Anda di halaman 1dari 5

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Gol.

II Tahun 2022

Angkatan/kelompok : XXXVIII / III

Nama Kelompok : Gina Vindriyani, A. Md. Keb

Nuning Sri Febriyanti, A. Md. Gz

Sholehhudin Al-Ayubi, A. Md. KA

Waode Fitra Fadilah, A. Md. Gz

Ubai Durohman, A. Md. Kep

Tugas Kelompok : Analisis Isu Kontemporer

TUGAS KELOMPOK
ISU-ISU KOTEMPORER YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN AGHT TERHADAP
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN NEGARA

A. IDENTIFIKASI ISU-ISU KONTEMPORER


1. Penyalahgunaan Narkoba
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat, yang menjadi masalah
besar adalah pelajar yang mengonsumsi narkoba, biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika
pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Heru Winarko
menyebut dalam artikel BNN Republik Indonesia, penyalahgunaan narkotika di kalangan
remaja makin meningkat. Di mana ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang
menggunakan narkotika.
Di Sulawesi Tengah dinyatakan sebagai Propinsi dengan tingkat Penyalahgunaan
Narkoba tertinggi ke empat di Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil survey tahun 2019 yang
dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pusat Penelitian Masyarakat dan
Budaya-LIPI.
Kepala BNN Provinsi Sulawesi Tengah, Brigjen. Pol Drs. Sugeng Suprijanto, SH
mengatakan bahwa tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di Sulteng
sudah sangat mengerikan. Bahkan menurutnya, pada tahun 2018 lalu, sedikitnya pengguna
Narkoba yang direhabilitasi di Sulteng sebanyak 216 pelajar dan 52 PNS/POLRI/TNI.
Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba merupakan masalah global yang telah
merambah ke seluruh pelosok Indonesia, baik secara geografis maupun demografis.
Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah mencapai
situasi yang mengkhawatirkan, permasalahan tersebut menjadi persoalan kenegaraan yang
mendesak.
2. Penyebaran Berita Hoax
Akhir-akhir ini dunia maya banyak dimunculkan informasi dan berita palsu atau lebih
dikenal dengan istilah “hoax” oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab. Berita
hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung
menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya
saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Tujuan orang membuat hoaks adalah untuk Membuat, menggiring, dan membentuk opini
publik/persepsi, untuk bersenang-senang yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna
internet dan media social, Lelucon/sekedar iseng, Menjatuhkan pesaing (black campaign),
Promosi dengan penipuan, Ajakan untuk berbuat amalan-amalan baik yang sebenarnya belum
ada dalil yang jelas di dalamnya.
Dampak berubahnya fungsi media sosial dari media pertemanan dan berbagi sarana
menyampaikan pendapat politik dan mengomentari pendirian orang lain dan maraknya hoax
di Indonesia juga karena adanya krisis kepercayaan terhadap media mainstream (TV, Radio,
dll.).
3. Anarkisme
Anarkisme sering terjadi di dunia, terutamanya di negara-negara yang sedang
berkembang. Hal ini ada karena tidak ada kepuasan bagi sebagian orang, kerajaan terlalu
lemah, undangundang tidak berjalan sebagaimana mestinya, keperluan masyarakat tidak
terpenuhi, suasana politik dan ekonomi tidak berimbang. Disamping itu adanya masyarakat
tantangan rakyat kepada kerajaan juga menyebabkan adanya anarkisme.
Baru baru ini terjadi di Indonesia Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung
Negara Grahadi, Surabaya, 8 Oktober 2020 lalu berlangsung ricuh. Gerbang Grahadi dijebol,
lampu penerangan, water barrier, dan kamera pengawas (CCTV) dirusak. Sejumlah unit
mobil polisi dirusak, satu pos polisi juga dibakar. Di sisi lain, Juru bicara Gerakan Tolak
Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, Nuruddin Hidayat, mengakui bahwa pihaknya juga
sepakat dengan isi spanduk tersebut. Getol, kata dia tegas menolak aksi anarkistis dan hoaks.

B. MENENTUKAN ISU STRATEGIS DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS USG


Penentuan isu yang akan dianalisis menggunakan analisis Urgency, Seriousnes, Growth
(USG) dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.
Proses identifikasi isu tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu berupa tabel
USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
1. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti.
2. Seriousness artinya merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth artinya menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah dengan memberikan skor 1-5,
semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius untuk segera
diselesaikan.

Tabel Analisis USG


Score
No. Identifikasi Isu Total
U S G
1 Penyalahgunaan Narkoba 5 5 4 14

2 Penyebaran Berita Hoax 5 4 4 13

3 Anarkisme 4 4 4 12

Keterangan USG:
5: Sangat Mendesak/Berpengaruh/Berdampak
4: Mendesak/Berpengaruh/Berdampak
3: Cukup Mendesak/Berpengaruh/Berdampak
2: Tidak mendesak/Berpengaruh/Berdampak
1: Sangat tidak mendesak/Berpengaruh/Berdampak

Berdasarkan matriks USG di atas, terdapat total nilai tertinggi pada isu pertama, yaitu
Penyalahgunaan Narkoba. Isu ini memiliki nilai 14 yang akan diangkat menjadi isu strategis.

C. DAMPAK YANG AKAN TERJADI JIKA TIDAK DICEGAH


Dampak penggunaan narkoba adalah terjadinya disintegritas Bangsa. Narkoba memang
memiliki dampak positif pada dunia medis, namun apabila digunakan secara berlebihan, tanpa
indikasi medis atau bahkan disalahgunakan akan menimbulkan dampak negatif. Berdasarkan
kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, rata-rata pelaku penyalahgunaan narkoba berada di usia
produktif. Selain berdampak buruk bagi kesehatan, penyalahgunaan narkoba juga berdampak pada
hancurnya masa depan. Usia yang seharusnya digunakan untuk mengenyam pendidikan sebaik
mungkin, membangun karakter diri, dan mempersiapkan diri agar terciptanya Sumber Daya
Manusia di Indonesia yang berkualitas, terpaksa rusak karena penyalahgunaan narkoba. Apabila
masalah ini tidak segera diatasi, maka Indonesia akan semakin dekat dengan disintegritas bangsa
dan Indonesia akan kehilangan penerus bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia yang
berkualitas untuk membangun bangsa.
D. ANALISIS PENYEBAB TERJADINYA ISU

PENYEBAB AKIBAT

Metode
Material Uang (Money)

Tingginya Harga Obat


Terlarang Adiksi
Mudah didapat

Perputaran uang cepat C.O.D


Peredaran Obat
Penyalahgunaan

Jati diri/ Labil Pergaulan tidak sehat Narkoba

Kurangnya
Orang tua/Keluarga
pemahaman/wawasan

Adanya peraturan yang melarang


Usia Muda dan Badan Pelaksana Peraturan

Lingkungan
Manusia (Man) (Environtment)

E. REKOMENDASI ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU


1. Pertegasan sanksi bagi pengguna narkoba;
2. Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba dengan melakukan sosialisasi
terhadap seluruh kalangan masyarakat, terutama kalangan remaja yang masih rentan akan
pengaruh narkoba.

F. PERAN ASN DALAM MENCEGAH ISU NARKOBA


1. Membangun kesadaran anti narkoba;
2. Menanamkan sifat profesionalisme;
3. Hidup sehat dan senantiasa bersyukur;
4. Sosialisasi berkala kepada masyarakat;
5. Melaporkan ASN yang menggunakan atau mengedarkan narkoba;
6. Penyebarluasan informasi tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN);
7. Peningkatan peran serta Kementerian PANRB sebagai penggiat anti narkoba;
8. Partisipasi seluruh pemangku kebijakan nasional, baik di pusat maupun di daerah untuk
melaksanakan program P4GN;
9. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka P4GN;
10. Pelaksanaan tes atau uji narkoba bagi calon ASN di seluruh Indonesia;
11. Pertukaran data dan informasi terkait upaya P4GN.

Anda mungkin juga menyukai