Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Teori Belajar Behavioristik Dan Pemrosesan Informasi
Dosen Pengampu : roihan imamul muttaqim, SS, M.Pd

Disusun oleh:
1. Uus mia ningsih
2. Bela putri maulati
3. Mutoharoh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KH.ABDUL KABIER
2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati,puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Esa,karena atas kebesaran dan limpah rahmat serta karunia yang diberikannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan tentang "Teori Belajar
Behavioristik dan Pemrosesan Informasi" .

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini,dan harapan penulis
semoga makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.Disamping itu, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,masih banyak kekurangan dalam


makalah ini,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kubang, 2 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Pengertian Behavioristik ............................................................................. 6


B. Teori Behavioristik ..................................................................................... 6
C. Pengertian Informasi ................................................................................... 7
D. Pemrosesan Informasi ................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

teori behavioristik dan pemrosesan informasi dalam psikologi mencerminkan dua


pendekatan yang berbeda dalam memahami perilaku manusia. Berikut latar belakang
masing-masing pendekatan:

Teori behavioristik memiliki akar sejarah yang kuat dalam pemikiran psikologis
awal abad ke-20, terutama sebagai reaksi terhadap psikologi strukturalisme dan
fungsionalisme yang mendominasi pada saat itu. Psikologi strukturalisme (yang dipimpin
oleh Wilhelm Wundt) menekankan analisis struktur pikiran manusia, sedangkan
fungsionalisme (yang dipimpin oleh William James) lebih fokus pada fungsi-fungsi
mental.

Salah satu tokoh awal dalam pengembangan teori behavioristik adalah John B.
Watson, yang merasa bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang lebih objektif dan ilmiah
dengan memusatkan perhatian pada perilaku yang dapat diukur dan diamati.

Kemudian, B.F. Skinner memperluas teori behavioristik dengan konsep operant


conditioning, di mana dia menekankan pengaruh konsekuensi perilaku terhadap
pembentukan dan pemeliharaan perilaku. Teori ini menekankan peran lingkungan dalam
membentuk perilaku.

Behaviorisme sangat mempengaruhi bidang pendidikan, terutama dalam


perkembangan teknik-teknik pembelajaran yang didasarkan pada penguatan dan
penghukuman untuk membentuk perilaku.

Pendekatan pemrosesan informasi dalam psikologi berkembang pada tahun 1950-


an dan 1960-an sebagai reaksi terhadap kritik terhadap pendekatan behavioristik. Kritik
tersebut termasuk kekhawatiran bahwa behaviorisme terlalu sederhana dan tidak memadai
untuk menjelaskan proses kognitif.

Pemrosesan informasi menekankan peran proses kognitif internal dalam


memahami perilaku, seperti persepsi, memori, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan. Pendekatan ini menganggap pikiran dan proses mental sebagai bagian penting
dalam membentuk perilaku manusia.

Pemrosesan informasi memiliki akar dalam ilmu komputer, yang memungkinkan


para ahli untuk membandingkan proses kognitif manusia dengan pemrosesan data
komputer.

4
Tokoh seperti George Miller dan Ulric Neisser berperan dalam mempopulerkan
pendekatan ini.

Kedua pendekatan ini telah memberikan wawasan yang berharga dalam


pemahaman perilaku manusia. Meskipun behaviorisme menekankan perilaku yang dapat
diamati dan diukur, pendekatan pemrosesan informasi lebih menekankan pada pemahaman
proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Saat ini, banyak psikolog
mengintegrasikan elemen-elemen dari kedua pendekatan ini untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana manusia berpikir dan berperilaku.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Penegrtian behavioristik?
2. Teori apa saja yang ada pada behavioristik?
3. Apa pengertian informasi?
4. Apa itu pemrosesan informasi?
C. Tujuan
Adapun untuk tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
teknologi pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Behavioristik

Behavioristik adalah istilah yang berkaitan dengan teori, pendekatan, atau metode
yang menekankan pemahaman dan analisis perilaku manusia dan hewan. Pendekatan
behavioristik dalam psikologi berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif, dan ini berbeda dengan pendekatan psikologi yang lebih berorientasi pada aspek-
aspek mental, emosional, atau kognitif.

Pendekatan behavioristik mendasarkan pemahamannya pada gagasan bahwa


perilaku manusia dan hewan dapat dipahami dan dijelaskan melalui pengamatan dan
analisis perilaku yang dapat diamati secara langsung. Pendekatan ini menolak konsep-
konsep mental atau proses kognitif yang tidak dapat diamati langsung, seperti pikiran,
perasaan, atau motif internal, sebagai objek studi utama.

Sebagai contoh, dalam konteks pembelajaran, teori behavioristik seperti


pembelajaran klasik dan operant conditioning (Pavlov dan Skinner) menekankan peran
penting dari asosiasi antara rangsangan (stimulus) dan respons dalam membentuk perilaku.
Proses pembelajaran dipahami sebagai perubahan dalam hubungan antara stimulus dan
respons sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.

Meskipun teori behavioristik telah memberikan wawasan yang berharga dalam


pemahaman perilaku manusia dan hewan, banyak kritik telah diajukan terhadap
pendekatan ini. Salah satu kritik utama adalah bahwa teori ini sering mengabaikan faktor-
faktor internal seperti pikiran, motivasi, dan emosi yang dapat memengaruhi perilaku.
Seiring berjalannya waktu, pendekatan behavioristik telah melengkapi dengan pendekatan
psikologi lainnya, seperti kognitif dan psikodinamik, untuk memberikan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang manusia dan perilaku mereka.

B. Teori Behavioristik

Teori behavioristik adalah salah satu pendekatan dalam psikologi yang fokus pada
perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini menekankan bahwa perilaku manusia
dapat dipahami dengan mempelajari reaksi yang tampak dari individu terhadap rangsangan
lingkungan mereka. Teori behavioristik dikenal karena penekanannya pada pengamatan
eksperimental dan pengukuran perilaku yang konkret, serta pengabaian terhadap faktor-
faktor mental atau proses kognitif yang tidak dapat diamati secara langsung.

6
Beberapa tokoh terkenal dalam teori behavioristik adalah:

1. Ivan Pavlov: Pavlov dikenal dengan eksperimennya tentang pembelajaran klasik


(classical conditioning). Ia melakukan eksperimen dengan anjing dan menunjukkan
bagaimana reaksi refleks dapat dipicu oleh rangsangan tertentu, seperti bunyi bel saat
memberi makan anjing. Ini membantu memahami bagaimana asosiasi antara stimulus
dan respons dapat membentuk perilaku.
2. John B. Watson: Watson adalah salah satu pendiri aliran behaviorisme. Ia berpendapat
bahwa semua perilaku manusia adalah hasil dari pembelajaran dan pengalaman, serta
dapat diubah melalui manipulasi lingkungan. Watson juga dikenal karena
eksperimennya yang kontroversial dengan "Little Albert," di mana ia menunjukkan
bagaimana takut terhadap tikus bisa dipelajari.
3. B.F. Skinner: Skinner adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam teori behavioristik.
Ia mengembangkan konsep operant conditioning, yang menggambarkan bagaimana
perilaku dapat dipengaruhi oleh konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut. Skinner
menggunakan istilah positif reinforcement, negative reinforcement, dan punishment
untuk menjelaskan bagaimana perilaku dapat ditingkatkan atau dihentikan melalui
pemberian atau penghilangan rangsangan.

Teori behavioristik telah memberikan kontribusi besar dalam memahami


pembelajaran dan perilaku manusia, dan aplikasinya dapat ditemui dalam berbagai bidang
seperti pendidikan, psikologi klinis, dan manajemen perilaku. Meskipun teori ini memiliki
kelebihan dalam hal objektivitas dan pengukuran, kritik telah diajukan terhadap
pendekatan ini karena pengabaian terhadap faktor-faktor kognitif dan internal dalam
pemahaman perilaku manusia. Seiring berjalannya waktu, teori behavioristik telah
melengkapi dengan teori-teori psikologi lainnya untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang manusia dan perilaku mereka.

C. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah atau diinterpretasikan sehingga memiliki
makna atau nilai. Dalam konteks umum, informasi adalah sekumpulan fakta, pengetahuan,
atau pesan yang dapat memberikan pemahaman atau kejelasan tentang suatu subjek atau
situasi. Informasi dapat berbentuk teks, gambar, suara, angka, atau simbol-simbol lain yang
dapat disampaikan atau diterima oleh manusia atau mesin.

Dalam konteks komunikasi dan pengolahan data, informasi sering kali dianggap
sebagai hasil dari pemrosesan atau transformasi data. Data adalah kumpulan fakta mentah
atau detail yang belum diorganisasi atau diinterpretasikan, sedangkan informasi adalah
data yang telah diberikan konteks atau struktur sehingga dapat dimengerti.

Informasi juga memiliki karakteristik penting, yaitu:

7
1. Relevansi: Informasi harus relevan dengan tujuan atau keperluan pengguna. Informasi
yang tidak relevan mungkin tidak memiliki nilai atau makna yang signifikan.
2. Kejelasan: Informasi harus mudah dimengerti dan jelas, sehingga penerima informasi
dapat menginterpretasikannya dengan benar.
3. Akurasi: Informasi harus akurat dan benar sesuai dengan fakta atau realitas yang
diwakilinya. Informasi yang tidak akurat dapat mengarah pada kesalahpahaman atau
keputusan yang salah.
4. Aksesibilitas: Informasi harus dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
Dalam dunia digital, aksesibilitas informasi sering kali terkait dengan teknologi dan
infrastruktur komunikasi.
5. Nilai: Informasi harus memiliki nilai atau manfaat yang dapat digunakan untuk
membuat keputusan, memecahkan masalah, atau mencapai tujuan tertentu.

Informasi memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk


bisnis, ilmu pengetahuan, pendidikan, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Dalam era
digital, pengelolaan informasi menjadi semakin penting, dan teknologi informasi telah
menjadi alat utama dalam pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan penyampaian
informasi kepada masyarakat.

D. Pemrosesan Informasi

Pemrosesan informasi merujuk pada serangkaian proses mental yang digunakan


oleh manusia atau mesin untuk mengumpulkan, mengorganisir, menginterpretasikan,
menyimpan, mengingat, dan menggunakan informasi. Proses ini mencakup semua aktivitas
yang terkait dengan pengolahan data dan pemahaman dunia sekitar.

Proses pemrosesan informasi manusia melibatkan beberapa tahapan penting:

Pengumpulan Informasi (Input): Proses dimulai dengan pengumpulan informasi dari


lingkungan. Ini dapat melibatkan panca indera manusia (seperti penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan pengecap), atau sumber informasi eksternal seperti buku,
internet, atau percakapan.

Pengorganisasian Informasi: Setelah informasi dikumpulkan, langkah berikutnya adalah


mengorganisasi informasi tersebut. Manusia sering kali mengelompokkan,
mengklasifikasikan, atau mengurutkan informasi untuk membentuk struktur yang lebih
mudah dimengerti.

Penginterpretasian Informasi: Proses ini melibatkan pemahaman informasi. Manusia


memberikan makna pada data yang dikumpulkan dengan merujuk pada pengetahuan
sebelumnya dan pengalaman mereka.

8
Penyimpanan Informasi: Informasi yang dianggap penting disimpan dalam ingatan
jangka pendek atau jangka panjang. Ingatan jangka pendek adalah tempat penyimpanan
sementara, sedangkan ingatan jangka panjang adalah tempat penyimpanan informasi
jangka panjang.

Pengingatan Informasi: Ketika diperlukan, informasi dapat diambil dari ingatan untuk
digunakan. Ini melibatkan pemanggilan kembali informasi dari ingatan jangka pendek atau
jangka panjang.

Penggunaan Informasi (Output): Informasi yang telah diolah dapat digunakan untuk
membuat keputusan, memecahkan masalah, atau berinteraksi dengan lingkungan. Ini
adalah tahap di mana informasi digunakan untuk tujuan tertentu.

Proses pemrosesan informasi manusia dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan.
Sementara itu, dalam konteks komputasi dan teknologi, pemrosesan informasi juga
merujuk pada penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras komputer untuk
memproses data. Komputer dan sistem informasi mengikuti serangkaian instruksi yang
telah diprogramkan untuk melakukan tugas-tugas pemrosesan data.

Pemrosesan informasi menjadi sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk psikologi
kognitif, ilmu komputer, ilmu informasi, manajemen data, dan teknologi informasi. Hal ini
juga berkaitan dengan topik seperti pembelajaran mesin, kecerdasan buatan, dan analisis
data, yang semuanya berfokus pada cara komputer dan sistem dapat memproses dan
menggunakan informasi untuk berbagai tujuan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, teori behavioristik dan pendekatan pemrosesan informasi
adalah dua kerangka kerja penting dalam psikologi yang masing-masing menyoroti aspek
yang berbeda dari pemahaman perilaku manusia. Sementara teori behavioristik
menekankan perilaku yang dapat diamati dan pengaruh lingkungan, pendekatan
pemrosesan informasi mengakui peran penting proses kognitif dalam pemahaman dan
pengolahan informasi. Kedua pendekatan ini, bersama dengan pendekatan psikologi
lainnya, telah membantu membangun pemahaman yang lebih kaya tentang manusia dan
perilakunya.

10

Anda mungkin juga menyukai