Anda di halaman 1dari 27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

rancangan penelitian deskriptif korelasional menggunakan metode analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui

dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja

dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek

pemeriksaan (Notoatmodjo, 2015).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel Independen

(bebas) dan Dependen (terikat).Variabel dalam penelitian ini :

a. Variabel bebas (independent) adalah dukungan keluarga.

b. Variabel terikat (dependent) adalah kualitas hidup pasien GGK

54
2

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur/Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Independen Dukungan keluarga berupa Alat Ukur : Kuesioner Dikategorikan : Ordinal
Dukungan bantuan umum yang yang mengadopsi dari 1. Tidak
Keluarga bermanfaat dan disusun peneliti terdiri Mendukung,jika
memberikan pengaruh dari 20 pertanyaan. skor jawaban <
positif pada pasien GGK Cara Ukur : 75%
yang menjalani Mengajukan 2. Mendukung,
hemodialisa. pertanyaan dengan jika skor
Indikator pilihan jawaban jawaban ≥ 75
pemberian dukungan: menggunakan skala
emosional, Likert (4
penghargaan, kriteriajawaban) :

instrumental  Selalu (4)

informasi.  Sering (3)


 Kadang-kadang
(2)
 Tidak pernah (1)
Dependen : suatu kesejahteraan yang Alat Ukur :kuesioner Dikategorikan : Ordinal
Kualitas Hidup dirasakan oleh individu terstandar instrumen 1. Kurang.(<60)
yang berasal dari kepuasan KDQOL 2. Cukup (60-75)
atau ketidakpuasan dalam SF™1.3 sebanyak 24 3. Baik (76-100)
kehidupan yang penting pertanyaan dengan skor
bagi pasien GGK yang berkisar
menjalani hemodialisa antara 0-100.
Cara Ukur :
Mengajukan
pertanyaan dengan
pilihan jawaban
menggunakan skala
Likert
3

Karakteristik
Umur Lama hidup responden Alat Ukur : Kuesioner Dikategorikan : Ordinal
berdasarkan ulang tahun Cara Ukur: 1. Dewasa Awal
terakhir diukur pada saat Mengajukanpertanyaan (26- 35 tahun).
penelitian. dengan menuliskan 2. Dewasa Akhir
jawaban pada lembar (36- 45 tahun)
kuesioner. 3. Lansia Awal (46-
55 Tahun)
4. Lansia Akhir
(56-65 tahun).
5. Manula (> 65
Tahun)

Jenis Kelamin Gender pasien. Alat Ukur : Kuesioner Dikategorikan: Nominal


Cara Ukur : 1. Laki-laki
Mengajukanpertanyaan 2. Perempuan
dengan menuliskan
jawaban pada lembar
kuesioner
Pendidikan Jenjang pendidikan formal Alat Ukur : Kuesioner Dikategorikan : Ordinal
yang pernah ditempuh, dan Cara Ukur :
1. Dasar (SD-
diukur melalui pendidikan
Mengajukanpertanyaan SLTP)
terakhir.
dengan menuliskan
2. Menengah
jawaban pada lembar
(SMA sederajat)
kuesioner.
3. Tinggi
(Perguruan
Tinggi)

Lama Menjalani Waktu yang sudah Alat Ukur : Kuesioner Dikategorikan : Nominal
Terapi ditempuh dalam menjalani Cara Ukur :
1. < 2 tahun
Hemodialisa terapi hemodialisa.
4

Mengajukan 2. ≥ 2 tahun
pertanyaan dengan
menuliskan jawaban
pada lembar kuesioner.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah setiap objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2015).

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronis

yang menjalani Hemodialisis di Unit Hemodialisa RS Mitra Kasih Cimahi,

dengan dengan rata-rata per bulan sebanyak 78 pasien.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2016). Sampel

pada penelitian adalah pasien GGK di unit Hemodialisa RS Mitra Kasih

Cimahi.

a. Besaran Sampel

Besaran sampel menggunakan rumus Yamane (1967) dalam Sugiyono

(2018) karena jumlah populasi telah diketahui:


5

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)

Dengan menggunakan rumus di atas maka dapat ditentukan jumlah

sampel yang dibutuhkan, yaitu :

dibulatkan menjadi 65 pasien.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan

purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan

dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun

waktu tertentu, sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi atau

pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel

yang diperlukan (Notoatmodjo, 2015).

c. Kriteria Sampel

Untuk mendapatkan sampel yang representatif, diperlukan kriteria

sampel baik inklusi maupun eksklusi :

1) Kriteria Inklusi:

a) Pasien dewasa (usia> 18 tahun).

b) Telah menjalani hemodialisa > 3 Bulan dengan pertimbangan setelah

3 bulan hemodialisa mulai timbul dampak baik fisik maupun psikis


6

c) Pasien gagal ginjal kronisdengan kesadaran penuh (compos mentis).

d) Dapat berkomunikasi dengan baik (menggunakan bahasa Indonesia).

e) Bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan mengisi

informed consent.

2) Kriteria Eksklusi

a) Pasien gagal ginjal kronisyang mengalami gangguan intelektual dan

gangguan psikotik

b) Pasien gagal ginjal kronis yang mengalami masalah pendengaran.

c) Pasientidak komunikatif dan tidak kooperatif.

E. Alat Pengumpul Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa kuesioner.Kuisioner

yang dipakai adalah angket tertutup, dimana jawaban telah tersedia dan

responden tinggal memilih alternatif jawaban. Kuesioner dalam penelitian

ini terdiri dari :

a. Kuisioner Karakteristik/Demografi

Kuisioner ini berisi karakteristik responden berupa : usia, jenis

kelamin, pendidikan, dan lama menjalani terapi hemodialisa.

b. Kuisioner Dukungan Keluarga

Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner

tertutup.Kuisioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan seputar dukungan

keluarga. Pertanyaan tersebut disusun peneliti berdasarkan indicator


7

dukungan keluarga yang meliputi: emosional, penghargaan, instrumental,

informasi.Kuesioner merupakan pertanyaan tertutup dengan pilihan

jawaban menggunakan skala Likert 1-4 dengan kriteria 1 = tidak pernah,

2= jarang atau kadang, 3= sering dan 4= selalu.Kuesioner tentang

dukungan keluarga terdiri atas 20 pertanyaan. Terbagi 5 pertanyaan

dukungan informasi, 5 pertanyaan dukungan emosional, 5 pertanyaan

dukungan penghargaan dan 5 pertanyaan tentang dukungan instrumental.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Dukungan Keluarga

No. Indikator No Soal Jumlah


1. Emosional 3,8,11,12,16 5
2 Informasi 6,7,13,15,17 5
3 Penghargaan 5,9,14,18 20 5
4 Instrumental 1,2,4,10,19 5
Jumlah 20

c. Kuisioner Kualitas Hidup

Instrument untuk mengukur kualitas hidup menggunakan kuesioner

yang sudah terstandar yaitu kuesioner Kidney Disease Quality of Life –

Short FormTM (KDQOL-SF ) versi 1.3.Kuesioner ini terdiri dari 24


TM

pertanyaan.Pengisian kuesioner ini membutuhkan waktu pengisian

sekitar 16 menit.

Kuesioner KDQOL SF™1.3 telah banyak digunakan di berbagai

negara dan telah teruji validitas serta reliabilitasnya. Penelitian yang

dilakukan Duarte dalam Mayuda (2016) di Brazil dalam Mayuda (2016)

membuktikan bahwa kuesioner KDQOL SF™1.3 terbukti valid dan

reliabel. Kemudian, penelitian yang dilakukan di Arab juga


8

menunjukkan bahwa kuesioner KDQOL SF™1.3 valid dan

reliabel.Penelitian Ricardo et all (2013) di Spanyol menunjukkan nilai

Cronbach’s alpha >0.8 dan nilai r dalam rentang 0,70-0,77.

Komponen yang terdapat dalam kusioner KDQOL SF adalah:

1) Kondisi kesehatan, terdiri dari 11 pertanyaan yang menilai kesehatan

secara umum kesehatan, kesehatan sekarang dibandingkan setahun

yang lalu, kemampuan aktivitas fisik seperti olahraga, memindahkan

meja, mengangkat belanjaan, naik tangga, dan berjalan serta masalah

dengan kesehatan fisik yang dapat mengganggu aktifitas sehari –

hari.

2) Target penyakit ginjal

 Penyakit ginjal, yang terdiri dari 3 pertanyaan yang menilai

seberapa besar ganguan penyakit ginjal dalam kehidupan sehari

– hari baik dari psikologis, sosial, dan mental, serta sejauh mana

terganggu dengan masalah asuransi kesehatan, dan juga masalah

penyakit ginjal yang dialami seperti nyeri, kram, kulit kering

dan sebagainya.

 Efek penyakit ginjal pada kehidupan sehari – hari, terdiri dari 10

pertanyaan yang menilai seberapa sering penyakit ginjal

mengganggu kehidupan sehari – hari, aktivitas seksual, kualitas

tidur, kepuasan terhadap waktu yang dapat dinikmati bersama

keluarga atau teman, dukungan keluarga dan teman, nilai


9

kesehatan secara umum, perawatan yang diterima selama

dialisis, dan petugas hemodialisis.

Penilaian kuesioner ini dengan mengkonversi skor sesuai dengan

aturan pada table berikut ini :

Tabel 3.2 Konversi nilai poin pertanyaan KDQOL-SF

No Pertanyaan Respon Nilai


4a-d, 5a-d, 21 1 ---> 0
2 ---> 100
3a-j 1 ---> 0
2 ---> 50
3 ---> 100
19a- b 1 ---> 0
2 ---> 33.33
3 ---> 66.66
4 ---> 100
10, 11a, 11c, 12a-d 1 ---> 0
2 ---> 25
3 ---> 50
4 ---> 75
5 ---> 100
9b, 9c, 9f, 9g, 9i, 13e, 18b 1 ---> 0
2 ---> 20
3 ---> 40
4 ---> 60
5 ---> 80
6 ---> 100
20 1 ---> 100
2 ---> 0
1, 2, 6, 8, 11b, 11d, 14a-m, 15a-h, 1 ---> 100
16a-b, 24a-b 2 ---> 75
3 ---> 50
4 ---> 25
5 ---> 0
7, 9a, 9d, 9e, 9h, 13a-d,13f, 18a,18c 1 ---> 100
2 ---> 80
3 ---> 60
10

4 ---> 40
5 ---> 20
6 ---> 0
17,22 Respon x 10 ---> 0-100
23 1-7 ---> (jawaban-1)*16,67
16 Jika Tidak ada Data tidak dihitung
masalah ---> (nol)

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahan untuk instrumen. Suatu instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,

2010). Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel

penelitian yang dimaksud jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai

table (
r hitung > r tabel )

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau

tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gajala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2015).
11

Uji reliabilitas yang digunakan untuk variabel tanpa skor dalam

skala ordinal (tingkatan) adalah teknik koefisien reliabilitas cronbach

alpha. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Pada awalnya tinggi-rendahnya

reliabilitas kuesioner tercermin oleh nilai cronbach alpha. Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai Cronbach’s Alpha>0,6

(konstanta)(Polit & Beck, 2012).

Uji validitas dan reliabilitas penelitian iniakan dilakukan pada

instrument dukungan keluarga karena kuesioner disusun sendiri oleh

peneliti.Instument kualitas hidup tidak dilakukan pengujian secara empiris

karena peneliti menggunakan kuesioner terstandar KDQO-SF versi 1.3.

Rencana uji validitas dan resliabilitas akan dilakukan pada 20 orang

pasien GGK yang menjalani hemodialisa di RS Kasih Bunda Cimahi

karena mimiliki karakteristik yang sama.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian atau langkah-langkah penelitian berguna untuk

mempermudah peneliti menyelesaikan penelitian. Adapun tahapan dalam

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan bidang yang akan diteliti dan tempat penelitian,

melakukan studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan


12

konsultasi, menyiapkan perlengkapan penelitian dan instrumen

pengumpulan data, dan seminar proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Mendapatkan ijin penelitian, melakukan observasi dan wawancara

kepada perawat, melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan

analisa data.Tahap pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke STIKes Budi

Luhur Cimahi.

b) Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada kepada

Direktur RS Mitra Kasih Cimahi untuk mengadakan penelitian.

c) Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian, peneliti

berkoordinasi dengan bagian Keperawatan dan Kepala Unit

hemodialisa di RS Mitra Kasih.

d) Peneliti melakukan tahap skrining terhadap responden yang sesuai

dengan kriteria inklusi pada penelitian.

e) Peneliti menjelaskan penelitian yang akan dilakukan terkait tujuan dan

manfaat penelitian kepada calon responden.

f) Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangi

oleh para responden apabila mereka setuju menjadi objek penelitian.

g) Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang telah di

tetapkan oleh peneliti.


13

3. Tahap Akhir

Penyusunan laporan penelitian. Laporan penelitian disusun dalam

bentuk tulisan agar hasil diketahui oleh orang lain sehingga dapat

mengecek kebenarannya dan penyajian hasil penelitian : hasil penelitian

kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

4. Alur Penelitian

Populasi Target
Pasien GGK

Populasi Terjangkau (Pasien PGK


yang menjalani terapi HD di RS
Mitra Kasih Cimahi

Kriteria Inklusi

Kriteria Eksklusi

Subyek Penelitian

Informed consent

Pengisian identitas pasien,


dukungan keluarga dan pengisian
kuesioner KDQOL SF™1.3

Analisa data Penyusunan


Laporan

Bagan 3.1 Alur Penelitian


14

G. Analisa Data

Setelah data terkumpul, lalu dilakukan pengolahan data. Tahap-tahap yang

dilakukan di dalam pengolahan data menurut Hidayat (2011) adalah sebagai

berikut :

1. Editing

Hasil kuesioner dari lapangan harus dilakukan penyuntingan

(editing) terlebih dahulu.Secara umum editing adalah kegiatan untuk

pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

2. Coding

Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Hasil pengukuran dukungan keluarga dikoding sebagai berikut :

1= Tidak Mendukung, jika skor jawaban < 75%

2= Mendukung, jika skor jawaban ≥ 75

Hasil pengukuran kualitas hidup dikoding sebagai berikut :

1= Kurang.(jika skor <60)

2= Cukup (jika skor 60-75)

3= Baik (jika skor 76-100)

3. Prosessing
15

Setelah lembar kuesioner terisi penuh dan juga sudah melewati

peng”coding”an, maka langkah selanjutnya memproses data dengan cara

mengentri data dalam lembar kuesioner ke perangkat komputer.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

5. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti.

Analisa data dalam penelitian ini akan menggunakan ilmu statistik yang

disesuaikan dengan tujuan analisa.Adapun rancangan analisa data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

berbagai variabel yang di teliti dan membandingkan frekuensi antar variabel

tersebut, sehingga diperoleh data dengan menarik kesimpulan dari gambaran

univariat yang diperoleh dari tiap-tiap variabel. Analisis univariat ini

didapat dengan cara menjumlahkan setiap alternatif jawaban pada item soal

kemudian dibagi jumlah responden dan dikalikan 100% hasilnya berupa


16

persentase dengan menggunakan rumus yang bersumber dari Arikunto

(2010). Rumus persentase yang digunakan :

X
P= x 100%
N

Keterangan :

P : Persentase

X : Jumlah kriteria jawaban

N : Jumlah responden

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk membuktikan adanya hubungan

yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Maka

selanjutnya dilakukan uji statistic dengan metoda Chi square (x2).

Uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan alpha

(0,05) dan Confidence Interval (tingkat kepercayaan) 95% dengan ketentuan

bila (Hastono, 2010):

1) Bila ρ value ≤ (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada

hubungan signifikan.

2) Bila ρ value> (0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

ada hubungan yang signifikan.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian


17

Tempat penelitian ini dilakukan di unit hemodialisa RS Mitra Kasih

Cimahi yang beralamat di Jl. Jend. H. Amir Machmud No.341, Cigugur

Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat 40522. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni Tahun 2020.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, dan pihak yang

diteliti yaitu subjek penelitian (Notoatmodjo, 2015).

1. Izin etik (Ethical Clearence)

Uji etik akan peneliti ajukan ke STIKes Budi Luhur Cimahi Jl. Kerkof

No.243, Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan Kota CimahiJawa Barat 40532.

2. Penjelasan dan persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden. Cara mengaplikasikannya yaitu : memohon ijin kepada pihak


18

rumah sakit untuk penelitian, lalu menjelaskan manfaat dari penelitian,

lalu memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk diisi.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika penelitian dengan menjamin

kerahasiaan dari hasil baik informasi maupun masalah- masalah lainnya.

Responden perlu mendapatkan hak untuk tidak diketahui identitas

pribadinya, serta dijaga kerahasiaan pribadinya dari data yang telah

diberikan oleh responden. Peneliti tetap menjamin privasi responden pada

saat responden memberikan informasi yang bersifat pribadi dan menjaga

kerahasiaan informasi pribadi dari responden. Untuk menjaga kerahasiaan

identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek

(anonymity), alamat atau asal responden pada lembar kuesioner atau alat

ukur, tetapi peneliti menggunakan kode yang hanya diisi dan diketahui oleh

peneliti.

4. Manfaat (Benefit)

Salah satu prinsip etik yang paling mendasar adalah asas

manfaat.Dalam hal ini peneliti harus meminimalkan kerugian dan

memaksimalkan manfaat untuk responden penelitian (Polit & Beck, 2012).

a. Bebas dari Kerugian dan Ketidaknyamanan

Peneliti memiliki kewajiban untuk mencegah atau tidak menimbulkan

kerugian dan ketidaknyamanan baik fisik maupun psikis responden

(Polit & Beck, 2012). Peneliti terlebih dahulu meminta persetujuan

melalui lembar informed consent kepada responden dengan


19

mengidentifikasi karakteristik responden sesuai dengan kriteria yang

diinginkan oleh peneliti merupakan salah satu cara peneliti untuk

mencegah kerugian dan ketidaknyamanan responden.

b. Bebas dari Eksploitasi

Keterlibatan responden dalam penelitian ini harus mendapat jaminan

bahwa data atau informasi yang diperoleh dari responden tidak akan

menimbulkan kerugian bagi responden di masa yang akan datang (Polit

& Beck, 2012). Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tujuan penelitian,

manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban responden,

sehingga responden merasa tidak di eksploitasi.Selain itu, peneliti juga

menjelaskan hak dan kewajiban peneliti untuk melindungi responden

dan menggunakan data atau informasi yang diberikan responden hanya

sebatas untuk kegiatan penelitian yang membuat responden merasa

aman selama dilakukan penelitian.

5. Keadilan (Justice)

a. The Right to Fair Treatment (Hak untuk Mendapatkan Tindakan yang

Adil)

Prinsip memperlakukan secara adil berkaitan dalam memilih responden

berdasarkan kriteria sampel bukan berdasarkan maksud atau posisi

tertentu (Polit & Beck, 2012).Selain itu, peneliti harus

mempertimbangkan semua responden tanpa adanya diskriminasi

dengan menghargai perbedaan baik dalam hal keyakinan, budaya

maupun status sosial ekonomi responden.Peneliti dalam melakukan


20

penelitian tidak membeda-bedakan responden yang telah ditentukan

berdasarkan kriteria inklusi dengan memperhatikan prinsip keadilan.

b. The Right to Privacy (Hak untuk Mendapatkan Privasi)

Responden memiliki hak untuk mengajukan permintaan mengenai data

atau informasi yang berkaitan dengan kerahasiaan data responden (Polit

& Beck, 2012).Selama kegiatan penelitian, nama responden tidak

digunakan dan sebagai gantinya peneliti menggunakan kode responden

atau inisial. Peneliti menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah

diberikan oleh klien sebagai responden dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian.
21

DAFTAR PUSTAKA

Arfai, MA. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsud Tugurejo
Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Semarang : Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Ayunda, A. R., & Priyantini, D. (2017). Hubungan Kepatuhan Diet Dan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit
Umum Daerah Sidoarjo. Prosiding HEFA (Health Events for All). Agustus 2017.
Diakses pada
https://prosiding.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/pros/article/view/222
tanggal 23 Februari 2020.

Beto, J.A., Ramirez, W.E., & Bansal, V.K. (2014). Medical nutrition therapy
adults with chronic kidney disease: integrating evidence and consensus into
practice for the generalist registered dietitan nutritionist. Journal of the Academy
of Nutrition and Dietetics. 2014; 114; 1077-87. Diakses dari
https://doi.org/10.1016/j.jand.2013.12.009 pada tanggal 21 Februari 2020.
22

Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (Edisi 8). Jakarta: Elsevier.

Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC.

Corwin. (2011). Buku Saku Patofisiologi.edisi 3.Jakarta : EGC.

Dharma, K.K. (2018). Pemberdayaan Keluarga untuk Mengoptimalkan Kualitas


Hidup Pasien Paska Stroke.Yogyakarta : CV Budi Utama.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G.(2014).Buku Ajar Keperawatan


Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hastono, Sutanto. (2010). .Analisa Data Kesehatan. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Hidayat, A.A.A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika.

Ignatavicius, D. D., Workman, M. L., & Winkelman, C. (2016). Medical Surgical


Nursing: Patient Centered Collaborative Care(8th ed.). Missouri: Elsevier.

Infodatin. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis.Jakarta: Kemenkes RI.

IRR. (2017). 10th Report Of Indonesian Renal Registry. Diakses dari Error!
Hyperlink reference not valid. pada tanggal 1 Februari 2020.

Kemenkes. (2018). Cegah dan Kendalikan Penyakit Ginjal dengan Cerdik dan
Patuh. Diakses dari http://www.depkes.go.id/article/print/18030700007/ pada
tanggal 3 Februari 2020.

Kemenkes. (2019). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Jakarta:


Balitbangkes Kemenkes RI.
23

Lydia, A. (2019). Penyakit Ginjal Kronik Telan Biaya Rp3,1 Triliun, Ini
Penyebabnya. Diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/indianamalia/penyakit-ginjal-kronik-
telan-biaya-rp31-triliun-ini-penyebab -nya/full pada tanggal 04 Maret 2020.

Mayuda, A. (2016). Hubungan Antara Lama Hemodialisis Dengan Kualitas


Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik (Studi di Rsup Dr.Kariadi Semarang).
Skripsi. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Semarang
: Universitas Diponegoro.

Mahayundhari, NPE. (2018). Hubungan Adekuasi Hemodialisis dan Status Gizi


dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa
di RSUP Sanglah Denpasar. Skripsi. Program Studi DIV Jurusan Gizi. Denpasar :
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI.

Morton G.P. (2012). Keperawatan Kritis. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Mubarak, W.I.(2015). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika.

National Kidney Foundation. (2015). About Chronic Kidney Disease. Diakses


pada : https://www.kidney.org/kidneydisease/aboutckd. Tanggal 16 Februari 2020.

Natasya, M. 2017. Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara dengan


Perawatan Paliatif OlehGarwita Institute. Skripsi. Bagian Epidemiologi dan
Biostatistika Kependudukan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jember :
Universitas Jember.

Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.
24

Nurani. V.M, Mariyanti S. (2013). Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal
KroniK Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Psikologi. Vol.11 Nomor 1. Diakses
pada https://www.neliti.com/id/publications/127032/gambaran-makna-hidup-
pasien-gagal-ginjal-kronik-yang-menjalani-hemodialisa tanggal 23 Februari 2020.

Nurchayati, Sofiana. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap Dan Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
Thesis. Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah.
Depok : Universitas indonesia.

Oxtavia, Vivi. (2014). Hubungan Citra Tubuh Dengan Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Diakses pada
http://download.portalgaruda.org/. Tanggal 12 Februari 2020.

PERNEFRI. 2014. 7th Report of Indonesian Renal Registry. Jakarta: PERNEFRI.


Diakses dari http://www.indonesianrenalregistry.org/data.pdf pada tanggal 4
Maret 2020.

Polit, D.F., & Beck, C.T. 2012. Resource Manual for Nursing Research.
Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice. Ninth Edition. USA :
Lippincott.

Potter, J., Rodrigo, C., & Heather, W. 2012. The Multi Dimensional Nature of
Predicting Quality of Life.Journal ScienceDirect.Volume 50, 2012, Pages 781-
790. Diakses pada https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.080. tanggal 1 Maret
2020.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2014). Fundamentals of Nursing: Fundamental


Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Elsevier.

Pratiwi, D. A. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi


Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisa Di RS PKU Muhammadiyah
25

Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : STIKes ‘Aisyiyah. Diakses pada


http://digilib.unisayogya.ac.id/278/ tanggal 20 Februari 2020.

Price, S.A., & Wilson, L.M. (2014). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 10. Jakarta: EGC.

Pakpour, A., Saffari, M., Yekaninejad, S., Panahi, D., et al. (2011). Health-Related
Quality of Life in a Sample of Iranian Patients in Hemodialysis. Iranian Journal of
Kidney Disease.Volume 4. Number 1. January.

Ricardo et all (2013). Validation of the Kidney Disease Quality of Life Short Form
36(KDQOL-36™) US Spanish and English Versions in a Cohort of Hispanics with
Chronic Kidney Disease. NIH Public Access. Ethn Dis. 2013 ; 23(2): 202–209.
Diaksespada https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3651651/pdf/nihms-
461614.pdf tanggal 23 Februari 2020.

Rustadi, H. Tranado, H. Prasasti, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Yang Menjalani
Hemodialisa. Jurnal Keperawatan Silampari Volume 1, Nomor 2, Juni 2018.
Diakses pada https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/8 tanggal
20 Februari 2020.

Sagiyo, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup


Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu Keperawatan.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Yogyakarta : Universitas ‘Aisyiyah.

Senduk, C.R., Palar, S., & Rotty, L.W., (2016). Hubungan Anemia Dengan
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Sedang Menjalani
Hemodialisis Regular. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(1): 105-110.

Setiadi. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.


26

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. (2014). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing, pp.1132-53.

Setiawan, D. (2017). Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani
Hemodialisis Di RSUD Kota Semarang. Skripsi. Program Studu Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Smeltzer, S,C., & Bare, B.G. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 12. Jakarta: EGC.

Sidiq, Rapitos. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup


Penderita Penyakit Ginjal Tahap Akhir Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di
Badan Layanan Umum Daerah RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun
2013.Idea Nursing JournalVol. V No. 1 2014. Diakses pada
Error! Hyperlink reference not valid.

Sugiyono. (2015). MetodePenelitianPendidikan (PendekatanKuantitatif,


Kualitatifdan R&D).Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Suwitra K. (2014). Penyakit Ginjal Kronik. In: Setiati S,editor. Ilmu penyakit
dalam. 6thed. Jakarta: Interna Publishing. p. 2161-67.

Theofilou, P. (2013). Quality Of Life Definition and Measurement. Europes


Journal of Psychologi. Vol 9:150-162.

Trisetiyaningsih, Yanita. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Hidup Perempuan Klimaterik.Media Ilmu Kesehatan 5(1):30–39. Siakses
pada Http://Ejournal.Stikesayaniyk.Ac.Id/ Index.Php/Mik/Article/View/48)
tanggal 23 Februari 2020.

Wulandari, D. (2015).Pengaruh Illnes Perception, Dukungan Sosial, dan Health


Locus of Control terhadap Kepatuhan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jurnal
Universitas Paramadina. Vol. 12 No. 1 Desember 2015. Diakses pada
27

http://journal.paramadina.ac.id/index.php/upm/article/view/94 tanggal 23 Februari


2020.

Zurmeli. Bayhakki. Utami, G.T. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiwa. Volume 2 No. 1 Tahun 2015.
Diakses pada https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/5172
tanggal 23 Februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai