(1115500004)
(1115500017)
Muchamad Efendi
(1115500057)
Kelas : BK 2C
SEMESTER 2
3. Keyakinan akan efisiensi diri dan hasil yang diharapakan berinteraksi secara langsung unuk
mempengaruhi perkembangan minat.
4. Sebagai tambahan dari hasil yang diharapkan, factor-faktor seperti jenis kelamin, ras,
kesehatan fisik, kecacatan dan fariabel lingkungan mempengaruhi perkembangan efisiensi diri .
5. Pilihan karir aktual dan penerapannya dipengaruhi oleh sejumlah fariabel yang langsung dan
tidak langsung selain eisiensi diri, harapan , dan tujuan (misalnya, diskriminasi, fariabel
ekonomi, dan kesempatan yang terjadi).
6. Semua sederajat, orang dengan tingkat kemampuan tertinggi dan keyakinan efisiensi diri
yang terkuat mempunyai performa yang juga sangat tinggi (brown, 2007, p 69).
Salah satu asumsi penting lainya dari SCCT bahwa efisiensi diri dan minat saling berhubungan
dan minat dapat di kembangkan atau diperkuat menggunakan pemodelan, dukungan , dan
yang paling kuat, dengan memperkuat performa. Oleh karena itu, kelompok-kelompok lain,
seperti wanita ( dan minoritas) yang mempunyai sedikit kesempatan unuk berpartisispasi dalam
aktivitas tertentu karena diskriminasi jenis kelamin, dapat mengambil keuntungan dari penerapan
theory ini (brown, 2007, p 70)
.
Teori Kognitif Social dapat digunakan pada sejumlah lingkungan. Sebagai contoh, dapat
digunakan pada remaja pedesaan Applachia guna membantu mereka mengembangkan,
mengubah, mengajarkan karir yang diminatinya (ali & Saunders, 2006). Jika dapat digunakan
pada siswa Universitas generasi pertama yang membutuhkan informasi yang akan digunakan
melawan kepercayaan tidak benar yang mereka punyai (Gibbons & Shoffner, 2004). Secara
keseluruhan, intervensi berdasarkan SCCT dapat digunakan pada berbagai kelompok. Kekuatan
tambahan dari SCCT adalah membahas baik varibel intra individual maupun kontekstual dalam
perkembangan karir (Niles & Harris-Bowlsbey,2005, p.91)
Krumbolzt(1979) telah merumuskan sesuatu pendekatan pengembangan karir yang sama
lengkapnya tetapi kurang mengarah kekognitif osial. Dia menyatakan bahwa ada empat factor
yang mempengaruhi pemilihan karir seseorang :
Keturunan genetic
Kondisi dan peristiwa yang terjadi dilingkungan
Pengalaman belajar
Menurut Mitchell dan Krumbiltz (Manrihu 1985; Sharf, 1992) ada empat kategori faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan karir, yaitu :
1. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus
2. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan
3. Pengalaman-pengalaman belajar
4. Keterampilan-keterampilan dalam menghadapi tugas
Menurut Krumboltz dan Baker (Munadir, 1996;101) kemampuan-kemampuan yang penting
dalam pengambilan keputusan karir aalah sebagai berikut:
1. Mengenai keputusan yang penting
2. Menentukan keputusan apa atau tugas yang dikelola dan yang realistis
3. Memeriksa dan melihat secara cermat dan generalisasi observasi diri dan generalisasi
pandangan atas dunia
4. Menyusun alternatif-alternatif yang luas dan beragam
5. Mengumpulkan informasi yang dipelukan tentang alternatif-alternatif itu,
6. Menentukan sumber-sumber informasi yang handal, cermat dan relevan; dan
7. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan
Ada tiga prosedur / teknik perilaku konselor yang diambil dari pendekatan Belajar Sosial
Terhadap Teori Perkembangan Karier (Social Lerning Approaches To Career Development
Theory) dalam proses konseling karir (Crites, 1986) yaitu:
a. Penguatan (reinforcement), dalam teknik ini konselor membantu klien dalam hal penyelesaian
tujuan dari konseling karier yaitu memilih alternatif karier yang tepat
b. Penggunaan peranan model (role model), dalam teknik ini konselor membantu konseli dengan
bertindak sebagai model atau dengan menyediakan model peran terhadap mereka.
c. Simulasi (simulation), kegiatan ini dapat membantu klien dalam mensimulasikan suatu
pengalaman karir.
Krumboltz dan Hammer (Sharf, 1992: 286-296) mengatakan ada tutjuh langkah dalam
pengambilan keputusan karir yang disingkat dalam kata DECIDES, yaitu :
a. Mendefinisikan masalah (define the problem)
b. Membuat rencana kegiatan (establish an action plan)
c. Mengklasifikasi nilai (clarify values)