Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANAGEMEN KERJA

MENGELOLA PRODUKTIVITAS

Oleh:

KELOMPOK II
1. Ernesta Tanditasik (P2MM 220103015)
2. Yanes Balingga (P2MM 220103017)
3. Sherly Kendek (P2MM 22010316)
4. Natalius Timang (P2MM 220103021)

PROGRAM PASCASARJANA MM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya makalah yang berjudul “MENGELOLA
PRODUKTIVITAS” ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan dalam
penyelesaian makalah ini. Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui dan memahami materi mengenai Mengelola
Produktivitas, serta dapat menjadi pengembangan wawasan akan beberapa
referensi dari berbagai sumber. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang sifatnya konstruktif demi ikut memberi andil dalam menyempurnakan
makalah ini. Tentu saja penulis akan menerima dengan senang hati. Akhirnya,
sekali lagi penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 22 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Definisi Produktivitas ............................................................................................3
B. Lingkungan Perbaikan Produktivitas .....................................................................6
C. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan-Pimpinan Departemen, Badan
Legislatif dan Eksekutif Dalam Peningkatan Produktivitas .........................................8
BAB III PENUTUP ......................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia pada umumnya untuk memperoleh
tingkat perkembangan yang setinggi-tingginya, hubungan kerja yang serasi
antara karyawan dan penyatupaduan sumber daya manusia secara efektif atau
tujuan efesiensi dan kerja sama sehingga diharapkan akan meningkatkan
produktivitas kerja pada suatu perusahaan atau instansi tersebut. Sumber daya
manusia mengandung dua hal yaitu dipandang dari kualitas usaha kerja atau
jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi dalam jangka waktu
tertentu, untuk meningkatkan barang dan jasa.
Dalam memanajemen suatu kegiatan itu tidaklah mudah seperti yang kita
bayangkan, baik kegiatan dalam suatu organisasi ataupun kegiatan yang ada
pada suatu perusahaan. Tanpa adanya manajemen yang baik kita tidak akan
bisa menjalankan suatu kegiatan yang sesuai dengan tujuan.
Dalam suatu perusahaan tujuan awal adalah meraih keberhasilan yang
berdampak pada kemajuan suatu perusahaan. Salah satu ukuran keberhasilan
kinerja individu, organisasi atau perusahaan terletak pada produktivitasnya.
Apabila produktivitasnya tinggi atau bertambah, maka suatu organisasi atau
perusahaan tersebut bisa dikatakan berhasil. Apabila lebih rendah dari standar
atau menurun, bisa dinyatakan tidak atau kurang berhasil.
Lynch dan kordis, yang menyatakan bahwa organisasi yang akan mampu
bersaing dan dapat bertahan dalam gelombang perubahan yang sedang
melanda dunia adalah organisasi yang memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi. Organisasi yang dianggap prima adalah organisasi yang mampu
menciptakan mekanisme untuk meningkatkan nilai tambah dari seluruh aset,
potensi dan sumber daya organisasi. Sebaliknya organisasi atau perusahaan
yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah secara perlahan ataupun
cepat akan kalah dalam arena pertandingan usaha dan akhirnya akan runtuh
tidak berdaya.

1
2

Perusahaan atau suatu wirausahawan yang sukses harus memiliki


kemampuan dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas, apabila
produktivitasnya tinggi, dan untuk mencapai produktivitas yang tinggi
sumber daya manusia harus mampu bekerja atau mampu melakukan kegiatan
yang mempunyai nilai ekonomis. Menaikan produktivitas dapat dilakukan
dengan memperbaiki rasio produktivitas dengan menghasilkan lebih banyak
keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya
tertentu. Dalam pencapaian produktivitas yang tinggi perlulah usaha-usaha
dan perlu memperhatikan berapa hal-hal sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.
Oleh karena itu, pentingnya mengelola produktivitas dalam menentukan
keberlangsungan suatu kegiatan, maka dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai produktivitas tersebeut, pengertian faktor-faktor serta peran sumber
daya manusi dalam meningkatkan produktivitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi produktivitas menurut para ahli?
2. Apa saja lingkungan perbaikan produktivitas?
3. Bagaimana peran manajemen sumber daya manusia, pimpinan-pimpinan
departemen, badan legislatif dan eksekutif dalam peningkatan
produktivitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari produktivitas.
2. Untuk mengetahui tentang lingkungan perbaikan produktivitas.
3. Untuk memahami perkembangan peran manajemen sumber daya manusia,
pimpinan-pimpinan departemen, badan legislatif dan eksekutif dalam
peningkatan produktivitas.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Produktivitas
Istilah atau kata produktivitas pada awalnya muncul sekitar tahun 1766
dalam artikel yang berjudul “The school of physiocraft” oleh Francois
Quesnay, seorang ekonom Perancis. Sedangkan produktivitas sebagai konsep
dengan keluaran dan masukan sebagai elemen utama, pertama kali dicetuskan
oleh David Ricardo sekitar tahun 1810. inti konsepnya adalah bagaimana
keluaran akan berubah apabila besaran masukan berubah.
Pada tahun 1883, Litter mendefinisikan produktivitas sebagai
kemampuan untuk berproduksi. Kemudian pada awal abad ke 19 dikenal
definisi yang lebih spesifik, yang menyatakan bahwa produktivitas
merupakan hubungan antara keluaran dan sumber yang digunakan untuk
menghasilkan keluaran tersebut.
Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari satu sisi,
maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi
output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan
dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan
atau jasa).
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang
menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk
mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau
jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi
produk yang dihasilkan.
Batasan produktivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
tergantung pada tujuan masing-masing organisasi, yang bergerak di bidang
profit ataupun untuk customer jatisfaction atau juga organisasi publik ataupun
swasta.
Sedangkan pengertian produktivitas secara filosofi, dan menurut Dewan
Produktivitas Nasional produktivitas merupakan sikap mental yang selalu
4

berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis
produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan
keseluruhan sumber daya yang dipergunakan, dengan membandingkan
jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan, produktivitas
adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan outputyang
dikeluarkan.
Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau
hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat
dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan
produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas,
dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atu output yang lebih baik
dengan tingkat masukan sumber daya tertentu. Produktivitas sering diukur
dalam bentuk masukan dan keluaran ekonomi. Akan tetapi, masukan dan
keluaran sumber daya manusia dan sosial juga merupakan faktor penting. Jika
perilaku organisasi lebih baik, dapat memperbaiki kepuasan kerja sehingga
terjadi peningkatan hasil sumber daya manusia.
Defenisi Produktivitas Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut, antara
lain:
1. Paul Mauli (1978) mendefinisikan produktivitas adalah pengakuan
seberapa baik sumber daya digunakan bersama di dalam organisasi untuk
menghasilkan untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.
2. Marvin E. Mundel (1978), mendefinisikan produktivitas adalah rasio dari
keluaran yang dihasilkan dan digunakan di luar organisasi dan sumber-
sumber daya yang digunakan dibagi dengan rasio yang sama dari suatu
periode dasar.
3. Peter F. Ducker (1981), mendefinisikan produktivitas adalah
keseimbangan antara seluruh faktor-faktor produksi yang akan
memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber yang
lebih irit.
4. David J. Sumanth (1985), mendefinisikan produktivitas total adalah
perbandingan antara output tangible dan input tangible.
5

5. Webster mengemukakan definisi bahwa: “Produktivitas adalah keluaran


fisik per unit dari usaha produksi dengan tingkat efektivitas dari
manajemen industri dalam penggunaan fasilitas produksi, serta tingkat
efektivitas dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan”.
6. Jackson Grayson mengemukakan definisi bahwa: “Produktivitas adalah
sesuatu yang diperoleh melalui kegiatan tertentu dari sesuatu yang
dimasukkan”.
7. Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) bahwa Productivity is equal to output divided by one of it’s
production element. Menurut OECD pada dasarnya, produktivitas adalah
keluaran dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.
8. Menurut ILO (International Labour Organization), menyatakan bahwa
“Production are produced as a result of the integration of four mayor
elements land, capital, labour and organization. The ratio of these
elements to production is a measure of the productivity”. Menurut ILO
pada prinsipnya, produksi terjadi karena adanya keterkaitan empat elemen
utama yaitu tanah, modal, buruh dan organisasi. Perbandingan dari elemen
produksi tersebut merupakan ukuran dari produktivitas.
9. Menurut EPA (European Productivity Agency), menyatakan behwa
“Productivity is the degree of the effective utilization of each productivity
element”. Menurut EPA, pada prinsipnya produktivitas adalah tingkat
efektifitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas.
10. Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam bukunya yang berjudul
“Towards Higher productivity”, menyatakan bahwa Productivity is the
relationship between the output produced and the input consumed at any
given point of time. Menurut Vinay Goel tersebut bahwa, produktivitas
adalah hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan pada
waktu tertentu.
11. Menurut Formulasi dari National Productivity Board, Singapore. Pada
prinsipnya, produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang
memiliki semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan
6

untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap mental


tersebut dalam berbagai kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi dan kerukunan kerja.
b) Yang berkaitan dalam pekerjaan kita dapat dilakukan melalui:
Manajemen dan metode kerja yang lebih baik; Penghematan biaya;
Tepat waktu; Sistem dan teknologi yang lebih baik.
12. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (1986), Produktivitas
didefinisikan dari berbagai segi. Secara filosofi atau psikologis,
produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini.

B. Lingkungan Perbaikan Produktivitas


Bagi Bidang bidang yang berkaitan dengan program-program
peningkatan atau perbaikan produktivitas antara lain adalah yang pertama
mencakup dinamika perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, kedua
mencakup proses-proses dalam manajemen sumber daya manusia dan ketiga
mencakup prosedur-prosedur pelaksanaan MSDM.
Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (1995) adalah:
a) Fleksibilitas dalam melakukan prosedur-prosedur pelayanan sipil.
b) Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik,
daftar gaji, dan pembelian.
c) Mengumpulkan laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan
pendapatan.
d) Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi ke dalam unit-unit yang
sama.
e) Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standar-
standar kerja untuk memonitor produktivitas.
f) Konsulidasi pelayanan-pelayanan.
g) Penggunaan modal-modal keputusan ekonomi rasionalis untuk
menjadwalkan dan masalah-masalah konservasi energi lainnya.
7

h) Recycling projects.

Adapun teknik memperbaiki produktivitas menurut Wibowo,


menunjukan adanya beberapa cara untuk memaperbaiki produktivitas yaitu
industrial engineering technique, economic analyze, dan behavioral
techinique.
Industrial engineering technique dilakukan melalui work study, work
simplification dan pareton analysis. Economic analysis menggunakan
management through value analysis, cost-benefit analysis, zero based
budgeting dan cost productivity allocation. Sementara behavioral technique
menggunakan organization development, brainstorming, forced field analysis
dan nominal group technique.

1. Studi Kerja (Work Study)


Studi kerja yang digunakan untuk mempelajari pekerjaan orang dan
mengindikasi faktor yang memengaruhi efesiensi. Biasanya digunakan
dalam usaha meningkatkan output dari jumlah sumber daya tertentu
dengan sedikit atau tanpa investasi kapital lebih lanjut.
2. Pengembangan Organisasi (Organization Development)
Pengembangan organisasi adalah proses yang terencana, dikelola, dan
sistematis. Tujuannya adalah mengubah sistem, budaya, dan perilaku
organisasi dengan maksud memengaruhi efektivitas organisasi.
3. Curah Gagasan (Brainstorming)
Suatu proses membangkitkan gagasan secara terorganisir untuk
menghindari evaluasi terlalu dini karena apabila demikian, dapat menutup
timbulnya gagasan yang baik.
4. Forced Field Analysis
Merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal ini
memfasilitasi perubahan dalam organisasi dengan meminimalkan usaha
dengan gangguan.
8

5. Nominal Group Technique


Merupakan pendekatan partisipatif pada penemuan fakta, identifikasi
masalah dan kekuatan, membangkitkan gagasan, dan mengevalusai
progres.

Setiap organisasi pada umumnya ingin memperbaiki kinerja dengan cara


melakukan perbaikan produktivitas, namun usaha tersebut tidak selalu
berhasil. Blecher mengungkapkan adanya kesukaran dalam melaksanakan
perbaikan produktivitas karena hal-hal berikut:
a) Perintah dari manajemen puncak;
b) Definisi dan rasional tidak jelas;
c) Komitmen dari atas rendah;
d) Perangkap pengangkatan coordinator;
e) Kegagalan mengukur kesiapan organisasi;
f) Pengukuran menggantung;
g) Ketidakjelasan tanggung jawab dan akuntabilitas rendah; dan
h) Menyenangkan dengan teknik.

C. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan-Pimpinan


Departemen, Badan Legislatif dan Eksekutif Dalam Peningkatan
Produktivitas
Berbicara performansi pegawai dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan
kemampuan pegawai, dan juga kesempatan dan kejelasan tujuan-tujuan
kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada seorang pegawai. Masing-
masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa mempengaruhi
upaya perbaikan produktivitas.
Faktor kesempatan dari para pegawai untuk bekerja dengan baik sering
diabaikan atau tidak mendapat perhatian yang serius. Para pekerja juga harus
diberi harapan-harapan konerja yang masuk akal, tidak hanya kejelasan dari
pada pertanyaan tujuan tetapi juga fisibilitas tujuan secara keseluruhan.
Faktor lain yang berkaitan dengan produktivitas meliputi perhatian
terhadap alat pengaman dan kondisi kerja seperti sakit sehingga
9

meninggalkan kerja, atau konpensasi dari pekerja, tentu berarti biaya dari
organisasi dalam jumlah uang yang besar, dan kondisi kerja yang tidak
nyaman jelas akan mempengaruhi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja
secara lebih efesien dan efektif.
Faktor lainnya adalah yang berkaitan dengan sistem kepegawaian itu
sendiri. Jika suatu sistem terlampau kaku maka mungkin hanya sedikit
kesempatan fleksibilitas dalam tugas-tugas kerja, mobilitas karir, dan
implementasi rencana-rencana insentif.
Faktor lain yang mendukung produktivitas di dalam pemerintahan, yang
dengan mudah sering diabaikan (overlook) adalah kejelasan tujuan.
Pengukuran produktivitas di dalam penyediaan pelayanan sosial sering
diganggu oleh gagasan-gagasan yang mendua dari apa yang merupakan
output yang diterima. Terlalu sering dijumpai tujuan yang terlaulu
sloganistik. Jadi seorang pekerja harus tahu apa yang dipertimbangkan oleh
organisasi sebagai suatu kinerja yang memuaskan agar ia dapat melakukan
seperti apa yang diharapkan oleh organisasi tersebut. Pada tingkat legislatif-
legislatif hal ini berarti spesifikasi prioritas dan tujuan program.
Faktor lain yang berkaitan dengan produktivitas meliputi perhatian
terhadap alat pengaman dan kondisi kerja seperti sakit sehingga
meninggalkan kerja, atau konpensasi dari pekerja, tentu berarti biaya dari
organisasi dalam jumlah uang yang besar, dan kondisi kerja yang tidak
nyaman jelas akan mempengaruhi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja
secara lebih efesien dan efektif.
Pada level departemen, manajer dan supervisor harus menterjemahkan
prioritas tersebut ke dalam unit kerja khusus dan perorangan, dan harus pula
menyediakan feedback untuk para pekerja tentang kinerja mereka. Instansi
kepegawaian bisa memberikan hal-hal yang berkaitan dengan kejelasan
tujuan dengan melakukan analisis pekerjaan berdasarkan waktu, dan dengan
melatih para supervisor dalam penyusunan standar-standar performansi dan
dalam proses penilaian performansinya.
Pada level pimpinan instansi dan legislatif produktivitas pegawai akan
ditingkatkan melalui pengalokasian upah dan kondisi kerja yang bersaing
10

dengan para pemimpin yang lain, melalui pemberian insentif-insentif dan


melalui penerimaan kebijaksanaan manajemen sumber daya manusia yang
adil. Para politisi daya yang memadai untuk mencapai tujuan-tujuan yang
fisibel, juga untuk menetapkan prioritas program.
Pada level departemen dan supervisor, faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai termasuk perhatian pada metode-metode seleksi, pelatihan on
the job, kaitan imbalan atau upah dengan kinerja, perlakuan yang adil
terhadap pekerja, rancangan pekerjaan yang menantang dan tangga karir yang
menunjukan seorang pekerja bisa tumbuh bersama majikan yang sama,
melengkapi para pegawai dengan alat-alat yang memadai bagi
perdagangannya, dan memberikan informasi kepada para pegawai sehingga
mereka bisa melakukan penyesuaian dalam kinerja yang juga akan
mempengaruhi produktivitas.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran
(output) dengan pemasukan, penjualan atau pendapatan (input). Produktivitas
suatu kegiatan dikatakan meningkat apabila pengembangan program
memberikan hasil tambahan sebagai produk sampingan atau by-product.
Pendapat lain mengemukakan bahwa suatu organisasi dikatakan produktif
apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi dengan mengubah masukan
menjadi pengeluran dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukuran
kinerja termasuk efektivitas dan efesiensi.
Faktor-faktor determinan produktivitas adalah: knowledge, skills,
mabilities, attitudes, dan behaviors. Produkivitas yang meningkat berarti
performansi yang baik akan menjadi feedback bagi usaha, atau motivasi
pekerjaan pada tahun berikutnya. Selain keterkaitan produktivitas dengan
usaha dan kemampuan sumber daya manusia, produktivitas juga memiliki
hubungan keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas. Bidang
bidang yang berkaitan dengan program-program peningkatan atau perbaikan
produktivitas antara lain adalah yang pertama mencakup dinamika
perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses-
proses dalam manajemen sumber daya manusia dan ketiga mencakup
prosedur-prosedur pelaksanaan MSDM.
Manajemen sumber daya manusia, pimpinan-pimpinan departemen,
badan legislatif dan eksekutif. Performansi dari pegawai tersebut dipengaruhi
oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai, dan juga kesempatan dan
kejelasan tujuan-tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi kepada seorang
pegawai. Masing-masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa
mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.
12

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
makalah ini. Penulis meminta maaf apabila ada penulisan dan ulasan yang
salah maupun masih kurang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
13

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Badrianto, Y., Pratiwi, R., Ernawati, A., Hutar, A. N. R., Putra, A. D., Manafe, M.
W. N., ... & Sululing, S. (2021). Mengelola SDM Produktif dan Unggul.
Ponorogo: Media Sains Indonesia.

JURNAL
Chandra, T. (2010). " Agency Problem" dan Keputusan Struktur Modal:
Bagaimana Perusahaan Mengelola Utang dalam Rangka Meningkatkan
Produktivitas, Nilai, dan Kinerjanya. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8 (1).
Diana, R. (2015). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Jurnal
Istinbath, 15 (1).
Fadli, R., Seta, A. B., Ilham, N., Nurcahayati, S., & Mulyani, S. (2020). Pelatihan
Manajemen Waktu dalam Mewujudkan Produktivitas Kerja pada Tenaga
Kesehatan RSU Bhakti Asih. BAKTIMAS: Jurnal Pengabdian pada
Masyarakat, 2 (2).
Ongkowijoyo, Y. S. P. (2021). Strategi manajemen sumber daya manusia dalam
mengelola kepemimpinan millenial untuk meningkatkan produktivitas
karyawan yang didukung oleh teknologi modern. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi, 2 (6).
Syamsuar, C. A., & Ginting, H. (2020). Mengelola Keberagaman Pegawai Dalam
Konflik Interpersonal Guna Meningkatkan Produktivitas Karyawan: Studi
Komparasi. JPPM: Journal of Public Policy and Management, 2 (1).

Anda mungkin juga menyukai