0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan para ahli terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Beberapa ahli memberikan pendapat yang berbeda mengenai keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19, sementara ahli lain menyarankan langkah-langkah untuk memotivasi masyarakat agar mau divaksin, seperti melakukan sosialisasi secara terbuka dan transparan serta membangun sistem pemantauan efek samping. Teori Abraham Mas
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan para ahli terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Beberapa ahli memberikan pendapat yang berbeda mengenai keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19, sementara ahli lain menyarankan langkah-langkah untuk memotivasi masyarakat agar mau divaksin, seperti melakukan sosialisasi secara terbuka dan transparan serta membangun sistem pemantauan efek samping. Teori Abraham Mas
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan para ahli terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Beberapa ahli memberikan pendapat yang berbeda mengenai keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19, sementara ahli lain menyarankan langkah-langkah untuk memotivasi masyarakat agar mau divaksin, seperti melakukan sosialisasi secara terbuka dan transparan serta membangun sistem pemantauan efek samping. Teori Abraham Mas
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor Program Studi Komunikasi Kelas : A(P1) i.RINGKASAN
Vaksin virus Covid-19 sudah tiba di Indonesia , Pemerintah mewajibkan seluruh
masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksin virus Covid-19 agar terhindar dan memutus rantai penyebaran virus tersebut . Kementerian Kesehatan pun juga memastikan bahwa proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020. Namun harga vaksin tersebut dikonfirmasi mempunyai kisaran harga lima sampai duapuluh dolar kurang lebih 75 ribu rupiah hingga 300 ribu rupiah jika dirupiahkan . Prof.Chairul Anwar Nidom sebagai ketua tim riset & formulasi vaksin PNF berpendapat bahwa wabah pandemic Covid-19 belum mempunyai literaturnya , vaksin yang sudah tersedia kemungkinan hanya 50 % mengalami keberhasilan dan 50% mengalami kegagalan pada sebuah uji klinis vaksin tersebut . Vaksin virus SARS yang sudah dicipitakan selama 12 tahun yang lalu dan dicipitakan oleh produsen yang sama dengan vaksin Covid-19 hingga sekarang belum sepenuhnya berhasil bahkan dikatakan gagal ,vaksin SARS sendiri mempunyai kemiripan sekitar 80% dengan vaksin Covid-19 , ia juga mengatakan bahwa preklinis vaksin covid-19 yang sudah disuntikan pada kera sebagai bahan penelitian tidak terdapat atau menunjukan efek ADE (Antibody dependent enchancement) , ADE sendiri merupakan suatu strategi virus untuk menghindari jebakan anti body dari vaksin atau dari infeksi alam . Pada waktu disuntikannya vaksin atau dilakukan nya ujicoba preklinis pada kera justru terjadi kerusakan yang cukup parah pada paru-paru kera tersebut , sehingga dikatakan bahwa SARS mempunyai motif ADE yangmana jika terjadi pada manusia seharusnya masuk kedalam saluran pernafasan tetapi justru masuk kedalam makrovag ,magrovag sendiri berfungsi sebagai respon imun pada tubuh manusia , sehingga akan menimbulkan infeksi yang lebih parah danlebih ganas lagi dan dapat dikatakan bahwa jika vaksin tersebut disuntikan pada manusia justru membahayakan dan dampak Covid-19 pada tubuh semakin parah . Sementara Prof.Kusnanri Rusmil sebagai ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran mengatakan bahwa , proses penelitian vaksin Covid-19 sudah dilaksanakan di wuhan dan sudah melewati tahap fase 1 dan fase 2 . Bahkan sebelum memasuki tahap fase 1 sudah dilakukannya fase preclinical triall , dimana pada virus Covid- 19 diuji coba dan dimasukan pada vaksin yang kemudian disuntikan pada hewan secara intravena dan sudah diperiksa menggunakan microskop justru tidak terjadi gangguan yang serius , kelainan-kelaninan pada hewan tersebut dan tidak terjadi perubahan yang serius antara sebelum disuntik dan setelah disuntik . Prof.Kusnanri juga mengatakan bahwa ia baru selesai meneliti dan memberikan laporan akhirnya terkait vaksin Covid-19 ini pada bulan Maret 2021 dan baru akan didistribusikan pada bulan April 2021 mendatang jika tidak terjadi kendala . Netty Prsasetiyani Heryawan sebagai Anggota Komisi IX DPR/FRAKSI PKS juga mengemukakan pendapatnya sebagai wakil suara rakyat ia mengatakan bahwa vaksin virus Covid- 19 bukan suatu komoditas dan juga bukan sesuatu yang tidak bisa dibuka secara transparan pada masyarakat . Bu Netty juga mengatakan bahwa seharusnya pemerintah sebagai orang yang dipilih oleh rakyat dan kemudian mewakili rakyat harus menjelaskan secara jujur dan transparan (terbuka) ,seperti apa proses atau upaya diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai negara .
ii.Sikap Para Ilmuan dalam memotivasi masyarakat.
Presiden sudah mengumumkan terkait hadirnya vaksin COVID-19 yang akan
diberikan pada masyarakat Indonesia secara gratis . Untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19 sendiri masyarakat diwajibkan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 .Namun kegiatan program vaksinasi COVID-19 masih menjadi pro kontra dikalangan masyarakat , ditambahlagi dengan isu isu yang menyebar luas dengan segala akibatnya jika melakukan vaksinasi . Menurut Prof.Tjandra Yoga Aditama sebagai guru besar paru FKUI, sekaligus mantan Direktur WHO SEARO dan mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes mengatakan bahwa terdapat lima cara pendekatan yang bisa dilakukan disuatu negara agar memotivasi masyarakat supaya mau menerima dan bersedia melakukan vaksinasi COVID-19 . Pendekatan awal atau langkah pertama dengan memulai dan mendengar sekaligus memahami suara rakyat yang akan divaksin dengan cara menganalisis data sosial prilaku masyarakat yang bersedia atau tidaknya divaksin . Kemudian membuat desain pendekatan secara sosiologis, komunikasi dan psikologis terhadap masyarakat sesuai dengan pola social dan prilaku yang dimiliki masyarakat itu sendiri . Tahap ketiga adalah berupaya untuk membangun rasa kepercayaan rakyat dan penerimaan vaksin melalui peran aktif dan peran masyarakat yang terlibat melalui lembaga swadaya asyarakat (LSM) . pendekatan tersebut harus dilakukan secara seimbang dan bersifat transparan ,agar masyarakat dapat mengetahui seperti apa proses dari vaksinasi tersebut . Dan pendekatan yang keempat dengan melakukan penyuluhan kepada petugas kesehatan,sebagai seorang petugas kesehatan perlu dibekali tingkat pemahaman yang tinggi dan kemampuan berkomunikasi yang efektif sehingga masyarakat dapat menerima dan memahami pesan tersebut dengan baik , dengan adanya penyuluhan tersebut petugas kesehatan akan mendapatkan pemahaman yang lebih jauh lagi tentang vaksin yang akan didistribusikan kepada masyarakat . Para petugas harus yakin terkait segala aspek vaksin sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai pemberi vaksin . Tahap pendekatan yang terakhir adalah membangun KIPI atau sistem deteksi dan pelaporan efeksamping yang mungkin terjadi . Sebagai penanggung jawab vaksin harus sigap mengantisipasi dan siap mengatasi berbagai masalah jika ada masalah yang terjadi pada saat proses vaksinasi .Namun jika penanggung jawab vaksin terlambat dalam mengatasi atau cara penanggulannya lambat ,akan menyebabkan kurangnya rasa percaya bagi masyarakat itu sendiri .sehingga akan memperlambat atau menghambat proses keberhasilan program vaksinasi . Dari kelima pendekatan tersebut harus dilakukan dengan persiapan yang matang , tersistem dan termonitor dengan baik ,sehingga program vaksinasi COVID-19 akan berjalan dengan lancar tanpa hambatan .
iii.Pembahasan teori Abraham Maslow
Abraham Maslow beranggapan bahwa kebutuhan ditingkat terendah harus lebih
dulu dipenuhi sebelum kebutuhan ditingkat yang lebih tinggi dan manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan yang besar jika kebutuhan yang kecil belum terpenuhi . Jika dikaitkan dengan vaksinasi COVID-19 terdapat salah satu tingkat kebutuhan dari teori Abraham Maslow , yaitu kebutuhan rasa aman , dimana masyarakat akan merasa aman dari segi fisik , stabilitas ,takut, cemas, penyakit hingga perlindungan dan kebebasan dari berbagai ancaman lainnya .Menurut Maslow orang yang tidak merasa dirinya aman akan mempunyai tingkah laku seperti orang yang memiliki ancaman besar yang akan menyerang pada dirinya, orang yang merasa dirinya tidak aman akan secara otomatis mencari kestabilan hingga akan berusaha keras untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan . Begitupula dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 . Sebagian masyarakat akan merasa dirinya aman jika ia melakukan vaksinasi COVID-19, karena mereka beranggapan jika ia melakukan vaksinasi COVID-19 ia akan mendapatkan kebebasan dari virus tersebut dan hilangnya rasa cemas dan takut pada dirinya .Namun sebagian besar masyarakat lainnya juga merasakan bahwa dirinya tidak aman jika melakukan vaksinasi COVID-19 , mereka khawatir jika vaksin tersebut justu akan berbahaya dan menyebabkan hal-hal yang tida diinginkan pada dirinya .