2004015
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN PROGRAM
STUDI NERS
MAKASSAR 2022
i
ii
iii
Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil penyusunan saya sendiri dan tidak terdapat
karya yang pernah diajukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STIKES
Panakkukang serta tidak terdapat karya atau pemikiran yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan Karya Ilmiah Akhir ini merupakan hasil karya orang lain, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima sanksi yang diberlakukan
di STIKES Panakkukang Makassar.
Demikian Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari
pihak lain sama sekali.
(Suwandi Wahyudi)
2004015
iv
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JONGAYA MAKASSAR
ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan jiwa merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh
gangguan biologis, sosial, psikilogis, genetik, fisik atau kimiawi dengan jumlah
penderita yang terus meningkat dari tahun ketahun (WHO, 2015). Di Rumah Sakit Jiwa
di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah
halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi
penghidup, pengecap dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi. Jenis
halusinasi yang umum terjadi adalah halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Gangguan halusinasi ini umumnya mengarah pada perilaku yang membahayakan orang
lain, klien sendiri dan lingkungan.
Tujuan: Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan Asuhan Keperawatan
Pada Klien dengan halusinasi pendengaran Di Puskesmas Jongaya Makassar.
Metode: Dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan asuhan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil: Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada klien dengan diagnosa
gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran SP untuk klien tercapai dan
halusinasi yang dialami klien dapat terkontrol.
Saran: Sebagai tenaga kesehatan agar mampu membina hubungan saling percaya dan
menggunakan strategi pelaksanaan pada klien untuk mengontrol halusinasi
dan lebih bersabar dalam menghadapi klien gangguan jiwa dengan halusinasi
pendengaran.
ABSTRACT
Aim of Research : To understand how the client's response after nursing care for
clients with auditory hallucinations at the Jongaya Health Center Makassar.
Method : The method used is Descriptive in the form of case studies with nursing
care approaches which include assessment, nursing diagnosis, planning,
implementation and evaluation.
Conclusion : During nursing care the client shows that the implementation of
hallucinatory implementation strategies can be controlled by rebuking, conversing,
making daily activities or activities and while obediently taking medication
regularly.
vi
MOTTO
Sayidinah Muhammad)
Mengingat kepada-Nya dengan selalu bersolawat dan akhir kata Dengan menutup mata,
dengan menutup kalimat thoyyibah, “Laa Ilaaha Illallah Muhammadar Rosulullah”
“Semoga kita dikembalikan dalam khusnul Khotimah dan
Mendapat syafaat-Nya…”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan
Kasih Sayangnya,
Kebaikan,
Disepanjang Hayatku
Ya Allah,
A…Miin!!!
viii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan
izin-Nya sehingga kita diberikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan tugas
Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini dengan Judul: “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.S
Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran”.
Salam dan sholawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rosulullah Muhammad SAW
sang kekasih Allah SWT. yang merupakan contoh dan panutan bagi umat manusia yang
perjuangan dan pengorbannya yang begitu besar, sehingga sampai saat ini
Alhamdulillah dengan segala puji bagi-Nya semoga kita bisa membalasnya dengan
senantisa mengikuti sunnahnya dan selalu bersholawat kepadanya “Allahumma Shalli
Ala Sayyidinah Muhammad Wa Ala Ali Sayyidinah Muhammad”.
Karya Ilmiah Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Pendidikan Profesi Ners Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar.
Dalam melakukan penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini banyak dukungan, bantuan
dan doa serta masukan dari berbagai pihak yang sangat berharga dan bermanfaat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Kasus Karya Ilmiah Akhir ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah senantiasa membalas
dengan Kasih-Nya pula kepada:
1. Ibu Hj. Saenab Dasong, SKM.,M.Kep; Selaku Ketua Yayasan Perawat
Sulawesi Selatan
2. Bapak Dr. Ns. Makassau Plasay, M.Kes.,M.EDM; Selaku Ketua STIKES Panakkukang
Makassar
3. Ibu Ns. Suriyani,S.Kep.,M.Kes; Selaku ketua program studi profesi Ners
ix
10. Teman-teman mahasiswa Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar khususnya teman
seperjuangan dan seangkatan atas kebersamaan dan kerja samanya selama masa
perkuliahan sampai selesainya penyusunan Karya Imiah Akhir ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan penyusunan Karya
Ilmiah Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan berupa kritikan
dan saran dari para pembaca akan sangat membantu demi kesempurnaan Karya Imiah
Akhir ini. Semoga Karya lmiah Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-
pihak yang terkait.
Penyusun,
(Suwandi Wahyudi)
2004015
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN
JUDUL ..........................................................................
i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
ii HALAMAN
PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................ iv
ABSTRAK ...........................................................................
............. v
ABSTRACT ..........................................................................
............ vi
MOTTO .............................................................................
............... vii HALAMAN
PERSEMBAHAN ........................................................... viii
KATA
PENGANTAR ........................................................................
ix DAFTAR
ISI ...............................................................................
...... xi DAFTAR
TABEL .............................................................................
. xiv DAFTAR
GAMBAR .........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ................................................................... 5
C. Manfaat ................................................................. 5
xi
a. Pengertian ................................................ 7 b.
Jenis halusinasi ........................................ 7 c. Tanda
dan gejala ..................................... 8 d.
Etiologi ..................................................... 9 e.
Akibat yang ditimbulkan ........................... 12 f.
Penatalaksanaan ..................................... 12 g. Respon
rentang halusinasi ....................... 15 h. Pohon
masalah ........................................ 16
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian .............................................. 16 b.
Diagnosa Keperawatan ............................ 18 c. Intervensi
Keperawatan ........................... 19 d. Implementasi Keperawatan
...................... 21 e.
Evaluasi ................................................... 22
B. TINJAUAN KASUS KEPERAWATAN
1. Pengkajian ..................................................... 22
8. Evaluasi ..........................................................
41
xii
A. Pengkajian ...........................................................
51
B. Diagnosa ..............................................................
52
C. Perencanaan .........................................................
53
D. Implementasi .........................................................
55
E. Evaluasi ................................................................
56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................
59
B. Saran ....................................................................
60
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL KLASIFIKASI
DATA ............................................................ 32
TABEL ANALISA
DATA ..................................................................
33
TABEL
EVALUASI ..........................................................................
. 39
xiv
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
E. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan dalam
hidupnya, dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (KEMENKES, 2020)
Gangguan jiwa merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh gangguan
biologis, sosial, psikilogis, genetik, fisik atau kimiawi dengan jumlah
penderita yang terus meningkat dari tahun ketahun (WHO, 2017). Di Rumah Sakit
Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa
adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah
halusinasi penghidup, pengecap dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup
tinggi. Jenis halusinasi yang umum terjadi adalah halusinasi pendengaran dan
penglihatan. Gangguan halusinasi ini umumnya mengarah pada perilaku yang
membahayakan orang lain, klien sendiri dan lingkungan.
Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya gangguan mental yang
terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4%
dari populasi global menderita gangguan depresi dan 3,6% gangguan kecemasan. Jumlah
penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015. Depresi
merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari
80% penyakit yang dialami orang-orang yang tinggal di negara yang berpenghasilan
rendah dan menengah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Hasil analisis dari WHO sekitar 450 juta orang
menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia. (WHO, 2017).
Menurut Yosep & Sutini (2016) pada pasien skizofrenia, 70% pasien mengalami
halusinasi. Halusinasi adalah gangguan penerimaan pancaindra tanpa stimulasi
eksternal (halusinasi pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman,
dan perabaan). Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa pada
individu yang ditandai dengan perubahan persepsi sensori persepsi; merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, 2014).
Stuart dan Laraia dalam Yosep (2016) menyatakan bahwa pasien dengan halusinasi
dengan diagnosa medis skizofrenia sebanyak 20% mengalami halusinasi pendengaran
dan penglihatan secara bersamaan, 70% mengalami halusinasi
pendengaran, 20% mengalami halusinasi
penglihatan, dan 10% mengalami halusinasi lainnya.
dirawat di rumah sakit, menurut Sullinger 1988 dalam (Yosep & Sutini,
2016) pertama yaitu klien dimana diketahui bahwa klien yang gagal memakan obat
secara teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh, kedua dokter sebagai pemberi
resep yang diharapkan tetap waspada mengidentifikasi dosis teraupetik yang
dapat mencegah kambuh dan efek samping, ketiga yaitu penanggung jawab klien setelah
pulang ke rumah maka perawat puskesmas tetap bertanggung jawab atas
program adaptasi klien di rumah sakit dan yang keempat yaitu ketidakmampuan
keluarga dalam merawat klien juga sebagai faktor penyebab kekambuhan
klien.
F. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran terkait “Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Makassar ”
2. Tujuan khusus
G. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Akademik
Digunakan sebagai sumber informasi dan acuan dalam pengembangan wawasan dalam
menerapkan asuhan keperawatan khususnya pada pasien dengan masalah gangguan
persepsi sensori
halusinasi pendengaran.
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkat derajat kesehatan jiwa yang
optimal, khususnya pada pasien dengan masalah gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran.
4. Bagi Penulis
Dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan serta menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
A. TINJAUAN TEORI
a. PENGERTIAN
b. Jenis Halusinasi
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan
seperti: darah, urine atau feses. Kadang- kadang terhidu bau harum.Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau
orang lain, dan merasa ada serangga dipermukaan Kulit.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan,
merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses sehingga sering meludah
dan muntah.
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut:
1) Bicara, senyum / tertawa sendiri.
d. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang didapat yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi dapat
meliputi faktorbiologis, perkembangan, sosiokultural, biokimia, faktor psikologis,
faktor genetik. (Fitria, 2010)
1) Faktor biologis
Menurut Stuart 2010, Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah- masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya skizofrenia.
Karya ilmiah akhir
Page 9
Individu yang merasa tidak diterima lingkungan akan merasa disingkirkan, kesepian
dan tidak percaya pada lingkungan.
4) Faktor biokimia
5) Faktor psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien. (Stuart,
2010)
6) Faktor genetic
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil study
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada
penyakit ini. (Fitria, 2010)
b. Faktor presipitasi
Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau
tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari
lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, suasana sepi atau terisolasi
sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan
stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik. (Fitria,
2010).
Pemicu gejala yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit yang biasanya
terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan,
lingkungan, sikap dan perilaku individu:
1) Kesehatan seperti gizi buruk, kurang tidur, keletihan, infeksi, obat
sistem saraf pusat, gangguan proses informasi, kurang olahraga, alam perasaan
abnormal dan
cemas.
1) Memperlihatkan permusuhan
f. Penatalaksanaan
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien harus berusaha
melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga. Klien dilatih untuk
mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk dilakukan
bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal
halusinasi, jelaskan cara-cara kontrol halusinasi, ajarkan pasien
Karya ilmiah akhir
Page 12
Sering kali klien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan rangsangan
halusinasi yang diterimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif.
Perawat harus mengamati agar obat yang diberikan betul ditelannya, serta
reaksi obat yang diberikan.
Klien diajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah
raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan
klien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Klien diajak
menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
7) Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan Keluarga klien dan
petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data klien agar ada kesatuan pendapat
dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalnya dari percakapan dengan klien
diketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki- laki yang mengejek. Tapi
bila ada orang lain di dekatnya suara- suara itu tidak terdengar jelas.
Perawat menyarankan agar klien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam
permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya
diberitahukan pada keluarga klien dan petugas lain agar tidak membiarkan klien
sendirian dan saran yang diberikan tidak bertentangan.
Farmakologi:
1) Anti psikotik:
o Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
o Stelazine
o Clozapine (Clozaril)
o Risperidone (Risperdal)
2) Anti parkinson:
o Trihexyphenidile
o Arthan
a) Pikiran Logis
d) Reaksi Emosi
h) Sulit Berespons
i) Perilaku
Disorganisasi j) al
Gambar 1: Rentang Respon Neurobiologis (Kusuma, 2010)
h. Pohon Masalah
1) Pengkajian
Asuhan keperawatan tersebut dimulai dari tahap pengkajian sampai dengan
evaluasi. (Keliat, 2014)
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data pengkajian dalam teknis pengisian formulir klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi antara lain:
1) Identitas klien dan penanggung jawab
Pada identitas mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan dan hubungan klien dengan penangguang.
2) Alasan dirawat
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan yang menyangkut tanda vital yaitu
tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu. Pengukuran berat badan, tinggi badan. Kalau
ada keluhan fisik dari klien bisa ditulis dipengkajian ini.
4) Psikososial
5) Status mental
Pada status mental didapat data yang sering muncul yaitu motorik menurun,
pembicaraan pasif, alam perasaan sedih, adanya perubahan sensori / persepsi
halusinasi yang terjadi pada klien.
6) Kebutuhan persiapan pulang
Mencakup hal-hal tentang kesiapan klien untuk pulang atau untuk menjalani
perawatan di rumah yaitu makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, istirahat dan tidur,
penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas di dalam rumah dan aktivitas di
luar rumah.
7) Mekanisme koping
Data yang dikumpulkan meliputi diagnosa medik dan terapi medik yang dijalani klien.
Serta dicantumkan data hasil laboratoriumnya.
2) Masalah Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan SLKI SIKI
Gangguan perse psi sensori b.d Gangguan Pendengaran
Observasi
Terapeutik
1. Kolaborasikan pemberian obat anti psikotik dan anti ansietas, jika perlu
Promosi sosialisasi
Observasi
1. Identifikasi kemampuan
Observasi
Halusinasi selama 1x8 jam diharapkan kontrol diri meningkat dengan kriteria
hasil :
1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain meningkat
2. Perilaku menyerang meningkat
3. Perilaku melukai diri sendiri/orang lain meningkat
4. Perulaku merusak lingkungan sekitar meningkat
5. Perilaku agresif/amuk
meningkat
1. Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
2. Monitor selama penggunaan barang yang yang dapat membahayakan
Terapetik
4) Implementasi
( Zaidin, 2014).
5) Evaluasi
B. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan kadang mendengar suara-suara, namun suara yang didengarnya kadang
tidak jelas.
c. Faktor Predisposisi
Ya √
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
Tidak berhasil
Tindakan kriminal -
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Ya √
Tidak
d. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital:
2. Ukur : TB : 160 cm BB : 60 Kg
3. Keluhan fisik: Ya
√ Tidak
Jelaskan : Pemeriksaan fisik yang didapatkan meliputi tanda- tanda vital klien,
dengan tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 96 kali/menit, Suhu 36,9ºC, Pernapasan
24 kali/menit, Tinggi badan 160 cm, berat badan 60 kg. Dan hasil
pengkajian keluhan fisiknya tidak ada masalah yang dialami klien
Masalah Keperawatan : Tidak ada
e. Psikososial
Genogram
x x X ?
Keterangan:
: Laki-laki X : Meninggal
f. Gambaran diri
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah seluruh anggota tubuhnya, tidak
ada anggota tubuhnya yang tidak disukai, klien tidak mengalami kelainan fisik.
1. Identitas diri
Klien adalah seorang perempuan berusia 42 tahun, anak kedua dan sudah menikah.
2. Peran diri
Klien mengatakan saat dirumah sebagai ibu rumah tangga yang selalu membantu dalam
rumah.
3. Ideal diri
4. Harga diri
Klien mengatakan bahwa hubungan dengan orang lain saling menghargai satu sama lain.
g. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien adalah anak klien.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan tidak ada hambatan dengan orang lain, klien dan istri klien juga
mengatakan sering berinteraksi dengan tetangganya
h. Spiritual
2. Kegiatan ibadah
1. Penampilan
√ Tidak Rapi
Jelaskan : Klien berpakaian tidak rapi. Klien mengatakan mandi 2 kali sehari dan
pakaian diganti setiap kali mandi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Jelaskan : Pembicaraan klien saat dikaji cukup kooperatif, klien mau bercara tetapi
harus didahului, bicara klien sesuai apa yang
ditanyakan tetapi terkadang tidak nyambung atau tidak sesuai
dengan apa yang dibicarakan. Klien berbicara cepat dan keras dengan kontak mata
tahan lama.
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang
√ Gelisah Agitasi
Jelaskan : Aktivitas motorik klien yaitu klien terkadang terlihat gelisah, namun
klien melakukan kegiatannya sehari-hari ditempat tinggal seperti berjalan-jalan ke
depan rumah.
4. Alam perasaaan
Jelaskan : Klien mengatakan perasaan khawatir jika suara suara yang didengarnya
muncul lagi.
5. Afek
Jelaskan : Interaksi selama wawancara klien mau berinteraksi bila didahului, kontak
mata ada tetapi tidak tahan lama.
7. Persepsi
Jelaskan : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak nyata. Suara
bisikan tersebut datang tidak menentu kapan biasanya 1 kali sebulan atau 1 kali
dalam seminggu, lamanya kurang lebih 3 menit, suara bisikian itu samar-samar, klien
juga tidak merasa takut jika suara itu muncul karena pasien mampu menghardik jika
suara-suara itu datang.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
8. Proses Pikir
Jelaskan : Ketika klien diajak berbicara, pembicaraan klien berbelit- belit tetapi
sampai pada tujuan sesuai dengan topik dan mampu menjelaskan apa yang terjadi.
9. Isi Pikir
10. Waham
Jelaskan : Isi pikir klien selalu memikirkan kesembuhan dan klien mengalami
halusinasi pendengaran.
11. Tingkat kesadaran
Disorientasi
12. Memori
√ Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek Gangguan
daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : Hasil pengkajian memori daya ingat klien menurun antara lain
daya ingat jangka panjang pasien melupakan tanggal lahirnya sedangkan daya ingat
jangka pendek pada klien tidak mampu mengingat obat-obatan yang pernah
dikonsumsi sementara daya ingat saat ini didapatkan klien mampu mengingat tanggal
hari ini saat pengkajian yaitu senin 28 Juni 2021.
1. Makan
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
Jelaskan : Hasil pengkajian didapatkan data klien makan 2x sehari dengan teratur
dan mandiri, klien mampu makan yang disediakan oleh keluarganya dengan menu nasi,
sayur, lauk pauk. Tidak ada pantangan cara makan klien diaduk-aduk nasi dengan
lauknya. Klien minum air 2 gelas setelah makan. Klien mengatakan BAB/BAK
lancar tidak ada masalah pada saat BAB/BAK selalu dikamar mandi secara mandiri
kemudian membersihkan dengan mengguyurnya dengan air dan dapat merapikan pakaiannya
sendiri setelah BAB/BAK. Klien mandi dengan mandiri, mandi 2 kali sehari dengan
memakai sabun dan menggosok gigi. Klien setelah mandi dapat menggunakan pakaian
sendiri. Istirahat tidur, tidur malam
21.00 Wita dan bangun 05.00 Wita. Pada siang hari setelah makan siang klien dapat
tidur sekitar ± 2 jam.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah Keperawata
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya
√ tidak
Perawatan pendukung √
Ya tidak
8. Kegiatan di dalam rumah Mempersiapkan makanan Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
√ Ya tidak
√ Ya tidak
√ Ya tidak
Pengaturan keuangan Ya
Belanja Ya
Transportasi Ya
Lain-lain Ya
√ tidak
√ tidak
√ tidak
√ tidak
k. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Lainnya Lainnya
Jelaskan : Klien mengatakan mengetahui tentang penyakit jiwa yang diderita tetapi
kurang mengetahui tentang faktor pemicu terjadinya penyakit tersebut.
n. Aspek Medik
2. Clozapine 25 mg ( 0-0-1/2 )
2. KLASIFIKASI DATA
1. Interaksi selama wawancara klien mau berinteraksi bila didahului, kontak mata
ada tetapi tidak tahan lama, klien tampak gelisah dan curiga
3. ANALISA DATA
Data Masalah
Data subjektif :
Data objektif :
1. Interaksi selama wawancara klien mau berinteraksi bila didahului, kontak mata
ada tetapi tidak tahan lama, klien
tampak gelisah dan curiga
4. PRIORITAS MASALAH
5. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Akibat)
(Core Problem)
(Penyebab)
6. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Mengenal masalah halusinasi dan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Mengenal tanda gejala kekambuhan yang memerlukan
rujukan segera
Setelah 3-4 kali pertemuan, diharapkan keluarga mampu:
1. Mengarahkan, merawat dan melatih pasien dalam mengontrol halusinasi
SP 1 K
1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien halusinasi
2. Jelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi
serta
proses terjadinya
kefasilitas kesehatan
3. Merawat pasien halusinasi dengan baik
4. Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan untuk mengontrol halusinasi
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk folow up pasien secara teratur
halusinasi
SP 2 K
SP 3 K
SP 4 K
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/ melatih pasien cara menghardik, minum obat teratur dan bercakap-cakap,
beri pujian
2. Latih keluarga cara merawat pasien dengan mengontrol halusinasi melalui
kegiatan sehari- hari/ kegiatan harian
3. Jelaskan folow up PKM tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan keluarga membantu pasien sesuai dengan jadwal dan beri
pujian.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Hari/Tgl/ Jam
28 Juni 2021
SP1P
Implementasi Evaluasi
S :
12.00 Wita
12.15 Wita
12. 20 Wita
halusinasi dengan
1. Klien mengatakan sudah mampu menghardik dengan cara menutup telinga sambil
mengatakan pergi pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu.
O :
Halusinasi Pendengaran
(+) P :
1. Evaluasi SP1P cara
menghardik
12. 25 Wita
29 Juni 2021
14.00 Wita
14. 10 Wita
14. 15 Wita
menghardik.
S :
2. Klien tampak sudah mengkonsumsi obat dengan jenis obat HLP 1,5 Mg(1-0-0),
dan Clozapine 25
A :
14. 25 Wita
sesekali
4. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.
Hasil :Klien setuju dan memasukkannya ke jadwal harian
Halusinasi Pendengaran
(+) P :
1. Evaluasi SP1,2P cara mengontrol haluinasi
2. Lanjutkan SP3P: Ajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap.
30 Juni 2021
11.00 Wita
11. 05 Wita
11.15 Wita
SP3P
bercakap-cakap
(+) P :
1. Evaluasi SP 1,2,3 P cara mengontrol halusinasi
2. Lanjutkan SP4 P: Ajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan harian
30 Juni 2021
12.00 Wita
12.10 Wita
SP4P
Hasil : Klien mampu melakukan SP3P yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dan melakukan kegiatan harian.
2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan harian
S :
12. 25 Wita
Hasil:Klien mampu melakukan kegiatan harian yaitu dengan merapikan tempat tidur dan
menyapu
4. Mengajarkan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan)
2. Klien mampu melakukan kegiatan yaitu merapikan tempat tidur dan membersihkan
dengan menyapu
A :
Halusinasi Pendengaran
(+)
12.30 Wita
12.33 Wita
SP 1 K
1. Keluarga klien
12.38 Wita
12.40 Wita
12.45 Wita
yang di sampaikan
29 Juni 2021
14.30 Wita
14.35 Wita
14.38 Wita
14.45 Wita
SP 2 K
1. Keluarga
mengatakan mengerti tentang penjelasan dan cara enam benar minum obat pada
klien halusinasi
O:
Clozapine 25 mg(0-0-
1/2), A:
Keluarga mampu merawat klien secara mandiri, masalah teratasi sebagian
P:
30 Juni 2021
11.20 Wita
11.25 Wita
11.30 Wita
SP 3 K
S:
1. Keluarga
Keluarga mampu
11.40 Wita
klien muncul
P:
30 Juni 2021
12.30 Wita
12.33 Wita
SP 4 K
S:
12.45 Wita
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis terkait kasus karya
ilmiah akhir terhadap pasien ditemukan data-data terkait dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran DiWilayah Kerja Puskesmas Jongaya Makassar. Setelah
penulis melakukan tindakan keperawatan, penulis menemukan kesenjangan-
kesenjangan antara konsep teoritis dengan studi dilapangan yang dilakukan oleh
penulis, maka dari itu penulis akan membahas kesenjangan berikut ini:
A. Pengkajian
kontak mata ada tetapi padangannya tidak berfokus dan klien tampak gelisah dan
terkadang bertingah lain.
Menurut data teoritis menjelaskan secara umum dari faktor predisposisi diterangkan
bahwa halusinasi dapat terjadi dari berbagai faktor berupa faktor pisikologis,
biologis, dan faktor genetik. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
penulis terhadap Pasien tidak ditemukan adanya faktor genetik yang dapat
mempengaruhi halusinasi karena anggota keluarga Pasien tidak ada yang menderita
skizofrenia. Sedangkan dari faktor presipitasi diterangkan bahwa secara
fisik Pasien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan
masalah koping dapat mengindikasikan timbulnya halusinasi dimana dapat
terjadi dari berbagai faktor pendukung yaitu biologis, stress
lingkungan, dan sumber koping.
Kesenjangan pengkajian pada teori dan kasus terdapat kesamaan
beberapa data seperti data subjektifnya pada teori mengatakan biasanya
klien suka bicara sendiri, mendengar suara- suara palsu dan senyum-senyum
sendiri. Sedang pada kasus datanya hanya menunjukkan klien biasanya mendengar
suara-suara tapi tidak jelas
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan Keperawatan
dengan baik.
D. Implementasi
percaya: salam terapeutik, menanyakan kepada klien masih ingat tidak dengan
perawat, menanyakan perasaan klien saat ini, mengevaluasi kembali cara menghardik
halusinasi, memberikan pendidikan kesehatan tentang 6 benar minum obat
( jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
memasukan ke jadwal kegiatan harian klien dengan assessment SP II
masalah teratasi,
SP III yaitu menanyakan kembali pada klien apakah masih ingat nama
perawat, menanyakan perasaan klien, mengevaluasi kembali cara mengontrol
halusinasi dengan cara meghardik dan 6 benar minum obat, melatih cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap- cakap dengan teman, dilaksanakan
satu kali interaksi dengan assisment menganjurkan klien memasukkan kegiatan
harian untuk mengendalikan halusinasi dengan assesment SP III teratasi dan,
SP IV yaitu menanyakan kembali pada klien apakah masih ingat nama perawat
menanyakan perasaan klien, mengevaluasi kembali cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, 6 benar minum obat dan bercakap-cakap dengan teman kamar,
dan melakukan kegiatan yang biasa dilakukan, memberikan pujian atas keberhasilan
tindakan yang dilakukan klien dan menganjurkan klien memasukkan aktivitas kedalam
jadwal harian yang dilaksanakan 1 kali interaksi assisment SP 4 masalah
teratasi.
E. Evaluasi
Evaluasi dari strategi pelaksanaan pada Ny,S berhasil dimana klien mengatakan
dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik, 6 benar minum obat,
dengan bercakap-cakap dan dengan melakukan kegiatan harian. Sehingga apabila
implentasinya ini diberikan secara terjadwal akan memiliki pengaruh yang
cukup kuat dalam membantu pasien untuk melatih mengontrol halusinasi dan
kembali kerealitas hidupnya.
Proses keperawatan ini bertujuan memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah pasien sehingga pasien dapat pulih dan kembali
dimasyarakat. Aktivitas dalam jadwal harian adalah aktivitas yang dilakukan
oleh pasien setiap harinya yang dilakukan terjadwal seperti kebersihan diri,
membersihkan ruangan atau melakukan perkerjaan dengan bekerja, bercakap-cakap
dengan temannya dan minum obat. Selain aktivitas tersebut, pasien juga dapat
diajarkan mendekatkan diri dengan kepercayaan yang dianutnya seperti dalam hal
islam bisa dengan cara berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Dengan adanya aktivitas
tambahan dalam keseharian pasien dapat mengalihkan focus halusinasinya sehingga
pasien lebih dihadapkan pada suatu realitas. Maka pasien dapat berpotensi untuk
bisa pulih dengan utuh.
Terapi Spiritual:Dzikir secara Islami, yaitu suatu perlakuan dan pengobatan yang
ditujukan kepada penyembuhan suatu penyakit mental, kepada setiap individu, dengan
kekuatan batin atau rohani, yang berupa ritual keagamaan bukan pengobatan
dengan obat- obatan, dengan tujuan untuk memperkuat iman seseorang agar ia
dapat mengembangkan potensi diri dan fitrah beragama yang dimilikinya
secara optimal, dengan cara mensosialkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-
Quran dan As-Sunnah ke dalam diri. Seperti melakukan shalat wajib, berdoa dan
berdzikir dari perbuatan tersebut
dapat membuat hidup selaras, seimbang dan sesuai dengan ajaran
Dari hasil jurnal penelitian (Deden dermawan, 2017) tentang pengaruh terapi
psikoreligius: Dzikir pada pasien halusinasi pendengaran yang dilakukan kepada 8
orang responden dirasakan oleh responden umumnya memiliki ciri-ciri yang
sama, dari 8 responden tersebut 5 responden mengatakan bahwa halusinasi yang
dialami nya berkurang setelah melakukan dzikir dan 3 responden
lainnya tidak mengalami perubahan.
Karya ilmiah akhir
Page 58
BAB IV PENUTUP
C. KESIMPULAN
Diagnosa utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Ny. S yaitu gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul.
Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny.S yaitu mengajarkan klien
pelaksanaan SP1- SP4 halusinasi untuk mengontrol halusinasi.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan pada Ny.S dengan halusinasi pendengaran telah disesuaikan
dengan intervensi yang dibuat penulis. Penulis melaksanakan SP1-SP4 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, minum obat dengan 6 benar,
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny.S yaitu
klien dapat menerapkan strategi pelaksanaan dalam hal tahu cara mengontrol
halusinasi dengan strategi pelaksanaan yang pertama yaitu tahu cara menghardik
halusinasi, didukung dengan tetap patuh mengkonsumsi obat secara benar dan tepat,
bisa melakukan kontak dengan keluarga atau orang lain dengan bercakap-cakap dan
bisa dengan mengerjakan aktivitas kegiatan harian. SP1-SP4 tercapai meskipun
pada SP2 sebelumnya pernah diabaikan yaitu tentang kepatuhan minum obat.
D. SARAN
Adapun saran pada kasus karya ilmiah akhir ini terkait dengan kasus gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran adalah sebagai berikut:
1. Bagi perawat atau tenaga medis yaitu agar tetap melakukan strategi pelaksanaan
keluarga pada pasien dan penderita gangguan persepsi sensori halusinasi, agar dapat
sesering mungkin melakukan kunjungan rumah untuk dapat mengontrol pasien dengan
gangguan jiwa yang ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya.
2. Bagi pengembang dan studi kasus selanjutnya yaitu agar dapat menggunakan hasil
studi kasus ini sebagai dasar pengembangan strategi-strategi lainnya, khususnya
dalam menangani pasien gangguan persepsi sensori halusinasi.
3. Bagi klien yaitu diharapkan untuk dapat terus berlatih dan mandiri dalam
melakukan strategi pelaksanaan untuk mengendalikan halusinasi terkhususnya
minum obat meskipun ada dan tanpa ada keluarga di rumah serta menerapkan strategi
pelaksanaan yang telah diberikan oleh penulis sesuai dengan jadwal kegiatan
harian yang
telah dibuat bersama.
4. Bagi keluarga yaitu diharapkan keluarga mampu untuk melakukan tindakan yang
mandiri untuk perawatan pasien di rumah dengan strategi pelaksanaan halusinasi.
5. Bagi masyarakat yaitu diharapkan masyarakat dilingkungan tempat tinggal pasien
dapat mendukung dan ikut serta dalam melakukan perawatan pasien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi untuk menerima pasien seperti masyarakat pada
umumnya dan tidak
mengucilkan pasien.
Karya ilmiah akhir
Page 61
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing (10th Ed). USA: Perason Education.
Keliat, B A. dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kusumawati dan Hartono .(2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa .Jakarta : SalembaMedika
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St
Louis: mosby Elsevier
RIWAYAT HIDUP
Jeneponto
Pendidikan formal
Tingkat
Pendidikan
Nama Sekolah
Tahun
Mulai
Tahun
Selesai
S1
Keperawatan
STIKES Panakkukang
Makassar
2013 2017
Ners (dalam
penyelesaian)
STIKES Panakkukang
Makassar
2020 2022
Tahun
santriwati)
TKA/ TPA 2006
Prestasi
Prestasi Tahun
Pengalaman kerja
Pekerjaan Tahun
2004015
Suwandi Wahyudi
Karya ilmiah akhir
Page 65