obstruksi
pancaran miksi lemah, Intermiten
(kencing terputus-putus), dan miksi
tidak puas (menetes setela miksi)
iritasi
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas
1. Observasi
Laboratorium :
1. Analisi urin dan pemeriksaan mikroskopik urin
2. Pemeriksaan faal ginjal, untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyulit yang menegenai saluran
kemih bagian atas.
3. Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah
merupakan informasi dasar dari fungsin ginjal dan
status metabolic.
4. Pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) dilakukan
sebagai dasar penentuan perlunya biopsy atau sebagai
deteksi dini keganasan.
Radiologis/pencitraan
1. Foto polos abdomen
2. Pemeriksaan Pielografi intravena ( IVP ), untuk
mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada ginjal
maupun ureter yang berupa hidroureter atau
hidronefrosis.
3. Pemeriksaan USG transektal, untuk mengetahui besar
kelenjar prostat, memeriksa masa ginjal, menentukan
jumlah residual urine, menentukan volum buli-buli,
mengukur sisa urin dan batu ginjal, divertikulum atau
tumor buli-buli, dan mencari kelainan yang mungkin ada
dalam buli-buli.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian Fokus
1. Demografi
Eliminasi
Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk
frekuensinya, ragu ragu, menetes, jumlah pasien
harus bangun pada malam hari untuk berkemih
(nokturia), kekuatan system perkemihan. Tanyakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN