Disusun Oleh :
ALINA NIM 821233009
BUDI GUUSTAMAN NIM 821233017
EDY FITRIYANINGSIH NIM 821233026
TRIPURBOYO WAHYU NIM 821233106
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Psikiatri yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Halusinasi” dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR.
Ns. Florensa, M. Kep., Sp. Kep. Jiwa selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Psikatri yang sudah membantu kami dalam proses penyusunannya.
Penyusun menyadari jika makalah yang sudah dibuat masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga penyusun sangat berharap saran
dan kritiknya kepada penyusun agar di kemudian hari bisa membuat satu makalah
yang lebih berkualitas.
Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat
bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................3
A. Pengertian Halusinasi....................................................................................3
B. Rentang Respon Halusinasi..........................................................................3
C. Proses Terjadinya Masalah Halusinasi.........................................................5
D. Mekanisme Koping Halusinasi.....................................................................7
E. Tanda Dan Gejala Halusinasi........................................................................7
F. Faktor Predisposisi Halusinasi......................................................................9
G. Faktor Presipitasi Halusinasi.........................................................................9
H. Asuhan Keperawatan Halusinasi................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................21
Daftar Pustaka........................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan persepsi klien terhadap lingkungan tanpa adanya
stimulus yang nyata, artinya klien mengartikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus/rangsangan dari luar (Stuart, 2013). Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara
(Azizah et al., 2016).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia.
Dari seluruh klien skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi.
Gangguan jiwa lain yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah
gangguan manik depresif dan delirium. Halusinasi merupakan salah satu
respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon Neurobiologi
(Stuart, 2013). Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian halusinasi
b. Untuk mengetahui rentang respon halusinasi
c. Untuk mengetahui proses terjadinya masalah halusinasi
d. Untuk mengetahui mekanisme koping halusinasi
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala halusinasi
f. Untuk mengetahui faktor predisposisi halusinasi
g. Untuk mengetahui faktor presipitasi halusinasi
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan halusinasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan persepsi sensorik yang salah tidak terkait dengan
rangsangan eksternal yang nyata, mungkin melibatkan salah satu dari lima
indera (Townsend, 2015). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari
suatu obyek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini
meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan
jiwa yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau
penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak (Yusuf et al.,
2015).
Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologis maladaftif (Keliat & Pasaribu, 2023). Halusinasi sebagai suatu
keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola
rangsang yang datang atau mendekat dikaitkan dengan
penurunan/peningkatan distorsi atau kerusakan respon terhadap rangsangan
(Pongdatu et al., 2023). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang
(diprakarsai dari internal dan eksternal) disertai dengan respons menurun atau
dilebih-lebihkan atau kerusakan respons pada rangsangan ini (Sutejo, 2017).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa halusinasi merupakan gejala
gangguan jiwa yang dialami pasien berupa distorsi persepsi yang melibatkan
pancaindra.
ADAPTIF MALADAPTIF
1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budayayang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah
tersebut.
a. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.
b. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyatan.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
d. Perilaku sesuaiadalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran (Azizah et al., 2016)
2. Respon psikososial meliputi:
5
2. Halusinasi Penglihatan
c. Data objektif antara lain: menunjuk kearah tertentu, ketakutan pada
sesuatu yang tidak jelas, ketakutan pada objek yang dilihat, tatapan
mata ketempat tertentu.
d. Data subjektif anatar lain: melihat bayangan, sinar, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster, melihat seseorang yang sudah meninggal,
melihat makhluk tertertentu.
3. Halusinasi Penciuman
a. Data objektif antara lain: menutup hidung, mengarahkan hidung
ketempat tertentu.
b. Data subjektif antara lain: mencium bau-bau tertentu seperti bau darah,
feses, dan kadang-kadang bau itu menyenangkan.
4. Halusinasi Pengecapan
a. Data objektif antara lain: sering meludah, muntah, gerakan
mengunyah, terlihat seperti mengecap.
b. Data subjektif antara lain: merasakan seperti darah, feses, muntah.
5. Halusinasi Perabaan
a. Data objektif antara lain: menggaruk-garuk permukaan kulit,
mengusap, menggerakkan badan.
b. Data subjektif antara lain: mengatakan ada serangga dipermukaan
kulit, merasa seperti tersengat listrik, merasakan ada sesuatu yang
mengerayangi tubuhnya, merasakan panas atau dingin.
6. Halusinasi Chenesthetik & Kinestetik
a. Data objektif antara lain : Pasien terlihat menatap tubuhnya sendiri dan
terlihat merasakan sesuatu yang aneh tentang tubuhnya, merasakan
pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
9
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terjdi pada pasien dengan halusinasi
berdasarkan SDKI (2017) adalah gangguan persepsi sensori (D.0085)
berhubungan dengan :
b. Gangguan penglihatan
c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan penghiduan
e. Gangguan perabaan
f. Hipoksia serebral
g. Penyalahgunaan zat
h. Usia lanjut
i. Pemajanan toksin lingkungan
13
terhadap halusinasi
Anjurkan melakukan distraksi (mis:
mendengarkan music, melakukan aktivitas dan
Teknik relaksasi)
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan
antiansietas, jika perlu
Observasi
Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
kenyamanan (mis: nyeri, kelelahan)
Terapeutik
Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
sensori (mis: bising, terlalu terang)
Batasi stimulus lingkungan (mis: cahaya, suara,
aktivitas)
Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
Kombinasikan prosedur/Tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis:
15
Kolaborasi
Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
Observasi
Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan
pengekangan (mis: agitasi, kekerasan)
Monitor Riwayat pengobatan dan alergi
Monitor respon sebelum dan sesudah
pengekangan
Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,
warna kulit, suhu, sensasi dan kondisi secara
berkala
Monitor kebutuhan nutrisi, cairan, dan eliminasi
Terapeutik
Lakukan supervisi dan survelensi dalam
memonitor Tindakan
Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan
kerusakan kulit
Ubah posisi tubuh secara periodik
16
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan
Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk
pengekangan kimiawi
5. Implementasi Keperawatan
a. Pengertian Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti
& Mulyanti, 2017)
b. Jenis Implementasi Keperawatan
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan
(Dinarti & Mulyanti, 2017), yaitu
1) Independent Implementations
Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat
untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai
dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi
activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur
posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan
dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-kultural,
dan lain-lain.
2) Interdependen/Collaborative Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter.
Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,
kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
3) Dependent Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi
lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya,
misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan
20
diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik)
sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi
c. Prinsip Implementasi Keperawatan
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan adalah sebagai berikut (Dinarti & Mulyanti, 2017)
1) Berdasarkan respons pasien
2) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan,
standar pelayanan profesional, hukum dan kode etik keperawatan
3) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia
4) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan
5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam
rencana intervensi keperawatan
6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan pasien sebagai
individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat
diri sendiri (self care)
7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status
kesehatan.
8) Menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi pasien
9) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan
10) Bersifat holistik
11) Kerjasama dengan profesi lain
12) Melakukan dokumentasi
6. Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah membandingkan secara sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada klien, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir
21
A. Kesimpulan
1. Halusinasi merupakan gejala gangguan jiwa yang dialami pasien berupa
distorsi persepsi yang melibatkan pancaindra.
2. Rentang respon halusinasi
Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran
logis, persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku
cocok, dan terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Sedangkan respon
maladaptif yang meliputi waham, halusinasi, kesukaran proses emosi,
perilaku tidak teroganisasi, dan isolasi sosial
3. Proses terjadinya masalah halusinasi terbagi menjadi 5 fase yaitu sleep
disorder, Conforting Moderate Level Of Anxiety, Condemning Severe
Level Of Anxiety, Controling Severe Level Of Anxiety, Conquering Panic
Level Of Anxiety.
4. Mekanisme koping halusinasi terdiri dari regresi, proyeksi dan menarik
diri.
5. Tanda dan gejala halusinasi dapat dilihat berdasarkan jenis-jenis halusinasi
dan didapat dari data subjektif dan data objektif
6. Faktor predisposisi (faktor risiko) halusinasi terdiri dari faktor
perkembangan, faktor sosial budaya, faktor psikologis, faktor biologis dan
faktor genetik.
7. Presipitasi halusinasi (faktor pencetus) terdiri dari stressor sosial budaya,
faktor biokimia, faktor psokilogis dan perilaku
8. Asuhan keperawatan halusinasi terdiri dari: a) pengkajian (yang perlu
dikaji data objektif dan subjektif, waktu, frekuensi dan situasi munculnya
halusinasi, respon terjadinya halusinasi). b) diagnosa keperawatan pasien
dengan halusinasi adalah gangguan persepsi sensori (D.0085). c) rencana
keperawatan pasien dengan halusinasi meliput manajemen halusinasi
23
B. Saran
Pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa sangat
dibutuhkan dalam mengoptimalkan pelayanan keperawatan jiwa. Harapannya
makalah ini dapat menjadi salah satu sumber bacaan mahasiswa keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi.
Penulisan ini memang belum sempurna sehingga pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dalam lebih memperkaya bahan bacaan yang lain
untuk dapat menyempurnakan refrensinya ketika menangani pasien dengan
halusinasi dan mencari inovasi-inovasi dalam rencana tindakan dengan
berbasis evidance based prantice.
Daftar Pustaka
Agung, R., Handono, & Sholehah, B. (2022). Pengaruh Terapi Murattal Al Quran
Terhadap Tingkat Skala Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia Di
RSU Dr.H.Koesnadi Bondowoso. Jurnal Ilmu Keperawatan, 11(1), 90–105.
https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/
Azizah, L. M., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Indomedia Pustaka.
Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2014). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). EGC.
Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulina, N. H. C., Warsani, I. Y.,
Susanti, H., Hargiana, G., & Panjaitan, R. U. (2020). Asuhan Keperawatan
Jiwa. EGC.
Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2023). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart (2nd ed.). Elseiver Singapore Pte Ltd.
https://www.google.co.id/books/edition/Prinsip_dan_Praktik_Keperawatan_
Kesehata/WamJEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1
Pongdatu, M., Suzanna, Yati, M., Armayani, Antari, I., Novia, K., Florensa,
Mulyanti, Dekawaty, A., & Fauziah, S. (2023). Asuhan Keperawatan Jiwa
(Suzanna, E. H. Mujahid, & L. Rangki (eds.)). Eureka Media Aksara.
Stuart, G, W., Keliat, B, A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip Dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Elsevier.
Stuart, G. W. (2013). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Stuart, 1 St
Indonesia Edition, By Budi Anna Keliat And Jesica Pasaribu. Elsevier
Singapore Pte Ltd.
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. PT. Pustaka Baru.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Dewan Pengurus PPNI.
Townsend, M. C. (2015). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in
Evidence-Based Practice 8 Edition. F. A. Davis Company.
Yosep, I., & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing (M. D. Wildani (ed.)). Refika Aditama.
Yosep, I., & Sutini, T. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama.
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Salemba Medika.