Anda di halaman 1dari 6

TEORI SOSIAL KOGNITIF PENGEMBANGAN KARIR DAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BK Karir


Disusun oleh:
Agung Pangestu

(1115500004)

Ahmad Syaripudin ( 1115500005)


Baoka Dwi K.F

(1115500017)

Muchamad Efendi

(1115500057)

Kelas : BK 2C
SEMESTER 2

Teori Sosial Kognitif Pengembangan Karir Dan konseling


A. (Social Cognitive Carier Theory)
Teori SCCT tidak begitu memperhatikan peran kepribadian, seperti minat dan nilai-nilai dalam
proses pengambilan keputusan karir namun lebih menfokuskan pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada keyakinan dan minat diri serta bagaimana hal ini memberi pengaruh terhadap
pengambilan keputusan karir.
B. Faktor yang Berpengaruh Bagi Pengembangan Karir dan Pemgambilan Keputusan Individu
Teori ini menyatakan bahwa empat

kategori faktor berpengaruh bagi pengembangan

karir dan pengambilan keputusan individu.


Faktor-faktor ini mencangkup sebagai berikut:
1. Bawaan genetika dan bakat istimewa.
2. Kondisi lingkungan dan kejadian.
3. Pengalaman belajar.
4. Keterampilan pendekatan tugas.
C. Teori karier kognitif social
Teori Karier Kognitif Social (SCCT) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1994 dan telah
memeberikan dampak yang besar pada penelitian terkaitan masalah penelitian karier. Teori ini
muncul dari penelitian awal Albert Bandura dan penekanannya pada model triadic/harmoni
mutual fundamental, yang menganggap atribut, lingkungan, dan perilaku yang tampak saling
bersiggungan dalam terikatan dua arah (Niles & Harris-Bowlsbey, 2005,p.87). Bagian terpenting
dari klien/harmoni ini adalah efisiensi diri yaitu, keyakinan seseorang terkait masalah
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas dengan sukses (Maples & Luzzo, 2005,p.275).
Proposisi dari SCCT yang paling utama adalah sebagai berikut :
1. Interaksi antara orang dan lingkungannya sangatlah dinamis (misalnya, mereka saling
mempengaruhi).
2. Perilaku yang berhubungan dengan karier dipengaruhi oleh empat aspek dari seseorang :
perilaku, efisisensi diri, hasil yang diharapkan, dan tujuan selin karakteristik ynag ditenukan
secara genetic.

3. Keyakinan akan efisiensi diri dan hasil yang diharapakan berinteraksi secara langsung unuk
mempengaruhi perkembangan minat.
4. Sebagai tambahan dari hasil yang diharapkan, factor-faktor seperti jenis kelamin, ras,
kesehatan fisik, kecacatan dan fariabel lingkungan mempengaruhi perkembangan efisiensi diri .
5. Pilihan karir aktual dan penerapannya dipengaruhi oleh sejumlah fariabel yang langsung dan
tidak langsung selain eisiensi diri, harapan , dan tujuan (misalnya, diskriminasi, fariabel
ekonomi, dan kesempatan yang terjadi).
6. Semua sederajat, orang dengan tingkat kemampuan tertinggi dan keyakinan efisiensi diri
yang terkuat mempunyai performa yang juga sangat tinggi (brown, 2007, p 69).
Salah satu asumsi penting lainya dari SCCT bahwa efisiensi diri dan minat saling berhubungan
dan minat dapat di kembangkan atau diperkuat menggunakan pemodelan, dukungan , dan
yang paling kuat, dengan memperkuat performa. Oleh karena itu, kelompok-kelompok lain,
seperti wanita ( dan minoritas) yang mempunyai sedikit kesempatan unuk berpartisispasi dalam
aktivitas tertentu karena diskriminasi jenis kelamin, dapat mengambil keuntungan dari penerapan
theory ini (brown, 2007, p 70)
.
Teori Kognitif Social dapat digunakan pada sejumlah lingkungan. Sebagai contoh, dapat
digunakan pada remaja pedesaan Applachia guna membantu mereka mengembangkan,
mengubah, mengajarkan karir yang diminatinya (ali & Saunders, 2006). Jika dapat digunakan
pada siswa Universitas generasi pertama yang membutuhkan informasi yang akan digunakan
melawan kepercayaan tidak benar yang mereka punyai (Gibbons & Shoffner, 2004). Secara
keseluruhan, intervensi berdasarkan SCCT dapat digunakan pada berbagai kelompok. Kekuatan
tambahan dari SCCT adalah membahas baik varibel intra individual maupun kontekstual dalam
perkembangan karir (Niles & Harris-Bowlsbey,2005, p.91)
Krumbolzt(1979) telah merumuskan sesuatu pendekatan pengembangan karir yang sama
lengkapnya tetapi kurang mengarah kekognitif osial. Dia menyatakan bahwa ada empat factor
yang mempengaruhi pemilihan karir seseorang :
Keturunan genetic
Kondisi dan peristiwa yang terjadi dilingkungan
Pengalaman belajar

Kemapuan pendekatan- tugas (misalnya, nilai-nilai, kebiasaan kerja,).


Menurut Krumbolzt, keputusan karir dikendalikan oleh proses internal dan eksternal. Ada
pembelajaran berkelanjutan yang menghasilkan apa yang disebut Krumbolzt:
Generalisasi observasi diri, sebagai pernyataan diri yang terbuka maupun tertutup terhadap
evaluasi yang mungkin benar atau mungkin tidak benar.
Keahlian pendekatan tugas, upaya seseorang untuk memproyeksikan generalisasi pernyataan
diri mereka kemasa depan dengan tujuan untuk memprediksi peristiwa yang akan terjadi dimasa
mendatang, dan
Tindakan, penerapan dari perilaku, seperti melamar pekerjaan.
Secara keseluruhan, kekuatan teori Kurmboltz adalah bahwa teori tersbut memandang orang
sebagai individu yang meiliki kemampuan, untuk mengendalikan peristiwa peristiwa yang
mereka anggap memberikan kekuatan tambahan. Sementata dunia dan manusia berubah, orang
dapat belajar memanfaatkan kesempatan pembelajaran yang ada dan membuat keputusan karir
dengan tepat. kesimpulannya Krumboltz menjelaskan pendekatan yang dinamik terhadap
konseling karir yang dapat diterapkan pada pria maupu wanita, seperti halnya pada ras dan etnis
minoritas yang mempunyai prespektif individualitas. (Brown, 2007, p.68)
D. Teori Belajar Sosial
Pendekatan Belajar Sosial Terhadap Teori Perkembangan Karir (Social Learning Approaches To
Career Develpoment Theory) menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi dalam membuat
keputusan karir. Lebih lanjut diebutkan bahwa pembuatan keputusan karir individu dipergunakan
oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial) terutama dari orang lain yang berarti signifikan
(significant other). Dengan kata lain, bahwa dalam mengambil keputusan karir individu dapat
mengamati, meniru, dan mencontoh orang-orang yang ada di sekelilingnya, jika apa yang di
amatinya itu sesuai dengan keinginan individu maka apa yang diamatinya itu dapat
direalisasikannya menjadi sebuah perilaku.
Bandura, Hackett dan Bitz (Osipow, 1983) berpendapat bahwa keputusan yang tepat tentang
kemampuan diri sendiri biasanya diperoleh melalui perbandingan gambaran kemampuan yang
satu dengan yang lain. Pendapat ini senada dengan yang ditampilkan oleh Okiishi (1987) yang
mengenbangkan genogram. Okiishi berasumsi bahwa ada pengaruh dari orang lain yang berarti
(significant other) terhadap individu dalam perencanaan dan pemilihan karir. Artinya, terdapat
pengaruh linhkungan (pembelajaran sosial) dalam pengambilan keputusan karir individu.

Menurut Mitchell dan Krumbiltz (Manrihu 1985; Sharf, 1992) ada empat kategori faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan karir, yaitu :
1. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus
2. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan
3. Pengalaman-pengalaman belajar
4. Keterampilan-keterampilan dalam menghadapi tugas
Menurut Krumboltz dan Baker (Munadir, 1996;101) kemampuan-kemampuan yang penting
dalam pengambilan keputusan karir aalah sebagai berikut:
1. Mengenai keputusan yang penting
2. Menentukan keputusan apa atau tugas yang dikelola dan yang realistis
3. Memeriksa dan melihat secara cermat dan generalisasi observasi diri dan generalisasi
pandangan atas dunia
4. Menyusun alternatif-alternatif yang luas dan beragam
5. Mengumpulkan informasi yang dipelukan tentang alternatif-alternatif itu,
6. Menentukan sumber-sumber informasi yang handal, cermat dan relevan; dan
7. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan

Ada tiga prosedur / teknik perilaku konselor yang diambil dari pendekatan Belajar Sosial
Terhadap Teori Perkembangan Karier (Social Lerning Approaches To Career Development
Theory) dalam proses konseling karir (Crites, 1986) yaitu:
a. Penguatan (reinforcement), dalam teknik ini konselor membantu klien dalam hal penyelesaian
tujuan dari konseling karier yaitu memilih alternatif karier yang tepat
b. Penggunaan peranan model (role model), dalam teknik ini konselor membantu konseli dengan
bertindak sebagai model atau dengan menyediakan model peran terhadap mereka.
c. Simulasi (simulation), kegiatan ini dapat membantu klien dalam mensimulasikan suatu
pengalaman karir.
Krumboltz dan Hammer (Sharf, 1992: 286-296) mengatakan ada tutjuh langkah dalam
pengambilan keputusan karir yang disingkat dalam kata DECIDES, yaitu :
a. Mendefinisikan masalah (define the problem)
b. Membuat rencana kegiatan (establish an action plan)
c. Mengklasifikasi nilai (clarify values)

d. Mengidentifikasi pilihan (indentity alternatives)


e. Mengetahui dampak-dampak masalah (discover probable outcomes)
f. Mengeliminasi beberapa alternatif secara sistematis (eliminate alternatives systematically)
g. Mulai bertindak (start action)
Pendekatan Belajar Sosial Terhadap Teori Perkembangan Karier tidak begitu mengutamakan
testing dalam proses konseling karir, tetapi merupakan bagian penting dan beberapa teori
perkembangan karir lainnya. Menurut pendekatan ini keyakinan konseli (individu) adalah bagian
integral dari proses pembuatan keputusan karir. Career Belief Inventory (CBI) sangat membantu
dalam kelancaran pembuatan keputusan karir.
A. Kesimpulan
Teori belajar sosial merupakan upaya luar biasa John Krumboltz dan C.Nichols (1990) dan
rekan-rekanya untuk mengadaptasikan teori behavioral Bandura (1977) untuk mengambil
keputusan karir.
Teori ini menyatakan bahwa empat kategori faktor berpengaruh bagi pengembangan karir dan
pengambilan keputusan individu, antara lain:
1. Bawaan genetika dan bakat istimewa.
2. Kondisi lingkungan dan kejadian.
3. Pengalaman belajar.
4. Keterampilan pendekatan tugas.
Teori SCCT tidak begitu memperhatikan peran kepribadian, seperti minat dan nilai-nilai dalam
proses pengambilan keputusan karir namun lebih menfokuskan pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada keyakinan dan minat diri serta bagaimana hal ini memberi pengaruh terhadap
pengambilan keputusan karir.
Teori ini muncul dari penelitian awal Albert Bandura dan penekanannya pada model
triadic/harmoni mutual fundamental, yang menganggap atribut, lingkungan, dan perilaku yang
tampak saling bersiggungan dalam terikatan dua arah (Niles & Harris-Bowlsbey, 2005,p.87

Anda mungkin juga menyukai