Anda di halaman 1dari 8

TUGAS LANDASAN KEPENDIDIKAN

KRITIK ARTIKEL

Dosen Pengampu : Dr. Riswandi, M. Pd.

Nama: Bunga Najla Salsabila


NPM : 2113024017
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Artikel : Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter
Penulis : Muhammad Ali Ramdhani
Sumber : https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/69
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 08; No. 01; 2014; 28 – 37

A. Kesimpulan isi Jurnal


Setelah saya membaca jurnal tersebut, dapat saya simpulkan bahwasanya lingkungan
pendidikan menjadi faktor yang sangat penting dalam pendidikan karakter. Adapun karakter yaitu
cara berfikir atau berperilaku yang menjadi ciri khas terhadap individu baik dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara yang diwujudkan dalam sikap dan perilakunya di kehidupan
sehari-hari. Dalam proses pembelajaran pada hakekatnya tiap individu berinteraksi dengan individu
lain dan lingkungan. Lingkungan meyediakan stimulus terhadap individu atau sebaliknya, yaitu
individu memberikan respon terhadap lingkungan dengan cara interaksi dan dapat terjadi perubahan
tingkah laku. Sehingga pendidikan karakter menjadi nilai dasar dalam membangun pribadi seseorang,
dan pribadi yang positif merupakan hasil cerminan dari interaksi dengan lingkungan yang positif.
B. Pembahasan
a. Judul
Artikel dengan judul “ Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter “
merupakan jurnal yang ditulis oleh Muhammad Ali Ramdhani yang merupakan Guru Besar dari UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung. Namun jurnal ini tidak tertulis secara jelas kapan waktu di terima,
disetujui, dan di publikasikan nya. Tetapi pada jurnal tersebut tertera sumbernya yaitu Jurnal
Pendidikan Universitas Garut Vol. 08; No. 01; 2014; 28 – 37 yang diterbitkan dalam bentuk softcopy
oleh Journal UNIGA.
b. Gaya Penulisan
Sistematika yang digunakan jurnal ini tersusun dengan cukup baik dan jelas, terdapat judul,
nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka dalam
jurnal. Namun terdapat beberapa kesalahan ketik seperti ‘ metoda ‘ yang seharusnya ‘ metode ‘ dan ‘
tata karma ‘ yang seharusnya ‘ tata krama ‘. Akan tetapi untuk secara keseluruhan gaya penulisan
sudah cukup baik.
c. Abstrak
Penjelasan pada abstrak cukup memaparkan secara jelas, bahwasanya jurnal ini membahas
makna dan peran lingkungan pendidikan dalam pendidikan karakter. Penyampaian yang digunakan
juga ringkas dan to the point, namun terdapat kesalahan dalam pengetikan (typo) yaitu ‘ metoda ‘
yang seharusnya adalah ‘ metode ‘.
d. Pendahuluan
Dalam pendahuluan dijelaskan dengan baik dan jelas mengenai latar belakang, dicantumkan
juga beberapa pendapat tokoh mengenai pendidikan karakter, khususnya dalam aspek lingkungan
pendidikan yang menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter setiap individu. Namun terdapat
kata yang disingkat yaitu kata ‘ korup ‘ yang seharusnya ‘ korupsi ‘, hal tersebut bisa membuat
pembaca keliru akan informasi yang di dapat jika tidak membaca secara keseluruhan.
e. Metodologi
Model analisis yang digunakan penulis adalah model analisis kausal efektual dengan
menggunakan pendekatan rasional yang dirangkai berdasarkan hasil kajian pustaka (literature
review). Analisis yang digunakan sangat baik dengan memberi peran lingkungan untuk dijadikan
sebagai metode pendekatan. Namun, tidak disajikan mengenai definisi dan contoh nyata terkait
metode atau model yang digunakan penulis. Yang mengakibatkan pembaca menjadi bingung dalam
mengartikan bagaimana model analisis kausal efektual.
f. Pembahasan
Saya setuju dengan pembahasan yang dimuat oleh artikel berjudul ‘ Lingkungan Pendidikan
dalam Implementasi Pendidikan Karakter . Dalam artikelnya dimuat pembahasan mengenai
pendidikan karakter dan lingkungan pendidikan. Namun tidak dijelaskan secara detail mengenai
lingkungan pendidikannya. Karakter sendiri dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas
tiap individu, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
setiap akibat dari keputusannya. Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan
(knowing the good), keinginan terhadap kebaikan (desiring the good), dan berbuat kebaikan (doing
the good). Dalam hal ini, diperlukan pembiasaan dalam pemikiran (habits of the mind), dan
pembiasaan dalam tindkan (habits of the heart), dan pembiasaan dalam tindakan (habit of the action).1
Sedangkan pengertian karakter dalam kamus Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Secara
terminologi, karakter adalah sikap pribadi yang stabil dan hasil proses konsolidasi secara progresif
dan dinamis, integrasi pernyataan dan tindakan. 2 Sehingga dengan adanya karakter di dalam diri
seseorang mencerminkan pribadi yang baik dan melakukan segala sesuatu dengan kegiatan positif.
Kemudian pengertian dari pendidikan karakter adalah semua usaha yang dilakukan oleh
personil sekolah, orang tua dan masyarakat kepada anak-anak untuk mendidik, menanamkan, dan
mengembangkan karakter luhur sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak untuk
mempraktikkan dalam kehidupannya dan memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. 3
Sedangkan pendidikan karakter menurut Thomas Lickoma yang dikutip oleh Heri Gunawan adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya
terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur,bertanggung jawab,
menghormati hak orang lain dan kerja keras. 4 Terdapat 18 poin yag mencerminkan berpendidikan
karakter, yaitu terdapat nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandieri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab.
Adapun tujuan dari pendidikan karakter adalah meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan yang
mengarah pada karakter seseorang yang berakhlak mulia sesuai dengan standar kompetensi lulusan
pada setiap satuan pendidikan. Sedangkan menurut Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat kurikulum dan Perbukuan, pendidikan karakter bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan
mewujudkan kebaikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. 5 Dan menurut
Koesoema, tujuan pertama adalah, sebagai sebuah paedagogi yang memberikan ruang pertumbuhan
1
Muhammad Ali Ramdhani, Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter, Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 08 No. 01 2014, Hal 29.
2
M. Hidayat Ginanjar, ‘Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi Pembentukan Karakter
Peserta Didik’, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 02 Juli 2013, Hal 387.
3
Dwi Purwanti, ‘Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya’, DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, Vol. 01 No. 02 2017, Hal 16.
4
Hamidah, Implementasi Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah, Jurnal Kajian Gender Dan
Anak,Vol 04 No.2 2020, Hal 84.
bagi setiap individu dalam lembaga pendidikan untuk bertumbuh secara integral sebagai manusia
yang menghayati nilai, khususnya nilai-nilai moral, nilai religius dan nilai-nilai kewarganegaraan.
Kedua, memberikan prioritas utama pada pendidikan karakter dari sudut pandang pemahaman isu-isu
moral yang lebih luas, terutama melihat isu-isu moral dalam keseluru- han peristiwa yang terjadi di
dunia pendidikan itu sendiri (educational happenings). Ketiga, pendidikan karakter memberikan
perhatian pada perkembangan individu, meletakannya dalam kerangka matriks sosial (tatanan sosial
dalam masyarakat), melalui interpretasi nilai, semakin mengukuhkan diri manusia sebagai makhluk
yang bermoral.6
Untuk mencapai tujuan dari pendidikan karakter, diperlukan prinsip-prinsip untuk keberhasilan
tersebut. Adapun prinsip-prinsip yang efektif menurut Schwartz & Hariyanto yaitu: 7
a. Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai inti (ethical core values) sebagai landasan
bagi pembentukkan karakter yang baik;
b. Karakter harus dapat dipahami secara komperhensif termasuk dalam pemikiran, perasaan, dan
perilaku;
c. Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang sungguh-sungguh dan proaktif serta
mempromosikan nilai-nilai inti ke semua fase kehidupan;
d. Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli; e. Menyediakan peluang bagi para siswa untuk
melakukan tindakan bermoral; f. Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan kurikulum
akademis yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua pembelajar dan membantu mereka
untuk mencapai sukses;
g. Pendidikan karakter harus secara nyata mengembangkan motivasi pribadi siswa;
i. Seluruh staf sekolah harus menjadi komunitas belajar dan komunitas moral yang semuanya saling
berbagi tanggung jawab bagi berlangsungnya pendidikan karakter, dan berupaya untuk
mengembangkan nilai-nilai inti yang sama menjadi panduan pendidikan karakter bagi para siswa;
j. Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan moral yang diperlukan bagi staf
sekolah maupun para siswa;
k. Sekolah harus merekrut orangtua dan anggota masyarakat sebagai partner penuh dalam upaya
pembangunan karakter;
l. Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter sekolah, menilai fungsi staf
sekolah sebagai pendidik karakter, sampai pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa
memanifestasikan karakter yang baik.
Adapun dampak positif dari pendidikan karakter hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari
University of Missouri - St Louis adalah pendidikan karakter menunjukkan peningkatan motivasi
dalam meraih prestasi akademik. Berbeda dengan yang tidak menerapkan pendidikan karakter, justru
menunjukkan penurunan drastis yaitu perilaku negatif. 8

5
Suharli, ‘Optimalisasi Peran Lingkungan Pendidikan Secara Terpadu Dalam Membentuk Karakter
Go Green Peserta Didik’, 2010.
6
Mohammad Aufin, ‘Sintesa Pendidikan Karakter Dan Multikultural Bagi Lingkungan Pendidikan
Tinggi’, Jurnal Psikologi, Vol. II No. 02 September 2014, Hal. 114-115.
7
Muhammad Ali Ramdhani, Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter, Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 08 No. 01 2014, Hal. 31.

8
Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, ‘Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan
Karakter Siswa Di Lingkungan Pendidikan Sekolah’, Jurnal Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarata, Hal. 14.
Selanjutnya adalah, artikel ini membahas mengenai peran lingkungan pendidikan yang
mempunyai faktor-faktor penting, yaitu manusia, kepemimpinan, teknologi, dan organisasi. Faktor
lingkungan pendidikan dalam implementasi pendidikan karakter mempunyai peran dan fungsi sangat
penting karena posisi sentralnya dalam menyiapkan generasi muda emas tahun 2045 nanti. 9 Namun
dalam artikel hanya menjelaskan faktor-faktor saja, tidak ada informasi pendukung lainnya. Adapun
informasi pendukung lainnya dimulai dari pengertian lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai kumpulan dari berbagai faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi proses atau tempat berlangsungnya proses pendidikan. 10 Ada juga yang
mengartikan lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang yang
memberikan pengaruh terhadap perkembangannya. Dengan kata lain lingkungan pendidikan
merupakan latar tempat berlangsungnya pendidikan. 11 Kemudian pengertian dari ‘ Buku Ilmu
Pendidikan ‘ lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa
benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat
terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. 12
Ki Hajar Dewantara seorang bapak pendidikan nasional menyebutkan Tri Pusat Pendidikan.
Yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. 13 Ki Hajar Dewantara
juga menjelaskan:14
1. Tujuan pendidikan tidak mungkin tercapai melalui satu jalur saja, artinya harus ada sinergi antara
lingkungan keluarga, lingkungan perguruan dan lingkungan masyarakat.
2. Ketiga pusat pendidikan itu harus berinteraksi dan berkomunikasi secara harmonis.
3. Lingkungan keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama, karena
memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan perilaku sosial.
4. Lingkungan perguruan lebih berperan dalam memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan
keterampilan.
5. Lingkungan masyarakat berperan sebagai tempat seseorang berlatih membentuk watak atau
karakter, kepribadian, dan kecerdasan sosial seseorang.
Adapun penjelasan mengenai bagian-bagian dari Tri Pusat Pendidikan sebagai berikut: 15
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan suatu soaial terkecil dalam kehidupan umat manusia sebagai makhluk sosial, ia
merupakan unit pertama dalam masyarakat. Disitulah terbentuknya tahap awal proses sosialiasi dan
perkembangan individu. Adapun fungsi dari pendidikan di lingkungan keluarga adalah sebagai
berikut :16
A. Menumbuh kembangkan emosional anak;

9
Mohammad Aufin, ‘Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di Lingkungan Pendidikan Tinggi
untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ 2017, Hal. 03.
10
Amanudin. 2014. Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten: Unpam Press.
11
Rahmat, Abdul. 2010. Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, Dan Aplikasi. Bandung: Manajemen
Qolbun Salim.
12
Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPI).
13
Faliyandra, Faisal. 2019. Tri Pusat Kecerdasan Sosial. Malang: Literasi Nusantara.
14
Sari, Eliana.2019. Manajemen Lingkungan Pendidikan.
15
‘ Lingkungan Pendidikan ‘ Jurnal Universitas Islam Negeri Surabaya. Hal. 22
16
Amanudin. 2014. Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten: Unpam Press.
B. Membentuk pendidikan moral anak;
C. Menanamkan pendidikan sosial anak;
D. Sebagai awal pendidikan agama bagi anak.

2. Lingkungan Sekolah
Kegiatan pendidikan pada mulanya dilaksanakan dalam lingkungan keluarga dengan menempatkan
ayah dan ibu sebagai pendidikan utama, dengan semakin dewasanya anak semakin banyak hal- hal
yang dibutuhkannya untuk dapat hidup di dalam masyarakat secara layak dan wajar. Sebagai respon
dalam memenuhi kebutuhan tersebut muncullah usaha untuk mendirikan sekolah di lingkungan
keluarga. Adapun fungsi dari pendidikan di lingkungan sekolah yaitu : 17
A. Sekolah memberikan proses belajar mengajar yang sifatnya mendidik;
B. Sekolah meningkatkan dan memantapkan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP);
C. Mengembangkan perpustakaan menjadi suatu pusat/sumber belajar (PSB);
D. Meningkatkan dan memantapkan program pengelolaan.

3. Lingkungan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga dan
sekolah. Dengan demikian, pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Warna warni
pendidikan yang dialami di masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan, pengetahuan, sikap, kesopanan, dan agama. Adapun fungsi dari pendidikan di lingkungan
masyarakat adalah :18
A. Mengajarkandan memperkenalkan kehidupan, cara berinteraksi, menyesuaikan diri dengan
lingkungan masyarakat;
B. Dapat memberikan kekuatan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, selain juga dapat memberi
solusi, sehingga dapat membebaskan dari kekuatan otoritas;
C. Dapat membantu memberikan pengetahuan tentang sesuatu yang tidak terdapat dalam lingkup
keluarga (fashion, music, attitude);
D. Pengalaman anak semakin luas, sehingga pada saatnyaakan menjadi manusia yang lebih komplek
dalam pemahaman.
Selanjutnya fungsi lingkungan memberikan kontribusi, minimal dalam tiga hal:
A. Pemantapan pribadi yang berbudaya melalui proses bimbingan;
B. Penguasaan ilmu pengetahuan melalui proses pengajaran;
C. Penguasaan keterampilan melalui proses pelatihan.

17
Amanudin. 2014. Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten: Unpam Press.
18
Amanudin. 2014. Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten: Unpam Press.
Di dalam lingkungan pendidikan terdapat tiga komponen utama yaitu lingkungan fisik,
lingkungan sosial dan lingkungan akademis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bennet and
Michael (2002) bahwa “social, physical, and academic presence must be considered when designing
and implementing virtual learning environment”. Artinya, keberadaan faktor sosial, fisik dan
akademis harus dipertimbangkan ketika merancang dan menerapkan lingkungan belajar secara virtual.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang ada disekitar peserta didik, baik itu di kelas, disekolah atau
disekitar lingkungan lembaga pendidikan yang perlu dioptimalkan pengelolaannya agar interaksi
belajar lebih efektif dan efisien yang diartikan sebagai sarana, prasarana dan lingkungan yang ada di
sekitar lembaga pendidikan yang berperan sebagai penunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, lingkungan sosial sebagai lingkungan yang berhubungan dengan relasi antarpersonil
pada sebuah lembaga pendidikan. Relasi dalam bentuk interaksi dan komunikasi antar sivitas
akademika. Dan lingkungan akademis atau sering juga disebut suasana akademis (academic
atmosphere) merupakan situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong tumbuh
dan berkembangnya proses pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan menyenangkan.
Lingkungan akademis harus diciptakan untuk membuat proses pembelajaran disekolah berjalan sesuai
dengan visi, misi, dan tujuannya. Lingkungan akademis sesungguhnya merupakan perpaduan antara
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.19 Dikarenakan manusia dan lingkungan memiliki hubungan
ketergantungan, maka terjadilah interaksi secara terus menerus. 20 Sehingga dengan adanya lingkungan
pendidikan terciptalah suatu etika lingkungan yang mencerminkan perilaku positif terhadap
pengajaran-pengajaran yang telah dilakukan.21
C. Kesimpulan
Setelah saya membaca secara keseluruhan dan membandingkan dengan jurnal-jurnal atau
buku lain, menurut saya, jurnal ini cukup menjabarkan dan memberikan informasi secara jelas dan
bahasa yang digunakan informatif, meskipun terdapat kesalahan pengetikkan. Namun untuk mengenai
lingkungan pendidikannya sendiri, jurnal ini hanya sedikit memberikan informasi, tidak secara detail,
seperti bagaimana pengertian, fungsi dan jenis dari lingkungan pendidikan dalam implementasi
pendidikan karakter. Sehingga saya menambahkan informasi mengenai lingkungan pendidikan pada
bagian pembahasan. Dan setelah saya membaca jurnal ini dan jurnal juga buku lain, secara
keseluruhan dapat saya simpulkan pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi
seseorang, yang dimana selalu dikaitkan dengan pendidikan karakter. Dengan adanya karakter bisa
menunjukkan pribadi seseorang terhadap tingkah lakunya. Sedangkan faktor utama dalam pendidikan
karakter adalah lingkungan. Lingkungan menyediakan stimulus untuk individu dan sebaliknya
individu juga memberikan respon terhadap lingkungan melalui proses interaksi. Dan dari interaksi
tersebut dapat terjadi perubahan pada individu berupa tingkah laku yang bersifat positif atau negatif.
Jika lingkungan pendidikan yang di dapat baik maka individu akan melakukan segala sesuatu secara
positif, dan sebaliknya jika individu mendapatkan lingkungan pendidikan yang negatif, maka individu
tersebut akan melakukan segala sesuatu dengan negatif. Hal ini menunjukkan bahwasanya peran dari
lingkungan pendidikan sangat penting untuk implementasian dari pendidikan karakter.

D. Daftar Pustaka
Amanudin. 2014. Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten: Unpam Press.

19
Sari, Eliana.2019. Manajemen Lingkungan Pendidikan.

20
Supadmini Ni Kadek, I Komang Wisnu Budi Wijaya, dan Ida Ayu Diah Larashanti, ‘Implementasi
Model Pendidikan Lingkungan UNESCO Di Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 03. No. 01 2020,
Hal. 77.
21
Ulfi Faizah, ‘Etika Lingkungan Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Menurut Perspektif Aksiologi’,
Vol. 03 No. 01 2020, Hal. 18.
Dwi Purwanti, ‘Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Implementasinya’, DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, Vol. 01 No. 02 2017, Hal 16.

Faidillah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, ‘Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan
Karakter Siswa Di Lingkungan Pendidikan Sekolah’, Jurnal Pendidikan Kepelatihan Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarata, Hal. 14.

Faliyandra, Faisal. 2019. Tri Pusat Kecerdasan Sosial. Malang: Literasi Nusantara.
Hamidah, Implementasi Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah, Jurnal Kajian Gender Dan
Anak,Vol 04 No.2 2020, Hal 84.
Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPI).

‘ Lingkungan Pendidikan ‘ Jurnal Universitas Islam Negeri Surabaya. Hal. 22


M. Hidayat Ginanjar, ‘Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi Pembentukan Karakter
Peserta Didik’, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 02 Juli 2013, Hal 387.

Mohammad Aufin, ‘Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di Lingkungan Pendidikan Tinggi


untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ 2017, Hal. 03.

Muhammad Ali Ramdhani, Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter, Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 08 No. 01 2014, Hal. 31.

Rahmat, Abdul. 2010. Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, Dan Aplikasi. Bandung: Manajemen
Qolbun Salim.

Sari, Eliana.2019. Manajemen Lingkungan Pendidikan.

Suharli, ‘Optimalisasi Peran Lingkungan Pendidikan Secara Terpadu Dalam Membentuk Karakter
Go Green Peserta Didik’, 2010.

Supadmini Ni Kadek, I Komang Wisnu Budi Wijaya, dan Ida Ayu Diah Larashanti, ‘Implementasi
Model Pendidikan Lingkungan UNESCO Di Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.
03. No. 01 2020, Hal. 77.

Ulfi Faizah, ‘Etika Lingkungan Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Menurut Perspektif Aksiologi’,
Vol. 03 No. 01 2020, Hal. 18.

Anda mungkin juga menyukai