TINJAUAN LITERATUR
Tinjauan singkat tentang subbidang utama
Dalam ranah psikologi, adanya perbedaan individu dalam kepribadian orang, tingkat
kecerdasan, dan fungsi kognitif, seperti persepsi atau ingatan, diyakini terwujud dalam
perbedaan perilaku. Dengan demikian, psikologi berfokus pada fenomena subyektif, seperti
reaksi afektif emosional, motivasi, atau representasi mental informasi. teori psikologis
dengan sub bidang dapat menjelaskan motivasi dan efek informasional dari Praktek MAC.
Psikologi sosial membahas interaksi psikologi individu dengan fenomena kelompok dengan
memeriksa "pengaruh orang lain yang nyata atau yang dibayangkan pada cara orang
berperilaku. Psikologi kognitif, untuk memahami kognisi manusia dengan mengamati
perilaku individu saat melakukan berbagai tugas dan proses kognitif, seperti perhatian,
penilaian, keputusan, atau pembelajaran. psikologi motivasi , motivasi individu dapat
digambarkan sebagai seperangkat alasan, kebutuhan, dan tujuan yang memprakarsai dan
mengarahkan perilaku individu. psikologi kepribadian sebagai subbidang sebagai tren baru
menarik peneliti MAC. psikologi kepribadian “meneliti cara-cara abadi orang dalam
menanggapi berbagai jenis situasi dan cara-cara individu berbeda dalam cara mereka
cenderung berpikir, merasa, dan berperilaku”
METODE
Metode yang digunkana dengan mengumpulkan data pada artikel penelitian MAC
berbasis psikologi yang diterbitkan antara tahun 2000 dan paruh pertama tahun 2019 oleh
beberapa jurnal akuntansi terkemuka. Populasi dalam penelitin ini sejumlah 5247 artikel dan
sampel berjumlah 125 artikel untuk mendapatkan sampel peneliti menggunkan kriteria untuk
mendapatkan sampel;
1. Harus mencakup topik MAC.
2. Harus merupakan artikel penelitian asli.
3. Harus menggunakan metode penelitian empiris.
4. Harus menunjukkan penggunaan teori psikologi atau konstruksi terkait dalam judul,
abstrak, atau kata kunci.
Jurnal Penelitian yang dipilih : Accounting, Organizations and Society (AOS), Behavioral
Research in Accounting (BRIA), Contemporary Accounting Research (CAR), European
Accounting Review (EAR), Journal of Accounting and Economics (JAE), Journal of
Accounting Research (JAR), Journal of Management Accounting Research (JMAR),
Management Accounting Research (MAR), and The Accounting Review (TAR).
Pendekatan yang digunakan merupakan campuran, Dalam menetapkan kategori, peneliti
fokus pada penentuan topik MAC, latar belakang psikologi, dan metode penelitian untuk
setiap artikel dengan mencatat topik, teori dan konsep psikologi, dan metode penelitian dari
125 artikel menggunakan terminologi masingmasing artikel. Pada langkah kedua, catatan-
catatan ini diselaraskan. Untuk mensintesis dan mengontekstualisasikan artikel peneliti
menggunkan skema pengkodean 1-3 dan menjadi subkateorikan.
HASIL
Pengukuran dan evaluasi kinerja
Subtopik evaluasi kinerja dan desain PMS (Sistem Pengukuran Kinerja) sangat
dipengaruhi oleh teori kognitif (tabel 7 dan 10) ini didukung dengan psikologi kognitif,
khususnya efek heuristik (misalnya, Bailey et al. 2011; Dai dkk. 2018) dan bias (misalnya,
Bol dan Smith2011; Fehrenbacher dkk. 2018), yang menjadi fokus penelitian ini dan
penalaran heuristik dapat menyederhanakan tugas penilaian kognitif yang kompleks, ini
terkait dengan kesalahan penilaian sistematis yang disebut sebagai bias (Kahneman dan
Tversky1982). Karena Evaluasi kinerja subyektif seringkali didasarkan pada titik awal,
seperti ukuran kinerja tertentu atau informasi dalam laporan. Titik awal yang berbeda dapat
menghasilkan hasil yang berbeda, dan kognitif penahan heuristik menggambarkan keputusan
yang bias terhadap titik awal ini (Kahneman dan Tversky1982. Sedangkan PMS merupakan
Model mental bersifat subyektif, representasi kognitif dari konsep atau hubungan yang dapat
ditarik untuk membuat penilaian dan keputusan (Markman1999; Birnberg et al.2007;
Aula2008,2011). Aula (2008) memberikan bukti bahwa PMS komprehensif memengaruhi
aspek sosial-psikologis, kognisi, dan motivasi, yang pada gilirannya terkait dengan kinerja
manajerial. Selanjutnya, PMS komprehensif mendukung proses kognitif pembentukan model
mental baru dan mengkonfirmasi model mental yang ada, yang keduanya secara positif
mempengaruhi kinerja (Hall2011). Selain itu, heuristik perilaku atau bias kognitif pembuat
keputusan dipengaruhi oleh desain PMS. Terdapat factor dalam desain PMS yaitu PMS,
motivasi untuk meyelidiki bagaimana seseorang dapat melakukan tindakan dengan motivasi.
(liat tabel 11). Salah satu teori yang digunakan dalam hal ini adalah teori penentuan nasib
sendiri (misalnya, Groen et al. 2017; Groen2018). Groen dkk.(2017)mempekerjakan teori
penentuan nasib sendiri untuk menyelidiki efek dari partisipasi karyawan dalam
mengembangkan ukuran kinerja. Lalu milik groen diperluas dengan efek partisipasi. Dia
melengkapi teori penentuan nasib sendiri dengan pertukaran sosial dan teori penetapan
tujuan. Teori pertukaran sosial berfokus pada fenomena sosial yang menawarkan beberapa
manfaat untuk timbal balik (Blau1964; Groen2018). Sebaliknya, teori penetapan tujuan
berkaitan dengan mendefinisikan tujuan yang efektif dalam pengaturan kerja dan berpendapat
bahwa tujuan mempengaruhi motivasi dan kinerja (Locke dan Latham2002).
Groen(2018)menemukan hubungan antara partisipasi dan koherensi tujuan dan memberikan
bukti bahwa persepsi keadilan memediasi hubungan antara partisipasi dan komitmen tujuan.
Hubungan antara partisipasi dan koherensi tujuan lebih lanjut dikonfirmasi dengan
menggabungkan teori penetapan tujuan dan teori model mental (de Haas dan Algera2002).
(Tabel8 dan 9) Riset berbasis psikologi tentang penyediaan RPI malah menerangi
aspek sosial dengan menggunakan perbandingan sosialteori (misalnya, Hartmann dan
Schreck2018) atau memasukkan aspek kepribadian negatif, seperti Tiga Serangkai Kegelapan
atau bias negatif (mis., Wang2017; Kaplan et al. 2018a). Teori perbandingan sosial
didasarkan pada asumsi bahwa individu mengevaluasi kemampuan mereka dengan
membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain, sebuah proses yang pada akhirnya
mempengaruhi citra diri dan perilaku mereka (Festinger1954; Hannan et al.2013). Efek lain
dari proses dan hasil evaluasi ditujukan dengan mempertimbangkan ciri ciri kepribadian,
seperti toleransi terhadap ambiguitas atau hak psikologis (misalnya, Holderness et al.2017),
dan fenomena sosial, seperti reaksi afektif (misalnya, Ding dan Beaulieu2011).