OLEH
ANISA FITRI HANDANI
2215201074
Development Goals (SDGs) pada indikator tujuan ketiga. Hal ini dikarenakan HIV
peningkatan setiap tahun. Estimasi 37,3 (30,2- 45,1) juta penduduk di dunia telah
terinfeksi HIV, dengan jumlah 1,5(1,0-2,0) juta orang terinfeksi tiap tahunnya dan
meningkat dari tahun ke tahun, dalam kurun sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV
di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus
sedangkan kasus AIDS di tahun 2019 sebanyak 7.036 kasus (Ditjen P2P, 2019).
Proporsi kasus HIV-AIDS pada perempuan dalam periode 6 (enam) tahun terakhir
mengalami peningkatan sebesar 33% pada kelompok umur 25-49 tahun (Kemenkes
RI, 2020).
Seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak aman,
dan menularkan kepada pasangan seksualnya sehingga menyebabkan jumlah perempuan yang
usia reproduksi di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Ibu hamil merupakan
kelompok berisiko tertular HIV. Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu dan
bayinya. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu
ke anak atau mother- to child HIV transmission (MTCT) selama kehamilan, persalinan dan
upaya pemerintah dalam program penghindaran dan evaluasi kasus HIV dan
kesehatan. Penggunaan metode dan media promosi harus sesuai dan mudah
(PMTCT), yang berarti mencegah penularan HIV dari ibu ke anak dan
mengurangi dampak wabah HIV pada ibu dan bayi. Panduan dan tes HIV
mencegah penularan dari ibu ke anak. Sesuai anjuran dari WHO pada dasarnya
semua ibu hamil harus ditawarkan untuk melakukan tes HIV (Kemenkes RI,
2013).
(PPIA)
A. HIV
1. Pengertian
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu spektrum penyakit
yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau
tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut. HIV sendiri adalah
virus sitopatik, termasuk dalam famili Retroviridae, dan sel targetnya adalah sel yang
mampu mengekspresikan reseptor spesifik CD4 yang kebanyakan terlibat dalam sistem
imun manusia, sehingga manifestasinya meskipun beragam pada akhirnya hadir sebagai
infeksi sekunder/oportunistik akibat tertekannya sistem imun oleh karena infeksi virus
pada tahap lanjut (Hidayati, 2020). HIV adalah virus sitopatik diklasifikasi- kan dalam
famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus. Berdasar strukturnya HIV
termasuk famili retrovirus, termasuk virus RNA dengan berat molekul 9.7 kb (kilobases)
(Nasronudin, 2020).
5
6
d. Infeksi viral dengan ditemukan herpes zoster (berulang atau melibatkan lebih dari
satu dermatom); herpes genital berulang; moluskum kontangiosum; atau kondiloma.
e. Gangguan pernapasan dapat berupa batuk lebih dari satu bulan; sesak napas;
tuberkulosis; pneumonia berulang sinusitis kronis atau berulang.
f. Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan
tidak jelas penyebabnya); kejang demam; atau menurunnya fungsi kognitif.
3. Penyebab HIV
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen,
dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV adalah
limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4.
Virus ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di
dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA
(ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim reverse
transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes dan
selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus. Setiap kali sel yang dimasuki
retrovirus membelah diri, informasi genetik virus juga ikut diturunkan.
Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS
dapat bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang
terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10
tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis
AIDS biasanya antara 10–15 tahun, tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral
(ART) dapat memperlambat perkembangan penyakit dengan mencegah virus
bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi jumlah virus dalam darah orang yang
terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load') (Damayanti, 2019).
5. Penularan HIV
Menurut Damayanti (2019), penularan HIV adalah sebagai berikut :
a. Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah
terpapar HIV.
b. Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
c. Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau cukur
yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama - sama
dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara -
cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
d. Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
1) Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta.
2) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan
vagina.
3) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.
Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang
tertular HIV tertular dari ibunya.
6. Pencegahan HIV/AIDS
Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE”
sebagai berikut (Damayanti, 2019) :
a. A (Abstinence) : artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi
yang belum menikah.
b. B (Be faithful) : artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan).
c. C (Condom) : artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
d. D (Drug No) : artinya Dilarang menggunakan narkoba.
9
7. Pengobatan HIV
HIV/AIDS belum dapat disembuhkan Sampai saat ini belum ada obat-obatan
yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu. Ada beberapa kasus yang
menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut,
pengobatannya tidak dilakukan dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan
alternatif atau pengobatan lainnya. Obat-obat yang selama inidigunakan berfungsi
menahan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari
dalam tubuh. Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum, untuk obat generik.
Namun tidak semua orang yang HIV positif sudah membutuhkan obat ARV, ada
kriteria khusus. Meskipun semakin hari makin banyak individu yang dinyatakan
positif HIV, namun sampai saat ini belum ada informasi adanya obat yang dapat
menyembuhkan HIV/AIDS. Bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan resmi
mengenai kapan obat yang dapat menyembuhkan AIDS atau vaksin yang dapat
mencegah AIDS ditemukan.
Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada
adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat yang
dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembangbiakan
virus. Obat-obatan yang termasuk antiretroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine,
Stavudine. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan
10
untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang
terpenting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis
penyakitnya, contoh : obat-obat anti TBC (Damayanti, 2019).
B. AIDS
1. Pengertian AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV, dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Hidayati,
2020). AIDS muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama
lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem imun yang lemah tidak dapat memenuhi
perannya untuk melawan infeksi sehingga mendapatkan berbagai infeksi
oportunistik (Ardhiyanti, dkk, 2015). AIDS sampai saat ini belum bisa disembuhkan.
Penderita AIDS juga memerlukan pengobatan antiretroviral (ARV) untuk mencegah
terjadinya infeksi oportunistik semakin parah (Kemenkes RI, 2019).
b. Fase 2
Umur infeksi yaitu 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua
ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat
menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan,
seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
c. Fase 3
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala
AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada
waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu
yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah,
serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh
mulai berkurang.
d. Fase 4
AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang
dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan
infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang
paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau
sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu- minggu,
dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
4. Komplikasi HIV/AIDS
Adapun komplikasi AIDS menurut Liana (2019) yaitu :
a. Kanker
Penderita AIDS dapat terkena penyakit kanker dengan mudah. Jenis
kanker yang biasanya muncul yaitu kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan
sarkoma Kaposi.
b. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi paling umum yang muncul pada
penderita AIDS. Penderita AIDS sangat rentan terkena virus. TBC biasanya
menjadi penyebab utama kematian penderita AIDS.
c. Sitomegalovirus
Sitomegalovirus adalah virus herpes yang biasanya ditularkan dalam
bentuk cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu. Sistem
kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif, penderita
12
AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga virus dapat dengan
mudah menjadi aktif. Sitomegalovirus dapat menyebabkan kerusakan pada mata,
saluran pencernaan, paru-paru atau organ lain.
d. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi akibat HIV danAIDS.
Kondisi ini menyebabkan peradangan pada lapisan putih dan tebal pada selaput
lendir mulut, lidah, kerongkongan serta perdangan pada vagina.
e. Kriptokokus Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah
infeksi sistem saraf umum pusat yang mudah menyerang penderita AIDS.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis
dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia
& Adiyanti, 2014)
D. Perilaku
1. Pengertian
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).
2. Jenis-Jenis Perilaku
Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana (2015) :
a. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf
b. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif
c. Perilaku tampak dan tidak tampak
d. Perilaku sederhana dan kompleks
e. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor
E. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dantelinga.(Notoatmodjo S, 2010).
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2010), pengetahuan yang cukup dalam dominan
kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah
diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
16
2. Teori Instagram
Teori Uses and Gratification
Pada kajian komunikasi ada sebuah teori yang bernama uses and gratification,
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Harbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini
membahas bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Yang artinya, pengguna media adalah pihak yang aktif
dalam proses komunikasi (Hidayat, 2006). Teori uses and gratification adalah salah satu
teori dari komunikasi yang berfokus pada komunikasi sosial. Teori ini mengadaptasi
fungsionalistik pendekatan komunikasi dan media, dan menyatakan bahwa peran paling
penting media adalah memenuhi kebutuhan dan motivasi audiens. Oleh karena itu,
semakin banyak kebutuhan ini terpenuhi, maka lebih banyak kepuasan dihasilkan
(Mehrad and Tajer 2016). Teori ini awalnya berfokus pada motif
20
penonton dan kemudian menganalisis pesan dan sistem sosial (Mehrad and Tajer
2016).
Dengan kata lain, teori ini berkonsentrasi pada bagaimana pengguna mencari
media dan sejauh mana mereka puas dengan jenis, konten, dan metode penggunaannya.
Dalam ranah digital ini, banyak manfaat dan kemudahan bagi pengguna teknologi untuk
mengakses informasi, pengetahuan, dan rujukan mereka untuk memilih media dalam
satu alat, yang ada di tangan mereka, dapat memberikan manfaat dan menggabungkan
berbagai platform informasi sehigga menjadi lebih mudah. Kelebihan fitur Instagram
dengan postingan photo, video live, comment, direct massage dapat dengan mudah
digunakan oleh followers dalam berkomunikasi baik kepada pemilik akun atau admin
atau kepada sesama followers akun Instagram.
3. Sejarah Instagram
Perusahaan Burbn, Inc. berdiri pada tahun 2010, perusahaan teknologi startup
yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada
awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5
peranti bergerak, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan Mike Krieger memutuskan
untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk
membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama
dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi
Burbn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan iPhone yang isinya terlalu
banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk
mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka
hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai
sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram (Khairi, 2017)
Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata
"insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih
dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga dapat menampilkan foto-foto
secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram"
berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada
orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto
dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan
dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan lakuran dari
kata instan dan telegram (Khairi, 2017).
21
5. Kelebihan Instagram
Media sosial Instagram memiliki kelebihan (Portal Ilmu Komunikasi Indonesia,
2017), berikut merupakan delapan kelebihan media sosial Instagram yaitu :
a. Sumber informasi, lebih mudah dan cepat didapatkan serta lebih transparan.
Informasi yang dapat ditemukan di social media sangat beragam, mulai dari bahan
pekerjaan, pendidikan, masakan, hingga bahan pembahasan ringan pada kehidupan
sehari-hari.
b. Media komunikasi, dengan jangkauan luas, kemudahan penggunaan, dan biaya
yang relative murah.
c. Memperluas pergaulan, terhubung dengan teman lama ataupun membuat pertemanan
baru dengan mudah bertukar informasi ataupun data seperti foto/video dengan mudah
dan cepat.
d. Ajang promosi dengan yang lebih luas, mudah, murah namun terfokus.
e. Sebagai media hiburan.
f. Membangun opini atau mengemukakan pendapat secara luas.
g. Mempelajari sesuatu baru dengan mudah
h. Kesempatan menjadi orang yang berbeda dan membangun rasa percaya diri
seseorang dalam bersosialisasi.
I. Kerangka Teori
Teori Laswell Model
Komunikasi adalah penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain (Effendy, 2005). Komunikasi memiliki peran penting
dalam promosi kesehatan. Menurut Laswell komunikasi akan berjalan
dengan baik jika melalui lima tahap. Kelima tahap itu adalah:
a. Who: Siapa orang yang menyampaikan komunikasi (komunikator).
b. Say what: Apa pesan yang disampaikan.
c. In Which channel: Saluran atau media apa yang digunakan.
d. To whom: Siapa penerima pesan (komunikan).
e. Whit what effect: perubahan apa yang terjadi pada komunikan.
Lima unsur itu merupakan elemen pokok komunikasi dengan siapa
saja termasuk komunikasi dalam promosi kesehatan. Komunikasi dapat
bekerja secara sistematis sehingga hasilnya tepat sasaran.
Bagan 2.1 Kerangka Teori Laswell Model