Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN

PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

UPT PUSKESMAS KARE dr. Saifudin


NIP. 19730102 200312 1 006
1.Pengertian Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus
(2019-nCoV) atau yang kini dinamakan SARS-CoV-2 yang merupakan virus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam mencegah dan mengendalikan infeksi di Puskesmas pada pelayanan
Gawat Darurat, Rawat Inap dan Persalinan dengan cara memutus siklus penularan penyakit
infeksi melalui kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi. Serta sebagai acuan
system pelayanan perujukan pasien dengan suspek COVID-19

3. Kebijakan

4. Referensi a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2020


Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

b. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi Ke-5,


Kementrian Kesehatan RI, Juli 2020

c. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19, Direktorat Pelayanan
Kesehatan Primer Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan 2020

d. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru, Kemenkes RI 2020

5. Prosedur a. Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan tetap dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang
berlaku dengan memperketat proses triase dan memperhatikan prinsip PPI. Apabila
tidak dapat ditentukan bahwa pasien memiliki potensi COVID-19 maka pasien
diperlakukan sebagai kasus COVID-19.

b. Pelayanan Rawat Inap dan Persalinan


1. Pelayanan rawat inap diprioritaskan pada kasus-kasus non COVID-19. Pemberian
pelayanan rawat inap kasus non COVID-19 harus memperhatikan prinsip
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
2. Persalinan normal tetap dapat dilakukan di Puskesmas bagi ibu hamil dengan status
BUKAN Probable, Suspect atau terkonfirmasi COVID-19 sesuai kondisi
kebidanan menggunakan APD sesuai pedoman. Ibu hamil beresiko atau Probable,
Suspect atau terkonfirmasi COVID-19 dilakukan rujukan secara terencana untuk
bersalin di fasyankes tujuan melalui SISRUTE.
c. Sistem rujukan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan standar PPI.

6. Langkah-langkah a. Pelayanan Gawat Darurat, Rawat Inap dan Persalinan


1. Petugas jaga UGD/PONED melakukan proses anamnesis triase dan skrining awal
menggunakan rapid test (antibodi/antigen) dengan memperhatikan prinsip PPI.
Apabila tidak dapat ditentukan bahwa pasien memiliki potensi COVID-19 maka
pasien diperlakukan sebagai kasus COVID-19.
2. Petugas jaga UGD/PONED menggunakan APD memerlukan 4 unsur yang
harus dipatuhi yaitu, menetapkan indikasi penggunaan APD, cara memakai
dengan benar, cara melepas dengan benar, cara mengumpulkan (disposal)
setelah dipakai.
3. Bila hasil skrining rapid test non reaktif, maka dilanjutkan penanganan dan
pemeriksaan pasien untuk menentukan indikasi rawat inap/persalinan
normal atau rawat jalan.
4. Bila hasil skrining rapid test reaktif;
- Gejala ringan → isolasi diri di rumah sesuai dengan protokol penanganan kasus
COVID-19 → pengambilan spesimen (swab nasofaring-orofaring, sputum) untuk
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR oleh petugas surveilans
Puskesmas
- Gejala sedang → rujuk ke RS rujukan oleh petugas jaga
- Gejala berat → rujuk ke RS rujukan oleh petugas jaga
5. Komunikasikan keluarga terkait tracing kontak erat dan petugas surveilans
puskesmas akan melakukan swab nasofaring-orofaring terhadap kontak erat untuk
dilakukan konfirmasi pemeriksaan RT-PCR

b. Pelayanan Rawat Inap dan Persalinan


Petugas jaga menjalankan prosedur medis sebagaimana perawatan pasien rawat inap
atau PONED dengan tidak meninggalkan penggunaan APD dengan 4 unsur.

c. Sistem Rujukan
1. Puskesmas menempatkan pasien yang akan dirujuk pada ruangan tersendiri
yang terpisah.
2. Mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
3. Melakukan pertolongan pertama atau stabilisasi pra rujukan.
4. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan melalui sambungan
telepon dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima (tersedia
sarana dan prasarana serta kompetensi dan tersedia tenaga kesehatan).
5. Membuat surat pengantar rujukan dan resume klinis rangkap dua.
6. Transportasi untuk rujukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan
sarana transportasi.
7. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus didampingi oleh
tenaga Kesehatan yang kompeten dan membawa formulir monitoring khusus
untuk kasus COVID-19 sesuai dengan Pedoman.
8. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI, tenaga kesehatan dan supir
ambulans yang merujuk harus menggunakan APD coverall serta
menggunakan ambulans bersekat atau desinfeksi ambulans.

7. Bagan alur
Pasien datang ke
UGD/PONED

Anamnesis triase dan skrining rapid test

Rapid Test Non Reaktif Rapid Test Reaktif

Gejala Ringan Isolasi mandiri


Rawat Jalan
Rawat Inap atau Persalinan Normal Gejala Sedang Rujuk RS rujukan*
Gejala Berat Rujuk RS rujukan*

Sesuai kondisi penyakit atau status kebidanan

*) rujukan dilakukan melalui sistem sisrute


8. Hal-hal yang perlu 1. Perkembangan Kondisi pasien
diperhatikan
2. Status akhir pasien

9. Unit Terkait 1. Petugas jaga UGD/PONED


2. Dokter Puskesmas
3. Petugas Surveilans
4. Kepala Puskesmas

10. Dokumen Terkait

11. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai