Anda di halaman 1dari 6

Oleh : Kelompok A

1. Yosi Sahreza, S.T.


2. Tanzi Mubaroq Santoso, S.Kom.
3. Topan Try Harmanda, S.Komp.
4. Puput Prihantini, S.E.
5. Tsarwanqandi Gatya Wagianto, S.Kom.
6. Adrian Bayu Prastha, S.E.
7. Affan, S.Ds.
8. Samuel Evan Firdaus, S.T.
9. Siti Zunuraen, S.T.
10. Hari Setiawan, S.T.
ANALISIS ISU KONTEMPORER
A. Identifiaksi Isu
1. Korupsi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi dirumuskan dalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana
korupsi. Ketigapuluh bentuk tersebut kemudian dapat disederhanakan ke dalam tujuh
kelompok besar, yaitu kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
gratifikasi.
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e6247a037c3a/bentuk-bentuk-
tindak-pidana-korupsi/). Selain itu , berdasarkan data yang sama dari ICW diketahui
sepanjang tahun 2020 terjadi 1.218 perkara korupsi yang disidangkan di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. Total terdakwa kasus
korupsi di tahun 2020, mencapai 1.298 orang. Dari data tersebut tercatat praktek korupsi
dilakukan paling besar oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan 321 kasus, pihak swasta
dengan 286 kasus, dan perangkat desa dengan 330 kasus. Dan pada link dibawah ini
adalah salah satu contoh kasus yang di periksa oleh KPK :
(https://nasional.tempo.co/read/1434661/13-tersangka-dari-korporasi-di-kasus-
korupsi-jiwasraya-akan-disidangkan/full&view=ok).
2. Rasis/sara
Kasus diskriminasi ras dan etnis pada Tahun 2011-2018 oleh Komnas HAM tercatat
sedikitnya 101 kasus. Angka tertinggi dicatat pada tahun 2016 dengan 38 kasus.
Pelanggaran yang dilakukan meliputi pembatasan terhadap pelayanan publik, maraknya
politik identitas, pembubaran ritual adat, diskriminasi atas hak kepemilikan tanah bagi
kelompok minoritas, serta akses ketenagakerjaan yang belum berkeadilan.
Pada suatu survei yang dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas
HAM yang bekerja sama dengan Litbang Kompas dengan judul “Survei Penilaian
Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis di 34 Provinsi”
yang melakukan wawancara terhadap 1207 responden di 34 Provinsi yang terbagi
sebanyak perempuan 50.2% dan laki-laki 49.8% dan pada rentang umur 17 hingga 65
tahun ditemukan bahwa sebanyak 81.9% responden mengatakan lebih nyaman hidup
dalam keturunan keluarga yang sama. Kemudian, sebanyak 82,7 persen responden dalam
survei tersebut mengatakan bahwa mereka lebih nyaman hidup dalam lingkungan ras yang
sama. Sementara sebanyak 83,1 persen mengatakan lebih nyaman hidup dengan
kelompok etnis yang sama. Peneliti Komnas HAM Elfansuri mengatakan hasil survei
tersebut mengindikasikan bahwa tingkat segregasi sosial di masyarakat masih tinggi.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme#:~:text=Rasisme%20adalah%20suatu%20sistem%2
0kepercayaan,untuk%20mengatur%20ras%20yang%20lainnya.
https://tirto.id/survei-komnas-ham-diskriminasi-etnis-ras-masih-terus-ditolerir-dahP
3. Narkoba
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru Winarko
menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Di mana ada
peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkotika. Kondisi
pandemi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk dalam penegakan hukum
kasus tindak pidana narkotika. Meskipun demikian sepanjang tahun 2020 BNN telah
berhasil memetakan 92 jaringan sindikat narkotika. Sebanyak 88 jaringan sindikat telah
berhasil diungkap dimana 14 diantaranya merupakan jaringan sindikat berskala
internasional, dan setidaknya ada 27 warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas) dari
seluruh Indonesia yang terlibat aktif dalam pengendalian narkotika dari dalam Lapas.

Jumlah Kasus Pemakai Narkoba 2011-2018

Jumlah Sebaran Kasus Narkoba Di Seluruh Wilayah Indonesia

B. Teknik Pemilihan Isu

No Issue A P K L Total

1 Korupsi 5 4 4 3 16
2 Rasis/Sara 3 3 3 3 12
3 Narkoba 5 5 4 4 18
C. Analisis Fishbone

Brainstorming Isu

Possible Root Couse Discussion Root cause?

Surroundings (lingkungan)

Pergaulan Bebas Pergaulan sangat mempengaruhi pola pikir dan pola hidup Y
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar

Kurangnya dukungan sosial Tidak semua orang yang kurang dukungan sosial N
menyalahgunakan narkoba contohnya banyak artis yang terlibat

Kurangnya kontrol keluarga Banyak orang yang terlalu di kontrol merasa tertekan sehingga N
melampiaskan dengan narkoba

Masyarakat sekitar yang Dengan adanya teknologi maka kita dapat menjalin hubungan N
toxic tidak hanya dengan lingkungan sekitar

System

Pemahaman agama Agama manapun pasti akan mengajarkan untuk menghindari Y


melakukan hal-hal yang merugikan diri kita sendiri maupun
orang lain

Pola asuh Banyak yang memiliki orang tua dengan pola asuh yang baik N
namun menggunakan narkoba karena pergaulan

Opportunity Jika memiliki pemahan agama dan pemahan bahay narkoba maka N
hal ini bisa dihindari)

Pkurangnya pengetahuan Banyak public figure yang sangat paham dengan narkoba namun N
tentang narkoba tetap tersangkut masalah tersebut

People

Manajemen stres yang Apabila manajemen stres tidak diatangani dengan baik maka Y
tidak dikelola dengan akan melakukan pelampiasan menggunakan narkoba untuk
baik mencari ketenangan dan dapat mengakibatkan kecanduan

Emosi yang belum stabil Dengan adanya pendidikan yang baik maka hal ini bisa dihindari N

Material
Penyalahgunaan teknologi Kominfo sudah memblokir konten-konten yang negatif, seperti N
narkoba, pornografi

Government

Penegakan hukum terkait Penegakan hukum atas kasus-kasus narkoba masih lemah. Y
narkoba di Indonesia Pasalnya ini tidak membuat baik pengguna maupun penjual
masih lemah menjadi jera. Diluar negeri pengguna narkoba bisa dihukum
gantung sedangkan di Indonesia, menyimpan berton-ton
narkoba belum tentu dieksekusi
Dari tabel diatas kita dapat menentukan penyebab utama dari penyalahgunaan narkoba, yaitu
pergaulan yang bebas, kurangnya pemahaman agama, menajemen stres yang tidak dikelola
dengan baik dan penegakan hukum terkait narkoba di Indonesia masih lemah.
D. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Kehilangan Generasi penerus yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa dan negara karena
Narkoba sangat berbahaya dikarenakan memiliki berbagai ancaman pada kesehatan dari
pemakai narkoba tersebut. Ancaman tersebut dapat berupa gangguan terhadap lingkungan
sosial, gangguan mental anti sosial dan asusila, genjadi beban keluarga, pendidikan
terganggu dan masa depan suram. Dampak negatif Narkoba sangat berpengaruh terhadap
kondisi fisik, kejiwaan, dan mental. Apabila kita tilik data Indonesia, ternyata 70% pengguna
Narkoba ini berada di usia produktif. Umur yang harusnya digunakan untuk mempersiapkan
diri membangun bangsa baik dari bidang pendidikan, kebudayaan, ekonomi, dsb terpaksa
rusak dikarenakan cikal bakal penerus bangsa rusak oleh Narkoba. Alhasil apabila kondisi ini
tidak segera diatasi, maka sebuah bangsa akan semakin dekat kepada jurang kehancuran
(Disintegrasi Bangsa) dikarenakan tiang penunjang negaranya semakin rapuh dan hancur.
Pemuda yang merupakan calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia, apabila sudah
terpengaruh penyalahgunaan narkoba akan merusak semua struktur baik bidang sosial,
ekonomi, ketahanan nasional dan pendidikan karena akan merubah struktur pemikirannya,
perilaku sosial, daya pandang dan mimpinya.
E. Rekomendasi
1. Bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan
Tahapan yang dapat dilakukan dalam rekomendasi ini dilakukan dengan 4 langkah yaitu :
membuat kerjasama dengan institutsi pendidikan baik sekolah dan universitas, membuat
rancanagan program pemantauan berupa Tes Napza Rutin, membuat rancangan program
edukasi, membuat rancangan program edukasi, dan membuat rancangan program yang
mengkoordinir dengan baik semua sendi dalam kehidupan di sekolah ataupun kampus.
Dengan penanggulangan narkoba secara holistic mulai dari tempat pendidikan diharapkan
kita bisa mengajarkan sejak dini mungkin yang nantinya akan terus selalu melekat
diotaknya anak. Menanamkan kesadaran hidup sehat dengan berolah raga secara rutin.
Sehingga kita tidak hanya fokus pada permasalahan supply narkoba saja tetapi kita juga
dapat fokus menyelesaikan permasalahan dari segi demandnya. Adapun pihak yang ikut
terlibat yaitu : Dosen, guru-guru, guru BK (bimbingan konseling), Osis, Satpam/security,
penjaga kantin, dan karyawan.
2. Penghapusan grasi bagi tindak pidana Narkoba
Tahapan yang dapat dilakukan yaitu : jika vonis telah ditetapkan maka hal tersebut
mengikat seluruh masyarakat sehingga tidak boleh dibatalkan, dihapus, dirubah atau
diringankan, hukuman yang dijatuhkan harus dilakukan secepatnya, tanpa jeda waktu lama
dari waktu kejahatan dan dijatuhkannya vonis. Dengan pemberian hukuman yang berat
tanpa ada ampunan (grasi) maka setiap orang yang akan terjerat kasus narkoba akan
berpikir ribuan kali untuk melakukan kejahatan serupa. Adapun pihak yang terlibat dalam
hal ini yaitu : Kemenkumham, Kejaksaan, DPR, dan Presiden.
3. Gencar dalam Media Sosial dan pemasangan iklan
Tahapan yang dapat dilakukan yaitu : membuat konten di sosial media berupa pemahaman
bahaya narkoba, pemasangan iklan berupa Spanduk – Spanduk dan pembuatan event
atas dukungan pemberatasan Narkoba. Media sosial cukup banyak digunakan di kalangan
pelajar. Selain itu, apapun yang ditaruh di media sosial akan cepat menyebar ke seluruh
penggunanya, sehingga informasi dapat menyebar secara cepat di kalangan pelajar. Maka
dari itu, media sosial sangat ideal untuk menyebarkan pesan pencegahan penyalahgunaan
narkoba. Dan juga pada tempat - tempat yang sering di gandrungi oleh kalangan pelajar
seperti bioskop maupun cafe – café. Dalam hal ini content creator, dan tempat hiburan
sangat berperan penting.
4. Memperbanyak aktivitas yang memiliki nilai positif
Ada 3 tahap yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan nilai positif dalam aktivitas kita
yaitu : berolahraga minimal seminggu sekali untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani,
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan yang ada di lingkungan dan
Menggunakan waktu luang untuk melakukan hobi atau pun mengikuti kegiatan organisasi
yang memberikan pengaruh positif . Diharapkan dengan memperbanyak aktivitas yang
memiliki nilai positif maka akan menjauhkan kita dari kegiatan-kegiatan yang membawa
pengaruh buruk. Aktivitas positif akan memberikan manfaat-manfaat, antara lain
mendekatkan anggota keluarga, mengurangi rasa stress, meningkatkan semangat dan
menyehatkan tubuh. Kesadaran dari sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar memiliki
peran penting dalam menumbuhkan aktivitas yang menilai positif.

Anda mungkin juga menyukai