(HALUSINASI)
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
1. Adriano (1711B000)
2. Arda Elfista (1711B000)
3. Ahmad Ibnu Amarullah (1711B000)
4. Cici Bagawanti (1711B0013)
5. Frita Ratu Kencana (1711B0023)
6. Heri Herdian (1711B00)
KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah dengan judul “KEPERAWATAN JIWA
(HALUSINASI). Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II dan juga membantu mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman pembaca terhadap halusinasi.
Makalah ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga
dapat membantu pembaca dalam mengerti makalah ini. Dalam menyusun
makalah ini, kami banyak memerlukan bantuan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu kesempatan ini kami mengucapkan terima terima kasih kepada :
2. Rekan-rekan yang telah banyak membantu dan juga yang telah memberi
masukan- masukan dalam penyusunan makalah ini.
Didalam makalah ini dapat ditemukan informasi yang berguna untuk tahu
dan menambah wawasan pembaca tentang haluinasi. Makalah ini jauh dari kata
sempurna, Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................
A. Latar Belakang………………………………………………………...
B. Tujuan ………………………………………………………………..
C. Manfaat……………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat
1.Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat mengerti dan menulis
makalah dengan baik dan benar.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan bagi pembaca dapat memahami dan lebih
mengerti tentang halusinasi dan masalah keperawatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Etiologi
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Pambayun (2015), faktor-
faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-
kromosom tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam
tahap penelitian. Anak kembar identik memiliki kemungkinan
mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami
skizofrenia, sementara jika dizigote, peluangnya sebesar 15%.
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia
berpeluang 15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang
tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak
yang abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,
khususnya dopamin, serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter. Dopamin berlebihan, tidak
seimbang dengan kadar serotonin.
2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat
menjadi faktor predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang
pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak berperasaan,
sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur,
ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat
sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan
hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan
orang lain, isolasi social, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja,
kurang ketrampilan dalam bekerja, stigmatisasi, kemiskinan,
ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,
putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri,
merasa punya kekuatan berlebihan, merasa malang, bertindak tidak
seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya
kernampuan sosialisasi, perilaku agresif, ketidakadekuatan
pengobatan, ketidakadekuatan penanganan gejala.
1 2 3
Fase 1 : Comforting- Klien mengalami keadaan Menyeringai atau
ansietas tingkat emosi seperti ansietas, tertawa yang tidak
sedang, secara kesepian, rasa bersalah, dan sesuai, menggerakkan
umum, halusinasi takut serta mencoba untuk bibir tanpa
bersifat berfokus pada penenangan menimbulkan suara,
menyenangkan pikiran untuk mengurangi pergerakan mata yang
ansietas. Individu mengetahui cepat, respon verbal
bahwa pikiran dan yang lambat, diam dan
pengalaman sensori yang dipenuhi oleh sesuatu
dialaminya tersebut dapat yang mengasyikkan.
dikendalikan jika ansietasnya
bias diatasi
(Non psikotik)
KASUS
Seorang pasien berumur 25 tahun yang berstatus belum menikah bernama
Ny. A dibawa kerumah sakit dengan keadaan ngomong sendiri mengatakan ia
seorang putri yang paling cantik didunia yang akan menikan dengan seorang
pangeran. Ibu pasien mengatakan Ny. A seperti ini karena jelang h-2 pernikahan
sang suami meninggal karena pernikahan. Seminggu setelah kejadian itu Ny.A
Menangis, mengurung diri, bicara sendiri dan susah diajak untuk komunikasi. Ny.
A juga tidak mau makan, makan hanya 2 sendok tubuhnya kurus, turgor kulit
kuring dan konjungtiva anemis. Ny. A juga sering menolak saat akan disuapi ibu
juga mengatakan bahwa bahwa kondisi Ny. A semakin hari semakin
menghawatirkan bahkan Ny. A juga kadang- kadang mencoba bunuh diri.
Keadaan Ny. A semakin parah karena ia juga dijauhi oleh teman-teman sebayanya
dan lingkungan sekitarnya yang membuat ia tidak mau keluar rumah dan tidak
mau diajak bicara oleh siapapun. Ibu juga ngatakan bahwa Ny. A tidak mau diajak
mandi, bahkan hanya untuk berganti pakaian pun ia juga tidak mau karena ia
sudah mengaanggap dirinya seorang putri yang paling cantik, padahal tubuh Ny.
A sudah tampak kotor dan tidak terawat. Saat dirumah Ny. A sangat sulit untuk
tidur, tidur hanaya 3 jam per hari yang membuat kondisi tubunya semakin hari
semakin menurun, dan juga membuat matanya menjadi sembab.
4.1.1. ANALISA DATA
Do:
2. Ds: Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
-Ibu pasien mengatakan bahwa
kebutuhan tubuh
Ny.A tidak mau makan, makan
hanya 2 sendok, selalu menolak
saat akan disuapi.
Do:
-Kongjungtiva anemis
Do:
Do:
- Mata tampak sembab.
Do :
Ds :
Do
6. Ds: Hambatan
komunikasi verbal
-Ibu mengatakan seminggu
setelah kejadian tersebut Ny. A
menjadi semakin sering
menangis, mengurung diri, dan
susah untuk diajak komunikasi.
Do:
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.
“S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang
Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi
Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi