KELOMPOK 6
Dosen pengampu:
Disusun Oleh :
Adnan el-batawie
Muhammad Nabil
Imamatus sofa
Rizal Setiawan
PRODI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Ilahi Rabbi – Tuhan Yang Maha Esa, yang Pengasih
dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis
sehingga tugas makalah “Analisis Kebijakan Pendidikan Karakter” dapat
terselesaikan.
Shalawat serta salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW, sebagai
Uswtun khasanah, sosok suri tauladan bagi sekalian manusia untuk meraih
kesuksesan dunia dan akherat. Dapat terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan, bantuan dan motivasi yang sifatnya spritual dan materil dari banyak
pihak.
DAFTAR ISI
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ..............................................................................................................
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan.
1). Mengetahui pengertian Pendidikan Karakter
2). Mengetahui Teori tentang Kebijakan Pendidikan Karakter
3). Mengetahui Formulasi Kebijakan Pendidikan Karakter
4). Mengetahui Implementasi kebijakan Pendidikan Karakter
5) Mengetagui Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
6). Mengetahui Evaluasi Kebijakan Pendidikan Karakter
BAB II
PEMBAHASA
N
1. Teori Institusionalisme:
Teori ini menekankan peran institusi dan organisasi dalam pembentukan
kebijakan pendidikan karakter. Faktor-faktor seperti budaya organisasi,
kebijakan internal, dan kepemimpinan dapat memengaruhi implementasi
kebijakan karakter di lembaga pendidikan.
2. Teori Sosiologi:
Teori sosiologi mempertimbangkan dampak kebijakan pendidikan karakter
pada masyarakat dan kelompok sosial. Ini melibatkan analisis terhadap
bagaimana nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah dapat
memengaruhi perkembangan sosial dan moral masyarakat.
3. Teori Psikologi:
Teori ini memfokuskan pada aspek psikologi individu dan bagaimana
pengajaran nilai-nilai karakter dapat memengaruhi perkembangan moral
dan etika peserta didik. Misalnya, teori perkembangan moral Kohlberg
dapat digunakan untuk memahami bagaimana karakter moral berkembang
pada individu.
4. Teori Konstruktivisme Sosial:
Teori konstruktivisme sosial menekankan peran interaksi sosial dalam
pembentukan karakter. Pembelajaran karakter dianggap sebagai proses
sosial yang melibatkan dialog, diskusi, dan refleksi bersama dengan orang
lain.
5. Teori Pemberdayaan (Empowerment Theory):
Teori ini menekankan pemberdayaan peserta didik untuk mengembangkan
karakter mereka sendiri. Fokusnya adalah memberikan peserta didik
pengetahuan,keterampilan,danotonomidalammemahamidan
mempraktikkan nilai-nilai karakter.
4). Implementasi.
A. Implementasi Pendidikan Karakter dari Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik menerapkan beberapa metode yang melibatkan peserta
didik untuk secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran seperti kegiatan bermain
peran, debat, observasi, diskusi, dan lainlain. Mengembangkan indikator dan
instrument dari penilaian karakter melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Guru
juga menyusun rancangan pembelajaran atau RPP yang lengkap dan baik untuk
kegiatan belajar mengajar. Mengikutsertakan orang tua atau wali murid dan
masyarakat dalam program implementasi pendidikan karakter. Guru dapat
menginformasikan hasil-hasil inovasi dari pembelajaran karakter. Guru juga dapat
mengkaitkan pengetahuan konseptual dan procedural dalam pemecahan masalah
karakter peserta didik dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
B. Implementasi Pendidikan Karakter dari Peserta Didik
Peserta didik menghasilkan karya yang nyata dan berkaitan dengan
pengembangan karakter melalui mata pelajaran bahasa Indonesia, seperti
membuat makalah, karya ilmiah, artikel, puisi, cerpen, dan lain-lain. Peserta didik
juga dapat menerapkan pengetahuan dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang
diperoleh untuk memecahkan masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dengan cara berdiskusi, bermusyawarah dengan menggunakan bahasa
yang santun.
Kemudian peserta didik juga dapat mengkomunikasikan hasil dari
pembelajaaran bahasa Indonesia dengan berbagai cara dan media. Hal ini
dilakukan agar dapat melihat bagaimana karakter peserta didik dalam
mengkomunikasikan hasil karyanya di depan kelas atau di masyarakat.
Implementasi kebijakan pendidikan karakter dari peserta didik dilakukan oleh
guru yang sudah dilengkapi dengan pengetahuan sosial dan budaya mengenai
pendidikan karakter.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan suatu upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Secara singkat
pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga
negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan,
kemauan,dan menerapkan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dimanapun dia berada.
Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan
dan diidentifikasi dari sumber-sumber yang mencerminkan karakter Inonesia,
yaitu Agama, pancasila dan UUD 1945 dan diwujudkan berdasarkan ke sebelas
prinsip pendidikan karakter.
DAFTAR PUSTAKA