I. Latar Belakang
Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi dan tersebar di sebagian besar pulau, ini
disebabkan oleh letak geografisnya yang berada di dekat garis khatulistiwa
serta terletak diantara dua benua yakni benua Asia dan Australia sehingga
memiliki karakteristik dan ciri tertentu pada sumber daya hutannya. Menurut
(Aryani, 2017), diperkirakan Indonesia memiliki lebih dari 10% spesies flora
dari spesies tumbuhan yang ada di dunia. Lebih dari 9.609 jenis tanaman yang
ada di Indonesia mempunyai khasiat sebagai obat. Dari varietas yang telah
dibudidayakan, kurang lebih 904 jenis dijadikan sebagai tanaman obat (Yassir
& Asnah, 2019). Tanaman obat juga sering disebut sebagai tanaman
biofarmaka. Tanaman obat terdiri dari temuireng (Curcuma aeruginosa),
lengkuas (Alpinia galanga), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber
officinale), lempuyang (Zingiber zerumbet), kunyit (Curcuma longa),
temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan lain-lain.
Keberlimpahan tanaman obat disebabkan meningkatnya kebutuhan
obat tradisional oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak
obat tradisional dalam bentuk kemasan. Selain itu juga tanaman obat bisa
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, kosmetik, bahan baku jamu dan lain-lain.
Mengkonsumsi jamu bersifat lebih ke arah pencegahan untuk peningkatan
kesehatan (Salim & Munadi, 2017). Masyarakat mulai sadar pentingnya
pemanfaatan bahan yang berasal dari alami untuk menjaga imunitas dan
menyembuhkan penyakit seperti yang dilakukan oleh nenek moyang.
Penggunaan obat bahan alam lebih digemari, karena ekonomis, dapat
diperoleh dengan mudah, ketersediaannya banyak dan memiliki efek samping
yang minimal. Munculnya tren pengobatan back to nature dapat membantu
pengobatan masyarakat berbasis skala rumah tangga.
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil
budidaya rumahan yang berkhasi yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat
keluarga pada obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya
obat yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk
keluarga (TOGA) dapat memamacu usaha kecil dan menengah dibidang obat-
obatan herbal sekalipun ilakukan secara indibidual. Setiap keluarga dapat
membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman berkhasiat obat
yang ditanam di lahan pekarangan rumah, kebun atau ladang yang dikelola
oleh keluarga. Ditanam dalam rangka mencukupi keperluan keluarga terhadap
obat-obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri (Mindarti & Nurbaeti,
2015). Tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai pengobatan memiliki
kandungan metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas farmakologis.
Jambu biji, jahe, jeruk nipis, kunyit, dan kelapa merupakan contoh dari
tanaman yang ada di TOGA (Harefa, 2020). Tanaman ini biasanya diolah
menjadi obat tradisional yang dapat menjaga kebugaran tubuh, dan mengatasi
penyakit ringan seperti nyeri kepala, flu, batuk, dan diare (Ariastuti & Dyah
Herawati, 2019). Penerapan TOGA dalam kehidupan sehari hari dapat
memenuhi kebutuhan keluarga terkait obat-obatan, sehingga akan
terbentuknya kemandirian dalam pengobatan.
Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional merupakan
salah satu bentuk peran serta masyarakat masyarakat dan sekaligus
merupakan teknologi tepat guna yang potensial potensial untuk menunjang
menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan disebabkan antara
lain karena pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh
masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh pelosok tanah
air. Dalam rangka peningkatan peningkatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat, obat tradisional tradisional perlu dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang semakin semakin luas dan kompleks dengan keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 99a/Menkes/SK/III/1982 tanggal 2 Maret 1982
telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan penjabaran pola
Pmebangunan Nasional dan sebagai petunjuk pelaksaan pembangunan
dibidang kesehatan.
Desa Dongkas merupakan wilayah yang berada di daerah Kabupaten
Parigi Moutong. Pada saat observasi tidak ditemukan adanya kebun TOGA.
Observasi yang dilakukan di pemukiman warga didapatkan hasil masih
sebagian kecil warga/masyarakat yang memiliki tanaman obat di pekarangan
rumahnya.
VI. Metode
Ceramah
Tanya jawab.
VII. Media
Leaflet
Slide PPT
VIII. Susunan Pelaksana
Penanggung Jawab : Ni Ketut Sitiari
Moderator : Wirna
Pemateri : Nur Ulya
Fasilitator : 1. Ni Ketut Pendri
2. Masitha
3. Sri Astuti
4. Moh. Irzal
Observer : Helmy
Dokumenter : Kartini Juma
Keterangan:
: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
: Dokumenter
XII. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan.
2. Media dan alat memadai.
3. Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan akan disebar luaskan
dalam bentuk Slide PPT dan leaflet. Materi yang telah disiapkan
diperiksa kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga
daat mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi atau
penyuluhan oleh sasaran.
4. Sebelum dilakukan penyuluhan, kelompok membagikan undangaan
H-2 penyuluhan, mengontrak waktu atau menyampaikan kepada
peserta bahwa materi penyuluhan tentang Tanaman Obat Keluarga.
5. Setting sesuai dengan keadaan
B. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan pre planning seusai dengan alokasi waktu.
2. Peserta penyuluhan menayakan tentang hal-hal yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi.
3. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif.
C. Evaluasi Hasil
1. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menjelaskan pengertian Toga
2. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan manfaat Toga
3. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan jenis Toga dan manfaatnya
4. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
mempraktikkan cara memanfaatkan Toga
MATERI TANAMAN OBAT KELUARGA
2. Bawang putih
Bawang putih merupakan bumbu dapur yang hampir dipakai diseluruh
Negara di dunia. Berbagai kebudayaan telah memanfaatkan bahan ini
sebagai ramuan pencegah dan mengobati berbagai penyakit. Di Negara
Timur Tengah seperti Mesir menggunkan bawang putih untuk meningkatkan
stamin, sedangkan di Cina digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan
dan pencernaan selain itu penyakit atritis, sakit gigi, batuk kronis, konstipasi,
gigitan ular atau serangga serta masalah pada organ intim (Bayan, 2013).
Bawang putih mengandun sulfur yang menghasilkan bau khas dan
membuat sebagian besar orang membenci baunya. Namun selain dipakai
sebagai bumbu untuk membuat citarasa masakan lezat, bawang putih
mengandung allium yang bersifat sebagai antibakteri, hasil penelitian Haim
Shmuely 2015 mengungkapkan bahwa kandungan allium dapat menghambat
perkembangan Helicobacter pylori sehingga infeksi bakteri tersebut lebih
rendah (Haim Shmuely, 2015).
Bayan (2013) mengungkapkan bahwa bawang putih berkontribusi
sebagai pencegah dan treatmen untuk mengatasi penyakit kardiovaskular.
Bawang putih berperan untuk mencegah tekanan darah tinggi, mencegah
artheroscleosis, menurunkan serum kolestrol dan inhibisi penumpukan
trombosit dan meningkatkan akifitas fibrionolitik. Adapun ramuan yang
dapat dibuat dari bawang putih untuk mencegah dan mengobati penyakit
sebagai berikut (Muhlisah, 2015) :
Influenza Mengempiskan Jerawat/Bisul
3 siung bawang putih kupas 1 siung bawang putih
Cuci dan haluskan Kupas, tumbuk dan balurkan
Tambahkan madu 1 sendok pada jerawat atau bisul yang
makan dan gula batu yang baru tumbuh
sudah dicairkan
Rebus semua bahan dan
saring
Minum air tersebut setiap hari
pada pagi hari
Hipertensi
2-3 siung bawang putih
Kupas, bakar dan haluskan
Rebus dan saring
Dinginkan sekitar 10 menit
Minum saat masih hangat
3. Jeruk nipis
Jeruk nipis berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit demam, batuk
kronis, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau, menyegarkan
tubuh dan memperlancar buang air kecil.
Tanaman ini diduga berasal dari daerah India sebelah utara. Buahnya
mengandung banyak air dan vitamin C yang cukup tinggi. Daun, buah dan
bunganya mengandung minyak. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di
daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari. Jeruk nipis
mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan lisin), minyak atsirilasetat,
aktilaldehid, nildehid), damar, glikosida, asam sitrum, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang, vitamin B1 dan C.
Rasa jeruk nipis yang asam bisa membantu untuk membersihkan
nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Dari
kandungan berbagai minyak dan zat didalamnya, jeruk nipis dimanfaatkan
untuk mengatasi disentri, sembelit, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala
pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan,
mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel,
penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan dan radang
hidung. Hasil penelitian Mutkahir menunjukkan jeruk nipis juga mempunyai
manfaat mencegah kekambuhan batu ginjal, khususnya batu ginjal kalsium
idiopatik. Menurut laporan tersebut, mengonsumsi jeruk nipis bisa mencegah
timbulnya batu ginjal. Hal ini diakui oleh Kepala Instalasi Renal RS Dr.
Sardjito, Yogyakarta, Prof Dr. Mochammad Sjabani.
Hasil penelitian Mutkahir pada penilitian tersebut diketahui bahwa
jeruk nipis mengandung sitrat yang tinggi, sementara banyak penderita batu
ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah. Ia mengatakan kandungan sitrat
jeruk nipis lokal (Citrus aurantifoliaa Swingle yang bulat) 10 kali lebih besar
dibandingkan kandungan sitrat pada jeruk keprol atau 6 kali jeruk manis.
Kandungan sitratnya mencapai 55.6gr per kilogram. Pada umumnya asam
sitrat dalam air kemih pada penderita ginjal paling rendah pada malam dan
dini hari. Maka pemberian jeruk nipis lebih bagus dikonsumsi sesaat sesudah
makan malam. Perasan jeruk nipis yang dikonsumsi sesudah makan malam
tersebut dilaporkan tak menimbulkan keluhan lambung. Air perasan dua
buah jeruk nipis itu diencerkan dalam dua gelas air. Meminum campuran
jeruk ini bisa menurunkan dan mencegah kekambuhan batu ginjal kalsium
idiopatik. Namun, upaya pencegahan dan pengobatan penyakit ini dilakukan
dengan cara membatasi konsumsi garam atau makanan asin, memberi
masukan kalsium yang cukup dan mengonsumsi proteon rendah fosfat.
4. Kunyit
Kunyit merupakan bahan makanan yang sangat terkenal di Asia.
Berbagai makanan tradisional memanfaatkan kunyit karena rasa khas dan
aroma yang nikmat yang dihasilkan. Pemanfaatan kunyit selain sebagai
makanan sejak lama digunakan sebagai obat. Kandungan curcumin memiliki
banyak manfaat untuk mencegah dan menogobati berbagai penyakit.
Di India kunyit digunakan sebagai obat tipikal untuk cedera otot dan
keseleo, ramuan ini berfungsi sebagai anti-inflamasi sedangkan di China
digunakan sebagai penurun demam.
Penilitian yang dilaksanakan PubMed sejak 1998-2013 kunyir
berkhasit dalam menghambat proses penyakit, salah satunya proses
hiperglikemia dan kondisi insulin resisten. Kunyit dapat menurunkan kadar
glukosa darah melalui penurunan produksi glukosa darah dari hepar dan
meningkatkan pemasukan dengan meningkatkan regulari GLUT4, GLUT2
dan GLUT3, mengaktivasi AMP kinasi, meningkatkan stimulasi insuln dari
pankreas, meningkatkan fungis sel pankreas dan mencegah insulin resisten
(Ghorbani, 2014)
Di Indonesia pemanfaatan kunyit sebagai tanaman berkhasiat yaitu
mengatasi bau badan, mengatasi keluhan haid, penyegar, menghaluskan kulit
dan memelihara kesegaran badan.
Mengatasi Bau Badan Mengatasi Keputihan
2 ruas jari kunyit, cuci bersih 4 ruas kunyit kupas dan
Parut dan seduh dengan 1 bersihkan
gelas kecil air panas Parut dan tambahkan asam
Saring dan campur dengan serta gula aren
gula aren, tunggu hingga Saring dan minum
hangat dan minum habis Minum 2x sehari
1x sehari sebelum tidur
malam
Hipertensi
50gram daun pegagan, 3 ruas
jari kunyit, 2 gelas air dan
madu asli
Cincang daun pegagan dan
rebus daun pegagan dan
kunyit hingga air menjadi 1/3
kemudian saring
Saring dan tambahkan madu
lalu minum
5. Mengkudu
Riset medis tentang mengkudu atau Noni dimulai setidaknya pda
tahun 1950, ketika jurnal ilmiah Pacific Science melaporkan bahwa buah
mengkudu menunjukkan sifat anti-bakteri terhadap M. Pyrogenes, P.
Aeruginosa dan bahkan E. Coli ynag mematikan itu.
Studi dan penelitian tentang mengkudu terus dilakukan oleh berbaga
lembaga penilitian dan universitas. Berikut ini adalah manfaat-manfaat
lainnya dari buah Mengkudu yang sudah terbukti secara ilmiah.
a. Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Menormalkan tekanan darah
c. Melawan tumor dan kanker
d. Anti peradangan dan anti alergi
e. Anti bakteri
DAFTAR PUSTAKA
NO NAMA RT TTD
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
DAFTAR PERTANYAAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
TRADISIONAL; TANAMAN OBAT KELUARGA