MENEJEMEN BENCANA:
. Organisasi
. Logistik
SITUASI BENCANA: . Komandu Terpadu
. Kebutuhan melampaui
. Kapasitas
. Waktu yang pendek untuk
proses pengambilan keputusan HASIL OPTIMAL
. Relawan
. Bantuan Logistik
. Arus informasi yang tinggi
Apa yang harus disiapkan
RSUD Dr. Soetomo
dalam Pandemi Covid-19 ?
RS perlu RS mempunyai
Outbreak di Outbreak di
COVID-19 masyarakat mempunyai Skenario
RS penempatan
disaster plan
pasien
PPI
MFK 6
8.3
18 Maret 2020
Hospital Diasaster Plan (HDP)
untuk Covid-19
Tujuan
1. Pasien dalam jumlah yang banyak mendapat
penanganan sebaik mungkin, melalui
2. Optimalisasi kapasitas penerimaan dan penanganan
pasien, dan pengorganisasian kerja secara
profesional, sehingga pasien tetap dapat ditangani
secara individu, termasuk pasien yg biasanya dirawat
sebelum pandemi terjadi.
Hospital Disaster Plan (HDP)
untuk Covid-19
Prosedur
• Organisasi berbasis pada organisasi RS sehari-hari. Perubahan
yg terlalu besar berpotensi gagal.
• Prosedur dalam HDP dibuat sesederhana mungkin, tapi
mencakup semua yg diperlukan
• Prosedur lengkap dibuat secara rinci, tetapi untuk pekerja
lapangan perlu dibuat checklist.
Konsep dasar
• Melindungi semua pasien, karyawan, dan tim penolong
• Respon yang optimal dan efektif dari tim penanggulangan
bencana yg berbasis pada struktur organisasi RS sehari-hari
Operasionalisasi HDP untuk Pandemi
Covid-19 di RSUD Dr. Soetomo
1. Kewenangan untuk menggerakkan tim harus dibuat sesederhana
mungkin, jangan bergantung pada pimpinan tertinggi / direktur RS. Proses
pelimpahan wewenang harus dibuat sependek mungkin.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya berdasar pada jumlah tempat tidur,
supaya tidak terjadi penilaian yg terlalu optimistic.
3. Penyiapan fasilitas dan area yang terencana dengan baik pada masa pra-
bencana.
4. Alur lalu-lintas di area RS dan sekitarnya dipersiapkan dengan cermat.
5. Penggunaan tanda pengenal utk pasien yang jelas.
6. Komunikasi intra RS dengan alternatifnya.
7. Sistim Triase yg sesuai.
8. Penyiapan logistic.
9. Pengamanan untuk korban dan segenap karyawan serta tim penolong.
10. Menejemen informasi internal maupun eksternal.
11. Prosedur evakuasi RS bila diperlukan.
Dasar Hospital Disaster Plan (HDP)
untuk Covid-19
Standar MFK 6
2.1.
Screening Pasien Covid-19
TATAKELOLA RAPID TEST DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Definisi Operasional (Lampiran 1)
a. Orang Tanpa Gejala
Penanganan (OTG)
COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test (RT) Antibodi dan/atau
1. Orang
Antigen yang kontak
pada kasus tidak bergejala dan
dari pasien memiliki
positif. risiko tertular
RT Antibodi dari orang
juga digunakan positif
untuk COVID-
deteksi kasus
19PDP pada wilayah yang tidak mempunyai fasilitas untuk pemeriksaan RT-PCR. Hasil
ODP dan
Pemeriksaan
2. OrangRT Antibodi
tanpa tetap
gejala dikonfirmasi
merupakan dengan
kontak eratmenggunakan RT-PCR.
dengan kasus positif COVID-19
Di fasilitas kesehatan, pasien akan dibedakan menjadi tiga kelompok (Lampiran 2), yaitu:
1. Kelompok OTG
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Kelompok pertama merupakan orang yang tidak memilki gejala, namun memiliki riwayat
1. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala
kontak erat dengan orang yang positif COVID-19 yang disebut Orang Tanpa Gejala (OTG).
gangguan
Kelompok
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN pada 14
ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi, jika pemeriksaan pertama
hari terakhir
menunjukkan sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
hasil:
GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 1
a. negara/wilayah yangselanjutnya
Negatif, tatalaksana melaporkanadalah
transmisi lokal; mandiri dengan menerapkan PHBS
karantina
dan physical
2. Orang distancing; pemeriksaan
yang mengalami ulang sistem
gejala gangguan pada hari ke 10. Jikaseperti
pernapasan hasil pemeriksaan
pilek/sakit
ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2
tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS
dan physical distancing; Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
c. Pasien
RT Dalam Pengawasan
PCR sebanyak (PDP)
2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas
1. pemeriksaan
Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38oC)
RT PCR.
1. Orang yang
Kelompok mengalami
ini akan pemeriksaan 0RT antibodi, jika pemeriksaan pertama
melalui demam (≥38 C) atau riwayat demam; atau gejala
menunjukkan hasil:
a.
gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN pada 14
Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS
2. Orang
b. Positif, yang mengalami
tatalaksana gejalaadalah
selanjutnya gangguan sistem
karantina pernapasan
mandiri seperti pilek/sakit
dengan menerapkan PHBS
dan physical distancing; Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
tenggorokan/batuk 2 kalipada
RT PCR sebanyak DAN 14 hari
selama terakhir
2 hari sebelumapabila
berturut-turut, timbul tersedia
gejala memiliki
fasilitas
pemeriksaan
riwayat RTdengan
kontak PCR. kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.
2. Kelompok ODP
Kelompok kedua merupakan orang yang terklasifikasi sebagai Orang Dalam Pemantauan
c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
(ODP). Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi dan jika pemeriksaan pertama
o
1. Orang dengan
menunjukkan hasil: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38 C)
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan menerapkan
atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan
PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke 10. Jika hasil
GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 1
seperti: batuk/sesak
pemeriksaan nafas/sakit
ulang positif, tenggorokan/pilek/pneumonia
maka dilanjutkan ringan
dengan pemeriksaan RT PCR hingga
sebanyak 2
kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.
berat DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan menerapkan PHBS
perjalanan ataudistancing;
dan physical tinggal di negara/wilayah
Pada kelompok yang
ini melaporkan
juga akan transmisi lokal;dengan
dikonfirmasi
pemeriksaan RT PCR sebanyak
2. Orang dengan demam (≥38oC) 2atau
kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia
riwayat demam atau ISPA DAN pada 14
fasilitas pemeriksaan RT PCR.
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal;
2. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
3. Kelompok PDP
Kelompok ketiga merupakan orang yang terklasifikasi sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP). Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi dan jika pemeriksaan pertama
menunjukkan hasil:
GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 10
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri rumah dengan menerapkan PHBS
dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke 10. Jika hasil pemeriksaan
ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2
GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 1
18 Maret 2020
Pengendalian Penularan di RSUD Dr.
Soetomo dalam Pandemi Covid-19
Regulasi Pencegahan & Pengendalian
Penularan di RSUD Dr. Soetomo dalam
Pandemi Covid-19
Regulasi Pencegahan & Pengendalian
Penularan di RSUD Dr. Soetomo dalam
Pandemi Covid-19
Regulasi Pencegahan & Pengendalian
Penularan di RSUD Dr. Soetomo dalam
Pandemi Covid-19
Kesiapan SOP
SOP Zonasi di RSUD Dr. Soetomo
dalam Penggunaan APD ZONASI APD di RIK , IGD, dan IRJ RSUD Dr.Soetomo
APD APD APD APD APD APD
AREA
Paket 1 Paket 2A Paket 2B Paket 3 Paket 4 Paket 5
Ruang Isolasi Khusus (RIK) Perawatan Nurse station/
(Confirm Covid) Pasien Administrasi
Perawatan
Pemeriksaan
Triage Pasien (Isolasi Administrasi
Pasien
IGD)
PDP Covid Pemeriksaan
IGD Lt.1
Pasien
Medik/ Anak
Non PDP Covid Pemeriksaan
pasien
PDP Covid Pemeriksaan
IGD Lt.1
Pasien
VK.Bedah
Non PDP Covid Pemeriksaan
Pasien
Perawatan
Ruang Isolasi Buffer (PDP Covid)
Pasien
PDP Covid Tindakan
IGD Lt.2
Pemeriksaan
Bersalin Non PDP Covid Tindakan
pasien
PDP Covid Ventilator Pemeriksaan/ Tanpa
(Isolasi RES/ ROI) Tindakan Pemeriksaan
Resusitasi dan PDP Covid Non - Ventilator Pemeriksaan/ Tanpa
ROI IGD Lt.3 (Isolasi RES/ ROI) Tindakan Pemeriksaan
Pemeriksaan
Non PDP Covid (RES / ROI)
pasien
Pemeriksaan/
Pemeriksaan Pasien
administrasi
Rawat Inap Tindakan non
Poliklinik
Rawat Jalan + Tindakan Non Invasif
Invasif
Tindakan
+ Tindakan Invasif
invasif
SOP Jenis Paket APD
di RSUD Dr. Soetomo
JENIS PAKET APD RSUD Dr. SOETOMO
APD PAKET 1 APD PAKET 2A APD PAKET 2B APD PAKET 3 APD PAKET 4 APD PAKET 5
(APD Lengkap Coverall) (APD Lengkap non Coverall) (APD Lengkap non coverall)
1. Coverall Gown/ 1. Non Coverall Gown/ 1. Non Coverall Gown/ 1. Masker Bedah 1.Masker Bedah 1.Masker Bedah
Coverall jumpswit Surgical Gown Surgical Gown 2. Face Shield 2.Face Shield
2. Masker N95 2. Masker N95 2. Masker Bedah 3. Penutup Kepala
3.Sarung tangan Non Steril
3. Face Shield/ Visor 3. Face Shield/ Visor 3. Face Shield/ Visor 4. Sarung tangan Steril/
4. Kaca mata gogle 4. kaca mata medis 4. Penutup Kepala Non Steril
5. Penutup Kepala 5. Penutup Kepala 5. Sarung tangan Steril/ 5. Scort/ Apron plastik
6. Sarung tangan panjang 6. Sarung tangan Steril/ Non Steril
7. Cover Shoes/ Sepatu Non Steril 6. Cover shoes
Boot 7. Cover Shoes
Protokol
Memakai
APD
Protokol
Melepas
APD
,3HQJHORODDQ$UHD,VRODVL
SOP Zonasi di RSUD Dr. Soetomo
.OLQLN'HPDPdalam Penanganan Covid-19
*KTGN
,GYOROZGYQKYKNGZGTNGX[YSKSH[GZQROTOQJKSGS_GTMXKRGZOLHKXJOXOYKTJOXOZKXSGY[Q
PGR[X SGY[Q YGZ[ GXGN _GTM KQYQR[YOL JO VOTZ[ SGY[Q X[SGN YGQOZ JKTMGT ZGTJG _GTM
ZKXRONGZ!
6KXMKXGQGTUXGTMNGX[YSKTMOQ[ZOVXOTYOVZOMG`UTGJGTJ[GPGR[XVKXROTZGYGT `UTG
_GTM ZKXQUTZGSOTGYO `UTG _GTM HKXVUZKTYO ZKXQUTZGSOTGYO JGT `UTG HKXYON _GTM
JOYKJOGQGT JGT JOHKXO ZGTJG YKIGXG PKRGY YKXZG J[G `UTG VKT_GTMMG GTZGXG `UTG _GTM
ZKXQUTZGSOTGYOJGT`UTG_GTMHKXVUZKTYOZKXQUTZGSOTGYO!
9KH[GN PGR[X VKXROTZGYGT _GTM ZKXVOYGN GQGT JOVKXRKTMQGVO JKTMGT HGXGTMHGXGTM
_GTMZKXQUTZGSOTGYO!SKTKZGVQGT]ORG_GN\OY[GR[TZ[QVKTMOXOSGTHGXGTMYGZ[GXGNJGXO
GXKGQGTZUX`UTG_GTMHKXVUZKTYOZKXQUTZGSOTGYOQKX[GTMOYURGYO`UTG_GTMZKXQUTZGSO
TGYO!
'JG VXUYKJ[X UVKXGYO YZGTJGX _GTM YKY[GO HGMO ZKTGMG SKJOY [TZ[Q SKSGQGO JGT
SKRKVGY GRGZ VKROTJ[TM SKXKQG ([GZ HGMGT GR[X JGXO HKXHGMGO `UTG YKJOGQGT IKXSOT
[Q[XGTVKT[NJGTGSGZOX[ZKHKXPGRGTYKIGXGQKZGZ!
:KQTOYOVKTIKMGNGTJGTVKTMKTJGROGTOTLKQYONGX[YJOZ[TP[Q[TZ[QSKTMG]GYOZKTGMG
SKJOYJGRGSSKSGQGOJGTSKRKVGYGRGZVKROTJ[TM[TZ[QSKTIKMGNQUTZGSOTGYO!
9KS[GHGXGTMJO`UTGZKXQUTZGSOTGYO_GTMHKR[SJOJKYOTLKQYOZOJGQHURKNJOH[GTM
6KTMGZ[XGT@UTG
9OGVQGT X[GTM VKSKXOQYGGT ZKXVOYGN YKIGXG QN[Y[Y RGHUXGZUXO[S X[GTM UHYKX\GYO
JGTX[GTMXKY[YOZGYO!
TGYO!
'JG VXUYKJ[X UVKXGYO YZGTJGX _GTM YKY[GO HGMO ZKTGMG SKJOY [TZ[Q SKSGQGO JGT
SKRKVGY GRGZ VKROTJ[TM SKXKQG ([GZ HGMGT GR[X JGXO HKXHGMGO `UTG YKJOGQGT IKXSOT
6KTMGZ[XGT@UTG
9OGVQGT X[GTM VKSKXOQYGGT ZKXVOYGN YKIGXG QN[Y[Y RGHUXGZUXO[S X[GTM UHYKX\GYO
JGTX[GTMXKY[YOZGYO!
9OGVQGTGXKGVXGVKSKXOQYGGTJGTZXOGYK[TZ[QSKRGQ[QGTVKT_GXOTMGTG]GRVGYOKT!
6OYGNQGT `UTG JOGMTUYOY JGT `UTG 6KTGZGRGQYGTGGT VGYOKT _GTM SKSOROQO XO]G_GZ
KVOJKSOURUMO JGT JKSGS JGTGZG[ MKPGRGMKPGRG VKXTGVGYGT NGX[Y JOHG]G QK `UTG
QN[Y[Y [TZ[Q VGYOKT _GTM JOJ[MG ZKXQKTG )5</*! VGYOKT _GTM SKTMGRGSO JKSGS
HOGYGZKZGVOZOJGQSKSOROQOXO]G_GZKVOJKSOURUMO_GTMPKRGYNGX[YJOHG]GQK`UTGVGYOKT
JKSGSHOGYG
6KTMKRURGGT6GYOKT
6GYOKT_GTMSKTMGRGSOJKSGSNGX[YSKSGQGOSGYQKXHKJGNSKJOY!
.GT_GVGYOKT_GTMJOO`OTQGTSGY[QQKX[GTMZ[TMM[GMGXX[GTMZOJGQZKXRGR[VGJGZ!
2GSGQ[TP[TMGTVGYOKTNGX[YJOSOTOSGRQGT[TZ[QSKTMNOTJGXOZKXPGJOT_GOTLKQYOYORGTM!
'PGXQGT QKVGJG VGYOKT JGT QKR[GXMGT_G SKTMKTGO IGXG SKTMKTGRO MKPGRG JGT
ZOTJGQGTVKTIKMGNGTVKTZOTMYKPGQJOTO
SOP Screening
(Kriteria Inklusi & Eksklusi)
SOP Screening
(Kriteria Inklusi & Eksklusi)
Area bangsal isolasi meliputi area bangsal observasi, bangsal isolasi, dan
area ICU isolasi.
Cakupan
Penerapan Denah dan alur kerja bangunan harus memenuhi persyaratan yang relevan
dari peraturan teknis isolasi rumah sakit.
Setiap pasien yang diduga terinfeksi harus diisolasi di satu kamar tersendiri. Setiap
Area Persyaratan
Bangsal
kamar harus dilengkapi dengan fasilitas seperti kamar mandi pribadi dan aktivitas
pasien harus dibatasi di bangsal isolasi;
Bangsal Pasien yang dipastikan terinfeksi dapat ditempatkan di ruangan yang sama dengan
Isolasi jarak tempat tidur tidak kurang dari 1,2 meter. Ruangan harus dilengkapi dengan
fasilitas seperti kamar mandi dan aktivitas pasien harus dibatasi di bangsal isolasi.
(2) Staf dibagi menjadi beberapa tim berbeda. Jam kerja setiap tim
di ruang isolasi harus dibatasi maksimum 8 jam. Tim ini harus
SOP bekerja di bangsal isolasi (zona terkontaminasi) pada waktu berbeda.
Manajemen
Alur Kerja
Staf Bangsal (3) Mengatur Penatalaksanaan, pemeriksaan, dan desinfeksi untuk
Isolasi setiap tim secara kelompok untuk mengurangi frekuensi keluar
masuk staf dari bangsal isolasi.
(2) Diet bergizi harus disediakan untuk meningkatkan kekebalan tenaga medis.
SOP (3) Pantau dan catat status kesehatan semua staf di tempat kerja, dan lakukan
pemantauan kesehatan untuk staf garis depan, termasuk pemantauan suhu
Manajemen tubuh dan gejala pernapasan; berikan bantuan untuk mengatasi masalah
psikologis dan fisiologis yang muncul oleh ahli yang terkait.
Penjagaan
Kesehatan
Staf (4) Apabila staf mengalami gejala yang terkait seperti demam, mereka harus
segera diisolasi dan disaring dengan NAT.
(5) Saat staf garis depan termasuk tenaga layanan kesehatan, teknisi medis, dan
personel properti & logistik menyelesaikan pekerjaan mereka di area isolasi dan
kembali ke kehidupan normal, mereka harus terlebih dahulu menjalani tes NAT
untuk SARS-CoV-2. Jika hasilnya negatif, mereka harus diisolasi secara kolektif di
area tertentu selama 14 hari sebelum dilepaskan dari observasi medis.
SOP Desinfeksi untuk Area Bangsal
Isolasi COVID-19
Desinfeksi Lantai dan Dinding
1. Polutan yang tampak harus dihilangkan seluruhnya sebelum desinfeksi dilakukan dan
ditangani sesuai prosedur pembuangan darah dan tumpahan cairan tubuh;
2. Lakukan desinfeksi lantai dan dinding dengan bahan disinfektan yang mengandung
klorin 1000 mg menggunakan alat pengepel lantai, penyemprotan, atau penyeka;
3. Pastikan desinfeksi dilakukan sekurang-kurangnya selama 30 menit;
4. Lakukan desinfeksi tiga kali sehari dan ulangi prosedur ini kapan saja ada kontaminasi.
Desinfeksi Permukaan Berbagai Benda
1. Polutan yang tampak harus dihilangkan seluruhnya sebelum desinfeksi dilakukan dan
ditangani sesuai prosedur pembuangan darah dan tumpahan cairan tubuh;
2. Bersihkan permukaan berbagai benda memakai disinfektan yang mengandung klorin
1000 mg/L atau bersihkan dengan klorin yang efektif; tunggu hingga 30 menit, lalu
bilas dengan air bersih. Lakukan prosedur desinfeksi tiga kali sehari (ulangi kapan saja
ketika diduga ada kontaminasi);
3. Bersihkan area yang lebih bersih dahulu, lalu meluas ke area yang terkontaminasi:
bersihkan terlebih dahulu permukaan benda yang jarang tersentuh, lalu bersihkan
permu- kaan benda yang sering disentuh. (setelah permukaan benda dibersihkan, ganti
lap bekas pakai dengan yang lap yang baru).
SOP Desinfeksi untuk Area Bangsal
Isolasi COVID-19
Desinfeksi Udara
1. Pensteril udara plasma dapat digunakan dan dijalankan terus-menerus
untuk mendesin- feksi udara di lingkungan yang sering digunakan
untuk aktivitas manusia;
2. Jika tidak ada pensteril udara plasma, gunakan lampu ultraviolet
selama 1 jam setiap kali. Lakukan tindakan ini tiga kali sehari.
Pembuangan Feses dan Saluran Pembuangan Kotoran
1. Sebelum dibuang ke sistem pembuangan limbah kota, feses dan
saluran pembuangan kotoran harus didesinfeksi memakai disinfektan
yang mengandung klor (untuk pemrosesan awal, kandungan klorin
aktif harus di atas 40 mg/L). Pastikan waktu desinfeksi sekurang-ku-
rangnya berlangsung 1,5 jam;
2. Konsentrasi total klorin residu dalam saluran pembuangan yang
didesinfeksi harus mencapai 10 mg/L.
SOP Pembuangan Tumpahan Darah/
Cairan Pasien COVID-19
Untuk tumpahan dengan volume darah/cairan tubuh kecil
(<10 mL):
1. Opsi 1: Tumpahan harus ditutupi dengan lap disinfektan yang
mengandung klorin (mengandung klorin efektif 5000 mg/L)
dan dibuang secara hati-hati, selanjutnya permu- kaan benda
itu harus dilap dua kali dengan lap disinfektan yang
mengandung klorin (mengandung klorin efektif 500 mg/L);
2. Opsi 2: Hilangkan tumpahan secara hati-hati memakai bahan
penyerap sekali pakai seperti kain kasa, tisu, dll., yang telah
direndam di dalam larutan disinfektan yang mengandung
klorin 5000 mg/L.
SOP Pembuangan Tumpahan Darah/
Cairan Pasien COVID-19
Untuk tumpahan dengan volume darah/cairan tubuh besar (>10 mL):
1. Pasang tanda terlebih dahulu untuk menunjukkan bahwa di tempat itu ada tumpahan;
2. Lakukan prosedur pembuangan sesuai penjelasan Opsi 1 atau 2 berikut ini:
– Opsi 1: Serap cairan yang tumpah selama 30 menit dengan handuk penyerap bersih (mengandung asam peroksida
yang bisa menyerap hingga 1 L cairan per handuk), lalu bersihkan area yang terkontaminasi setelah polutan
disingkirkan.
– Opsi 2: Tutupi seluruh tumpahan memakai bubuk disinfektan atau bubuk pemutih yang mengandung bahan
penyerap air atau tutup seluruhnya memakai bahan yang menyerap air sekali pakai, lalu tuangkan secukupnya
10.000 mg/L disinfektan yang mengandung klorin ke dalam bahan penyerap air (atau tutup dengan handuk kering
yang diberi disinfek- tan dalam jumlah besar). Biarkan paling tidak selama 30 menit sebelum membuang tumpahan
secara hati-hati.
3. Feses, sekresi, muntahan, dll. yang berasal pasien harus dikumpulkan dalam wadah khusus dan
didesinfeksi selama 2 jam memakai disinfektan yang mengandung 20.000 mg/L klorin dengan rasio 1:2.
4. Setelah tumpahan dibuang, desinfeksi permukaan atau benda yang tercemar.
5. Wadah yang menampung kontaminan bisa direndam dan didesinfeksi memakai disinfek- tan 5000 mg/L
yang mengandung klorin aktif selama 30 menit, lalu dibersihkan.
6. Polutan yang dikumpulkan harus dibuang sebagai sampah medis.
7. Barang bekas harus dimasukkan ke dalam kantung sampah medis dua lapis dan dibuang sebagai sampah
medis
SOP Desinfeksi pada Kain/Bahan yang
Terinfeksi Pasien yang Diduga atau
Dipastikan Terinfeksi
Kain/bahan yang terinfeksi
1. Pakaian, seprai, penutup seprai, dan sarung bantal bekas pasien;
2. Gorden tempat tidur area bangsal;
3. Keset handuk yang digunakan untuk membersihkan ruangan sekitar.
Metode pengumpulan
1. Pertama-tama, masukkan kain/bahan ke dalam kantung plastik sekali pakai
yang larut dalam air, lalu ikat dengan tali serupa kabel;
2. Setelah itu, masukkan kantung ini ke dalam kantung plastik lain, tutup
dengan tali kabel dengan simpul mati;
3. Terakhir, masukkan kantung plastik ke dalam kantung kain berwarna kuning,
lalu ikat dengan tali kabel;
4. Pasang label infeksi khusus dan tulis nama bagian. Bawa kantung ke ruang
cuci pakaian.
SOP Desinfeksi pada Kain/Bahan yang
Terinfeksi Pasien yang Diduga atau
Dipastikan Terinfeksi
Penyimpanan dan pencucian
1. (1) Kain/bahan yang terinfeksi harus dipisahkan dari kain/bahan yang
terinfeksi lainnya (bukan terinfeksi COVID-19), lalu cuci menggunakan mesin
cuci khusus;
2. (2) Cuci dan disinfektan kain/bahan ini memakai disinfektan yang
mengandung klorin pada suhu 90°C sekurang-kurangnya selama 30 menit.
Mendesinfeksi alat pengangkut
1. Alat pengangkut khusus harus digunakan terutama untuk membawa kain
yang terinfeksi;
2. Alat ini harus segera didesinfeksi setiap kali digunakan untuk membawa kain
yang terinfeksi;
3. Alat pengangkut ini harus dibersihkan dengan disinfektan yang
mengandung klorin (dengan klorin aktif 1000 mg/L). Biarkan disinfektan
selama 30 menit sebelum membilas alat ini dengan air sampai bersih.
SOP Pembuangan Limbah Medis
Terkait COVID-19
1. Semua sampah yang berasal dari pasien yang diduga atau dipastikan
terinfeksi harus dibuang sebagai limbah medis;
2. Masukkan limbah medis ini dalam kantung sampah limbah medis dua
lapis, tutup kantung memakai tali kabel dengan simpul mati, dan semprot
tas dengan disinfektan yang mengandung klorin 1000 mg;
3. Masukkan benda tajam ke dalam kotak plastik khusus, tutup kotak dengan
segel, dan semprot kotak memakai disinfektan 1000 mg/L yang
mengandung klorin;
4. Masukkan limbah yang dimasukkan ke dalam kantung ini dalam kotak
pengangkut limbah medis, pasang label infeksi khusus, tutup kotak
dengan rapat, lalu pindahkan;
5. Pindahkan sampah ini ke tempat penyimpanan sementara untuk limbah
medis di sepanjang rute yang ditentukan pada waktu yang rutin, lalu
tempatkan limbah secara terpisah di satu lokasi tetap;
6. Limbah medis ini akan dikumpulkan dan dibuang oleh penyedia
pembuangan limbah medis yang telah disetujui.
3GY[QQGTROSHGN_GTMJOSGY[QQGTQKJGRGSQGTZ[TMOTOJGRGSQUZGQVKTMGTMQ[ZROSHGN
SKJOYVGYGTMRGHKROTLKQYOQN[Y[YZ[Z[VQUZGQJKTMGTXGVGZRGR[VOTJGNQGT!
6OTJGNQGT YGSVGN OTO QK ZKSVGZ VKT_OSVGTGT YKSKTZGXG [TZ[Q ROSHGN SKJOY JO
Tempat Kerja
3URVHGXU3HQJDPELODQ7LQGDNDQ3HQJREDWDQWHUKDGDS3DSDUDQ
&29,'GL7HPSDW.HUMD
3DSDUDQ&29,'GLWHPSDWNHUMD
6GVGXGTVGJG
6GVGXGT 6GVGXGT
SKSHXGT 6GVGXGTRGTMY[TM
VGJGQ[ROZ VGJGQ[ROZ )KJKXGHKTJG
S[QUYGYKVKXZO YGR[XGTVKXTGVGYGT
TUXSGR _GTMX[YGQ
SGZG
([GTMQUTZGSOTGT 9KMKXGZOTMMGRQGTGXKG
JKTMGTZOY[HKXYONGZG[ OYURGYO(KXQ[S[XRGN
QGOTQGYGRGR[URKYQGT (ORGYJKTMGT 6KXGYJGXGNJGXO[P[TM JKTMGTHGT_GQIGOXGT
OUJULUXGZG[ HGT_GQIGOXGT VXUQYOSGRQK[P[TM MGXGSTUXSGRGZG[
GRQUNURVGJGQ[ROZ MGXGSGZG[ JOYZGR˅(ORGYR[QG _GTMSKTMGTJ[TM
JGTHOGXQGTRGX[ZGTT_G IGOXGTTUXSGR JKTMGTGOXSKTMGROX˅ OUJULUX
_GTM 2GQ[QGTJKYOTLKQYO )KR[VQGTIUZZUTH[J
SKTKZGVYKRGSGVGROTM
SKTMGTJ[TM QKJGRGSGRQUNUR
ZOJGQSKTOZGMGX JKTMGTGRQUNUR
OUJULUX RGR[[YGVQGTJKTMGT
ZKXJOYOTLKQYOQKS[JOGT GZG[OUJULUX
MKXGQGTSKROTMQGXJO
HORGYYKR[X[NT_GJKTMGT
JGRGSXUTMMGNOJ[TM
GOXSKTMGROX YKIGXGVKXRGNGT
+\GQ[GYOJGXOJGKXGNOYURGYOJGTSGY[QQKX[GTMOYURGYO_GTMJOZKZGVQGT
3KRGVUXQKHGMOGTZKXQGOZ
6OYGNQGTJGTGSGZOUXGTMUXGTM_GTMZKXVGVGXYKRGOTZKXVGVGXVGJGQ[ROZTUXSGRYKRGSG
NGXO0OQGSKT[TP[QQGTHKHKXGVGMKPGRGYKMKXGRGVUXQGTQKHGMOGTZKXQGOZ
SOP Bedah pada Pasien yang Diduga
atau Dipastikan Terinfeksi
Persyaratan Ruang Operasi dan APD dari Staf
1. Tempatkan pasien pada ruang operasi bertekanan negatif. Periksa suhu, kelembapan, dan
tekanan udara di ruang operasi;
2. Siapkan semua barang yang dibutuhkan untuk operasi dan pakai alat bedah sekali pakai
jika mungkin;
3. Semua personel bedah (termasuk ahli bedah, ahli anestesi, perawat pencuci tangan, dan
perawat yang bertugas di ruang operasi) harus memakai APD-nya di ruang antara sebelum
masuk ke ruang operasi: Pakai dua topi, masker pelindung medis (N95), kacamata medis,
pakaian pelindung medis, penutup sepatu bot, sarung tangan karet, dan respirator
pemurni udara bertenaga listrik;
4. Ahli bedah dan perawat pencuci tangan harus memakai pakaian operasi sekali pakai yang
steril dan sarung tangan steril selain APD seperti yang telah disebut di atas;
5. Pasien harus memakai topi sekali pakai dan masker bedah sekali pakai tergantung
situasinya;
6. Perawat yang bertugas di ruang antara bertanggung jawab untuk menyerahkan berbagai
barang dari area antara ke ruang operasi bertekanan negatif;
7. Saat operasi dilakukan, ruang antara dan ruang operasi harus tertutup rapat, dan operasi
harus dilakukan hanya jika ruang operasi diberi tekanan negatif;
8. Personel yang tidak terkait harus meninggalkan ruang operasi.
SOP Bedah pada Pasien yang Diduga
atau Dipastikan Terinfeksi
Prosedur Desinfeksi Terakhir
1. Limbah medis harus dibuang sebagai limbah medis yang terkait dengan COVID-19;
2. Peralatan medis yang dapat digunakan kembali harus didesinfeksi sesuai prosedur desinfeksi
peralatan medis yang dapat digunakan kembali terkait SARS-CoV-2;
3. Kain/bahan kain medis harus didesinfeksi dan dibuang sesuai prosedur desinfeksi untuk kain yang
terinfeksi SARS-CoV-2;
Permukaan benda (instrumen dan perangkat bedah termasuk meja alat, meja operasi, kasur
operasi, dll.);
1. Polutan darah/cairan tubuh yang tampak harus dihilangkan seluruhnya sebelum desinfeksi
(ditangani sesuai prosedur pembuangan darah dan tumpahan cairan tubuh).
2. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disinfektan yang mengandung klorin aktif 1000 mg/L
dan biarkan selama 30 menit memakai disinfektan.
Lantai dan dinding:
1. Polutan darah/cairan tubuh yang tampak harus dihilangkan seluruhnya sebelum desinfeksi
(ditangani sesuai prosedur pembuangan darah dan tumpahan cairan tubuh).
2. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disinfektan yang mengandung klorin aktif 1000 mg/L
dan biarkan selama 30 menit memakai disinfektan.
Udara dalam ruangan:
• Matikan unit filter kipas (FFU). Desinfeksikan udara dengan penyinaran lampu ultraviolet paling tidak
selama 1 jam. Nyalakan FFU untuk memurnikan udara secara otomatis paling tidak selama 2 jam.
SOP Penanganan Jenazah Pasien yang
Diduga atau Dipastikan Terinfeksi
1. APD Staf: Staf harus memastikan bahwa mereka sepenuhnya terlindung dengan
memakai pakaian kerja, topi bedah sekali pakai, sarung tangan sekali pakai dan
sarung tangan karet tebal panjang, pakaian pelindung medis sekali pakai, masker
pelindung medis (N95) atau respirator pemurni udara bertenaga listrik (PAPR),
perisai pelindung wajah, sepatu kerja atau sepatu bot karet, penutup sepatu bot
kedap air, celemek kedap air atau gaun isolasi kedap air, dll.
2. Penanganan jenazah: Tutupi semua lubang atau luka yang mungkin dimiliki pasien,
seperti mulut, hidung, telinga, lubang dubur dan trakeotomi menggunakan bola
kapas atau kain kasa yang dicelupkan ke dalam disinfektan 3000-5000 mg/L yang
mengandung klor atau asam peroksida 0,5%.
3. Membungkus Jenazah: Bungkus jenazah dengan selembar kain dua lapis yang telah
direndam dengan disinfektan, dan bungkus dalam selembar kain pembungkus
jenazah dua lapis antibocor dengan klorin yang mengandung disinfektan.
4. Jenazah harus dipindahkan oleh staf di bangsal isolasi rumah sakit melalui area
yang terkontaminasi ke lift khusus, keluar dari bangsal, kemudian langsung
diangkut ke lokasi tertentu dengan kendaraan khusus sesegera mungkin untuk
dikremasi.
5. Desinfeksi terakhir: Lakukan desinfeksi terakhir bangsal dan lift.
SOP-SOP Pengobatan Pasien Covid-19
1. Pengobatan Antiviral untuk Membasmi Patogen Secara Tepat Waktu
2. Penatalaksanaan Antisyok dan Antihipoksemia
– Penggunaan Glukokortikoid Bila Diperlukan
– Penatalaksanaan Hati Buatan untuk Menekan Kaskade Sitokin
– Terapi Oksigen untuk Hipoksemia
– Ventilasi Mekanis
3. Penggunaan Antibiotik yang Rasional untuk Mencegah Infeksi Sekunder
4. Keseimbangan Mikroekologi Usus dan Dukungan Nutrisi
– Intervensi Mikroekologi
– Dukungan Nutrisi
5. Dukungan ECMO untuk Pasien COVID-19
6. Manajemen Penggunaan Obat untuk Pasien COVID-19
7. Intervensi Psikologis dengan Pasien COVID-19
8. Terapi Rehabilitasi untuk Pasien COVID-19
9. Transplantasi Paru-paru pada Pasien COVID-19
10. Standar Pemulangan dan Rencana Tindak Lanjut untuk Pasien COVID-19
SOP Pemulangan dan Rencana Tindak
Lanjut untuk Pasien COVID-19
Standar pemulangan
1. Suhu tubuh tetap normal minimal selama 3 hari (suhu telinga lebih
rendah dari 37,5 °C);
2. Gejala pernapasan membaik secara signifikan;
3. Hasil pengujian asam nukleat untuk patogen saluran napas
dinyatakan negatif dua kali berturut-turut (interval pengambilan
sampel lebih dari 24 jam); pengujian asam nukleat untuk sampel
feses dapat dilakukan bersamaan jika memungkinkan;
4. Citra paru-paru menunjukkan dengan jelas bahwa lesi membaik;
5. Tidak ada penyakit penyerta atau komplikasi yang memerlukan
Penatalaksanaan di rumah sakit;
6. SpO2 > 93% tanpa bantuan inhalasi oksigen;
7. Pemulangan disetujui oleh tim medis multi-bidang.
SOP Pemulangan dan Rencana Tindak
Lanjut untuk Pasien COVID-19
Obat setelah pemulangan
• Secara umum, obat antivirus tidak diperlukan setelah pemulangan. Penatalaksanaan
untuk gejala dapat diberikan jika pasien menderita batuk ringan, nafsu makan yang
buruk, penebalan selaput lidah, dll. Obat antivirus dapat digunakan setelah pemulan-
gan bagi pasien dengan beberapa lesi paru-paru dalam 3 hari pertama setelah hasil
pengujian asam nukleat mereka dinyatakan negatif.
Isolasi mandiri
1. Pasien harus melanjutkan isolasi selama dua minggu setelah pemulangan. Kondisi
isolasi mandiri yang disarankan adalah:
Area tempat tinggal mandiri yang sering diberi ventilasi dan didesinfeksi;
2. Menghindari kontak dengan bayi, manula, dan orang dengan fungsi kekebalan
tubuh yang lemah di rumah;
3. Pasien dan anggota keluarganya harus memakai masker dan sering mencuci tangan;
4. Suhu tubuh diperiksa dua kali sehari (pagi dan malam hari) dan perubahan apa pun
dalam kondisi pasien diperhatikan dengan teliti.
SOP Pemulangan dan Rencana Tindak
Lanjut untuk Pasien COVID-19
Tindak lanjut
• Dokter spesialis harus ditunjuk untuk menindaklanjuti
setiap pasien yang dipulangkan. Panggilan tindak lanjut
pertama harus dilakukan 48 jam setelah pemulangan.
Tindak lanjut pasien rawat jalan akan dilakukan 1
minggu, 2 minggu, dan 1 bulan setelah pemulangan.
Pemeriksaan mencakup fungsi hati dan ginjal, tes darah,
tes asam nukleat untuk sampel dahak dan feses, serta tes
fungsi paru-paru atau CT scan paru-paru harus diperiksa
sesuai kondisi pasien. Panggilan telepon tindak lanjut
harus dilakukan 3 dan 6 bulan setelah pemulangan.
Kesiapan Ruang Isolasi
Ramalan Jumlah Kasus di Jawa Timur
untuk Kesiagaan Ruang Isolasi
Hari Tanggal Berpotensi Terpapar Terinfeksi MRS ICU Ven9lator
terinfeksi
1 17/03/2020 38,850,000 0 2 0 0 0
2 18/03/2020 38,849,996 4 2 0 0 0
3 19/03/2020 38,849,992 7 3 1 0 0
4 20/03/2020 38,849,986 12 4 1 0 0
5 21/03/2020 38,849,978 18 6 1 0 0
6 22/03/2020 38,849,966 27 9 2 0 0
7 23/03/2020 38,849,947 40 14 3 1 0
8 24/03/2020 38,849,918 61 22 4 1 0
9 25/03/2020 38,849,873 94 33 7 2 0
10 26/03/2020 38,849,805 143 51 10 3 1
11 27/03/2020 38,849,700 219 78 16 4 1
12 28/03/2020 38,849,539 336 119 24 6 1
13 29/03/2020 38,849,294 514 182 36 9 2
14 30/03/2020 38,848,919 786 278 56 14 3
15 31/03/2020 38,848,347 1,201 425 85 21 4
16 1/4/20 38,847,472 1,836 650 130 33 7
17 2/4/20 38,846,134 2,807 994 199 50 10
18 3/4/20 38,844,088 4,292 1,521 304 76 15
19 4/4/20 38,840,957 6,565 2,326 465 116 23
20 5/4/20 38,836,169 10,040 3,558 712 178 36
21 6/4/20 38,828,846 15,355 5,441 1,088 272 54
22 7/4/20 38,817,649 23,481 8,322 1,664 416 83
23 8/4/20 38,800,528 35,906 12,727 2,545 636 127
24 9/4/20 38,774,356 54,897 19,463 3,893 973 195
25 10/4/20 38,734,359 83,915 29,761 5,952 1,488 298
26 11/4/20 38,673,262 128,229 45,502 9,100 2,275 455
27 12/4/20 38,579,997 195,848 69,555 13,911 3,478 696
28 13/04/2020 38,437,775 298,900 106,290 21,258 5,315 1,063
29 14/04/2020 38,221,241 455,654 162,350 32,470 8,118 1,624
30 15/04/2020 37,892,364 693,400 247,799 49,560 12,390 2,478
Pemantauan Kasus di Jawa Timur
untuk Kesiagaan Ruang Isolasi
PETA PERSEBARAN COVID-19 JATIM
Update daTa 05/04/2020 : 17.00
Kasus baru : PONOROGO 3, lamongan 3, sidoarjo 4, kab kediri 3, jombang 1, bondowoso
1, kab gresik 1, kab malang 3, kab nganjuk 1, situbondo 2, tulungagung 5, Surabaya 7,
pamekasan 1
187 Confirm
926 PDP
10636 ODP
B KM KM KM KM KM
KORIDOR KORIDOR
250
250
350
350
350
118 117 116 115 114 CS KM 113 112 111
A A
931
250
250
KORIDOR KORIDOR KORIDOR
350
350
119 101 102 103 104 105 106 107 108 109 101
LIFT
550
250
KORIDOR KORIDOR
600 700 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 250 350 150
600
FO
B
210
210
Total/hari
Non ICU 3 (Transisi)
Screening Center
Catatan: Walaupun sudah
RIK Buffer
ada pasien tersangka Covid
ICU RIK
terdeteksi IGD
Form
1 Jumlah TT 8 9 9 3 1 1 1 3 30 ? ? 63?
2 Jumlah Shift 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
3 Dokter DPJP/shift
SpP
Perencanan
SpAn
SpA
SpPD
SpJP
SDM
SpN
SpTHT
SpLainnya
4 Dokter DPJTM/shift
Untuk
SpMK
SpPK
SpRad
5 Dokter PPDS/shift
Layanan
Prodi SpP
Prodi SpAn
Prodi SpA
Prodi SpPD
Covid-19
Prodi SpJP
Prodi SpN
Prodi SpTHT
Prodi SpLainnya
Di RSUD Dr
6 Farmasi Klinis/shift
7 Perawat/shift
Perawat ICU
Perawat Non ICU
Soetomo
8 Nakes Lain/shift
Radiografer
Teknisi Lab MK
Teknisi Lab PK
Nutrisionist
9 Sopir Ambulans
10 Cleaning S /shift
11 Call Center/shift
12 Security/shift
13 Kasir/shift
14 Arina/RM/Shift
Distribusi Perawat berdasarkan
Unit Kerja, Usia & Status Kesehatan
USIA STATUS KESEHATAN
Unit
NO <30 30-40 41-50 51-58 Sehat Ringan Sakit Sedang Sakit Berat
1 GRAHA HCU 1 12 1 3 17 0 0 0
2 PICU 0 14 4 0 18 0 0 0
3 Bayi NICU 1 15 8 1 25 0 0 0
4 HCU Pandan 2 5 14 5 1 24 0 0 0
5 RIK 2 4 3 0 9 0 0 0
6 HCU Aster 9 11 5 2 28 0 1 0
7 ROI IGD 4 21 11 11 45 0 0 0
8 ICU GBPT 2 22 9 3 37 0 0 0
9 NICU GBPT 0 10 2 1 13 0 0 0
10 BURN UNIT 0 6 5 0 11 1 0 0
11 ICU & ICCU PJT LT6 0 12 9 3 23 0 1 1
12 RES 2 10 1 1 14 0 0 0
13 Anastesi 7 28 15 20 69 0 1 0
14 TOTAL 33 179 78 46 333 1 3 1
Distribusi Perawat berdasarkan
Usia & Tempat Bekerja
634 Total 184 ICU & HCU
RSUD Dr. Soetomo RSUD Dr. Soetomo
331 91
284
202
50
39
< 30 thn 30-40 thn 41-50 thn 51-58 thn <30 thn 30-40 thn 41-50 thn 51-58 th
Jumlah DPJP/Dosen & Peserta PPDS
Prodi-Prodi Sp1-Bidang Medis
Prodi (n Dosen) Merah Kuning Hijau Total
Ilmu Kesehatan Anak (34) 22 58 35 115
Neurologi (17) 16 32 8 56
Andrologi (6) 3 8 9 20
IKFR (18) 21 28 33 82
Dermatologi Venerologi (15) 12 28 10 50
Pulmonologi (11) 29 11 17 57
Kardiologi (18) 26 23 22 71
Ilmu Penyakit Dalam (47) 64 86 54 204
Psikiatri (15) 9 28 6 43
Anestesiologi (17) 13 54 76 143
Jumlah DPJP/Dosen & Peserta PPDS
Prodi-Prodi Sp1-Bidang Medis-Bedah