Anda di halaman 1dari 46

BIMBINGAN KARIR (2 SKS)

ELEMEN KOMPETENSI : Memahami pengembangan dan perencanaan karir TUJUAN MATA KULIAH : 1. Memahami proses perkembangan karir 2. Memahami perencanaan pengembangan karir yang dapat mengoptimalkan potensi diri. MATERI : 1. Pengertian dan ruang lingkup bimbingan karir 2. Berbagai pendekatan teoretik dan terapannya dalam bimbingan karir 3. Faktor individual dan lingkungan yang berpengaruh pada studi, pekerjaan serta pengisian waktu luang. 4. Perencanaan berbagai alternatif pengembangan karir di sekolah, pekerjaan, komunitas khusus dan pada masa pensiun. 5. Bimbingan dan konseling karir.

BAHAN PEMBELAJARAN

1.

2.
3. 4. 5. 6. 7.

Herr, E.I & Cramer,S.H. Career Guidance and Counseling Through The Life Span, Systematic Approach. Boston : Little Brown, 1984 Healy, C.C. Career Development, Counseling Through The Life Stage, Boston: Allyn & Bacon, 1982 Sharf, R.S Applying Career Development Theory to Counseling. California : Brooks/ Cole Publ. Co., 1992 Dewa Ketut Sukardi & Desak Made Sumiati. Panduan perencanaan Karir. Surabaya : Usaha Nasional, 1993 Depnaker. Buku Petunjuk Jabatan. Jakarta : Depnaker, 1989 Depnaker. Kamus Jabatan Nasional. Jakarta : Depnaker, 1989, 1987, 1988 Mohammad thayeb Manrihu. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta : Bumi Aksara, 1992

BIMBINGAN KARIR = BIMBINGAN + KARIR


BIMBINGAN : Bantuan yang diberikan kepada individu secara berkesinambungan dan sistematis, dari pembimbing (konselor) kepada yang dibimbing (koseli) agar kemampuan diri yang dibimbing dapat berkembang secara optimal dalam segenap peranan kehidupan. Bantuan yang diberikan bisa berupa pemberian informasi, nasihat, petunjuk, pengarahan, konseling, penyaluran dan penempatan. KONSELING : Bantuan yang diberikan kepada klien/ sekelompok klien dari konselor, dengan cara tatap muka agar klien (konseli) tersebut mencapai perwujudan diri dalam segenap kehidupan (peran dan aspek kehidupannya) KARIR : Bukan berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan saja tetapi kegiatankegiatan peranan yang diperankan seseorang sepanjang hayat dalam kehidupannya.

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR : Membantu individu-individu dari semua tingkat usia dalam mengambil keputusan yang sangat penting bagi dirinya, yaitu karir yang akan menyita sebagian besar masa hidupnya dalam mempersiapkan dan terjun di dalamnya.

MENURUT SUPER (1951) Proses membantu seseorang mengembangkan dan menerima gambaran diri dan peranannya yang terintegrasi dan adekwat dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dan mengkonversikannya ke dalam relitas dengan kepuasan bagi dirinya dan masyarakat.

MENURUT CRITES (1969) Bimbingan dan konseling karir, bisa sebagai suatu kondisi perlakuan (menjawab masalah-masalah vocational) atau sebagai suatu variabel stimulus (edukatif/ memaksimalkan perkembangan)

KOMPETENSI KOSELOR KARIR


1. KONSELING UMU M : (a) Pengetahuan tentang teori dan teknik konseling (b) Kemampuan menggunakan teknik konseling (c) Trampil dalam membina hubungan produktif dengan klien (d) Kemampuan membantu klien dalam mengambil keputusan 2. INFORMASI : (a) Pengetahuan tentang sumber pendidikan, pelatihan dan kecenderungan pekerjaan, lapangan kerja. (b) Mengetahui tentang konsep dasar yang berkaitan dengan konseling karir, perkembangan karir, jalur dan pola karir. (c) Teori perkembangan karir dan pengambilan keputusan (d) Perancangan sumber dan teknik bagi kelompok khusus. (e) Strategi dalam mendapatkan dan menyebarluaskan informasi karir

3. ASSESMENT INDIVIDUAL DAN KELOMPOK : (a) Memahami teknik dan pengukuran kepribadian (b) Memahami strategi yang digunakan dalam evaluasi prestasi kerja, keefektifan individual dan program. (c) Kemampuan menafsirkan data hasil pengukuran. 4. PENGELOLAAN ATAU ADMINISTRASI : (a) Pengetahuan tentang rancangan program, pengiraan kebutuhan, pelaksanaan tujuan pengembangan karir. (b) Pengetahuan tentang konsep dan gaya kepemimpinan yang digunakan dalam program pengembangan karir. (c) Kemampuan mempersiapkan anggaran, waktu pelaksanaan dan merancang kegiatan pelaksaan pengembangan karir. 5. IMPLEMENTASI : (a) Dapat mengadopsi perencanaan perubahan strategi pelaksanaan program pengembangan karir. (b) Kemampuan melaksanakan program pengembangan karir individual dan kelompok..

(c) Kemampuan melaksanakan upaya hubungan masyarakat dalam program pengembangan karir. (d) Kemampuan program pengembangan karir percontohan dalam berbagai bidang dengan mengaplikasikan sumber karir yang komprehensif. 6. KONSULTASI. (a) Pengetahuan tentang strategi dan model konsultasi. (b) Kemampuan mengemas konsultasi karir yang efektif untuk mempengaruhi individu, masyarakat umum, kelompok bisnis dan profesional. (c) Kemampuan menyampaikan tujuan dan hasil program pengembangan karir pada key person. (d) Kemampuan mengemas data dengan pembiayaan yang efektif untuk kegiatan konseling dan pengembangan karir.

TEORI PEMILIHAN DAN PERKEMBANGAN KARIR

A. TEORI STRUKTURAL 1. Trait-factor 2. Teori Holland 3. Sistem-sistem Sosioekonomik

B. TEORI-TEORI DEVELOPMENT. 1. Perilaku Okupasional dari ROE 2. Pilihan Okupasional dari Ginzberg 3. Perkembangan Karir dari SUPER 4. Perkembangan karir orang dewasa 5. Pengambilan keputusan 6. Belajar sosial dari KRUMBOLTZ 7. Cognitive-Behavioral
C. TEORI PSIKOANALISA

TEORI TRAIT-FACTOR.
Individu sebagai suatu orgnisasi kapasitas dan sifat-sifat lainnya yang dapat diukur dan dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan program latihan atau okupasi. Individu mremiliki sifat, minat, bakat dan hasil belajar serta ciri-ciri kepribadian yang dapat diidentifikasikan melalui alat-alat objektif seperti tes atau inventory psikologi lainnya, profilnya menggambarkan potensi individu.

TEORI HALLAND.
Teori tentang kepribadian-kepribadian dan lingkungan kerja. Holland merumuskan teori perkembangan karir di dasarkan atas 6 tipe kepribadian, yaitu : 1. Tipe Realistik (R) 2. Tipe Inverstigatif (I) 3. Tipe Artistik (A) 4. Tipe Sosial (S) 5. Tipe Enterprising (E) 6. Tipe Convensional (C). Iapun membagi lingkungan ke dalam 6 tipe seperti tersebut di atas. Induvidu merupakan produk dari bawaan dan lingkungannya. Tiap-tiap tipe kepribadian tersebut mempunyai Lingkungan, Ciri-ciri Kepribadian dan Tingkah laku khasnya masing-masing. Masing-masing saling hubungan antara ke-6 tipe kepribadian dan lingkungan Menghasilkan 3 asumsi, yaitu Konsistensi, Diferensiasi dan Kongruensi.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Tipe Realistik (R); aktif, memerlukan manipusi eksplisit, teratur, sistematik terhadap objek/ alat/ mesin-mesin dan juga binatang. Ciri-ciri khusus : praktikalis, stabilitas, konformis dan teknis. Tipe Investigatif (I); aktif, memerlukan penyelidikan observational, simbolis, sistematik dan kreatif terhadap fenomena fisik/ biologis Ciri-ciri khusus : ahli kimia, ahli fisika, bilogis, dll. Tipe Artistik (A); aktif, ambigus, bebas, menciptakan produkproduk lukisan, drama, karangan. Ciri-ciri khususs : emosional, imajinatif, impulsif dan murni. Tipe Sosial (S); aktif melibatkan orang lain seperti membantu, mengajar dan menyediakan bantuan. Ciri-ciri khusus : Kerjasama, bersahabat, persuasif dan bijaksana. Tipe Enterprising (E); aktif memanipulasi terhadap orang lain, untuk memperoleh tujuan ekonomik atau organisasi. Ciri-ciri khusus : ambisius, dominan, optimisme, sosiable. Tipe Konvensional (C); aktif, memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, sistematis. Ciri-ciri khusus : efisiensi, keteraturan, praktikalis dan kontrol diri yang kuat.

Selain tipe kepribadian, Holland-pun membahas mengenai LIngkungan. Ada 6 tipe lingkungan, yaitu - Lingkungan Realistik (R) - Lingkungan Invertigatif (I) - Lingkungan Artistik (A) - Lingkungan Sosial (S) - Lingkungan Enterprising (E) - LIngkungan Conventional (C)
Masing-masing tipe kepribadian akan mencari lingkungan yang sesuai.

Contoh : Tipe R, dalam kehidupan sehari-hari menyenangi pekerjaan atau melaksanakan hobinya dengan menggunakan alat, mesin atau binatang, untuk itu ia harus memiliki kompetensi bekerja dengan alat atau mesin tersebut. Lingkungan yang sesuai tentu saja yang dapat menyediakan fasilitas yang berhubungan dengan hobinya. Masalah nilai ekonomis, sosial dan estetis dikesampingkan.

SISTEM SOSIOEKONOMIK..
Berpendapar bahwa latar belakang sosioekonomik seseorang banyak mempengaruhi pilihan okupasional yang dipertimbangkan dan dilakukannya. Yang dimaksud adalah pendapat/ okupasi dari orang tua, pendidikan orang tua, ras, kelompok etnik, agama, lingkungan tempat tinggal, stabilitas keluarga, nilai-nilai kelompok, lingkungan sekolah dan lain-lain. Jadi, pilihan okupasi seseorang lebih dipengaruhi oleh sistem sosioekonomiknya. LIPSELT (1962) Konselor harus memahami faktor-faktor sosial terhadap perkembangan karir individu, diantaranya : - Keanggotaan kelas sosial - Pengaruh keluarga - Lingkungan sekolah - Masyarakat (nilai-nilai kelompok, pengaruh-pengaruh khusus) - Pressure Group (LSM, organisasi-organisasi lain) - Persepsi peran (Pemimpin, pengikut, isolat)

TEORI PERKEMBANGAN KARIR MYERS-BRIGGS Individu mengamati dunia, kemudian ia mengambil keputusan yang didasarkan atas persepsi-nya tentang dunia yang diamatinya. Di dalam mengambil keputusan tersebut, individu mempertimbangkan objek, peristiwa, orang atau gagasan yang dipersepsinya itu. Menurut Myers-Briggs kegiatan mental terutama tertuju pada kedua peristiwa atau gejala psikis itu yaitu : PERCEIVING & JUDGING. PERCEIVING dilakukan dengan dua cara : - SENSING (Pengindraan)/ S - INTUITION (Intuisi)/ N Sensing merujuk pada penglihatan, pendengaran, penciumam, pengecapan dan perabaan Intuition (firasat) merujuk pada insight. JUDGING dilakukan dengan dua cara : - THINKING/ T - FEELING/ F.

Thinking merujuk pada penganalisaan dan pengobjektifan akan segala sesuatu yang dipersepsi dengan menggunakan kaidah analisis objektif dan logis. Feeling meruijuk pada empathi dan nilai-nilai kemanusiaan (pribadi)/ subjektif.
Kombinasi dari 4 kemampuan tersebut, menjadi 4 macam tipe kepribadian : - Sensing Thinking - Sensing Feeling - Intuition Thinking - Intuition Feeling Kemudian Myer Briggs menggunakan istilah sikap untuk mengacu cara individu mengarahkan energi fisiknya. Ia menggambarkan 2 sikap yaitu : INTEROVERT (I) dan EKSTROVERT (S). Maka terbentuklah 16 tipe kepribadian sebagai berikut :

J
T S
ISTJ

P
F
ISFJ

T
ISTP

F
ISFP

I
N
INTJ

INFJ

ESTJ

ESFJ

E
N
ENFJ ENTP

TEORI DEVELOPMENT
TEORI PERILAKU OKUPASIONAL DARI ANNE ROE.
Anne Roe Psychology of Occupation. Merumuskan serangkaian hipotesis untuk memperhitungkan penentu-penentu minat anak sejak dini. Penentu minat tersebut berupa: Kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dan pengalaman penerimaam dan penolakkan serta konsentrasi emosional keluarga. ROE mengklasifikasikan pekerjaan menjadi 2 bidang, yaitu : (a) Bidang perkerjaan yang berorientasi pada manusia. (b) Bidang pekerjaan yang berorientasi pada gejala alam. Add (a) Pelayanan : dokter, psikolog, guru, pekerja sosial, konselor, perawat, dll - Kontak bisnis : insurance sales, sales executive dll. - Organisasi : Kepala pemerintaha, anggota DPR/ MPR - Kebudayaan umum : Pengacara, jurnalis/ wartawa, budayawan dll. - Enterteinment/ Art : pemusik, peneri, penyanyi, dll.

Add (b) Teknologi : insinyur, pilot, electrician, operator computer - Science : sarjana Fisika, Kimia, Biologi. - Outdor : Petani, perkebunan, peternakan, dll.

TEORI OKUPASIONAL DARI GINZBERG.


Konsepsi dasar : 1. Pilihan okupasi berkembang sejak periode 10 s/d 1 tahun

2.
3. 4. 5.

Proses tersebut sebagain besar tidak berubah.

Pilihan okupasi adalah gabungan antara minat, kapasitas, nilai dan kesempatan. 3 periode dalam pilihan okupasi adalah fantasi, tentatif dan realistik. Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan okupasi adalah nilai-nilai individu, faktor emosional, taraf dan jenis pendidikan dan lingkungan. Fantasy : Merasa dapat melakukan apa saja yang mereka kerjakan. Tentatif : Sub tahap minat, kapasitas dan nilai-nilai. Realistis : Sub tahap eksplorasi, Kristalisasi, Spesifikasi.

Konsepsi Perkembangan Karir dari Donald E. Super


Karir merupakan suatu proses yang terbentang, bukan merupakan kejadian sesaat 2 konsep utama dalam teori Super adalah:

LIFE ROLE
Peranan individu pada tahapantahapan perkembangan kehidupan

LIFE STAGE
Tahapan-tahapan perkembangan karir dari masa kanak-kanak hingga masa tua, dimana masing-mamasing tahap dicirikan oleh tugas tugas yang spesifik

Kematangan Karir:
Seberapa jauh penguasaan seseorang terhadap tugas-tugas perkembangan karir pada tingkatan umurnya atau efektivitasnya dalam menanggulangi masalah-masalah khas dari tahapan hidupnya

GROWTH
- Fantasy (4-10 tahun) - Interest (11-12 tahun) - Capacity (13-14 tahun)

EXPLORATION
- Tentative (15-17 tahun) Tugas-tugas: Mengkristalisasikan prefe rensi vocational

ESTABLISHMENT

MAINTENANCE

DECLINE
- Deceleration (65-70 thn) - Retirement (71 thn lebih) Tugas-tugas: Perlambatan, pemutusan dan pensiun.

Tugas-tugas: - Transisi (18-21 tahun) Mengembangkan gamTugas-tugas: baran tentang macamMenspesifikasikan macam orang. preferensi vocational Mengembangkan orientasi terhadap dunia kerja dan - Trial-Little Commitment memahami makna dari (22-24/25 tahun) dunia kerja Tugas-tugas: Menerapkan preferensi vocational

- Trial-Commitment and (44 tahun) Stabilization (25-30 thn) - Advancement (31-44 thn) Tugas-tugas: Mempertahankan status yang dicapai dan Tugas-tugas: keuntungan. Konsolidasi dan pengembangan.

Konsepsi dari SUPER

Teori Perkembangan Karir dari SUPER Perkembangan Karir masa kanak-kanak/ masa pertumbuhan (4 12 tahun) adalah sebagai berikut : -lihat bagan ! Keingintahuan (curiosity): merupakan kebutuhan utama. Curiosity akan berkembang apabila kebutuhan fisik/ sosial individu berubah. Melalui curiosity, fantasi berkembang. Rasa ingin tahu dan fantasi pada anak adalah penting dan harus dikembangkan, terutama pada tahun-tahun permulaan sekolah (TK/ SD) Eksplorasi, mengacu pada tindangan penelusuran, penyelidikan atau pemeriksaan; mengarah pada tingkah laku. Perilaku eksplorasi mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan karir. Informasi : anak mempelajari dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Ini mempunyai arti penting bagi perkembangan anak

Piaget Vigotsky Ericson mengemukakan pendangan yang berbeda mengenal perolehan pengetahuan pada masa anak (usia sekolah)
ERICSON Membagi perkembangan manusia atas 8 masa : 1. Bayi : percaya X tidak percaya (harapan) 2. Early childhood: otonomiX malu (penguasaan diri) 3. Bermain: inisiatif X takut salah (tujuan) 4. Sekolah: Rajin X inferioritas (Kompeten) 5. Pubertas: identiras egoX peran kacau (kesetiaan) 6. Dewasa muda: intimX isolasi (cinta kasih) 7. Dewasa tengah: generativitas X stagnasi (memelihara) 8. Usia tua: integritas egoX ego rusak (bijaksana)

PIAGET : Membagi 4 tahap Perkembangan kog nitif anak : 1. Sensory-motor 2. Pra operasional 3. Kongkrit operasional 4. Formal Operasional

VIGOTSKY (1986) Berdasarkan arah saSasaran aktivitas (loading activity) memBagi 3 masa : 1. Objek manipulasi (1 3 tahun) 2. Playing games (3-7 tahun) 3. Learning (7-11 tahun)

4. Tokoh Panutan (Key figure); orang dewasa merupakan model yang meemgang peranan penting bagi anak di dalam belajar tentang dunia kerja dan pembentukan konsep diri. Key Figure : orang tua, guru, tokoh dewasa lainnya yang biasa jadi publik figure. 5. Pengendalian Internal & Eksternal; jika berhasil akan menghasilakn rasa otonomi atau mandiri (konsep diri positif)
6. Perkembangan MInat; merupakan hasil perkembangan dari eksplorasi dan identifikasi serta imitasi tokoh panutan, busa di sekolah/ diluar sekolah. 7. Perspektif waktu/ Time Perspektif; pengembangan penghayatan waktu yang akan terjadi/ waktu yang akan datang.

8. Konsep diri dan perencanaan karir; mulai pada masa kanak-kanak akhir. Anak mulai memahami bahwa dirinya berbeda dengan orang lain (minatnya mulai jelas, emncari pengalaman sesuai dengan minatnya). Hal ini berkembang melalui; informasi, motivasi, minat, eksplorasi, pengendalian diri, time perspektif.

PERKEMBANGAN KARIR ORANG DEWASA (HAVIGHURST- NOICC, 1986)

DEWASA LANJUT: DEWASA AWAL :


-Memilih pasangan Belajar hidup dengan pasangan Mengelola rumah tangga Membesarkan anak Memulai okupasi Tanggung jawab sebagai Warga Negara

DEWASA MADYA :
Memperoleh tanggung jawab Sebagai warna negara Memelihara rumah tangga Membimbing remaja Mengembangkan waktu luang Penyesuaian pada perubahan-perubahan

Menyesuaikan diri dengan kesehatan atau pendapatan menurun. Menyesuaian diri kepada kehilangan pasangan. Memenuhi kewajibankewajiban sosial. Berafiliasi dengan kelompok seusiannya. Penyesuaian diri kepada pengunduran diri.

TEORI PSIKOANALISA
Minat seseorang merupakan suatu respon pemuasan kebutuhan ego; ego ingin dikenal dan diakui statusnya. Pemilihan karir pada dasarnya merupakan manifestasi dari kebutuhan tak sadar (kebutuhan ego). Misalnya : Orang yang memiliki kecenderungan agresif memiliki karir sebagai polisi. Dalam kaitan ini, konselor hendaknya dapat mengenalisis kecenderungan-kecenderungan tidak sadar klien kemudian membantu klien untuk memperoleh pemuasan kebutuhankebutuhannya itu secara wajar dan bermakna. Bimbingan karir menurut Psikoanalisa hendaknya dapat membantu inidivu mencapai perwujudan diri/ kepribadiannya secara seimbang. Untuk hal tersebut maka konselor harus membantu klien untuk menemukan pola-pola perilaku vocational yang berperan sebagai wujud mekanisme dinamika kepribadiannya, dorongan-dorongan kebutuhan tidak sadar dapat dipenuhi/ dipuaskan melalui keberhasilan karir dalam perjalanan hidupnya.

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Proses Pengambilan Keputusan : Approach cognitive Economic Matematik Secial Learning Teori Ekonomi KEYNESIAN : Seseorang memilih tujuan karir/ pekerjaan yang akan memaksimalkan hasil dan meminimalkan kerugian Hasil (keuntungan) dan kerugian tidak selalu uang, tetapi sesuatu yang bernilai bagi individu (prestise, mobilitas sosial) Individu dibimbing untuk memprediksi alternatif yang memberikan paling banyak reward untuk investasinya. Decision Making Paragidma : (Pitz & Harren 1980) Sasaran pembuatan keputusan Pilihan alternatif Solusi/ outcomes dari tiap alternatif Outcomes dinilai

URUTAN DECISION MAKING : 1. Pendefinisian masalah 2. Alternatif 3. Perolehan informasi 4. Memproses informasi 5. Membuat rencana dan memilih tujuan 6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi rencana.

Bimbingan karir untuk populasi khusus Kelompok khusus ini dipisahkan berdasarkan kondisi-kondisi sosial, psikologis, rasial dan seksual. 1. KAUM WANITA. Partisipasi kaum wanita dalam dunia kerja dari tahun ke tahun terus meningkat. Ada 20 fakta mengenai pekerja wanita berdasarkan catatan the womens bureau of the United States Departement of Labor 2. GOLONGAN MINORITAS Keanggotaan dalam suatu kelompok minoritas sering mengakibatkan suatu jenis diskriminasi. Dua masalah utama yang sering timbul: diskriminasi dan stereotype 3 KELOMPOK YANG BERNASIB KURANG BERUNTUNG Masalah ini sering timbul karena kekurangan ketrampilan di sekolah dasar, biasa diakibatkan karena kelemahan pribadi atau ketidakmampuan. Konseling dilakukan tidak saja pada siswa, tetapi pada orang tua, lembaga-lembaga atau wali-walinya.

4.

DEWASA MUDA DAN DEWASA TUA Hal ini merupakan kondisi khusus yang khas pada usia-usia ini. Dimana pada kondisi usia dewasa muda berada dalam puncaknya kerja dan usia dewasa tua merupakan penurunan kemempuan kerja.
INDIVIDU-INDIVIDU YANG CACAT. Handicap dan disability memerlukan penanganan khusus. Konselor bertanggung jawab mengevaluasi potensi, merencanakan program, memantau program dan bekerjasama dengan orang tua, lembaga. Dll ORANG-ORANG YANG BERBAKAT. Orang yang memiliki kemampuan intelektual yang superior atau memiliki bakat yang luar biasapun harus ditangani secara khusus, biasanya mereka punya masalah khusus dengan lingkungan disekitarnya.

5.

6.

RINGKASAN MODEL, METODE DAN MATERI MACAM2 KONSELING KARIR TRAIT-AND-FACTOR CLIENT CENTERED PSYCHODIAGNOSTIK

DIAGNOSIS

Perlakuan yang diberikan tergantung masalah Klien

-Tidak ada diagnosis --Setiap klien mempunyai vacational problem -Sesuai dengan proses psikoterapi --Klien menemukan dirinya dan kebutuh-an2nya

Merupakan dasar dari treatment.

PROSES

-Analisis data klien -Membantu klien dalam mengmbil keputusan

-Exploration -Pengambilan keputus an scr kritis --Tingkat kearah perubahan -Career decision making -Memp. Perubahan positif atas keprib. klien.

HASIL

-Terselesaikan masalah klien --Membantu klien agar memahami dirinya

-Self concept -- Reorganized self

TRAIT AND FACTOR

CLIENT CENTERED

PSYCHODIAGNOSIS

TEKNIK WAWANCR

-Raport --self understanding --penyusunan program kerja - mencari rujukan

Membantu klien untuk melakukan penghaya tan gambaran dird dalam peranan pekerjaannya

-Clarification -Comparison -Interpretation of wish-defence

INTERPRE TASI TES

Penafsiran hasil-hasil tes oleh pihak yang berwenang

Tes dilakukan bila betul-betul dibutuhkan

-Klien, alat tes -Tes, informasi diag. -Memverbalisasikan interpret. Tes.

PENGG. INFORMASI KERJA

-Penyediaan informasi -Penys. Kembali atas pilihan yang tidak tepat - Klien aktif dlm proses Pengambilan keputsn

-Apabila klien memer lukannya - Informs. Tsb. Betulbetul bermakna bagi klien

-Analisa kebut. dari pekerjaan -Pend. sifat dan faktor membandingkan karaktrstk indvd dan pekerjaan

DEVELOPMENTAL

BEHAVIORAL -Goodsatin, menekankan Pada peranan penting Kecemasan -Krumboltz, menfokuskan Analisa perilaku

KOMPREHENSIF

DIAGNOSIS

-Problem appaisal -Person appraisal -Prognotic appraisal Super

-Menjawab permasalah an klien dan mengapa hal itu terjadi.

PROSES

-Memberikan kemudahan -Conditioning & instrupengembangan karir ental learning. -Pengembangan -Mengurangi pola tingkah penyesuaian diri -laku maladjusted

-Latar belakang masalah -Pernyatan masalah -Pemecahan masalah Merupakan integrasi dari model2 sebelumnya

HASIL

-Pengambilan keputsan & reality testing -Titik berat pada proses yang dapat dicapai klien

-Mengurangi anxiety -Kemampuan decision making -Pencegahan masalah

Peningkatan/ perbaikan penyesuaian diri umum dalam kehidupan

DEVELOPMENTAL

BAHAVIORAL

KOMPREHENSIF

TEKNIK WAWANCR

Dilakukan secara bersiklus & dinamis

-Psikoterapi -Menguatkan respon Klien.

Interaksi antara klien an konselor dengan menggunakan teknik interview

INTERPRETASI TES

-Deskripsi pola-pola karir dari pekerjaan

Hampir diabaikan sejak digunakannya perbedaan individu dalam bertingkah laku

Dilakukan bersamasama antar klien dan konselor

PENGG. INFORMASI KERJA

-Memaksimalkan nilai dari tes dalam DM -Meramalkan ketepatan testing

Mengembangkan perangkat karir untuk pengambilan keputus an

-Membimbing klien Untuk membuat pilih an karir -Mengakumulasikan gambaran pekerjaan dengan fakta

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR


DASAR : a. Perilaku memilih pada masa remaja/ dewasa dipengaruhi oleh pengalamanpengalaman yang berlangsung pada masa anak. b. Banyak materi dan teks digunakan di sekolah, menggambarkan dunia kerja/ pendidikan di masa depan. c. Memahami potensi-potensi/ kelemahan/ ketrampilan diri yang akan dikembangkan. (1) Kenali karakteristik anak. (Tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Dasar) - Kebutuhan-kebutuhan anak - Potensi-potensi anak. Konselor dan Bimbingan Karir Peranannya harus disesuaikan pada sifat dan kebutuhan anak. Pengenalan karir dapat dikenalkan secara tidak langsung melalui materi-materi yang ada di dalam kurikulum sekolah, melalui kegiatan belajar/mengajar maupun ekstra kurikuler. Tujuan : Mengenalkan dan memberikan pengalaman kepada anak.

(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR


NORRIS (1963) TK : Mengenal kegiatan bekerja ibunya, ayahnya dan keluarga lainnya. Kls I : Pekerjaan yang ada disekitarnya (rumah, sekolah) Kls II : Pelayanan yang diberikan oleh instansi (toko, kontor pos, RS) Kls III : Transportasi, komunikasi, perusahaan-perusahaan besar Kls IV : Pekerjaan Industri Tingkat Nasional Kls V : Pekerjaan Industri Raksasa Nasional/ Multinasional Kls VI : Belajar kehidupan di negara tetangga.

BANK (1969) TK : Mengenal model peranan yang ada di Sekolah Kls I : Mengenal model peranan pelayanan makanan (toko, grosir) Kls II : Mengenal model pelayanan kesehatan Kls III : Peranan Kesehatan/ Kecantikan, Kebersihan, Perlindungan. Kls IV : Peranan Penyelenggaraan Transportasi Kls V : Peranan Penyelenggaraan Komunikasi Kls VI : Peranan penyelenggaraan Bisnis.

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH


GINZBERG dan kawan-kawan (1951) membagi perkembangan pilihan karir atas 3 tahap : 1. 2. Tahap FANTASI (6-10 thn) Tahap TENTATIF (11-18 thn) a. Tahap perkembangan minat b. Tahap perkembangan kemampuan/ kapasitas c. Tahap perkembangan nilai-nilai. d. Tahap transisi Tahap RELISTIK (19 thn ke atas) a. Tahap eksplorasi b. Tahap kristalisasi c. Tahap spesifikasi

3.

TUJUAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH.

GINZBERG dan PRITCHARD 1. Murid mengenali karakteristik dirinya (minat/ kemampuannya) 2. Mengenali sifat-sifat pekerjaan, dampaknya bagi dirinya (keuntungan/ kerugian, ---- penilaian) 3. Mengidentifikasi pelbagai bidang pendidikan yang tersedia. Mengenal arti personal dan sosial (occupational structure) 4. Mengidentifikasi keputusan-keputusan mendatang. 5. Melakukan pilihan bidang-bidang pekerjaan. 6. Dapat membedakan major occupation. 7. Memilih pendidikan/ pelatihan sesuai dengan tujuan tentatif pengembangan karir.

PROGRAM BIMBINGAN KARIR


Ada yang diintergrasikan ke dalam kurikulum pelajaran, ada yang diselenggarakan sendiri. Memperbandingkan data statistik struktur pasar tenaga kerja tahun 80an dengan sekarang. Mengidentifikasikan pekerjaan yang bergerak dalam bidang barang dan jasa. Mendaftar kegiatan/ hobi, olah raga .. dll, dan ketrampilan apa yang dibutuhkan. Mendiskusikan resiko yang dihadapi dari pekerjaan. Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang pernah dilakukannya. Latihan kebiasaan belajar dan bekerja. The Student Days Pekerjaan yang sudah tidak ada, karena perkembangan teknologi Hubungan antara mata pelajaran yang diajarkan dengan pengetahuan/ ketrampilan yang diperlukan.

1. 2. 3.

4. 5.
6. 7. 8. 9.

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS (slta)


Pada masa ini, eksplorasi sudah mulai lebih mengarah, disebut juga sebagai penjelajah karir (14-24 thn) Terbagai atas 3 fase : - Fase Kristalisasi - Fase Spesifikasi - Fase Implementasi SLTA : Kristalisasi menuju ke spesifikasi. Dengan ciri-ciri bahwa mulai melakukan penelaahan terhadap diri sendiri (selfexamination) dan mencoba berbagai peran.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Harus menjangkau seluruh siswa SLTA 2. Kekhususan dan komprehensif dari perencanaan BK 3. Mencakup pembiasaan belajar, perencanaan pendidikan dan karir, teknik mencari pekerjaan, dll 4. Harapan masyarakat (menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan) 5. Ketrampilan verbal dan konseptual (lebih dipentingkan) 6. Melakukan kegiatan lain di masyarakat yang lebih luas.

Bimbingan karir di perguruan tinggi


Alasan memasuki Perguruan Tinggi (PT), menurut HERR & CRAMER : 1. Untuk kepuasan diri 2. Untuk mengejar karir 3. Untuk menghindar Budaya mahasiswa : 1. Collegaite : mengejar kesenangan 2. Vocational : mengejar ketrampilan dan diploma 3. Akademik : mengejar pengetahuan 4. Non Konformis : mencari identitas Mereka yang memiliki kelas sosioekonomik tinggi, maka peluang memasuki PT lebih besar. Hasil dari PT : dari segi penghasilan dalam dunia kerja, lulusan PT lebih tinggi daripada lulusan SLTA.

TUJUAN BIMBINGAN KARIR DI PERGURUAN TINGGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. Bantuan dalam memilih bidang studi Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri Bantuan dalam memahami dunia kerja Bantuan dalam mengambil keputusan Bantuan dalam memasuki dunia kerja Bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai sub. Populasi.

Ada 4 pendekatan utama dalam melaksanakan BK di Perguruan Tinggi (HERR & CRAMER 2984) : 1. Mata kuliah, lokakarya, seminar-seminar 2. Aktivitas kelompok 3. Konseling 4. Program penempatan

BIMBINGAN KARIR DI TEMPAT KERJA

HUBUNGAN ANTARA KEEFEKTIFAN KARIR DAN ORGANISASI

Keefektifan karir

Keefektifan Organisasi

1. Prestasi kerja 2. Adaptabilitas 3. Sikap positif thd Karir


4. Kesadaran identitas

1. Pencapaian Tujuan 2. Adaptasi 3. Integrasi orang-orang ke dalam peranan kerja 4. Pemeliharaan pola budaya

TAHAPAN-TAHAPAN KARIR : 1. Tahap ENTRY 2. Tahap SOSIALISASI 3. Tahap MID-CAREER 4. Tahap LATE-CAREER (lihat buku Prof. Moh. Thayeb hal 178-179)

1.

BANTUAN BIMBINGAN KARIR DI MASYARAKAT


Mengeliminasi perilaku-perilaku yang menyimpang

2.
3.

Bantuan pencegahan dan pengembangan untuk mecapai kematangan Membantu dalam mengambil keputusan.

Ad 3. Gelatt (1962) mengemukakan strategi pengambilan keputusan yang disingkat menjadi DECIDE (Data, Evaluation and Counseling In Decision-making Effectiveness)

Sedangkan TOLBERT (1980) Mengajukan langkah-langkah dalam mengambil keputusan sebagai berikut : 1. Maksud, klien perlu mengambil keputusan dan ia mempunyai paling sedikit dua pilihan 2. Informasi. Mengidentifikasi informasi tentang pilihan-pilihan 3. Kemungkinan-kemungkinan. Semua kemungkinan tindakan diidentifikasi 4. Kemungkinan hasil. Konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif diperiksa. 5. Peluang hasil. Kemungkinan setiap konsekuensi diprediksi. 6. Nilai-nilai. Keinginan pribadi dari setiap konsekuensi dinilai 7. Keputusan. Melakukan keputusan untuk pilihan yang di ambil 8. Umpan balik dan evaluasi.
Ada 2 jenis bantuan/ konseling yang diberikan : 1. Konseling Individual 2. Konseling Kelompok (Baca buku Prof. Moh. Thayeb hal 184-199.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Nama tokoh Peranan/ Karir Perjanan Karirnya Hambatan dan peluang Posisi Pengembangan Karirnya Analisa berdasarkan sudut pandang Bimbingan Karir.

Anda mungkin juga menyukai