Anda di halaman 1dari 23

KOGNITIF SOSIAL TEORI KARIR DAN INDIVIDU

DENGAN SERIUS GANGGUAN KESEHATAN MENTAL:


IMPLIKASI UNTUK PROGRAM REHABILITASI kejiwaan
Isi
1. KARIR kognitif TEORI SOSIAL DAN ORANG DEWASA DENGAN kejiwaan Penyandang Cacat
2. Self-Efficacy
3. Ekspektasi Hasil
4. FAKTOR EFEKTIFITAS DAN MEMPENGARUHI HASIL EXPECTANCIES
5. Pembelajaran Kontekstual Pengaruh pada Pilihan dan Performa
6. KESIMPULAN
7. REFERENSI
Karya ini menerangkan kegunaan dan aplikasi yang bersatu teori karir, Sosial Karir Kognitif Teori, sebagai sebuah
kerangka kerja untuk meningkatkan pemahaman dan layanan kejuruan bagi individu dengan serius gangguan
kesehatan mental. Karya membahas kaitan dari berbagai membangun teori tersebut, seperti diri sendiri-efektifitas
keyakinan dan harapan hasil, untuk rehabilitasi kejuruan orang dewasa dengan serius gangguan kesehatan mental.
Contoh tertentu dari program intervensi penelitian dan arah masa depan berdasarkan Teori Sosial Karir Kognitif
disediakan sebagai cara untuk menggambarkan pendekatan untuk meningkatkan karir yang berhubungan dengan
performa.
Selama dekade lalu, kita telah melihat semakin meningkatnya jumlah penelitian dilakukan muncul dalam bidang
kejiwaan rehabilitasi dirancang untuk mengenali monitor atau berkorelasi berhasil lapangan kerja untuk orang
dewasa dengan serius dan terus-menerus penyakit mental. Sebagai hasil dari penelitian ini, sebuah konsensus adalah
membangun tentang satu set prediktor dikaitkan dengan sukses performa kejuruan, dan lebih khusus untuk
mendapatkan dan memelihara pekerjaan. Konsensus nampaknya bangunan, misalnya, yang sebagian besar faktor
demografi tidak dikaitkan dengan kepemilikan kerja, tetapi yang beberapa faktor latar belakang, serta fungsional
yang lebih erat dikaitkan dengan hasil kejuruan (Anthony, 1994; Mowbray, Bybee, Harris, & McCrohan, tahun 1995
).
Ianya menarik, meskipun semua waktu dan usaha jakan untuk berbagai studi dirancang untuk memprediksi hasil
kinerja kejuruan untuk orang dewasa dengan serius gangguan kesehatan mental (SMD), isu fundamental dan
pertanyaan yang tersisa sebagian besar belum terjawab. Misalnya, apa yang mendasari mekanisme khusus yang akan
membantu kita menjelaskan mengapa beberapa faktor yang manjur monitor hasil kerja? Intervensi kejuruan apa
yang paling efektif untuk mengatasi beberapa ketrampilan dan defisit lain yang lebih mempersiapkan individu untuk
kerja? Kita dapat mengenali bagaimana penyakit kejiwaan mengganggu karir masalah untuk menghambat proses
pengambilan keputusan? Nampaknya, yang pada tingkat yang paling dasar kita tidak kekurangan yang menyatukan
teori pengembangan karir yang akan membantu kita untuk memahami faktor penting untuk kinerja kejuruan, dan
dengan itu untuk mengidentifikasi intervensi tertentu untuk meningkatkan. Tujuan karya ini adalah untuk
menerangkan bagaimana salah satu model Sosial, Teori Karir Kognitif (SCCT) mungkin beberapa alamat yang ada
celah dalam upaya kita untuk memahami bagaimana kejuruan strategi rehabilitasi dan intervensi untuk individu
dengan SMD dapat dihubungkan dengan teori pendekatan. Kerangka kerja yang SCCT menawarkan berguna dari
perspektif yang untuk melihat perkembangan kejuruan sifat dasar dalam applicability untuk membantu klien di
benda penggerak kejuruan tujuan dan pada akhirnya meningkatkan kinerja kejuruan. Adalah penting untuk
diperhatikan, bahwa walaupun ada pengujian literatur yang luas berbagai aplikasi dari teori untuk berbagai populasi
(Hackett, tahun 1995 ; Hackett & Byars, 1996; Hackett & Dipinjamkan, 1992), karya ini adalah murni heuristik di
dalam maksudnya untuk menerangkan teori, dan mendiskusikan bagaimana beberapa dasar membangun boleh
diaplikasikan untuk melakukan penelitian masa depan studi kejuruan mengkaji hasil kinerja untuk orang dewasa
dengan SMD.
KARIR kognitif TEORI SOSIAL DAN ORANG DEWASA DENGAN kejiwaan Penyandang Cacat
Dalam pengembangan karir sastra, salah satu yang paling kekal kecaman teori telah ada masalah kurangnya
perhatian terhadap kebutuhan dan keadaan khas dari populasi khusus --seperti perempuan, kelompok etnis minoritas,
dan orang yang penyandang cacat. SUATU tinjauan singkat sejarah teori karir menunjukkan bahwa banyak dari
mereka mengandung, mengembangkan, dan dievaluasi berdasarkan pada keadaan kejuruan dan pola putih lelaki
(Fitzgerald & Betz, 1994; Gilgal, 1994; Osipow, tahun 1990 ; Smith, 1983). Misalnya, banyak yang ada pilihan
kejuruan teori ini adalah berdasarkan pada anggapan mendasar yang pilihan karir dipengaruhi oleh intrapsychic atau
orang daripada oleh faktor sosial, budaya dan ekonomi faktor-faktor yang seperti yang kita tahu sekarang mungkin
ada hambatan untuk individu kesempatan untuk latihan pilihan kejuruan (Bowman, periode 1993 ). Sebagai
bersumpah demi kekudusan (1994) mencatat, orang-orang yang di dalam yang paling membutuhkan bantuan dengan
pengembangan karir adalah orang-orang tentang siapa yang paling dikenal.
Selama tahun 1980 dan 1990 teori sosial karir telah digambarkan dalam literatur yang cenderung untuk
menggabungkan beberapa rintangan yang unik dan pengalaman yang dihadapi oleh berbagai orang yang gender,
etnis, atau cacat mungkin ada hambatan tidak hanya sulit untuk pilihan kejuruan dan pengambilan keputusan, tetapi
untuk pembangunan mereka pengalaman belajar yang mempengaruhi proses ini (Astin, 1984; Betz & Hackett,
1986). Sebagai hasil dari fokus pada kerangka sosial pendekatan pembelajaran untuk memahami pilihan karir dan
pembangunan, beberapa peneliti mulai untuk mengkaji bagaimana tata tertentu dari teori belajar sosial, khususnya
efektifitas kepercayaan, bisa menjelaskan performa kejuruan (Hackett & Betz, 1981; Betz & Fitzgerald, 1987).
Beberapa studi meneliti kepentingan diri sendiri-efektifitas kepercayaan, yang ditetapkan sebagai individu persepsi
badan pribadi, jelas ditunjukkan utilitas dari kepercayaan-kepercayaan dalam memprediksi dan menjelaskan
kejuruan performa, termasuk kepentingan kejuruan (Dipinjamkan, Larkin & Coklat, sekitar tahun 1989 ) dan pilihan
tujuan (Chartrand & Naik, 1996).
Pada tahun 1990, pinjaman dan rekan-rekannya extended ada penelitian sosial untuk menggambarkan sebuah Karir
Kognitif Teori yang mempresentasikan sebuah unified kerangka kerja untuk memahami bagaimana berbagai sosial
belajar membangun berinteraksi dengan orang dan faktor lingkungan untuk membantu memahami proses pilihan
karir dan akhirnya, kinerja (Dipinjamkan & Coklat, 1996). Teori Sosial Karir Kognitif (SCCT) mengemukakan
timbal interaksi orang, perilaku, dan faktor lingkungan (termasuk sosio-kultural), semua yang mempengaruhi pilihan
karir, tujuan, dan performa. Dalam SCCT model sosial, variabel kognitif seperti efektifitas kepercayaan, yang
dipengaruhi oleh faktor penting lainnya seperti gender, cacat, kesukuan, dan status sosioekonomi. Namun, tidak
status variabel ini dalam dan dari mereka yang memiliki arti, tetapi sebaliknya bagaimana mereka membangkitkan
respon dari sosial dan lingkungan budaya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi proses internal. Ini adalah
penting klarifikasi pada orang dewasa dengan SMD, seperti yang cacat sendiri mengundang tanggapan yang pada
akhirnya akan mempengaruhi perilaku.
Teori juga mengemukakan bahwa pengembangan karir dapat terhalang atau difasilitasi oleh faktor lingkungan
seperti differential sosialisasi proses serta oleh internalization dari peristiwa di luar. Ia telah digunakan untuk
menjelaskan, misalnya, mengapa perempuan mungkin kurang cenderung untuk mengejar jenis tertentu karir sebagai
akibat pengaruh dari sikap-sikap terhadap gender pada pilihan kejuruan dan perilaku (Hackett & Betz, 1981). Para
tamu dapat menggunakan fasilitas bersantai yang mendasari mekanisme dan hubungan di antara faktor ini (yang,
sosial dan orang kognitif variabel lingkungan dan sifat) dapat memberikan sebuah kerangka kerja untuk merancang
strategis intervensi berdasarkan penjelasan daripada prediksi orang dengan penyandang cacat. Dalam ertikata
operasional, Bandura teori interaksi timbal dapat membantu kita untuk menjelaskan cara yang situasi tertentu (kerja
diskriminasi) dapat mempengaruhi individu keyakinan (kemungkinan mendapatkan pekerjaan) dan perilaku
(kesediaan untuk menerapkan untuk bekerja).
Artikel ini mewakili sebuah upaya awal untuk memahami bagaimana beberapa implikasi tertentu dari teori sosial
kognitif, berlaku untuk individu dengan signifikan gangguan kesehatan mental, dan bagaimana mekanisme teori
dapat digunakan sebagai model untuk pembangunan masa depan penelitian. Meskipun teori meliputi orang,
lingkungan, dan perilaku faktor, hanya orang-orang yang mungkin paling relevan untuk kejuruan berbagai isu yang
dihadapi oleh orang-orang dewasa dengan SMD akan dianggap di sini. Faktor-faktor yang akan dibahas termasuk:
self-efektifitas dan ekspektasi hasil serta faktor kontekstual tertentu yang dapat memfasilitasi atau menghambat
pekerjaan dan penahan entri.
Self-Efficacy
Self-efektifitas adalah membangun merujuk kepada sebuah keyakinan individu itu kapasitas untuk melakukan
keahlian khusus. Meskipun ada langkah umum dari diri-efikasi, menggunakan kejuruan performa dan
pengembangan karir telah sebagai sebuah domain-membangun tertentu. Bandura (1977) mengusulkan bahwa jalan
untuk mengukur self-keberhasilan di tingkat tugas, maka menekankan sifat tertentu dari keberhasilan struktur
kepercayaan.
Pinjaman dan Brown (1996) telah mengusulkan bahwa keberhasilan kepercayaan tentang kinerja kejuruan
dipengaruhi oleh beberapa orang dan faktor lingkungan. Bagi individu dengan SMD, relevan adalah faktor yang
dikaitkan dengan orang (status kesehatan, etnis, gender), yang terkait dengan cacat atau penyakit (usia onset,
prognosis), dan yang berkaitan dengan lingkungan (keluarga latar belakang, sosial/konteks kebudayaan). Semua
faktor ini membentuk individu pengalaman belajar, baik dalam hal ketersediaan dan keterbukaan terhadap struktur
kesempatan, serta self-assessment performa dan ekspektasi hasil positif. Pada gilirannya, pengalaman belajar ini
mempengaruhi keberhasilan kepercayaan yang kemudian telah timbal efek pada perilaku. Dengan demikian proses
interaktif sosial karir kognitif teori ini menjadi jelas pada kinerja.
Self-efektifitas kepercayaan, menurut Bandura (1986), diubah oleh empat faktor: kinerja dilakukannya, perwakilan
belajar, rangsangan fisiologis, dan verbal bujukan, paling potensial performa yang dilakukannya. Pada orang dewasa
dengan signifikan penyandang cacat, kurangnya paparan terhadap beragam dan memperkaya wawasan lingkungan
belajar, karena ditatausahahakan setelan sekolah atau tidak memadai berbasis masyarakat layanan rehabilitasi, dapat
memberikan kontribusi untuk baik negatif atau tidak realistis self-appraisals. Yang, kurangnya kesempatan untuk
mengeksplorasi tugas yang berbeda dalam santai, nonjudgmental impedes setelan individu kapasitas realistis untuk
membentuk diri-penilaian, untuk mengambil keputusan yang tepat tentang berbagai pekerjaan atau karir, atau,
paling ekstrem, untuk menyampaikan segala suku bunga di semua di dalam dunia kerja. Hasilnya mungkin
dipaksakan tanpa mempertimbangkan kenyataan baik negatif atau positif diri dari tugas appraisals performa. Self-
appraisals yang terlalu negatif dalam perbandingan untuk tugas membawa kinerja untuk menghindari perilaku, dan
orang-orang yang terlalu optimis dalam tugas performa menyebabkan kegagalan dan putus asa (Dipinjamkan,
Hackett & Coklat, 1999).
Masalah realistis diri-appraisals yang menonjol adalah satu untuk dewasa dengan serius gangguan kesehatan mental,
khususnya mengingat relatif akhir onset dari kekacauan (dewasa), setelah banyak perkembangan tugas-tugas yang
dikaitkan dengan karir pertumbuhan telah mengkristalkan (Trotter, Minkhoff, Harrison Hot Springs & Rintangan,
1988). Self-appraisals berdasarkan pada individu yang berfungsi pra-kekacauan mungkin mewakili optimis tetapi
tidak realistis memperkirakan kinerja. Lebih buruk lagi, self-appraisals negatif didirikan pada pengalaman belajar
menemukan post-kekacauan mungkin sama menghancurkan individu mencoba untuk menempa yang positif, jenjang
karir realistis. Ketika defisit dengan keahlian performa didampingi oleh diri yang rendah efektifitas kepercayaan,
intervensi dirancang untuk meningkatkan keahlian melalui pengalaman kerja program, sambil secara bersamaan
penyusunan ini untuk memberikan pengalaman keberhasilan pembelajaran bangunan, adalah penting (Dipinjamkan,
et al. , 1999).
Hubungan antara tugas kejuruan dan performa diri efektifitas kepercayaan telah disorot dalam kajian terbaru
mengkaji berkorelasi berhasil lapangan kerja untuk orang dewasa dengan kejiwaan penyandang cacat. Misalnya,
Mowbray, et al (tahun 1995 ditemukan korelasi yang signifikan antara lebih tinggi diri-efikasi berbagai kepercayaan
dan lebih harapan positif dari masa depan perilaku kerja dalam contoh lebih dari 400 peserta dalam berbagai
berbasis masyarakat program kesehatan mental. Blankhertz (1996) melaporkan kenaikan kecil di dianggap sikap
terhadap pekerjaan kapasitas pada bagian dari 60 orang dengan SMD intensif berpartisipasi dalam sebuah campur
tangan kejuruan kejuruan dirancang untuk meningkatkan performa.
Bandura (1986) juga dilaporkan pada dampak yang berarti bahwa perwakilan pembelajaran dapat memiliki pada
peningkatan efektifitas kepercayaan. Mengamati sebuah sebanding dengan peer di kantor atau mendengarkan nara
sumber khas strategi yang digunakan untuk mempengaruhi keberhasilan kepercayaan melalui pendekatan modeling.
Sebagai Dipinjamkan et al. (1999) perhatian, bagaimanapun, adalah penting untuk memilih dapat dipercaya
"mengatasi" dan bukannya "penguasaan" model, memastikan bahwa para pengamat dapat berkaitan dengan
pengalaman individu melalui beberapa menonjol dimensi (e. g., penyakit, jenis kelamin, ras, mengontrol gejala, dan
kelas sosial). Kenyataan bahwa banyak orang dengan signifikan penyandang cacat belajar keterampilan kerja dan
perilaku bekerja dalam program ditatausahahakan hari, dan bukannya kompetitif terintegrasi setelan lapangan kerja,
sorot belaka relevan teman sebaya dan model dalam lingkungan mereka (Mank berkata, 1994). Namun, model
kejuruan seperti peralihan dan didukung melakukan kerja lapangan kerja menekankan terpadu, bekerja
berdampingan dengan orang-orang yang mungkin tidak memiliki cacat.
Bujukan Verbal adalah metode lain untuk mempengaruhi keberhasilan kepercayaan diri. Verbal bujukan mungkin
hanya melibatkan anggota staf dan berpengaruh lain mendorong pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku pada
bagian dari individu-individu dengan SMD oleh memuji kejuruan upaya. Strategi lain mungkin termasuk
mendorong eksplorasi dunia kerja dan memastikan bahwa program berbasis kemasyarakatan misi dan individu
anggota staf terlihat mendukung kepentingan bekerja. Merancang pengalaman kerja perwakilan dari berbagai
macam pekerjaan, juga menyampaikan harapan positif tentang potensi lingkungan kerja tersedia untuk orang-orang
cacat. Mengidentifikasi relevan peer model dan meminta mereka untuk melayani sebagai para mentor dalam
lingkungan ini adalah metode lain dari penelitiannya arti penting dan nilai kerja, dan mendorong partisipasi individu.
Akhirnya, teori belajar telah memberikan bukti dari efek negatif dari stres atau kecemasan pada individu kapasitas
untuk memperoleh keahlian baru atau pengetahuan (Taylor, 1983). Rangsangan fisiologis mungkin secara negatif
mempengaruhi kinerja, terutama jika rangsangan adalah hasil menghadapi diskriminasi sosial atau kerja (Hackett &
Byars, 1996). Misalnya, studi terhadap kaum minoritas telah mengusulkan bahawa kumulatif efek berurusan dengan
bentuk ringan prasangka pada setiap hari adalah penyakit kronis stressor dan mungkin juga melemahkan efektifitas
peradilan (Greene, tahun 1990 ). Memfokuskan perhatian pada peran-peran yang dapat dimainkan diskriminasi
dalam pengembangan karir semua individu dengan penyandang cacat adalah faktor yang penting dalam
mempersiapkan intervensi efektif untuk mengatasi alamat. Bagian berikutnya dari karya ini membahas masalah
diskriminasi.
Ekspektasi Hasil
Seorang individu keyakinan tentang kemungkinan untuk mencapai hasil positif sebagai hasil dari melibatkan diri
dalam perilaku tertentu juga faktor penting dalam membentuk pilihan dan performa. Ekspektasi hasil ini mungkin
tidak sama poten self-keberhasilan dalam memprediksi performa, tetapi mungkin menekan yang unik pengaruh kuat
pada hasil kinerja kejuruan untuk orang-orang dengan penyandang cacat, seperti yang mereka lakukan untuk orang
lain yang menghadapi atau mengantisipasi menghadapi sikap negatif dan hambatan sosial Lambatkan Laju
pencapaian karir. Terdapat beberapa bukti bahwa hasil harapan pengaruh yang lebih kuat pada pengembangan karir
untuk kaum perempuan Afrika Amerika, misalnya, karena yang sangat nyata kerja mereka menghadapi diskriminasi,
ditambah dengan memperoleh tanggapan dan informasi lain boleh dibilang pelaporan mereka lebih rendah dalam
bergengsi dan perwakilan tinggi-membayar posisi (Hackett & Byars, 1996). Pada orang dewasa dengan SMD,
ekspektasi hasil dapat mempengaruhi perilaku kejuruan seperti yang ditunjukkan oleh ketidaksediaan untuk
menerapkan untuk pekerjaan. Perilaku ini bisa disebabkan oleh sebuah keyakinan bahwa diskriminasi terhadap
orang-orang dengan penyandang cacat akan menolak mereka kesempatan kerja, perilaku yang sering dan palsu
dilihat sebagai "unmotivated untuk bekerja" oleh rehabilitasi anggota staf.
Ianya penting untuk memperhatikan bahawa orang-orang memiliki harapan mengenai kemungkinan pekerjaan atau
karir yang berasal dari berbagai pengalaman, seperti persepsi tentang akibat salah satu telah secara pribadi
berpengalaman dalam upaya relevan masa lalu dan yang kedua tangan satu memperoleh informasi tentang pekerjaan
yang berbeda dari rekan dan lain-lain (Dipinjamkan et al. , 1999). Yang terakhir menunjukkan bahwa profesional
dan nonprofessional anggota staf yang membantu pencari kerja dengan kejiwaan penyandang cacat dapat
mempengaruhi perilaku melalui sikap mereka sendiri, persepsi, dan pengetahuan karir dan dunia kerja. Hal ini
memiliki implikasi untuk jalan penasihat dan anggota staf lain yang terlatih, ia juga memusatkan perhatian pada
pentingnya meningkatkan kekahwatiran kesadaran mereka mengenai dampak negatif dari perilaku atau kepercayaan.
Ekspektasi hasil juga mempengaruhi tujuan pengaturan perilaku, komponen yang sangat penting dalam karir
pengambilan keputusan dan karir pencapaian (Dipinjamkan & Coklat, 1996). Sebagai ekspektasi ini terikat oleh
kepercayaan di dalam mencapai diinginkan akibat, mereka memiliki sekurang-kurangnya efek yang tidak langsung
pada pilihan yang dipilih untuk mengejar tujuan kejuruan. Sebagai contoh, seorang individu yang signifikan dengan
cacat, terpisah dari pasar tenaga kerja dan dengan tidak relevan akses ke teman yang bekerja, mungkin telah
berkurang ekspektasi bahwa hasil dari upaya rehabilitasi akan pekerjaan, seperti yang dijelaskan oleh baik
membayar, jam, dan keuntungan. Harapan berkurangnya ini, kemudian, mempengaruhi tujuan dengan membatasi
pilihan untuk apa yang mereka anggap individu mungkin hasil. Ini mungkin sebagian untuk akun yang cukup besar
di bawah-tenaga kerja dari orang-orang cacat, dan mereka atas perwakilan di rendah-membayar, pergantian tinggi
sekunder pasar tenaga kerja lapangan kerja seperti makanan kerja layanan (Bowe, periode 1993 ). Lebih secara
busuk disebut klerikalisme, pilihan yang terbatas oleh mengurangi harapan (atau tidak ada harapan di semua) tidak
benar-benar dapat didefinisikan sebagai "pilihan karir" tetapi dapat mungkin akan lebih mudah digambarkan sebagai
memilih yang lebih baik di antara dua kejelekan (kain pel lantai di Burger King atau membersihkan meja di
MCDONALD). Ini adalah masalah serius, khususnya dalam menghadapi federal undang terbaru untuk orang dengan
penyandang cacat yang mengaku untuk menekankan pemberdayaan konsumen untuk membuat pilihan kejuruan
konsisten dengan kepentingan mereka dan tujuan (Rehabilitasi amandemen UU P. 102-569). Sebagai Mowbray dan
rekan (tahun 1995 ) memperingatkan, kita perlu untuk fokus pada upaya rehabilitasi membantu seseorang untuk
melihat pilihan yang mereka mungkin tidak berpikir mereka. Secara teoritis kerangka kerja untuk membantu
anggota staf kejuruan dan karir para penasihat memahami mekanisme melalui yang pilihan adalah menggunakan
dapat membantu untuk melaksanakan mandat-undang-undang dan memperbaiki kehidupan individu dengan
signifikan penyandang cacat.
Tabel 1 menggabungkan informasi pada keberhasilan keyakinan dan harapan hasil dengan menghadirkan mereka di
persimpangan matriks dengan strategi tertentu yang berasal dari diskusi pada dua bagian sebelumnya.
FAKTOR EFEKTIFITAS DAN MEMPENGARUHI HASIL EXPECTANCIES
Orang dengan kejiwaan yang heterogen penyandang cacat di kelompok dengan luas dan beragam array fungsional
keterampilan (Coursey, Alford, & Safajan, 1997), tetapi mungkin ada beberapa ciri umum yang berpotensi
mempengaruhi individu kejuruan performa.
Yang pertama ini mungkin kognitif mengalami defisit oleh beberapa orang dengan cacat ini, sebagai akibat dari
aspek biologi yang cacat, dampak dari pengobatan, atau kombinasi pengobatan efek dan gejala (Coursey, et al. ,
1997). Biasanya, ini defisit kognitif hadir sebagai orang miskin pemecahan masalah kemampuan, berhasil meredam
konsentrasi, ketidakmampuan untuk melibatkan diri dalam pemikiran abstrak, dan meningkatnya teralihkan. Tentu
saja, kumulatif efek dari masalah ini mempengaruhi kemampuan untuk membuat pilihan kejuruan, untuk terlibat
dalam proses decisionmaking, dan untuk memperoleh keterampilan kejuruan cukup untuk kinerja. Compounding
masalah ini adalah fakta bahwa defisit ini mungkin berputar dan berhubungan dengan gejala positif dari gangguan
tidur ini, atau orang yang negatif.
Tidak ada solusi sederhana untuk bergulat dengan faktor ini diakui kompleks, kecuali dengan interpretasi mereka
sebagai individu untuk masalah yang ada potensi intervensi, dan bukannya sebagai hambatan menghambat
pekerjaan. Pada dasarnya, kejiwaan rehabilitasi anggota staf, akan lebih baik untuk memahami kompleks anggun
faktor di sini. Mereka perlu untuk menilai individu, kemampuan berbagai situasi dalam berbagai bentuk lingkungan,
untuk memastikan bahwa orang yang telah mendukung solid di tempat untuk mengurangi dampak dari stres dan
kegelisahan, dan untuk desain intervensi dirancang untuk kebutuhan individual daripada ketersediaan layanan.
Walaupun kognitif remediation pelatihan keterampilan telah dibahas dalam literatur, nilai dan efektifitas masih tidak
diketahui (Coursey, et al. , 1997).
Yang kedua dan berhubungan dengan karakteristik dari gangguan tidur ini adalah cerita berseri, siklik, dan tak
terduga sifat mereka. Secara alami satu atau semua sifat ini dapat mengganggu dengan jenis sosial-kognitif
dijelaskan dalam proses SCCT. Serupa untuk mengatasi defisit kognitif sebenarnya kadang terjadi akibat dari
kekacauan, tidak ada solusi mudah di sini untuk para praktisi. Ada program pelatihan keterampilan, khususnya
mereka yang menekankan self-peraturan dan kawalan-diri dapat menunjukkan beberapa janji dalam meningkatkan
kemampuan individu untuk mengatasi, dan dengan itu mempengaruhi cara yang tidak terduga elemen mungkin
mempengaruhi kinerja (Katz & Hadas, tahun 1995 ). Menekankan belajar yang bertentangan dengan performa
dalam mencapai tujuan tertentu hasil kinerja kejuruan adalah cara lain untuk meningkatkan individu rasa
penguasaan dan penguasaan diri.
Pembelajaran Kontekstual Pengaruh pada Pilihan dan Performa
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, banyak para penulis membahas pengembangan karir untuk secara historis
berturut kelompok telah menekankan pentingnya lingkungan kenyataan bahwa orang yang mungkin dihadapi
(Bowman, periode 1993 ). Misalnya, kaum perempuan Afrika Amerika mungkin menemukan lapangan kerja
diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan etnis yang dapat mempengaruhi dianggap self-efektifitas dan performa
yang jumlah dimensi yang berbeda, termasuk pilihan kejuruan, tujuan, dan pencapaian. Dalam SCCT, ini pengaruh
kontekstual (seperti diskriminasi) mengemukakan bahwa untuk mempengaruhi pengalaman belajar, self-efektifitas
kepercayaan, harapan dari hasil, dan pendidikan kejuruan performa. Untuk orang dewasa yang serius dan terus-
menerus gangguan mental, sering diskriminatif perjumpaan mungkin internalized dan dipamerkan sebagai
pengurangan kinerja. Bandura (1986) berpendapat bahwa keberhasilan kepercayaan lemah dalam kombinasi dengan
hasil negatif expectancies menghasilkan keapatisan, adjektif yang sering digunakan oleh anggota staf untuk
menerangkan yang terkait dengan pekerjaan masalah performa diperlihatkan oleh orang dewasa dengan serius
gangguan kesehatan mental. Oleh itu, SCCT memungkinkan kita untuk memahami tidak langsung, tetapi kuat link
antara negatif dan melakukan stigma sikap dan pengalaman dan kejuruan hasil kinerja. Teori belajar Sosial secara
umum garis bawah aspek kritis dari link ini. Ia telah menunjukkan bahwa anak-anak yang diberitahu untuk
mengharapkan gagal di sebuah tugas cenderung untuk tidak bertahan setelah kegagalan awal, dibandingkan dengan
anak-anak yang diberitahu untuk mengharapkan untuk berhasil (Bandura, 1977).
Sebagai tanggapan terhadap hubungan antara sikap negatif dan performa, pengembangan karir bekerja sama dengan
para ahli teori "di risiko" kelompok lingkungan merekomendasikan bahwa kenyataan ini akan ditampilkan dalam
karir intervensi (Chartrand & Naik, 1996). Misalnya, pendidikan kejuruan intervensi ditargetkan untuk
meningkatkan pendidikan kejuruan self-efektifitas juga harus mengatasi masalah menghadapi stereotip negatif atau
sikap kerja di dalam masyarakat. Cukup mengidentifikasi apa sikap tersebut mungkin melalui pelatihan kesadaran
merupakan langkah pertama dalam meningkatkan ketahanan dalam menghadapi real diskriminasi. Berbagai strategi
yang termasuk mengandalkan pada mekanisme internal dari peraturan dan dukungan (misalnya, positif self-talk)
serta menahan solid link untuk dukungan eksternal (misalnya, pelatih pekerjaan atau rekan kerja) dapat
dikembangkan sebagai bagian dari campur tangan secara keseluruhan untuk membantu gerai travel non-motivasi
dampak negatif dari berulang kali dihadapinya. Sekali lagi, paling teori belajar telah didokumentasikan pentingnya
mengantisipasi rintangan dan mengembangkan potensi berbagai strategi untuk mengatasi mereka sebagai strategi
pencegahan yang kuat (Taylor, Lichtman, & Kayu, 1984).
Selain diskriminasi sebagai salah satu pengaruh yang kontekstual mempengaruhi perilaku kejuruan, pengaruh lain
seperti teman sebaya, anggota keluarga sikap, dan kondisi ekonomi dan sosial juga dapat mempengaruhi kinerja
dalam cara positif maupun negatif. Anggota Keluarga, misalnya, mungkin menawarkan kedua sosial serta dukungan
kerja lebih nyata dalam hal memberikan transportasi, ayub membawa, atau akses ke jaringan karir yang sangat
penting untuk pertumbuhan karir. Kondisi ekonomi, khususnya pengangguran, mempunyai efek yang sangat kecil
pada hasil kerja orang dengan penyandang cacat. Sebagai sebuah ilustrasi dari hal ini, sebuah laporan terbaru
menunjukkan bahwa semua kelompok lain dari para pekerja telah memperoleh manfaat dari besar gelombang
pertumbuhan pasar tenaga kerja di tahun 1990 an kecuali orang-orang yang memiliki kekurangan fisik (Trupin,
Sebasta, Yelin, & LaPlante, 1997). Namun, ada beberapa bukti bahwa status sosial tertentu faktor ekonomi, seperti
perkahwinan dan tingkat pendapatan, adalah berkaitan dengan kerja positif dari individu-individu dengan SMD
(Anthony, 1994). Kita mungkin boleh menduga bahwa faktor status ini, ketika positif, meningkatkan individu
harapan mendapatkan dan memelihara pekerjaan, dan meningkatkan paparan pengalaman kerja yang pada akhirnya
meningkatkan efektifitas kejuruan kepercayaan.
KESIMPULAN
Dalam artikel ini, aku telah berusaha untuk menjelajahi bagaimana menggunakan teori model karir, SCCT,
memberikan kontribusi terhadap kemampuan kita untuk memahami dan mengembangkan intervensi strategis untuk
orang dewasa dengan gangguan kesehatan mental signifikan. Perhatian terbaru yang dimiliki oleh SCCT teori dalam
kejuruan dan karir psikologi sastra, ditambah dengan kritis kita perlu mengembangkan pendekatan baru terhadap
pemahaman performa kejuruan untuk klien kami bekerja dengan, tuntutan yang kita secara serius
mempertimbangkan dampak dari teori ini, kami dalam hal kegiatan penelitian dan praktik program.
Kaji ulang ini dari teori sosial karir kognitif, menyarankan berbagai campur tangan dan penelitian arah relevan untuk
kejiwaan rehabilitasi. Dalam karir psikologi sastra, penelitian relevan untuk SCCT telah megar, khususnya
mengenai membangun self-keberhasilan. Beberapa meta-analytic ulasan telah mendukung kesimpulan yang
mengukur diri prediktif kemanjurannya telah karir yang terkait dengan kepentingan, pilihan, performa, ketekunan,
dan perilaku (Dipinjamkan, et al. , 1994; Coon-Carty , tahun 1995 ). Lebih langsung relevan untuk kejiwaan
rehabilitasi penelitian mengenai meramalkan hasil kerja, mereka meta analytic studi yang secara umum telah
didukung kesimpulan bahwa kinerja masa lalu mempengaruhi kinerja masa depan sebahagiannya melalui orang
tugas kemampuan penguasaan, dan sebagian lagi melalui diri-efektifitas kepercayaan mereka mengembangkan
(Dipinjamkan, et al. , 1994). Penemuan ini menunjukkan suatu jumlah penelitian arah relevan untuk kejiwaan
rehabilitasi, seperti mengkaji kesan kejuruan dan pelatihan keahlian pengalaman kerja program pada memodifikasi
kepercayaan diri efikasi, khususnya sebagai tugas penguasaan adalah salah satu yang terkuat metode untuk
meningkatkan keyakinan ini. Keuntungan menggunakan teori seperti membangun dalam evaluasi program studi
adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang apakah dan bagaimana hal ini membangun yang terpengaruh
oleh intervensi, bagaimana mereka mengantara proses campur tangan, dan intervensi tertentu yang dapat digunakan
untuk meningkatkan mereka.
Penelitian lain terkait arah ini tercermin dalam studi mereka yang telah mengamati bagaimana perbedaan jenis
kelamin yang berhubungan dengan variabel kognitif sosial, serta efek-variabel pilihan pada pemahaman proses dan
hasil kinerja untuk etnis minoritas. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, banyak dari penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil keras ekspektasi yang mengejutkan pengaruh kuat pada pilihan proses dan kinerja untuk perempuan dan
etnis minoritas. Kita mungkin berpendapat bahwa salah satu dari gangguan akibat dari diskriminasi adalah bahwa ia
tidak lebih rendah ekspektasi hasil yang positif, maka secara negatif mempengaruhi pilihan proses dan hasil kinerja.
Dalam jangka panjang, ini juga mempengaruhi struktur kesempatan, sebagai individu menjadi sosial dan
vocationally ditarik untuk menghindari-pengalaman. Kita perlu meneliti efek prasangka pada harapan, serta desain
intervensi untuk membantu individu untuk mengelola negatif ini di lingkungan sosial. Memahami bagaimana
diskriminasi mempengaruhi keberhasilan kepercayaan yang memberikan kontribusi kepada individu hasil prediksi
akan membantu kita mengembangkan intervensi baru.
Akhirnya, kontekstual affordances, didefinisikan sebagai maksud orang melampirkan untuk kekuatan sosial dan
lingkungan yang mendorong atau hobble pilihan karir, memberikan peluang lain bagi masa depan penelitian.
Misalnya, orang mengidentifikasi dan tingkat faktor-faktor seperti transportasi, sikap keluarga, atau majikan
keprihatinan, dan kemudian unsur peringkat ini dengan membangun kognitif sosial seperti efikasi berbagai
kepercayaan dan ekspektasi hasil, akan membawa kepada campur tangan pendekatan tertentu untuk membantu
masyarakat untuk mengelola ini dianggap dan nyata rintangan, serta memungkinkan kita untuk memahami
kontribusi mereka untuk karir kejuruan perilaku dan performa.
Masalah kualitas kerja dan orang dengan serius gangguan kesehatan mental telah menimbulkan masalah, dan bahkan
di kali, kontroversial (Mulia, Honberg, & Flynn, 1997). Upaya untuk mengembangkan intervensi efektif telah
dilaporkan dalam literatur selama beberapa dekade, dan laporan terbaru menyediakan menjanjikan bukti bahwa para
peneliti bergerak ke arah menjelajahi bagaimana faktor orang tertentu, seperti efikasi, kepercayaan, pengaruh dan
hasil kerja pilihan (Mowbray, et al. , Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Blankhertz, 1996). Masih banyak pekerjaan,
harus dilakukan dalam hal benda penggerak umum teori karir, seperti SCCT, dan kemudian mengevaluasi
kesahihannya sebagai salah satu cara untuk membantu kita untuk merumuskan strategi kejuruan yang berdasarkan
mengidentifikasi apa yang bekerja, untuk siapa, dan di bawah keadaan apa. Sehingga kita mencapai tujuan ini, kita
berada dalam bahaya mengabaikan arti penting dan arti penting yang telah bekerja untuk mempromosikan positif
dan memuaskan hidup dalam masyarakat.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI ELLEN S. FABIAN, University of Maryland, 3214 Benyamin
BANGUNAN, COLLEGE PARK, MD 20742, TELEPON: 301/405-2872, E-mail: ef24@umail.umd.edu .
Tabel 1--Ilustrasi dari Campur Tangan Kejuruan Strategi Ditargetkan untuk meningkatkan efektifitas
keyakinan dan harapan untuk Hasil Individu dengan Kejiwaan Penyandang Cacat
Legenda untuk Chart:

A - SUMBER KEPERCAYAAN
B - self-EFIKASI TINGGI KEPERCAYAAN
C - EFEKTIFITAS KEPERCAYAAN DIRI

YANG rendah

B

C

Harapan Tinggi Hasil

eksplorasi * Karir di dunia kerja
menekankan berbagai pekerjaan
* pilihan karir dan pengembangan karir
kegiatan
* Informasi dan self-advokasi mengenai
DIRECTION AND dan akomodasi di tempat kerja

* pengalaman kerja pengadilan menekankan
dihargai
bekerja dan penguatan tugas performa
* Paparan relevan teman yang telah bekerja
dan mendirikan karir jalan
* Program pekerjaan yang berbasis di sekitar
kantor diskusi kelompok nilai

Hasil Harapan dan sikap Rendah

Diri * advokasi mengenai ADA pelatihan dan
akomodasi di tempat kerja
* Paparan relevan rekan di tempat kerja dengan
karir jalan
* Partisipasi dalam peer menolong diri sendiri

* Pengalaman Kerja kelompok persidangan
menekankan dihargai bekerja
dan penguatan tugas-
tugas performa * pelatih di worksite membantu
dengan keahlian
akuisisi dan tugas motivasi
* Informasi dan self-advokasi mengenai DIRECTION
AND
dan akomodasi
* Paparan relevan rekan
kerja yang telah menetapkan path atau karir
REFERENSI
Anthony, W. A. (1994). Sifat-sifat orang dengan kejiwaan prediktif penyandang cacat yang masuk ke dalam proses
rehabilitasi dan berhasil lapangan kerja. Rehabilitasi Psikososial Journal, 17 (3), 5-13.
Astin, H. S. (1984). Maksud bekerja dalam kehidupan wanita: sociopsychological model pilihan karir dan bekerja
perilaku. Konseling Psikolog, 12, 117-126.
Bandura, A. (1986). Sosial dasar pemikiran dan tindakan: sosial teori kognitif. Englewood Bukit Batu, kereta NJ:
PrenticeHall.
Bandura, A. (1977). Teori belajar Sosial. Englewood Bukit Batu, kereta NJ: Prentice-Hall .
Betz, N. & Fitzgerald, L. F. (1997). Karir psikologi bagi perempuan. San Diego, TIDAK: Academic Press.
Betz, N. , & Hackett, G. (1986). Aplikasi dari diri-efektifitas teori untuk memahami pilihan karir perilaku. Jurnal
sosial psikologi klinis dan, 4, 279-289.
Blankhertz, L. (tahun 1996, April). Laporan pada saat ini bekerja. Karya kejiwaan yang dikirimkan untuk
Rehabilitasi Penelitian kolokium, Boston University, Boston. MA.
Bowe, F. (periode 1993 ). Statistik, politik, dan lapangan kerja. Jurnal Cacat Kajian Kebijakan, 4 (2), 83 -91.
Bowman, S. L. (periode 1993 ). Karir strategi untuk campur tangan etnis minoritas. Pengembangan Karir
Triwulanan, 42, 14 -25.
Chartrand, J M. & Naik, M. S. (1996). Karir intervensi untuk di-masyarakat yang beresiko: Penggabungan kognitif
pengaruh sosial. Pengembangan Karir Triwulanan, 44, 341-362.
Coon-Carty , H. M. (tahun 1995 ). Hubungan kerja yang berhubungan dengan kemampuan, kepentingan kejuruan,
dan self-efektifitas kepercayaan. Belum Dipublikasi karya Loyola University, Chicago.
Coursey, R. D. , Alford, J , & Safajan, B. (1997). Kemajuan signifikan di dalam pemahaman dan mengobati
penyakit mental serius. Psikologi Profesional: Penelitian dan praktek, 28, 205-216.
Fitzgerald, L. , & Betz, (1994). Pengembangan Karir dalam konteks budaya: peran gender, ras, kelas, dan orientasi
seksual. Dalam M. L. Savickas & RW. Dipinjamkan (Eds. ), Konvergensi dalam pengembangan karir teori (ms.
103-177). Palo Alto, TIDAK: CPP Brooks. Greene, B. A. (tahun 1990 ). Apa yang telah berlalu sebelum: warisan
rasisme dan seksisme dalam kehidupan hitam para ibu dan anak perempuan. Perempuan dan Terapi, 9, 201-230.
Hackett, G. (tahun 1995 ). Self-efektifitas dan pilihan karir dan pembangunan. Dalam A. Bandura (red. ), Self
keberhasilan di adaptasi dari kaum muda untuk mengubah masyarakat (ms. 232-258). Cambridge, Inggris:
Cambridge University Press.
Hackett, G. , & Betz, N. E. (1981). Self-efektifitas pendekatan untuk pengembangan karir perempuan. Jurnal
Perilaku Kejuruan, 18, 326-339.
Hackett, G. , & Byars, N. M. (1996). Kognitif teori sosial dan pengembangan karir kaum perempuan Afrika
Amerika. Pengembangan Karir Triwulanan, 44, 322-340.
Hackett, G. , & Dipinjamkan, R. W. (1992). Teori informasi saat ini dan kemajuan karir di bidang psikologi. Dalam
S.D. Coklat & R. W. Dipinjamkan (Eds. ), Buku Panduan konseling psikologi ( 2nd ed. , mukasurat 419-451). New
York: Wiley.
Gilgal, L. W. (1994). Rasa Frustrasi, sia, dan kenyataan dari teori konvergensi. Dalam M. L. Savickas & R. W.
Dipinjamkan (Eds. ), Konvergensi dalam pengembangan karir teori (ms. 225-234). Palo Alto, TIDAK: CPP Buku.
Katz, N. , & Hadas, J (tahun 1995 ). Rehabilitasi Kognitif: Kerja model terapi untuk campur tangan dalam psikolog.
Kejiwaan Rehabilitasi Journal, 19, 29 -36.
Pinjaman, R. W. , Coklat, S. D. & Hackett, G. (1994). Ke arah yang menyatukan kognitif sosial teori karir akademis
dan suku bunga, pilihan, dan performa. Jurnal Perilaku Kejuruan, 45, 79-122.
Pinjaman, R. W. , Hackett, G. , & Coklat, S. D. (1999). Kognitif sosial pandangan sekolah untuk bekerja masa
transisi. Pengembangan Karir Triwulanan, 47, 297-311.
Pinjaman, R. W. , Larkin, K C. , & Coklat, S. D. (sekitar tahun 1989 ). Hubungan self-khasiat untuk inventoried
kejuruan kepentingan. Jurnal Perilaku Kejuruan, 34, 279-288.
Mank berkata, D. (1994). Yang didukung underachievement pekerjaan: panggilan untuk reinvestment. Jurnal Cacat
Kajian Kebijakan, 5 (2), 10 -24.
Mowbray, C. T. , Bybee, D. , Harris, S. N. , & McCrohan, N. (tahun 1995 ). Monitor kerja-kerja status dan masa
depan orang-orang dengan orientasi dalam kejiwaan yang cacat. Kejiwaan Rehabilitasi Journal, 19, 17 -28.
Mulia, J , Honberg, R. , & Flynn L (1997). Sebuah warisan dari kegagalan: kejuruan dan rehabilitasi sistem orang-
orang dengan serius dan terus-menerus penyakit mental. Arlington, VA: Aliansi Nasional untuk secara mental Ill.
Osipow, S. H. (tahun 1990 ). Konvergensi dalam teori-pilihan karir dan pembangunan: Review dan prospek. Jurnal
Perilaku Kejuruan, 326, 122-131.
Rehabilitasi amandemen UU. P. 102569 (1992). 29 U. S. sekitar 701, et seq.
Smith, E. J (1983). Masalah di dalam kelompok minoritas ras karir perilaku. Dalam W. B. Walsh & S. H. Osipow
(Eds. ), Buku Panduan psikologi kejuruan, (ms. 161-222). Hillsdale, kereta NJ: Erlbaum.
Taylor, S. E. (1983). Penyesuaian untuk mengancam peristiwa. Psikolog Amerika, 38, 1161-telah menjadi mualaf
pada tahun 1173.
Taylor, S. E. , Lichtman, R. R. , & Kayu, J.V (1984). Attributions, kepercayaan tentang kontrol, dan penyesuaian
untuk kanker payudara. Jurnal Kepribadian dan Sosial Psikologi, 46, 489-502.
Trotter, S. , Minkoff, K, Harrison Hot Springs, K, & Rintangan, J (1988). Didukung bekerja: Sebuah pendekatan
inovatif untuk kejuruan rehabilitasi dari orang yang psychiatrically dinonaktifkan. Rehabilitasi Psikologi, 33, 27 -36.
Trupin, L. , Sebesta, D. , Yelin, E. , & LaPlante, M. (1997). Kecenderungan di dalam partisipasi tenaga kerja dari
penyandang cacat. Statistik Cacat Rehabilitasi Penelitian dan Pusat Pelatihan: University, San Francisco, San
Francisco, TIDAK.
~~~~~~~~
Oleh Ellen S. Fabian
ELLEN S. FABIAN ADALAH ASSOCIATE PROFESSOR. DEPARTEMEN & personil layanan konseling di
University of Maryland.

Social cognitive theory of careers and individuals with
serious mental health disorders: implications for psychiatric
rehabilitation programs.
Authors:
Fabian ES
Affiliation:
University of Maryland, 3214 Benjamin Building, College Park, MD 20742: E-mail:
ef24@umail.umd.edu
Source:
Psychiatric Rehabilitation Journal (PSYCHIATR REHABIL J), 2000 Winter; 23 (3): 262-9. (33 ref)
Publication Type:
journal article - tables/charts
Langu
age:
English
M
a
j
o
r

S
u
b
j
e
c
t
s
:
Sociological Theory
Learning Theory
Self-Efficacy
Rehabilitation, Vocational
Rehabilitation, Psychosocial
Career Planning and Development
M
i
n
o
r

S
u
b
j
e
c
t
s
:
Mental Disorders, Chronic -- Rehabilitation
A
b
s
t
r
a
c
t
:
This paper describes the usefulness and application of a united theory of careers, Social
Cognitive Career Theory, as a framework for understanding and improving vocational services for
individuals with serious mental health disorders. The paper discusses the relevance of various
constructs of the theory, such as self-efficacy beliefs and outcome expectations, to vocational
rehabilitation of adults with serious mental health disorders. Specific examples of program
interventions and future research directions based on Social Cognitive Career Theory are
provided as a means of illustrating approaches to improving career-related performance.
J
o
u
r
n
a
l

S
u
b
s
e
t
:
Allied Health; Blind Peer Reviewed; Editorial Board Reviewed; Expert Peer Reviewed; Peer
Reviewed; USA
I
S
S
N
:
1095-158X
M
E
D
L
I
N
E

I
n
f
o
:
NLM UID: 9601800
E
n
t
r
y

D
a
t
e
:
20000701
R
e
v
i
s
i
o
n

D
a
t
e
:
20050414
A
c
c
e
s
s
i
o
n

N
u
m
b
e
r
:
2000046700
F
u
l
l

T
e
x
t

D
a
t
a
b
a
s
e
:
MEDLINE Complete
Translate Full Text:

Choose Language

HTML Full Text
SOCIAL COGNITIVE THEORY OF CAREERS AND INDIVIDUALS
WITH SERIOUS MENTAL HEALTH DISORDERS: IMPLICATIONS
FOR PSYCHIATRIC REHABILITATION PROGRAMS
Contents
1. SOCIAL COGNITIVE CAREER THEORY AND ADULTS WITH PSYCHIATRIC DISABILITIES
2. Self-Efficacy
3. Outcome Expectations
4. FACTORS AFFECTING EFFICACY AND OUTCOME EXPECTANCIES
5. Contextual Influences on Choice and Performance
6. CONCLUSION
7. REFERENCES
ListenSelect:
American Accent

This paper describes the usefulness and application of a unified theory of careers, Social Cognitive
Career Theory, as a framework for understanding and improving vocational services for individuals with
serious mental health disorders. The paper discusses the relevance of various constructs of the theory,
such as self-efficacy beliefs and outcome expectations, to vocational rehabilitation of adults with serious
mental health disorders. Specific examples of program interventions and future research directions based
on Social Cognitive Career Theory are provided as a means of illustrating approaches to improving
career-related performance.
Over the past decade, we have seen an increasing number of research studies emerge in the psychiatric
rehabilitation field designed to identify the predictors or correlates of successful employment for adults
with serious and persistent mental illness. As a result of these studies, a consensus is building about a
set of predictors linked to successful vocational performance, and more specifically to getting and keeping
a job. Consensus seems to be building, for example, that most demographic factors are not associated
with employment tenure, but that several background factors, as well as functional ones are more closely
associated with vocational outcomes (Anthony, 1994; Mowbray, Bybee, Harris, & McCrohan, 1995).
It is interesting, that despite all the time and effort expended on various studies designed to predict
vocational performance outcomes for adults with serious mental health disorders (SMD), fundamental
issues and questions remain largely unanswered. For example, what are the specific underlying
mechanisms that would help us explain why certain factors are potent predictors of employment
outcomes? What vocational interventions are most effective for addressing some of the skills and other
deficits that would better prepare individuals for employment? Can we identify how psychiatric illness
interferes with career issues to impede the decision making process? It seems, that at the most basic
level we lack a unifying theory of career development that would assist us to understand the factors
critical to vocational performance, and thus to identify specific interventions to improve it. The purpose of
this paper is to describe how one such model, Social Cognitive Career Theory (SCCT) might address
some of the existing gaps in our attempts to understand how vocational rehabilitation strategies and
interventions for individuals with SMD can be linked to theoretical approaches. The SCCT framework
offers a useful perspective from which to view the development of basic vocational attributes in terms of
their applicability to assisting clients in articulating vocational goals and eventually improve vocational
performance. It is important to note, that although there is an extensive literature testing various
applications of the theory to a variety of populations (Hackett, 1995; Hackett & Byars, 1996; Hackett &
Lent, 1992), this paper is purely heuristic in its intent to describe the theory, and discuss how some of its
basic constructs might be applied to conducting future research studies examining vocational
performance outcomes for adults with SMD.
SOCIAL COGNITIVE CAREER THEORY AND ADULTS WITH PSYCHIATRIC DISABILITIES
In the career development literature, one of the most enduring criticisms of existing theories has been the
seeming lack of attention to the unique needs and circumstances of special populations--such as women,
ethnic minority groups, and people with disabilities. A brief historical overview of career theories indicates
that many of them were conceived, developed, and evaluated based on the vocational circumstances and
patterns of white males (Fitzgerald & Betz, 1994; Harmon, 1994; Osipow, 1990; Smith, 1983). For
example, many of the existing theories of vocational choice were based on a fundamental assumption
that career choices are influenced by intrapsychic or person factors rather than by social, cultural and
economic factors that as we know now may present barriers to an individual's opportunity to exercise
vocational choice (Bowman, 1993). As Harmon (1994) noted, the people who are in the greatest need of
assistance with career development are the ones about whom the least is known.
During the 1980s and 1990s social theories of career were described in the literature that tended to
incorporate some of the unique barriers and experiences encountered by a variety of people whose
gender, ethnicity, or disability may present difficult barriers not only to vocational choice and decision
making, but to the development of those learning experiences which influence these processes (Astin,
1984; Betz & Hackett, 1986). As a result of the focus on social learning framework approaches to
understanding career choice and development, several researchers began to examine how specific
constructs of social learning theory, particularly efficacy beliefs, could explain vocational performance
(Hackett & Betz, 1981; Betz & Fitzgerald, 1987). Several studies examining the significance of self-
efficacy beliefs, defined as an individual's perception of personal agency, clearly demonstrated the utility
of these beliefs in predicting and explaining vocational performance, including vocational interests (Lent,
Larkin & Brown, 1989) and choice goals (Chartrand & Rose, 1996).
In the 1990s, Lent and his colleagues extended existing research to describe a Social Cognitive Career
Theory which presented a unified framework for understanding how various social learning constructs
interacted with person and environmental factors to help understand career choice processes and
ultimately, performance (Lent & Brown, 1996). Social Cognitive Career Theory (SCCT) posits a reciprocal
interaction of persons, behavioral, and environmental factors (including socio-cultural ones), all of which
influence career choice, goals, and performance. In the SCCT model, social cognitive variables such as
efficacy beliefs, are affected by other significant factors such as gender, disability, ethnicity, and
socioeconomic status. However, it is not these status variables in and of themselves that have meaning,
but rather how they evoke responses from the social and cultural environment, which in turn affects
internal processes. This is an important clarification for adults with SMD, as the disability itself evokes a
response that in turn affects behavior.
The theory also posits that career development can be impeded or facilitated by environmental factors
such as differential socialization processes as well as by the internalization of external events. It has been
used to explain, for example, why women may be less inclined to pursue certain types of careers as a
result of the influence of the attitudes toward gender on vocational choice and behavior (Hackett & Betz,
1981). Exploring the underlying mechanisms and relationships among these factors (that is, social
cognitive variables and person and environmental attributes) may provide a framework for designing
strategic interventions based on explanation rather than prediction for people with disabilities. In an
operational sense, Bandura's theory of reciprocal interaction can help us account for the way that a
specific situation (employment discrimination) may affect an individual's beliefs (likelihood of obtaining
job) and behavior (willingness to apply for work).
This article represents an initial attempt to understand how some of the specific implications of social
cognitive theory, apply to individuals with significant mental health disorders, and how the mechanisms of
the theory may be used as a model for the development of future research. Although the theory
encompasses person, environment, and behavioral factors, only those that may be most relevant to
vocational issues faced by adults with SMD will be considered here. Factors that will be discussed
include: self-efficacy and outcome expectations as well as specific contextual factors that may facilitate or
impede employment entry and retention.
Self-Efficacy
Self-efficacy is a construct referring to an individual's beliefs in his or her capacity to perform specific
skills. Although there are general measures of self-efficacy, its use in vocational performance and career
development has been as a domain-specific construct. Bandura (1977) suggested that the way to
measure self-efficacy is at the task level, thus emphasizing the specific nature of efficacy belief structures.
Lent and Brown (1996) have suggested that efficacy beliefs concerning vocational performance are
influenced by a number of person and environmental factors. For individuals with SMD, relevant factors
are those attributed to the person (health status, ethnicity, gender), those related to the disability or illness
(age of onset, prognosis), and those related to the environment (family background, social/cultural
context). All of these factors shape an individual's learning experiences, both in terms of availability and
exposure to opportunity structures, as well as self-assessment of performance and expectations of
positive outcomes. In turn, these learning experiences influence efficacy beliefs that then have a
reciprocal effect on behavior. Thus the interactive processes of social cognitive career theory are made
evident in performance.
Self-efficacy beliefs, according to Bandura (1986), are modified by four factors: performance
accomplishments, vicarious learning, physiological arousal, and verbal persuasion, the most potent being
performance accomplishments. For adults with significant disabilities, lack of exposure to diverse and
enriching learning environments, because of segregated school settings or inadequate community-based
rehabilitation services, may contribute to either negative or unrealistic self-appraisals. That is, the lack of
opportunity to explore different tasks within a relaxed, nonjudgmental setting impedes an individual's
capacity to form realistic self-assessments, to make informed choices about various jobs or careers, or, at
the most extreme, to express any interest at all in the world of work. The result may be either
unrealistically negative or positive self-appraisals of task performance. Self-appraisals that are too
negative in comparison to task performance lead to avoidance behavior, and those that are too optimistic
in terms of task performance lead to failure and discouragement (Lent, Hackett & Brown, 1999).
The issue of realistic self-appraisals is a salient one for adults with serious mental health disorders,
particularly given the relatively late onset of the disorder (adulthood), after many of the developmental
tasks associated with career growth have crystallized (Trotter, Minkhoff, Harrison & Hoops, 1988). Self-
appraisals based on the individual's functioning pre-disorder may represent unrealistically optimistic
estimates of performance. Worse, self-appraisals founded on negative learning experiences encountered
post-disorder may be equally disastrous for the individual trying to forge a positive, realistic career path.
When deficits in skill performance are accompanied by low self-efficacy beliefs, interventions designed to
improve skills through work experience programs, while simultaneously structuring these experiences to
provide efficacy building learning, are critical (Lent, et al., 1999).
The relationship between vocational task performance and self-efficacy beliefs has been highlighted in
recent studies examining correlates of successful employment for adults with psychiatric disabilities. For
example, Mowbray, et al (1995) found a significant correlation between higher self-efficacy beliefs and
more positive expectations of future employment behavior in a sample of over 400 participants in various
community-based mental health programs. Blankhertz (1996) reported small increases in perceived
attitudes toward work capacity on the part of 60 people with SMD participating in an intensive vocational
intervention designed to improve vocational performance.
Bandura (1986) has also reported on the significant effect that vicarious learning can have on improving
efficacy beliefs. Observing a comparable peer at work or listening to a guest speaker are typical
strategies that are used to affect efficacy beliefs through modeling approaches. As Lent et al. (1999)
caution, however, it is important to select credible "coping" rather than "mastery" models, ensuring that
observers can relate to the experiences of the individual through multiple salient dimensions (e. g.,
illness, gender, race, symptom control, and social class). The fact that many individuals with significant
disabilities learn job skills and work behaviors in segregated day programs, rather than integrated
competitive employment settings, highlight the paucity of relevant peers and models within their
environments (Mank, 1994). However, vocational models such as transitional and supported employment
do emphasize integrated employment, working side-by-side with people who may not have disabilities.
Verbal persuasion is another method for influencing self-efficacy beliefs. Verbal persuasion may simply
involve staff members and influential others encouraging work-related behaviors on the part of individuals
with SMD by praising vocational efforts. Other strategies may include encouraging exploration of the
world of work and ensuring that community-based program missions and individual staff members visibly
support the significance of work. Designing work experiences representative of a range of diverse jobs,
also conveys positive expectations concerning the potential work environments available to individuals
with disabilities. Identifying relevant peer models and asking them to serve as mentors within these
environments is another method of endorsing the significance and value of work, and encouraging the
individual's participation in it.
Finally, learning theories have provided evidence of the negative effects of stress or anxiety on individual
capacity to acquire new skills or knowledge (Taylor, 1983). Physiological arousal may negatively affect
performance, particularly if the arousal is the result of encountering social or employment discrimination
(Hackett & Byars, 1996). For example, studies of minorities have suggested that the cumulative effects of
dealing with even mild forms of prejudice on a daily basis are a chronic stressor and may also weaken
efficacy judgements (Greene, 1990). Focusing attention on the role that discrimination may play in the
career development of all individuals with disabilities is a critical factor in preparing effective coping
interventions to address it. Subsequent sections of this paper discuss the issue of discrimination.
Outcome Expectations
An individual's beliefs about the likelihood of achieving positive outcomes as a result of engaging in
specific behaviors are also critical factors in shaping choice and performance. These outcome
expectations are perhaps not as potent as self-efficacy in predicting performance, but may exert a
uniquely strong influence on vocational performance outcomes for people with disabilities, as they do for
other people who encounter or anticipate encountering negative attitudes and social barriers impeding
career attainment. There is some evidence that outcome expectations have a stronger influence on
career development for African American women, for example, because of the very real employment
discrimination they encounter, coupled with anecdotal and other information reporting their comparatively
lower representation within prestigious and high-paying positions (Hackett & Byars, 1996). For adults with
SMD, outcome expectations may be influencing vocational behavior as demonstrated by an unwillingness
to apply for jobs. This behavior may be due to a belief that discrimination against people with disabilities
will deny them employment opportunities, a behavior which is frequently and falsely seen as "unmotivated
to work" by rehabilitation staff members.
It is important to note that the expectations people hold regarding potential jobs or careers are derived
from a variety of experiences, such as perceptions of the consequences one has personally experienced
in relevant past endeavors and the second hand information one acquires about different jobs from peers
and others (Lent et al., 1999). The latter suggests that the professional and nonprofessional staff
members who assist job seekers with psychiatric disabilities may influence behaviors through their own
attitudes, perceptions, and knowledge of careers and the world of work. This point has implications for the
way counselors and other staff members are trained, it also focuses attention on the importance of
heightening their awareness of the effects of negative attitudes or beliefs.
Outcome expectations also affect goal setting behavior, a critical component of career decision-making
and career attainment (Lent & Brown, 1996). As these expectations are bound by the belief in attaining
desirable consequences, they have at least an indirect effect on the choices that are selected in pursuit of
vocational goals. For example, an individual with a significant disability, segregated from the workforce
and with no access to relevant peers who are working, might have diminished expectations that the
outcome of her rehabilitation efforts will be a decent job, as defined by good pay, hours, and benefits.
These diminished expectations, then, affect goal choices by limiting them to what the individual perceives
to be probable outcomes. This may partially account for the considerable under-employment of
individuals with disabilities, and their over-representation in low-paying, high turnover secondary labor
market jobs such as food service work (Bowe, 1993). More insidiously, choices which are limited by
reduced expectations (or no expectations at all) can not really be defined as "career choices" but can
perhaps be more readily described as choosing the lesser of two evils (mopping floors at Burger King or
wiping tables at McDonalds). These are serious issues, particularly in the face of recent federal legislation
for people with disabilities which purports to emphasize empowering consumers to make vocational
choices consistent with their interests and goals (Rehabilitation Act Amendments P.L. 102-569). As
Mowbray and colleagues (1995) warned, we may need to focus rehabilitation efforts on assisting
individual to see choices that they may not think they have. A theoretical framework for helping vocational
staff members and career counselors understand the mechanisms through which choice is exerted may
help to carry out the mandates of legislation and improve the lives of individuals with significant
disabilities.
Table 1 combines the information on efficacy beliefs and outcome expectations by presenting their
intersection in a matrix with the specific strategies which are derived from the discussion in the preceding
two sections.
FACTORS AFFECTING EFFICACY AND OUTCOME EXPECTANCIES
People with psychiatric disabilities are a heterogeneous group with a wide and diverse array of functional
skills (Coursey, Alford, & Safajan, 1997), but there may be several common characteristics that potentially
affect an individual's vocational performance.
The first of these may be the cognitive deficits experienced by some people with this disability, resulting
from the biological aspects of the disability, the effects of medication, or a combination of treatment
effects and symptoms (Coursey, et al., 1997). Typically, these cognitive deficits present as poor problem
solving ability, attenuated concentration, inability to engage in abstract reasoning, and heightened
distraction. Certainly, the cumulative effect of these problems affect the ability to make vocational
choices, to engage in decisionmaking processes, and to acquire vocational skills sufficient for work
performance. Compounding these issues is the fact that these deficits may be cyclic and related to both
the positive symptoms of these disorders, or the negative ones.
There is no simple solution for grappling with these admittedly complex factors, except by interpreting
them as individual problems for which there are potential interventions, rather than as intractable barriers
to employment. Essentially, psychiatric rehabilitation staff members, would do well to understand the
complex interplay of factors here. They need to assess an individual's skills across multiple situations in a
variety of environments, to ensure that people have solid supports in place in order to decrease the
effects of stress and anxiety, and to design interventions tailored to individual needs rather than service
availability. Although cognitive remediation skills training has been discussed in the literature, its value
and efficacy remain unknown (Coursey, et al., 1997).
A second and related characteristic of these disorders is the episodic, cyclic, and unpredictable nature of
them. Naturally one or all of these characteristics may interfere with the type of social-cognitive processes
described in SCCT. Similar to addressing the real cognitive deficits sometimes resulting from the disorder,
there are no easy solutions here for practitioners. Existing skills training programs, particularly those that
emphasize self-regulation and self-control may show some promise in improving an individual's ability to
cope, and thus influence the way that unpredictable elements may affect performance (Katz & Hadas,
1995). Emphasizing learning as opposed to performance goals in achieving specific vocational
performance outcomes is another way to increase an individual's sense of self-mastery and self-control.
Contextual Influences on Choice and Performance
As stated earlier, many authors discussing career development for historically stigmatized groups have
emphasized the importance of the environmental realities that people are likely to encounter (Bowman,
1993). For example, African American women may encounter employment discrimination based on sex
and ethnicity which can influence perceived self-efficacy and performance along a number of different
dimensions, including vocational choice, goals, and attainment. In SCCT, these contextual influences
(such as discrimination) are posited to affect learning experiences, self-efficacy beliefs, expectations of
outcomes, and vocational performance. For adults who have serious and persistent mental disorders,
frequent discriminatory encounters may be internalized and exhibited as diminished performance.
Bandura (1986) postulated that weak efficacy beliefs in combination with negative outcome expectancies
produce apathy, an adjective frequently used by staff members to describe employment-related
performance problems exhibited by adults with serious mental health disorders. Thus, SCCT enables us
to understand the indirect, but powerful link between negative and stigmatizing attitudes and experiences
and vocational performance outcomes. Social learning theory in general underscores the critical aspect of
this link. It has been well demonstrated that children who are told to expect to fail at a task tend not to
persist after an initial failure, as compared to children who are told to expect to succeed (Bandura, 1977).
In response to the link between negative attitudes and performance, career development theorists
working with "at risk" groups recommend that these environmental realities be featured in career
interventions (Chartrand & Rose, 1996). For example, vocational interventions targeted at increasing
vocational self-efficacy need to also tackle the issue of encountering stereotypical negative attitudes at
work or in the community. Simply identifying what these attitudes might be through awareness training is
a first step in improving resilience in the face of real discrimination. Coping strategies that include relying
on internal mechanisms of regulation and support (for example, positive self-talk) as well as securing
solid links to external support (for example, job coaches or coworkers) can be developed as part of an
overall intervention to help counter the non-motivational consequences of repeated negative encounters.
Again, most learning theories have documented the importance of anticipating potential barriers and
developing coping strategies for addressing them as a powerful preventative strategy (Taylor, Lichtman,
& Wood, 1984).
In addition to discrimination being one of the contextual influences affecting vocational behavior, other
influences such as peers, family member attitudes, and social and economic conditions may also affect
performance in positive or negative ways. Family members, for example, may offer both social as well as
more tangible work support in terms of providing transportation, job leads, or access to career networks
that are critical to career growth. Economic conditions, particularly unemployment, have had a remarkably
small effect on employment outcomes for people with disabilities. As an illustration of this, a recent report
indicated that all other groups of workers have benefited from the huge labor market growth surge in the
1990's except individuals with disabilities (Trupin, Sebasta, Yelin, & LaPlante, 1997). However, there is
some evidence suggesting that specific social economic status factors, such as marriage and income
level, are positively related to employment of individuals with SMD (Anthony, 1994). We might surmise
that these status factors, when positive, improve an individual's expectation of getting and keeping a job,
and so increase exposure to work experiences which eventually improve vocational efficacy beliefs.
CONCLUSION
In this article, I have attempted to explore how the use of a theoretical model of careers, SCCT,
contributes to our ability to understand and develop strategic interventions for adults with significant
mental health disorders. The recent attention afforded to SCCT theory in the vocational and career
psychology literature, coupled with our critical need to develop new approaches to understanding
vocational performance for the clients we work with, demands that we seriously consider the implications
of this theory, in terms of our research efforts and program practices.
This review of social cognitive career theory, suggests a variety of interventions and research directions
relevant to psychiatric rehabilitation. In the career psychology literature, research relevant to SCCT has
been voluminous, particularly regarding the construct of self-efficacy. Several meta-analytic reviews have
supported the conclusion that measures of self-efficacy are predictive of career-related interests, choice,
performance, persistence, and behavior (Lent, et al., 1994; Coon-Carty, 1995). More directly relevant to
psychiatric rehabilitation research regarding predicting work outcomes, are those meta analytic studies
which have generally supported the conclusion that past performance affects future performance partly
through people's task mastery abilities, and partly through the self-efficacy beliefs they develop (Lent, et
al., 1994). These findings suggest a number of research directions relevant to psychiatric rehabilitation,
such as examining the effect of vocational skills training and work experience programs on modifying self
efficacy beliefs, particularly as task mastery is one of the strongest methods for increasing these beliefs.
The benefit of using such theoretical constructs in program evaluation studies is to enhance our
understanding of whether and how these constructs are affected by interventions, how they mediate
intervention processes, and which specific interventions can be used in order to improve them.
Another related research direction is reflected in those studies that have examined how gender
differences are related to social cognitive variables, as well as the effect of these variables on
understanding choice processes and performance outcomes for ethnic minorities. As stated earlier, much
of this research has indicated that outcome expectations exert a surprisingly strong influence on choice
processes and performance for women and ethnic minorities. We might hypothesize that one of the
pervasive consequences of discrimination is that it does lower positive outcome expectations, thus
negatively influencing choice processes and performance outcomes. In the long run, this also affects
opportunity structures, as the individual becomes socially and vocationally withdrawn in order to avoid
these experiences. We need to examine the effect of prejudice on expectations, as well as design
interventions to assist individuals to manage these negative encounters in social environments.
Understanding how discrimination affects efficacy beliefs that contribute to an individual's outcome
predictions would help us develop new interventions.
Finally, contextual affordances, defined as the significance people attach to social and environmental
forces that propel or hobble career choice, provide another opportunity for future research. For example,
having people identify and rate factors such as transportation, family attitudes, or employer concerns, and
then correlating these ratings with social cognitive constructs such as efficacy beliefs and outcome
expectations, would lead to specific intervention approaches for assisting people to manage these
perceived and real barriers, as well as allow us to understand the contribution they make to career
behavior and vocational performance.
The issue of quality employment and people with serious mental health disorders has been problematic,
and even at times, controversial (Noble, Honberg, & Flynn, 1997). Efforts to develop effective
interventions have been reported in the literature for several decades, and recent reports provide
promising evidence that researchers are moving toward exploring how specific person factors, such as
efficacy, beliefs, influence employment choices and outcomes (Mowbray, et al., 1995, Blankhertz, 1996).
Still, much work needs to be done in terms of articulating a general theory of careers, such as SCCT, and
then evaluating its validity as one means of helping us to formulate vocational strategies which are based
on identifying what works, for whom, and under what circumstances. Until we achieve this goal, we are in
danger of neglecting the significance and importance that work has to promoting positive and satisfying
life in the community.
FOR FURTHER INFORMATION CONTACT ELLEN S. FABIAN, UNIVERSITY OF MARYLAND, 3214
BENJAMIN BUILDING, COLLEGE PARK, MD 20742, PHONE: 301/405-2872, E-MAIL:
ef24@umail.umd.edu.
Table 1--Illustration of Vocational Intervention Strategies Targeted at Increasing Efficacy Beliefs
and Outcome Expectations for Individuals with Psychiatric Disabilities
Legend for Chart:

A - SOURCE OF BELIEFS
B - SELF-EFFICACY BELIEFS HIGH
C - SELF-EFFICACY BELIEFS LOW

A

B

C

Outcome Expectations High

* Career exploration of world of work
emphasizing variety of jobs
* Career choice and career development
activities
* Information and self-advocacy regarding the
ADA and accommodations in the workplace

* Work experience trials emphasizing valued
work and reinforcement of task performance
* Exposure to relevant peers who have worked
and established career paths
* Program-based work discussion groups around
work values and attitudes

Outcome Expectations Low

* Self advocacy training regarding the ADA and
accommodations in the workplace
* Exposure to relevant peers in the workplace with
established career paths
* Participation in peer self-help groups

* Work experience trials emphasizing valued work
and reinforcement of task performance
* Job coaches at the worksite assisting in skill
acquisition and task motivation
* Information and self-advocacy regarding the ADA
and accommodations
* Exposure to relevant peers who have established
job or career paths
REFERENCES
Anthony, W. A. (1994). Characteristics of people with psychiatric disabilities that are predictive of entry
into the rehabilitation process and successful employment. Psychosocial Rehabilitation Journal, 17(3), 5-
13.
Astin, H. S. (1984). The meaning of work in women's lives: A sociopsychological model of career choice
and work behavior. The Counseling Psychologist, 12, 117-126.
Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. Englewood Cliffs,
NJ: PrenticeHall.
Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Betz, N. & Fitzgerald, L. F. (1997). The career psychology of women. San Diego, CA: Academic Press.
Betz, N., & Hackett, G. (1986). Applications of self-efficacy theory to understanding career choice
behavior. Journal of Social and Clinical Psychology, 4, 279-289.
Blankhertz, L. (1996, April). Report on Current work. Paper submitted for the Psychiatric Rehabilitation
Research Colloquium, Boston University, Boston. MA.
Bowe, F. (1993). Statistics, politics, and employment. Journal of Disability Policy Studies, 4(2), 83-91.
Bowman, S. L. (1993). Career intervention strategies for ethnic minorities. The Career Development
Quarterly, 42, 14-25.
Chartrand, J. M. & Rose, M. S. (1996). Career interventions for at-risk populations: Incorporating social
cognitive influences. The Career Development Quarterly, 44, 341-362.
Coon-Carty, H. M. (1995). The relation of work-related abilities, vocational interests, and self-efficacy
beliefs. Unpublished paper Loyola University, Chicago.
Coursey, R. D., Alford, J., & Safajan, B. (1997). Significant advances in understanding and treating
serious mental illness. Professional Psychology: Research and Practice, 28, 205-216.
Fitzgerald, L., & Betz, (1994). Career development in cultural context: The role of gender, race, class, and
sexual orientation. In M. L. Savickas & RW. Lent (Eds.), Convergence in career development theories
(pp. 103-177). Palo Alto, CA: CPP Brooks. Greene, B. A. (1990). What has gone before: The legacy of
racism and sexism in the lives of black mothers and daughters. Women and Therapy, 9, 201-230.
Hackett, G. (1995). Self-efficacy and career choice and development. In A. Bandura (Ed.), Self efficacy in
adaptation of youth to changing societies (pp. 232-258). Cambridge, England: Cambridge University
Press.
Hackett, G., & Betz, N. E. (1981). A self-efficacy approach to the career development of women. Journal
of Vocational Behavior, 18, 326-339.
Hackett, G., & Byars, N. M. (1996). Social cognitive theory and the career development of African
American women. The Career Development Quarterly, 44, 322-340.
Hackett, G., & Lent, R.W. (1992). Theoretical advances and current inquiry in career psychology. In S.D.
Brown & R.W. Lent (Eds.), Handbook of counseling psychology (2nd ed., pp. 419-451). New York: Wiley.
Harmon, L. W. (1994). Frustrations, daydreams, and realities of theoretical convergence. In M. L.
Savickas & R.W. Lent (Eds.), Convergence in career development theories (pp. 225-234). Palo Alto, CA:
CPP Books.
Katz, N., & Hadas, J. (1995). Cognitive rehabilitation: Occupational therapy models for intervention in
psychiatry. Psychiatric Rehabilitation Journal, 19, 29-36.
Lent, R.W., Brown, S. D. & Hackett, G. (1994). Toward a unifying social cognitive theory of career and
academic interest, choice, and performance. Journal of Vocational Behavior, 45, 79-122.
Lent, R. W., Hackett, G., & Brown, S. D. (1999). A social cognitive view of school to work transition. The
Career Development Quarterly, 47, 297-311.
Lent, R. W., Larkin, K. C., & Brown, S. D. (1989). Relation of self-efficacy to inventoried vocational
interests. Journal of Vocational Behavior, 34, 279-288.
Mank, D. (1994). The underachievement of supported employment: A call for reinvestment. Journal of
Disability Policy Studies, 5(2), 10-24.
Mowbray, C. T., Bybee, D., Harris, S. N., & McCrohan, N. (1995). Predictors of work status and future
work orientation in people with a psychiatric disability. Psychiatric Rehabilitation Journal, 19, 17-28.
Noble, J., Honberg, R., & Flynn L (1997). A legacy of failure: The vocational rehabilitation system and
persons with serious and persistent mental illness. Arlington, VA: National Alliance for the Mentally Ill.
Osipow, S. H. (1990). Convergence in theories of career choice and development: Review and prospect.
Journal of Vocational Behavior, 326, 122-131.
Rehabilitation Act Amendments. P. L. 102569 (1992). 29 U. S. C. 701, et seq.
Smith, E. J. (1983). Issues in racial minorities career behavior. In W. B. Walsh & S. H. Osipow (Eds.),
Handbook of vocational psychology, (pp. 161-222). Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Taylor, S. E. (1983). Adjustment to threatening events. American Psychologist, 38, 1161-1173.
Taylor, S. E., Lichtman, R. R., & Wood, J .V (1984). Attributions, beliefs about control, and adjustment to
breast cancer. Journal of Personality and Social Psychology, 46, 489-502.
Trotter, S., Minkoff, K., Harrison, K., & Hoops, J. (1988). Supported work: An innovative approach to the
vocational rehabilitation of persons who are psychiatrically disabled. Rehabilitation Psychology, 33, 27-
36.
Trupin, L., Sebesta, D., Yelin, E., & LaPlante, M. (1997). Trends in labor force participation of persons
with disabilities. Disability Statistics Rehabilitation Research and Training Center: University, of San
Francisco, San Francisco, CA.
~~~~~~~~
By Ellen S. Fabian
ELLEN S. FABIAN IS AN ASSOCIATE PROFESSOR. DEPARTMENT OF COUNSELING &
PERSONNEL SERVICES AT THE UNIVERSITY OF MARYLAND.

Anda mungkin juga menyukai