Anda di halaman 1dari 14

Budaya Dan Prilaku Sosial

Nama : Hernisya Safitri


Nim : 2020380150032
Abstrak

Manusia adalah makhluk social sehingga sebagian besar dari


kehidupannya melibatkan interaksi dengan orang lain. Budaya dapat di
pertimbangkan memiliki pengaruh pada arena social. Cara-cara kita
berinteraksi dengan orang lain,dan bekerja dengan orang lain,
mempresepsi diri sendiri maupun orang lain,dan bekerja dengan orang
lain di pengaruhi oleh budaya dimana kita hidup.
1. Diri dalam konteks social (social self)
Kita sekarang membandingkan Antara individu –individu yang memiliki nilai –
nilai independen (yang sangat menghargai kebebasan,penentuan diri sendiri)
dengan mereka yang memiliki nilai – nilai interpendensi (saling ketergantungan).
Markus dan Kitayama mengemukakan bahwa mewujudkan (meng-ada) diri sendiri
dalam cara – cara yang berbeda ini memiliki konsekuensi bagi presentasi diri dalam
konteks social dan kognisi social.
- Gaya Presentasi Diri :Pemantauan Diri (self- monitoring)
Self monitoring merupakan proses dimana individu mengadakan pemantauan terhadap
pengelolaan kesan yang dilakuakannya pada saat berhubungan dengan orang lain
(worchel,ddk.,2000).
2. Perbedaan Antara Budaya Dan Prilaku Antar Kelompok
Salah satu cara para ilmuan social dalam memahami hubungan dengan orang – orang lain adalah melalui
klarifikasi in-goup dan out- grup. Hubungan in-group adalah hubungan yang di tandai adanya tingkat
familiaritas,keintiman,dan kepercayaan. Hubungan out- group bekembang melalui ikatan yang mengikat in-
group bersama lewat persahabatan atau hubungan atau tujuan. Sebaliknya hubugan out group kuranganya
familiaritas,keintiman,dan kepercayaan.
- Perbedaan Budaya dalam Hubungan in-group & out – group
Beberapa para ahli telah melakuakan sejumlah penelitian tentang perbedaan budaya dalam hubungan in-
group dan hubungan out – group misalnya triandis (1988) dalam studinya menemukan perbedaan hubungan
diri dengan in-group dan diri dengan out-group dengan menggunakan dimensi budaya yang dikenal sebagai
individualism versus kolektivisme untuk memahami perbedaan budaya dalam perilaku social.
Individualisme – kolektivisme adalah salah satu dimensi psikologi social dan budaya.
- Perbedaan Budaya Dalam Ekspresi Emosi yang Dikaitkan Dengan Hubungan in-group dan out – group
Perbedaan dalam pemaknaan hubungan self – in-group dan self- out- group memiliki efek tertentu bagi
emosi – emosi yang di ekspresikan dalam interaksi social.
PRESEPSI SOSIAL (Mempresepsi Oranglain)

Presepsi social adalah perbedaan Antara bagaimana orang – orang dalam budaya individualistis
dan kolektivitis menggambarkan diri mereka dan lingkungan fisik mereka berakar dari kognisi
social, maka seharusnya kita harapkan akan menemukan perbedaan yang sama ketika
menyelidiki proses dalam mempresepsi orang lain.
1. Perbedaan Gaya Atribusi Lintas Budaya
Atribusi adalah penarikan kesimpulan yang dilakukan individu tentang penyebab kejadian – kejadian dan
prilaku – prilaku orang lain.
Studi – studi tentang gaya atribusi sebelumnya menggunakan sebagian besar subjek penelitian
orang – orang amerika telah menunjukan adanya beberapa kesesatan atau kekeliruan (bias) dalam
menafsirkan dunia sekeliling kita dan perilaku orang lain.
o Fundamental Attributin error adalah kesesatan karena adanya kecenderungan untuk menjelaskan
prilaku orang lain dengan atribusi internal. Faktor – faktor internal (misalnya kemampuan atau
usaha)
o Defensive attribution adalah kecenderungan untuk menyalahkan korban karna ketidak
beruntungan misalnya (di rampok , di perkosa).
2 . Membandingkan Diri Sendiri Dengan Orang lain (Sosial Comparison )
Cara membandingkan sikap dan prilaku kita terhadap orang lain telah menjadi topic utama dari psikologi
social. Pada kelompok budaya individualis perbandingan tersebut dapat memberikan umpan balik akan
kualitas dan kemampuan, dan dari sini akan memperkuat atau memperlemah perasan tentang diri.
Daya Tarik Interpersonal : Cinta,keintiman,dan perkawinan antar budaya)
Istilah daya Tarik interpersonal mengacu pada beragam pengalaman.mencangkup rasa
suka,persahabatan,birahi,kagum dan cinta. Penelitian terdahulu di amerika telah menghasilkan temuan yang
menarik,khususnya yang di khususkan pada faktor – faktor yang mendukung ketertarikan. Pada waktu yang sama
penelitian lintas budaya memberikan petunjuk tentang perbedaan budaya dalam ketertarikan dan cinta. Hafield
dan bersheid mengemukakan bahwa ada dua jenis cinta yaitu passionate dan companionate love yang
mencangkup ,kehangatan,kepercayaan dan toleransi afektif kepada orang lain yang kehidupannya telah terjalin
satu sama lain dengan mendalam.
1. Telaah lintas Budaya Tentang Daya Tarik Interpesonal ,cinta dan keintiman (intimacy)
Studi yang dilakukan Byrne ,dkk (1971) menunjukan bahwa di india,jepang dan amerika orang – orang yang
tertarik kepada orang lain memiliki sikap yang sama Hal ini berarti similaritas sebagai salah satu faktor
penentu daya Tarik interpersonal cenderung universal.
2. Perkawinan Antar Budaya dan Ras
Perkawina antar budaya merupakan topic yang sedikit di teliti para ahli. Studi pada umumnya menunjukan
bahwa konflik dalam perkawinan antar budaya timbul dalam beberapa area,mencakup ekspresi cinta dan
keintiman,corak komitmen dan sikap yang mengarah pada perkawinan itu sendiri,dan pola pengasuhan anak
ketika pasangan memiliki anak. Kunci kesuksesan perkawinan antar budaya :1), seseorang harus menyadari
warisan budaya pasangannya 2), mereka harus saling menghargai legimitasi warisan budaya dalam
berhubungan satu dengan yang lain.

3. Astenden atau faktor – faktor penyebab dari prilaku agresi


adalah ekologis dan structural. Penyebab – penyebab mencakup kemungkinan – kemungkinan adanya
konflik atas sumber yang langka,frustrasi,norma –norma resolusi , konflik pengasuhan anak dan jenis –
jenis prilaku yang di perlihatkan oleh orang – orang yang mungkin menjadi model untuk di tiru.

C. Perbedaan Budaya dalam prososial


Beberapa peneliti telah menemukan bahwa budaya kolektif pada umumnya memiliki nilai-nilai altruism
yang lebih tinggi daripada budaya individualistic (Ho & Chiu,1994 dalam Wovhel,dkk., 2000). Penemuan
ini tidak berarti bahwa individu dalam budaya kolektif akan selalu lebih menunjukan perilaku
menolong/membantu daripada orang-orang dari budaya individualistic. Yang jelas orang dari budaya
kolektif membuat perbedaan yang jelas Antara anggota – anggota In-group.
D. Perbedaan Budaya Dalam konformitas, memenuhi permintaan ,dan keputusan dan kepatuhan
kepada kelompok
Conformity mangacu pada penyesuaian orang pada tekanan social yang nyata atau di bayangkan. Compliance pada
umumnya di definisikan sebagai penyesuaian orang terhadap tekanan social dalam prilaku public mereka, bahkan
walaupun keyakinan pribadi mereka mungkin tak berubah. Obidiece adalah bentuk compliance yang terjadi ketika orang
mengikuti langsung biasanya otoritas. Untuk membandingkan comformity,compliance,dan obedience secara lintas
budaya, maka telaah itu harus memusatkan harus memusatkan pada konformitas dan keptusan itu sebagai konstruk social
yang berasal dari budaya.
E. Peilaku Koperatif dan Negosiasi Secara Lintas Budaya
usaha untuk memahami negosiasi secara lebih system matis dalam budaya – budaya yang berbeda menurut kita lebih
mengacu pada konsem individualism dan kolektivisme.
F. Resolusi konflik
Lind dkk . (1978) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa cara-cara adversial dalam menyelesaikan konflik secara
legal lebih di sukai di Negara –negara individualis seperti prancis,jerman.inggris dan amerika.
G Pengaruh Budaya Dalam Komunikasi
Komunikasii adalah proses menyampaiakn pesan atau makna dari pengirim kepada penerima. Setiap budaya memiliki aturan –
aturan bagaimana cara anggota- anggotanya untuk melakukan komunikasi tersebut bai melalui verbal maupun non verbal.
1. Gaya Komunikasi verbal secara lintas budaya
Pengunaan Bahasa dalam budaya berbeda – beda dapat di klarifikasikan sebagai low contexs atau hogh konteks ,budaya
low contexs adalah pembicaran yang terjadi berupa eksplisit dan pesan yang di sampaikan sebagian brsar di wakili oleh
kata – kata yang di ucapkan. Sebaliknya dalam budaya High context pesan di sampaikan secara implisit dan kata-kata yang
di ucapkan hanya mewakili sebagian kecil dari pesan tersebut.
2. Penyikapan diri (self Disclosure)
Dalam budaya kolektivis, mengetahui sejarah seseorang atau perasaan – perasaan yang di alaminya kurang penting dan
yang paling penting adalah mengetahui status atau afiliasi - afiliasi, dan juga kaidah- kaidah yang berpengaruh dalam
konteks sekitar. Penyikapan diri di anggap merupakan sesuatu yang cukup bernilai pada relasi-relasi dalam kelompok yang
telah terbentuk.
3. Penyelamat Muka (the preservation of face)
Menurut Ting-Toomry (1998) dengan theory of face-nya. Menurutnya dalam semua budaya orang berusaha menyelamatka
muka, tetapi konsepnya berbeda antar budaya individualis dan kolektivis.
4. Apakah diam adalah emas ?
Orang amerika melukiskan bahwa percakapan hal yang menyenangkan itu penting dan sebagai suatu cara mengontrol apa
yang sedang terjadi. Sedangkan orang-orang cina lebih
Toleran kepada ketenangan dan melihat kedamaian sebagai suatu cara mengontrol diri.
5.Budaya komunikasi nonverbal
Menurut Ekman dan friesen (1969),perilaku non verbal dapat di klarifikasi menjadi 5 kategori:
- Illustrator yaitu perilaku nonverbal yang di gunakan untuk memperjelas aspek dari kata-kata yang di ucapkan
- Adaptors adalah perilaku nonverbal yang kita kelola untuk membantu tubuh kita beradaptasi
- Emblems adalah perilaku nonverbal menyampaikan suatu pesan melalui dirinya sendiri.
- Emotions adalah pesan yang di sampaikan melalui prilaku non-verbalyang kita kelola untuk mengatur arus bicara
selama percakapan.
- Regulations adalah prilaku nonverbal yang kita kelola untuk mengatur arus bicara selama percakapan.
6. Perbedaan budaya dalam komunikasi nonverbal
Orang dari budaya yang berbeda memiliki aturan –aturan tertentu bagaimana mengelola perilaku
nonverbal.aturan - atuaran itu mungkin sangat berbeda antar budaya.
Berikut ini akan dibahas perilaku nonverbal secara lintas budaya
- Telaah Lintas Budaya Tentang Kinesics
Kinesics ialah studi tentang komunikasi melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah.
- Gesture (gerakan Bagian – bagian tubuh)
Grakan bagian tubuh (gesture) juga sering di gunkan dalam komunikasi dan bentuknya dapat berbeda- beda antar
budaya.
- Chormatics
Chomatics adalah penggunaan warna untuk mengkomunikasikan pesan.
- Ruang antar pribadi (interpersonal space) dan penggunan jarak (proxemics)
Ruang (space) adalah dimensi perilaku nonverbal lain yang sangat penting. Bagaimana kita menggunakan ruang
(space) dapat mengirimkan pesan penting tentang status.
Pengaruh Kultur Pada Gender
1. penjelasan Istilah- istilah
a. seks adalah perbedaan biologis dan fisiologis Antara pria dan wanita,dengan perbedaan menyolok pada
perbedaan anatomi tentang system reproduksi dari pria dan wanita.
b. Sex roles (peran seksual) mengacu pada prilaku dan pola –pola aktivitas pria dan wanita yang berkaitan
langsung dengan perbedaan biologis dan proses reproduksi.
c. identitas seksual adalah kesadaran dan pengetahuan tentang seks dan peran seksual yang di miliki individu.
d. gender adalah perilaku dan pola-pola aktivitas yang di anggap cocok/pantas bagi pria dan wanita oleh suatu
masyarakat atau budaya.
. Pengaruah Budaya Terhadap Gender
Sebagai konsekuensinya,budaya yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda akan memberikan hasil yang
berbeda pula. Satu budaya mungkin mendukung kesamaan Antara pria dan wanita. Namun budaya lainnya tidak mendukung
kesamaan tersebut dengan demikian budaya memiliki batasan mengenai peran,kewajiban,dan tanggung jawab yang cocok
bagi pria dan wanita.

3. Persamaan dan perbedaan dalam peran gender dan steriotipe


Ada kesepakatan yang luas dari hasil – hasil peneliyian bahwa sterotipe gender (karakter psikologis) adalah
universal. Demikian pula di temukan ada perbedaan budaya dalam menilai karakteristik pria dan wanita.
4. Perbedaan gender dalam karakteristik psikologis yang lain secara lintas budaya
Perbedaan gender yang di teliti kebanyakan di fokuskan pada masalah-masalah tentang kecerdasan,kemampuan
khusus,konformitas dan kepatuahn serta agretivitas

- Studi lintas budaya perbedaan gender pada intelegensi dan kamampuan khusus
Kecerdasan secara umum namun di temukan perbedaan gender dalam macam-macam subtes intelegensi,misalnya wanita
cendeung memiliki skor apad sub tes verbal ,memory dan kecepatan preseptual. Sementara pria lebih unggul dalam sub
tes numeric dan tugas perseptual lain (closure,orientasi,spatial visual).
- Studi lintad buadaya perbedaan gender dalam konformitas
Pada umunya steriotipe peran gender menyatakan bahwa wanita lebih conform dan patuh daripada pria.
- Agresivitas
Steriotipe peran gender umumnya juga menyatakan bahwa pria lebih agresif dari pada wanita.
I. Pengaruh Budaya Terhadap Psikologi Lingkungan
Psikologi lingkungan adalah ilmu tentang salng hubungan Antara tingkah laku dengan lingkungan buatan maupun
alamiah. dalam orientasi sossocialrsebuat (orientasi sptial),terdapat pemaknaan ruang yang terdiri atas empat unsur
yaitu : 1.private space 2. Personal space 3.territorial space
4.crowding .
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai