan jawaban dan antisipasi positif terhadap
sejumlah isu global yang dinamis. Pemasaran Internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional merupakan
keadaan dimana suatu perusahaan dapat dalam suatu transaksi dengan negara lain, perusahaan lain maupun masyarakat umum
di luar negri. Transaksi Bisnis Internasional ini pada umumnya merupakanupaya untuk memasarkan hasil produksi di luar
negri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk
karena tidak ada transaksi ekspor impor.Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di
negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat
pula berupa jasa. Transaksi Bisnis Internasional semacam ini dapat ditempuh dengan cara, antara lain:
• Licencing
• Franchising
• Management Contracting
• Marketing in Home Country By Host Country 5
• Join Venturing
• Multinasional Corporation (MC)
4. Alasan melaksanakan Bisnis Internasional
Mengapa negara-negara di dunia melakukan Bisnis Internasional?. Secara mendasar negara sama seperti manusia, yang tidak
dapat berdiri sendiri. Suatu saat sebuah negara pasti membutuhkan negara lain dalam kegiatannya. Namun alasan untuk
melakukan Bisnis Internasional tidaklah sesederhana itu, ada beberapa alasan kuat lain yang mendorong kegiatan Bisnis
Internasional, yaitu :
a. Spesialisasi antar bangsa dan Negara
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu negara haruslah
menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategi itu yaitu :
• Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar palingdiunggulkan.
• Menitikberatkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara negara-negara yang lain.
• Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi.
b. Konsep keuntungan absolut
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan
perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk
tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang
dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan
absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara
negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan
teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.
c. Konsep keuntungan komparatif
Konsep keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam Bisnis Internasional.
Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu:
• Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
• Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
• Kontinuitas penyediaan (supply) yang lebih baik.
• Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang lebih baik.
• Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupuntransportasi
d. Pertimbangan pengembangan bisnis
Perimbangan yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis internasional yaitu:
• Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatuperusahaan.
• Produk tersebut dalam negeri sudah mencapai tingkat kejenuhan dan bahkan mungkinsudah mengalami tahap
penurunan (decline phase).
• Persaingan.
• Mengembangkan pasar baru (keluar negeri).
e. Potensi pasar internasional umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic
f. Potensi pasar internasional
Potensi pasar internasional ditentukan oleh 3 faktor yaitu :
• Struktur penduduk.
• Daya beli.
• Pola Konsumsi Masyarakat.
5. Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memiliki Bisnis Internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang
paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung resiko yang
sangat tinggi.Adapun tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia Bisnis Internasional Suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu
keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada
saat adanya kedatangan orang asing di negara kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus
mengirimkan ke negara orang asing tersebut.
b. Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan
berkelanjutan dan bahkan transaksi tersebut semakin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut
ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan tersebut . dalam tahap
aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal
dimana pengusahaa hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”,
sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “purchasing”.
c. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan lisensi. Dalam tahap ini negara pendatang menjual lisensi atau merek dari
produknya kepada negara penerima. Dalam tahap ini yang 6 dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara
penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan
baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensitersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar
fee atas lisensi itukepada perusahaan asing tersebut.
d. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau
merek dagangnya akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran
produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadi, serta bentuk pelayanannya. Cara
ini sering dikenal dengan bentuk :franchising”. Dalam hal bentuk franchising ini maka negara yang menerima disebut
sebagai “franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut “franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis
usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness center, dan sebagainya.
e. Pemasaran Luar Negeri
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran Luar Negeri. Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan
yang tinggi karena perusahaan pendatang ( Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan
manajemenpemasaran bagi produknya itu di negara asing ( Home Country). Lain dengan tahap-tahapsebelumnya maka
manajemen pemasaran masih tetap berada dalam tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima. Dalam hal itu akan
lebih mengetahui lebih pasti tentang perilaku konsumennya yang lain dan tidak asing baginya karena mereka adalah
penduduksetempat pula. Lain halnya dalam tahap ini pengusaha pendatang yang notabene adalah orang asing harus mampu
untuk mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negara penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program
pemasaran yang efektif. Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “pemasaran aktif” atau “active marketing”.
f. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap ini adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada Bisnis Internasional yaitu tahap “Produksi dan
Pemasaran di Luar Negeri”. Tahp ini juga disebutsebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan
MNC (Multinasional Corporation) yaitu Perusahaan Multinasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negara asing itu lengkap dengan segala modalnya, lalu melakukan proses produksi di negara
itu, kemudian menjual hasil produksi itu di negara itu juga dan bahkan mungkin lalu dijualnya di luar negeri sebagai ekspor
dari negara penerima itu. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini
negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya
negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.

6. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional


a. Batasan Perdagangan dan Tarif Bea Masuk
Tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
Dikenakannya tarif/bea masuk yang tinggi bagi barang luar negeri, maka akan mengakibatkan harga barang tersebut kalah
bersaing dengan harga barang dalam negeri.
b.Perbedaan Bahasa, Sosial Budaya/Kultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena
bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun tulisan. Tanpa komunikasi yang baik maka
hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan lancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurangberkat adanya
bahasa internasional yaitu bahasa inggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap hambatan yang harus diwaspadai dan
dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak bisa diungkapkan begitu saja.(letterlijk) dengan
kata yang sama dengan bahasa lain. Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti lain dan sangat negatif
bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil “Chevrolet Nova’’, padahal di negara spanyol kata “ No Va” berarti “tidak
dapat berjalan”. Oleh karena itu sangat sulit memasarkan produk itu di negara spanyol. Perbedaan kondisi sosial budaya
merupakan suatu masalah yang harus di cermati pula dalam melakukan Bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna pada
suatu produk ataupun bungkus nya harus hati-hati karena warna tertentu di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain yang
bermakna bertentangan. Perbedaan budaya juga perludiperhatikan . misalnya orang jepang memiliki kebiasaan untuk tidak
mendekati wanita bila membeli di supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang berupa alat-
alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.
c. Hambatan Hukum, Politik, dan Undang-Undang
Hubungan politik yang kurang baik antar satu negara dengan negara lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis
dari keduanya. Sebagai contoh yang ekstrim amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara
komunis. Ketentuan hukum ataupun perundang-undangan yang berlaku disuatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya
bisnis internasional. Misalnya negara-negara arab melarang barang-barang yang mengandung daging maupun minyak babi.
Contoh lain adalah indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi.
d.Hambatan Operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan
barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara lain.transportasi ini seringkali sukar dilakukan karena antara
kedua negara ini belum mempunyai jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan bahwa biaya
pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan sangat mahal. Mahalnya biaya angkut itu dikarenakan selain
keadaan bahwa kapal pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal, maka kembalinya kapal
tersebut dari negara tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalanan kapal kosong di samudra luas akan sangat berbahaya bagi kapal
itu sendiri.
e. Sistem atau Peraturan Perpajakan di Negara yang Dituju
Perpajakan menjadi suatu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan untuk membangun bisnis di pasar internasional. Hal ini
dikarenakan perpajakan bisa menjadi hambatan besar untuk 7melakukan ekspor dan impor. Tarif pajak yang tidak menentu
dan memiliki ketentuannya sendiri di setiap negara menjadi perhatian yang khusus untuk berbisnis di pasar internasional. Jika
tidak memperhatikan bagaimana sistem dan peraturan perpajakan di negara yang menjadi target bisnis, justru hanya dapat menjadi
hambatan karena perubahan tarif pajak yang drastis sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis internasional. Pajak yang harus
diperhatikan tentu saja pajak atas usaha, pajak produk (bagaimana peraturan pajak untuk usaha produk barang dan bagaimana
ketetapan pajak untuk usaha produk jasa), dan lainnya. Selain memperhatikan pajak untuk usaha atau bisnis itu sendiri, perlu
diperhatikannya bea cukai yang mempengaruhi impor dan ekspor. Bea cukai sendiri memberikan tarif untuk kegiatan impor dan
ekspor. Bila bea cukai terlalu tinggi atau mengalami peningkatan yang mendadak dapat merugikan bisnis tersebut, baik dari pihak
pelaku bisnis dan konsumen. Dimana konsumen merasa rugi karena harus membayar tinggi untuk pajak dan bea cukai Sementara
pelaku bisnis akan merasa rugi karena akibat bea cukai dan pajak yang tinggi dapat menyebabkan resiko konsumen untuk pergi.
Oleh karena itu, pelaku bisnis internasional perlu memperhatikan pajak dan bea cukai agar dapat melakukan transaksi secara
aman, baik, dan tidak merugikan bisnis internasional yang dijalankan.
f. Kondisi Ekonomi Negara yang Dituju
Kondisi ekonomi suatu negara menjadi perhatian yang tak kalah penting dalam berbisnis di pasar internasional. Untuk dapat
mengetahui target konsumen yang sesuai dengan produk yang dihasilkan bisnis internasional, perlu memperhatikan juga
bagaimana kondisi ekonomi negara yang dituju. Tanpa memperhatikan kondisi ekonomi negara yang menjadi sasaran bisnis,
maka dapat menjadikan bisnis yang dijalankan tidak sampai kepada konsumen yang menjadi target usaha. Kondisi ekonomi yang
harus diperhatikan agar tidak menjadi hambatan dalam bisnis internasional ialah dilihat dari:
 berapa rata-rata pendapatan masyarakat di negara tersebut,
 bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut,
 bagaimana rata-rata pengeluaran masyarakat di negara tersebut, dan
 yang paling utama ialah berapa rata-rata harga yang sejenis produk yang akan dijual di negara tersebut.
Sebagai contoh, kondisi ekonomi negara Jepang termasuk baik, dimana kesejahteraan masyarakatnya tinggi. Pendapatan
masyarakat juga cukup tinggi, dengan biaya hidup diJepang juga tinggi. Dengan melihat rata-rata pendapatan dan pengeluaran
serta biaya yang biasanya ditetapkan di Jepang, menjadi acuan dalam produksi album Jepang. Seperti setiap artis K-Pop yang
merilis album Jepang, mereka menjualnya dengan harga yang jauh berbeda dengan album Korea. Selain isi, harga, tampilan,
kualitas, bahkan merchandise yang diberikanjuga berbeda bila dibandingkan dengan hasil produksi album Korea. Juga dengan
melihat rata-rata harga jual album artis Jepang yang terbilang tinggi, bahkan dapat mencapai harga (bila dirupiahkan) Rp
1.500.000, sehingga artist K-Pop yang merilis album Jepang memasang harga yang lebih tinggi dibandingkan produksi untuk
album Korea.

7. Perusahaan MultiNasional
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar.
Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah
kantor pusatdi mana mereka mengkoordinasi manajemen global.Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana
yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi
mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan
melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus
berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja,
dan aktivitas ekonomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional
seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik
atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai. PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang
tertentu yang mereka butuhkan.Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu PerusahaanHindia Timur Belanda
yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.

A. Ciri-ciri dan Karakteristik Perusahaan Multinasional :


Perusahaan multinasional kerap kali disamakan dengan Transnational Corporation atauTNC. Jika ingin mengenali seperti
apa ciri dari perusahaan multinasional, maka ada beberapa ciri khas dan karakteristik yang bisa diperhatikan. Ciri-ciri da
karakteristik dari perusahaan multinasional dapat dengan mudah diidentifikasi, seperti penjelasan berikut ini.
1. Mempunyai Anak Perusahaan atau Cabang di Luar negeri
Perusahaan besar yang merupakan perusahaan multinasional tentunya memiliki satu ciri khas utama. Ciri tersebut yakni
adanya anak cabang perusahaan yang tersebar di beberapa wilayah negara lainnya. Biasanya perusahaan besar yang
merupakan perusahaan pusat tersebut membentuk perusahaan cabang di negara berkembang.
2. Menggunakan Teknologi Canggih
Beberapa perusahaan yang telah memperoleh gelar sebagai perusahaan multinasional di Indonesia umumnya merupakan
perusahaan yang besar, sehingga mereka bisa memiliki teknologi yang sudah canggih. Dengan teknologi yang canggih dan
modern ini, merekamampu membantu perusahaan induk dalam mengawasi berbagai perusahaan cabang yang berada di luar
negeri.
3. Memiliki Kontrol Terhadap Modal
Perusahaan yang memiliki gelar multinasional umumnya mempunyai kontrol pada modal perusahaan, baik itu modal di
perusahaan induk, atau di perusahaan cabang. Modal merupakan salah satu hal yang mampu memberikan dampak penting
untuk perkembangan perusahaan. Modal yang banyak ini tentunya bisa memberikan kemudahan perusahaan dalam hal
mengembangkan perusahaannya.
4. Memiliki Sistem Manajemen dan Distribusi secara Global
Dengan adanya perkembangan perusahaan hingga lintas dunia maka perlu sistem manajemen perusahaan yang sangat
profesional. Demikian pula terkait sistem distribusi perusahaan yang tentunya dilakukan dengan target pasar secara global.
5. Memiliki Visi dan Misi yang Mendunia 8
Meski memiliki beberapa anak perusahaan di berbagai negara, perusahaan induk juga perlu mempunyai visi dan juga misi
yang mendunia. Bahkan, cara yang dilakukan untuk bisa mencapai visi dan misi tersebut harus bersifat global. Oleh karena
itu, apa yang dilakukan oleh perusahaan bisa berpengaruh pada kondisi global.
6. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE) Perusahaan multinasional dalam hal ini lebih mengarah pada
kepemilikan usaha dari satu induk perusahaan, yang tentunya melakukan penyebarluasan berbagai cabang produksi ataupun
perdagangan atas kegiatan usahanya di negara lain.
7. Multinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE)
Tujuan dari perusahaan adalah fokus terhadap permodalan atau pembiayaan. Di dalam MOE dan MCE, kegiatan setiap
perusahaan di dalamnya akan diawasi oleh lebih dari satu negara.

B. Bentuk – Bentuk Perusahaan Multinasional :


1. Multinational Producing Enterprise (MPE)
Fokus yang dilakukan perusahaan multinasional ini adalah di bidang produksi. Jadi, MNC ini memiliki dan mengontrol
berbagai fasilitas produksi di lebih dari satu negara.
2. Multinational Trade Enterprise (MTE)
Fokus dari MTE adalah pada bidang perdagangan. Jadi, perusahaan ini bergerak dengan menjual barang yang diproduksi di
dalam negeri secara langsung kepada badan usaha atau orang di negeri lain.
3. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE)
Perusahaan ini lebih mengarah pada kepemilikan usaha dari satu induk perusahaan, yang menyebarluaskan cabang-cabang
produksi atau perdagangan atau kegiatan perusahaannya di negara lain.
4. Multinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE)
Fokus dari perusahaan ini lebih pada permodalan atau pembiayaan. Pada MOE dan MCE, kegiatan perusahaannya diawasi
oleh lebih dari satu negara.
Contoh Perusahaan Multinasional
1) Google : Merupakan sebuah bentuk perusahaan global yang saat ini berkembang pesat seiring dengan berkembangnya
dunia digital. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini khusus membuat produk internet.
1) SAS Institute : Perusahaan global ini juga mengkhususkan diri pada program komputer untuk analisis statistika.
Software dari perusahaan ini berguna untuk riset operasi hingga manajemen proyek.Contoh Perusahaan Multinasional
Semen Indonesia : Merupakan salah satu BUMN pertama yang sudah memiliki status multinational corporation. BUMN
ini sudah berhasil mengakuisisi perusahaan asing dan berhasil memasuki pasar ASEAN dan Asia Selatan.
2) GarudaFood : Produk makanan dan snack dari perusahaan ini sudah banyak diterima di berbagai negara. GarudaFood
berhasil mengekspansi perusahaan asing dan berhasil mengakuisisi pabrik gula Fuhua Jinjiang Yonghe.
Bentuk badan usaha swasta adalah badan usaha yang pemiliknya sepenuhnya berada ditangan individu atau swasta. Tujuan yaitu
untuk mencarikeuntungan, sehingga ukuran keberhasilannya ditentukan dari banyaknya keuntungan yang diperoleh dari hasil
usahanya tersebut. Perusahaan yang berbentuk swasta ini sebenarnya tidaklah selalu bermotif mencari keuntungan semata akan
tetapi terdapat pula usaha swasta yang tidak bermotif mencari keuntungan. Sebagai contoh perusahaan swasta yang bermotif
nirlaba adalah Rumah Sakit, Sekolah, Akademi, Universitas, Panti Asuhan, dan sebagainya. Bentuk badan usaha swasta ini dapat
dibagi ke dalambeberapa macam yaitu :
1. Perseorangan (Sole Proprietorship)
Bentuk ini merupakan yang paling sederhana, di mana tidak terdapat pembedaan pemilikan artara hak milik pribadi
dengan milik Perusahaan. Sernua kekayaan maupun keuntungan serta utang yang timbul dari kegiatan bisnis semuanya
menjadi milik dan tanggungan dari pemiliknya secara pribadi. Jadi dengan demikian hak milik pribadi ikut serta
menanggung utang-utang bisnis yang dibuatnyadalam kegiatan bisnisnya itu.
Bentuk Perseorangan ini memiliki kebaikan-kebaikan sebagai berikut :
a. Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh ataupun rugi yang
dideritanyasepenuhnya menjadi milik pribadi pemilik Perusahaan.
b. Motivasi usaha yang tinggi.
Apabila bisnis ini merupakan usaha yang mendatangkan keuntungan besar maka hal ini dapat menjadi dorongan
usaha yang cukup besar sehingga mampu memotivasi pengembangan usahanya.
c. Penanganan aspek hukum yang minimal.
Aspek hukum yang biasanya dituntut bagi usaha dalam bentuk perseorangan ini adalah lzin Gangguan (HO atau
Hinder Ordonasie) dan lzin Usaha yang sering disingkat SIUP.
Adapun kelemahan-kelemahan Bentuk Perseorangan ini adalah :
a. Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas.
Karena dalam bentuk ini tidak terdapat perbedaan antara kekayaan dan utang pribadi dengan kekayaan dan utang
perusahaan maka semua kekayaan pribadi menaggung seluruhutang yang timbul dalam perusahaannya. Hal ini dapat
berakibat buruk apabila utang perusahaan terlalu banyak maka harta pribadi dapat disita untuk mengembalikan utang
tersebut. Jadi dalam hal ini kegagalan perusahaan akan dapat menyebabkan bangkrutnya seluruh keluarga.
b. Keterbatasan kemampuan keuangan.
Kekayaan yang dimiliki oleh suatu bisnis akan sangat tergantung dari besarnya kekayaan yang dimiliki oleh seseorang
yaitu pemilik perusahaan itu saja. Apabila perusahaan itu mengalami kemajuan dan membutuhkan tambahan dana
untuk membelanjai pertumbuhan itu maka akan kesulitan untuk memperolehnya. Pemberian fasilitas kredit bagi
perusahaan perseorangan ini juga tidak dapat leluasa karena akan terbentur pada masalah jaminan. Keterbatasan ini
sering menjadikan penghalang bagi laju pertumbuhan perusahaan.
c. Keterbatasan manajerial. 9
Dalam bentuk ini, pemilik biasanya langsung merangkap sebagai manajer bisnis. Dengan demikian apabila perusahaan
tersebut tumbuh dan berkembang maka kemampuan manajerial menjadi terbatas sehingga pengusaha lalu menjadi
tidak mampu untukmengendalikan bisnisnya dan mengurus karyawannya. Kesalahan akan menjadi sering terjadi baik
terhadap kegiatan produksinya maupun pelayanan kepada konsumen. Konsumen menjadi tidak puas dan kecewa
pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan keuangan bagi bisnisnya.
d. Kontinuitas kerja karyawan terbatas
Dalam bentuk ini pada umumnya karyawan sangat mudah untuk dikeluarkan ataupun keluar dengan kemauan sendiri.
Tidak jarang para karyawan hanya bekerja sekedar untuk mendapatkan keterampilan teknis dari bisnis itu serta
mendapatkan rahasia teknisnya.
2. Firma/Kongsi atau Perserikatan
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan daribeberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
usaha bersama. Para anggota yang berserikat tersebut adalah merupakan anggota yang aktif dalam mengelola usaha
bisnisnya itu. Bentuk ini memiliki kebaikan dan keburukan yang sama dengan bentuk Perseorangan akan tetapi karena
Firma ini adalah gabungan dari beberapa usaha perseorangan maka kontinuitas usahanya akan lebih lama, kemampuan
permodalannya akan menjadi lebih besar.Akan tetapi tidak jarang dengan bergabungnya dua orang pengusaha itu justru
mengakibatkan perselisihan yang kadang-kadang membuat usahanya menjadi tak terkontrol karena seringnya terjadi
konflik antarkeduanya. Bentuk ini seringkali diperluas lagi dengan menambah anggota-anggota baru yang hanya berfungsi
sebagai penyetor modal saja dan tidak ikut aktif dalam pengelolaan usaha bisnis itu.
3. Perserikatan Komanditer
Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan-kebaikan dari bentuk perseorangan yang memberikan
kebebasan dan penguasaan penuh bagi pemiliknya atas keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Di samping itu untuk
menghilangkan atau mengurangi ketidak-baikan dalam hal keterbatasan modal yang dimilikinya maka diadakanlah
penyertaan modal dari para anggota yang tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya menyerahkan modalnya saja
dalam bisnis itu.Dengan adanya komanditer diam ini maka keterbatasan modal perusahaan dapat dihindarkan, sehingga
perusahaan läkan dapat mencari dan mendapatkan modal yang lebih besar untuk keperluan bisnisnya.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih pada saat ini terutama untuk bisnis-bisnis yang besar. Bentuk
ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke dalam bisnis tersebut dengan cara
membeli saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan itu. Dengan membeli saham suatu perusahaan masyarakat akan menjadi
ikut serta memiliki perusahaan itu ataudengan kata lain mereka menjadi Pemilik Perusahaan tersebut. atas kepemilikan
saham tersebut maka para pemegang saham berhak memperoleh laba atau deviden dari Perusahaan tersebut. Para pemegang
saham mempunyai tanggung jawab terbatas pada modal yang disertakan dan tidak menanggung utang-utang yang
dilakukan Perusahaan.
5. Yayasan
Yayasan merupakan bentuk organisasi swasta yang pada umumnya didirikan untuk tujuan-tujuan sosial masyarakat yang
tidakberorientasi pada keuntungan. Sebagai contoh dari bentuk ini adalah Yayasan Panti Asuhan, Yayasan yang mengelola
sekolah-sekolahSwasta, Yayasan Penderita Anak-anak Cacat dan sebagainya.
6. CV (Commanditaire Vennootschap)
CV adalah bentuk badan usaha yang sering digunakan untuk bisnis kemitraan. Di dalam CV, terdapat dua jenis mitra, yaitu
Mitra Komplementer (Vennot) dan Mitra Komanditer (Commanditaire Vennoot). Perbedaan keduanya adalah pada tingkat
tanggung jawab dan keterlibatan dalam manajemen bisnis.
1.4.1 Prosedur Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)
Sebelum mengajukan permintaan untuk mendirikan suatuPerseroan Terbatas (PT), pihak yang ingin mendirikan PT
harus telah memiliki akta resmi (akta yang telah dibuat oleh notaris)dimana di dalamnya telah dicantumkan nama lain
dari Perseroan Terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta resmi tersebut harus telah disahkan oleh
menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Agar akta tersebut dapat diresmikan oleh menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, maka harus memenuhi beberapa persyaratan, yang diantaranya:
1. Perseroan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
2. Akta pendirian harus memenuhi syarat yang telah ditetapkansesuai dengan Undang-undang yang berlaku
3. Modal yang ditempatkan dan disetor adalah paling sedikit 25% dari modal dasar. (Sesuai dengan UU No. 1 tahun 1995
& UU No. 40 tahun 2007, yang mana kedua UU tersebut membahas mengenai Perseroan Terbatas)
Apabila seseorang akan mendirikan Perseroan Terbatas, maka para pendiri yang umumnya terdiri dari 2 orang atau lebih,
akan melakukan perbuatan hukum sebagai berikut:
1. Para pendiri datang ke kantor notaris untuk membuat akta pendirian Perseroan Terbatas, dimana akta pendirian ini di
dalamnya sudah mencakup anggaran dasar dari Perseroan Terbatas. Apabila pendiri merasa tidak sanggup untuk
membuat anggaran dasar tersebut, maka hal itu dapat diserahkan pelaksanaannya kepada pihak notaris yang
bersangkutan.
2. Setelah pembuatan akta pendirian ini selesai, maka notaris mengirimkan akta tersebut kepada Kepala Direktorat
Perdata, Departemen Kehakiman, namun dalam hal ini, Kepala Direktorat Perdata tersebut harus memiliki surat
pengantar dari notaris yang bersangkutan. Apabila tidak terdapat kesalahan atau kesulitan, maka akta pendirian
Perseroan Terbatas tersebut dapat disahkan oleh Kepala Direktorat Perdata atas nama Menteri Kehakiman yang
dilakukan dengan mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang bersangkutan.
Namun, apabila terdapat hal-hal yang masih harus diubah, maka Perubahan tersebut harus ditetapkankembali dengan
akta notaris sebagai tambahan akta notaris yang terdahulu.
3. Para pendiri membawa akta pendirian yang telahmendapatkan
1 pengesahan dari Departemen Kehakimanbeserta surat
keputusan pengesahan dari Departemen Kehakiman 0 tersebut ke kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
mewilayahi domisili Perseroan Terbatas untuk didaftarkan. Panitera yang berwenang mengenai hal ini nantinya akan
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada notaris yang bersangkutan bahwa akta pendirian PT sudah didaftarkan
pada buku register PT.
4. Para pendiri membawa akta pendirian PT beserta surat keputusan mengenai pengesahan dari DepartemenKehakiman,
serta pula surat dari Panitera Pengadilan Negerimengenai telah didaftarkannya akta pendirian PT tersebut kekantor
Percetakan Negara. Setelah akta pendirian PT tersebut diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI, maka PT yang
bersangkutan telah sah menjadi badan hukum.

1.4.2 Prosedur Mendirikan Perusahaan Komanditer (CV)


Prosedur pendirian CV umumnya lebih mudah apabila dibandingkan dengan prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT),
yaitu hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta notaris yang berbahasa Indonesia. Walaupun
belakangan ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Undang-Undang Hukum Dagang
dinyatakan bahwapendirian CV tidak mutlak harus dengan akta notaris.Pada saat para pihak sepakat untuk mendirikan CV,
maka dapat datang ke kantor notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV tidak diperlukan adanya pengecekan nama
CV terlebih dahulu. Oleh karena itu, proses pendiriannya akan lebih cepat dan mudah apabila dibandingkan dengan proses
pendirian PT. Namun, dengan tidak dilakukannya pengecekan nama CV terlebih dahulu menjadikan tak jarang terjadi
kesamaan nama CV antara satudengan yang lainnya. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelumdatang ke notaris, yaitu:
1. Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut
2. Tempat kedudukan dari CV
3. Siapa yang akan bertindak selaku sekutu aktif (komplementer) dan siapa yang akan bertindak sebagai sekutu pasif
(komanditer).
4. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut
Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta notaris tersebut, namun untuk
memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa
kelengkapan berupaSurat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.

1.4.3 Prosedur Mendirikan Perusahaan Perorangan


Dalam mendirikan Perusahaan Perseorangan, sebenarnya tidak ada aturan yang mengikat. Namun, umumnya para pendiri
perusahaan perseorangan mengikuti prosedur berupa mengajukan izin permohonan tempat usaha dari Dinas Perdagangan
di wilayah setempat (Izin Usaha) dengan syarat berupa fotokopi KTP pemegang saham perusahaan, fotokopi NPWP,
surat keterangandomisili atau SITU, neraca keuangan perusahaan, dan materaisenilai RP 10.000,00. Selain izin dari Dinas
Perdagangan setempat, pendiri juga harus mengajukan izin permohonan tempat usaha kepada Pemda Setempat yang
dilakukan dengan menyerahkan proposal yang berisi rencana dan uraian lengkap mengenai usaha yang akan didirikan,
termasuk biaya dari modal usaha. Setelah itu, perlu dilakukan pengisian beberapa formulir yang sudah dipersiapkan dimana
formulir tersebut sudah harus menyertakan daerah lokasi usaha. Beberapa file yang perlu dipersiapkan diantaranya, fotokopi
KTP pengurus perusahaan, NPWP, dan surat bukti kepemilikan tanah dan/ atau bangunan yang akan dijadikan lokasi usaha.
Berikut kami telah merangkum beberapa peluang dan tantangan bisnis di era digital ini.
1. Munculnya peluang bisnis online baru (e-business)
Perkembangan informasi saat ini mewabah ke pola hidup masyarakat yang mengandalkan dunia virtual untuk kegiatan sehari-
hari. Sejak dilanda pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat cenderung memilih berbelanja secara online untuk melengkapi
kebutuhan terlihat meningkat tajam. Cara ini dinilai lebih mudah, praktis dan efisien karena kita tak perlu berinteraksi dan
berhadapan dengan orang banyak. Cukup dengan sentuhan layar ponsel, berbagai kebutuhan dapat dikirimkan hingga ke depan
pintu rumah kita.
2. Keinginan yang serba cepat
Jangkauan internet yang sangat luas tentu saja berpengaruh pada berbagai hal. Bahkan bagi Anda sebagai pemilik bisnis yang
cukup besar, jarak antara pelaku bisnis dan konsumen tidak menjadi penghalang. Saat ini semakin banyak tersedia berbagai
aplikasi yang memudahkan keduanya melakukan bertransaksi.
Di sisi lain, tidak dapat dihindari juga pola pikir dengan keinginan yang serba cepat telah menjamur di masyarakat. Solusi bagi
pemilik bisnis selain mengoptimalkan sumber daya yang ada di perusahaan adalah dengan berkolaborasi melalui teknologi yang
ada saat ini. Bisnis yang dipadukan dengan teknologi dapat melaju lebih pesat karena mengikuti perkembangan pasar.
3. Media pemasaran semakin tak terbatas dan persaingan semakin tinggi
Hidup pada dunia yang serba digital saat ini, pemilik bisnis dapat dengan mudahnya melakukan pemasaran produk secara
online. Hal ini dapat berdampak pada pengurangan biaya khususnya karena pemilik bisnis tidak harus melakukan sewa tempat
luas untuk melakukan berbagai transaksi.
Bahkan bagi toko online bisa dibentuk hanya dengan bermodalkan ponsel dan kuota internet. Pemilik bisnis pun juga dapat
melakukan strategi marketing di media sosial ataupun email secara gratis. Namun dampak lainnya dengan adanya media ini,
tentu persaingan yang semakin tinggi pula. Jika tidak dibarengi dengan inovasi yang terus menerus, maka bisnis akan tertinggal
dari lainnya.
4. Proses transaksi menjadi semakin mudah tetapi kecenderungan masyarakat senantiasa berubah
Aktivitas di dunia maya berjalan selama 24 jam dalam sehari. Hal ini membuat semakin mudahnya konsumen maupun pelaku
bisnis melakukan transaksi dengan lebih cepat. Bahkan saat ini ada berbagai macam opsi pengiriman barang dan pembayaran
semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi tanpa adanya hambatan yang berarti.
Namun masyarakat saat ini mudah sekali merasa bosan dengan satu hal dan mempunyai keinginan yang cukup kompleks.
Mereka pun lebih pintar dalam memilih mana produk yang sesuai dengan mereka dan tidak. Ini menjadi tantangan karena
menuntut pemilik bisnis untuk lebih memutar otak dan berinovasi1 dalam menciptakan produk serta jasa. Dan tentu saja hal ini
mampu memberikan keuntungan yang lebih maksimal kedepannya 1 jika pelaku bisnis mampu memanfaatkannya.
Di era digitalisasi seperti sekarang ini, e-commerce atau perdagangan elektronik telah menjadi salah satu bentuk bisnis digital yang
semakin diminati oleh masyarakat. Dalam e-commerce, proses transaksi bisnis dilakukan melalui internet atau platform online.
Berbagai produk dan layanan dapat diperjualbelikan secara online, mulai dari barang konsumsi hingga jasa yang memanfaatkan
teknologi digital.
E-commerce memiliki berbagai peluang bagi para pelaku bisnis digital. Pertama, dengan menggunakan platform e-commerce, bisnis
dapat menjangkau konsumen yang lebih luas tanpa terkendala oleh batasan geografis. Kedua, e-commerce dapat meningkatkan
efisiensi bisnis dengan mengurangi biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha dan mempekerjakan
karyawan. Ketiga, e-commerce juga memungkinkan para pelaku bisnis untuk mengumpulkan data konsumen yang dapat digunakan
untuk membuat keputusan strategis bisnis.
Namun, meskipun e-commerce memiliki peluang yang besar, terdapat juga berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku
bisnis digital. Pertama, persaingan yang ketat di dalam e-commerce dapat membuat bisnis sulit untuk bertahan dan berkembang.
Kedua, kepercayaan konsumen terhadap bisnis online masih relatif rendah sehingga memerlukan upaya ekstra dalam membangun
reputasi dan kepercayaan konsumen. Ketiga, risiko keamanan informasi dan privasi juga menjadi tantangan besar yang harus
dihadapi oleh bisnis e-commerce.
Untuk dapat menghadapi tantangan tersebut, para pelaku bisnis digital perlu mengadopsi strategi yang tepat. Pertama, bisnis harus
memperkuat branding dan reputasi mereka dengan menghadirkan pengalaman yang baik dan membangun kepercayaan konsumen
melalui testimoni dan review yang baik. Kedua, bisnis harus memperkuat keamanan data dan privasi konsumen dengan melakukan
proteksi data yang baik. Ketiga, bisnis harus terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan meningkatkan kualitas
produk dan layanan mereka.
Dalam kesimpulan, e-commerce adalah salah satu bentuk bisnis digital yang memiliki peluang besar namun juga tantangan yang
signifikan. Dengan memahami peluang dan tantangan tersebut, para pelaku bisnis digital dapat mengambil langkah strategis yang
tepat untuk memaksimalkan potensi bisnis mereka dalam era digitalisasi yang semakin maju ini.

1
2

Anda mungkin juga menyukai