Anda di halaman 1dari 3

NAMA : OKI DEVI RAHMAWATI

NIM : 1601080463

RESUME

Sistem Rujukan Maternal di Era Pandemi COVID-19

Meskipun sekarang sedang berada di era COVID-19, tenaga kesehatan harus tetap
bertanggung jawab dengan pekerjaan dan kewajiban sebagai tenaga medis. Dalam menangani
ibu hamil dan ibu melahirkan diharapkan APD untuk pasien dan tenaga kesehatan terpenuhi dan
tercukupi.

Pelayanan kesehatan maternal di era pandemic COVID-19, keselamatan tenaga kesehatan


jangan dilupakansehingga diperlukan penyesuaian agar baik tenaga kesehatan maupun pasien
terhindar dari penularan. Fasilitas kesehatan baik primer maupun rujukan harus betul-betul siap
dalam pemenuhan APD, sarana prasarana dan SDM perlu mapping fansyankes yang mampu
memberikan pelayanan maternal di masa pandemi COVID-19. Memperkuat kemampuan FKTP
dalam mendeteksi komplikasi/faktor resiko ibu hamil sehingga dapat dilakukan rujukan
terencana. Pemerintah (pusat dan daerah) berkontribusi ketersediaan APD, mengingat tidak
tercover dalam pembiayaan JKN. Pemanfaatan aplikasi SISRUTE, PSC 119 dan sistem
informasi rujukan lainnya dipastikan selalu siap untuk mendukung rujukan Maternal dan
neonatal di era Pandemi COVID-19.

Skrining untuk COVID-19 pada ibu hamil perlu lebih diperhatikan. Diharapkan setiap RS
mempunyai ruang isolasi khusus untuk penanganan ibu bersalin yang beresiko, rujuk ke RS
rujukan COVID-19. Rujukan maternal dimasa pandemic COVID-19 perlu dirumuskan di
masing-masing daerah dengan mempertimbangkan kemampuan rumah sakit. Urgensi
pembentukan RS darurat covid di tiap daerah perlu dipertimbangkan.

Dalam keadaan SISRUTE berlangsung lama karena sesuatu dan lain hal, diharap para
sejawat dapat meminta bantuan sejawat di RS Rujukan melalui media komunikasi yang lain.
Tentunya atas dasar untuk kepentingan pasien, dan setelah sistem bisa digunakan kembali
seharusnya kita kembali pada sistem standar. Sebelum menggunakan Rapid Test, disarankan
untuk menggunakan Early Warning Sign/System COVID-19 pada skrining awal. Namun, masih
harus memperhatikan kemungkinan OTG.

Kualitas pelayanan kesehatan harus tetap ditingkatkan, kebutuhan pelayanan masyarakat


harus disiapkan apa lagi yang bersifat emergency. Diperlukan perluasan ruang isolasi untuk
kasus maternal. Meskipun ada masalah ketidaksiapan dalam menerima kasus covid ini, namun
harus tetap ada usaha dan kewaspadaan dalam menangani kasus tersebut. Anggaplah semua
orang mengidap positif covid untuk meningkatkan kewaspadaan bagi kita semua. PSBB
diharapkan berjalan sesuai dengan aturan yang telah dibuat oleh wilayah masing-masing.

Dinas Kesehatan kab/kota membuat jejaring sistem rujuksn maternal covid-19 dtingkat
kab/kota. Bila perlu dengan penetapan bupati/walikota. Semua puskesmas Poned harus siap, bila
tidak dan bila jaraknya terjangkau minimal 2 puskesmas terpilih ditiap kab/kota. Semua RS
Ponek harus siap, bila tidak maka minimal 1 RS ponek terpilih untuk rujukan Bumil/Bulin
ODP/OTG/PPTG. Bila diperlukan menggunakan Chamber, APD lengkap (minimal level 2).

Minimnya sarana prasarana dan SDM di era covid ini membuat semua RS harus
mempersiapkan untuk menerima pasien dengan covid atau tidak dengan covid. Kasus maternal
yang masuk RS juga diharuskan untuk mengikuti standar skrining COVID-19 oleh tim covid RS.
Pemetaan APD harus mengikuti SOP triage yang sudah disiapkan dan sudah dipertimbangkan
supaya kebutuhan APD tidak overload.

Ada beberapa kegiatan dalam merespon pandemi yaitu :

1. Deteksi suhu tubuh


2. Penyeleksian HAC dan notifikasi ke wilayah jika ada penumpang memerlukan
pemantauan
3. Pelacakan kontak
4. Pengambilan sampel
5. Rujukan kasus COVID-19
6. Tindakan penyehatan
7. KIE
8. Komunikasi resiko
9. Karantina wilayah, rumah, rumah sakit, PSBB, Dll.
10. Desinfektan
11. Isolasi

Apakah semua ibu hamil dengan skor EWS Covid-19 ≥ 10 akan bersalin di RS Rujukan Covid-
19?

 Bila tidak, harus ada alternatif RS bukan rujukan COVID-19 → RS siaga Covid-19
 tempat persalinan dengan delivery chamber dan kamar operasi dan APD memenuhi
persyaratan Covid-19
 semua kamar bersalin / tempat persalinan tetap harus siaga Covid-19 → memiliki delivery
chamber, kamar isolasi da APD minimal level 2
 SpOG diharapkan menjadi clinical leader di daerah masing-masing
 Semua Fasyankes sudah memiliki:
 Data PDP/ODP/Positif Covid-19
 Melakukan skrining EWS Covid-19
 Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, termasuk sarpas, SDM,
APD

Anda mungkin juga menyukai