Anda di halaman 1dari 7

PERAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS RUMAH SAKIT

DAN PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL PERBATASAN DAN


KEPULAUAN (DTPK) PADA MASA PANDEMI COVID 19

Oleh :
Syaiful
NPM 130920220010

Guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manejemen Kesehatan


Dosen Pengampu : Dr. Guswan Wiwaha, dr., MM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022
PEMBAHASAN

Indonesia selaku negara berkembang dapat memetik pelajaran dari kejadian pandemi Covid-
19 dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi kegawatdaruratan pada pelayanan
kesehatan. Tujuan dari Mayor Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional adalah untuk
meningkatkan keamanan serta ketahanan kesehatan nasional (Health Security & Resilience).
diharapkan juga dengan Reformasi sistem kesehatan nasional ini dapat meningkatkan peran serta
masyarakat dalam upaya promotif dan preventif serta dapat menyediakan akses Supply Side
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas dan terjamin di seluruh Indonesia. 1

Dalam upaya menangani pandemi dimasa depan, diharapkan sistem kesehatan Indonesia
harus Robus. Terlebih dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 yang sedang berjalan
mengajarkan kita bahwa sangat penting melihat sistem kesehatan sebagai suatu kesatuan yang
holistik dan dan terintegrasi sehingga diperlukan campur tangan dari berbagai pihak terutama
sektor-sektor non kesehatan. Sehingga demikian, salah satu upaya dari pemerintah untuk mencapai
target SKN adalah memastikan pemanfaatan anggaran pada tahun-tahun mendatang. 1

Area pendidikan dan pemanfaatan tenaga kesehatan, penguatan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP), Peningkatan RS dan Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal DTPK, Kemandirian
farmasi dan Alat Kesehatan, pengendalian penyakit dan imunisasi, inovasi pembiayaan kesehatan,
dan optimalisasi teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat merupakan delapan area
reformasi yang menjadi fokus pemerintah dalam reformasi sistem kesehatan di masa pandemi.
Sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang (tematik, holistik, integratif dan spasial ) dari
seluruh pihak agar dapat mendukung Major Project Reformasi Sistem Kesehatan.1

Sebagai suatu organisasi penyedia layanan kesehatan utama rumah sakit menjadi unit
pelayanan masyarakat yang memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sistem pelayanan
masyarakat lainnya. Kemanfaatan rumah sakit sendiri sangat dititik beratkan pada penggunaan pada
masyarakat umum atau disebut juga Commonwealth Organization. 2

Dalam masa pandemi Covid-19 pelayanan tenaga kesehatan di rumah sakit sangat di
harapkan mampu menunjukkan tanggung jawab sosial dengan memberikan pelayanan yang baik,
memiliki rasa empati atau menunjukkan perilaku produktif kepada pasien yang terpapar Covid-19
dimana perilaku produktif sendiri dapat ditunjukan dengan memberikan kontribusi kepada
lingkungan, imajinatif, inovatif dan bertanggung jawab serta responsif dalam menjalin hubungan
interpersonal dengan orang lain yang dalam hal ini adalah pasien Covid-19.
Beberapa aspek penting yang menjadi sorotan utama terkait pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan DTPK antara lain :

1. Urgensi Reformasi Sistem Kesehatan


Kejadian Pandemi Covid-19 menjadi suatu momentum dimana terjadi titik balik yang
dibutuhkan untuk mereformasi mereformasi sistem pelayanan secara nasional. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan cakupan pelayan surveilence pada masa pandemi Covid-19
menjadi semakin baik dan memastikan kesiapan negara dalam menghadapi
pandemi/wabah/outbreak yang akan terjadi di masa yang akan datang. 3
Kurangnya kapasitas respon sistem kesehatan nasional dirasa dapat menjadi pembelajaran
penting masa pandemi Covid-19 ini. Terbatasnya jumlah dan kapasitas pelayanan Rumah Sakit
dalam menghadapi Surge Capasity dapat dilihat dengan tidak terpenuhinya ruang rawat inap,
isolasi, IGD, minimnya ketersedian Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan untuk tenaga
kesehatan serta tidak tersedianya buku panduan terkait tatalaksana dan manajemen kasus. 3
2. Lingkungan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
Pemerintah melalui kementerian PPN/Bappenas menyusun strategi reformasi SKN dilakukan
dengan berdasarkan pada Evidence-based dengan menargetkan Sustainability, Dampak dan
Delivery yang bertujuan untuk merubah pembangunan kesehatan melalui reformasi kebijakan
pada setiap sektor. Strategi pelaksanaanya dapat meliputi pemenuhan RS Unggulan, Eliminasi
TBC serta afirmasi tenaga kesehatan yang masih perlu dievaluasi setiap tahun. Adapula beberapa
strategi yang masih di dalam proses pelaksanaan antara lain Pendidikan berbasis RS, Afirmasi,
Redistribusi tenaga kesehatan, serta redistribusi tenaga kesehatan di daerah. 3
3. Penyusunan Konsep reformasi sistem kesehatan nasional
Berdasarkan arahan dari presiden RI Bapak jokowi dodo, kementerian PPN/Bappenas
bersama Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Keuangan telah merancang konsep
reformasi SKN sejak tahun 2020 lalu sebagai pembelajaran dari pandemi. Major project
merupakan penerjemahan dari konsep konsep SKN yang telah disusun tersebut yang merupakan
perwujudan dari reformasi SKN dan rencana pembangunan nasional. 3
4. Tujuan Reformasi Sistem kesehatan Nasional
Perlunya percepatan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan pada masa pandemi
Covid-19 merupakan langkah penting yang harus diambil pemerintah terkait penguatan
kapasitas sistem kesehatan nasional
Revormasi SKN Dibuat dengan mempertimbangkan tiga tujuan utama, antara lain :
i) Peningkatan kapasitas Keamanan dan Ketahanan Kesehatan (Health Security and
resilience)
a. Sistem kesehatan diharapkan dapat secara efektif dan cepat menjalankan fungsi
detect, prevent, dan respond mengenai penyakit meliputi kedaruratan yang
berpotensi sebagai endemi maupun pandemi 3
b. Penanganan dan penanggulangan ancaman endemi, pandemi dan kedaruratan
kesehatan lainnya oleh seluruh komponen sistem kesehatan nasional secarra cepat
dan efektif disetiap saat3
c. Kolaborasi sistem kesehatan dan sistem pembangunan lainnya 3
ii) Menjamin ketersediaan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas
diseluruh Indonesia
a. Tersedianya sistem kesehatan yang dapat menyediakan layanan berkualitas baik
pada saat terjadi kondisi kedaruratan maupun kondisi normal 3
b. Tersedianya pelayanan kesehatan yang dapat diakses dengan mudah sehingga hak
masyarakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dapat
terpenuhi3
iii) Meningkatkan peran serta masyarakat dan memperkuat upaya promotif dan preventif
a. Setiap aspek pembangunan nasional perlu berwawaskan promosi kesehatan
b. Pihak swasta (perusahan, Provider pelayanan kesehatan) masyarakat, akademisi
serta media mampu terlibat aktif dalam upaya preventif dan promotif dan dapat
melakukan kerja sama dengan pemerintah dalam melakukan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh3
5. Strategi pelaksanaan revormasi sistem kesehatan terkait peningkatan kapasitas RS dan
pelayanan kesehatan DTPK
Perumusan strategi pelaksanaan reformasi SKN dilakukan dalam upaya untuk menjabarkan
secara terperinci pilihan intervensi yang dapat dilakukan dalam menyelenggarakan strategi kunci
pada setiap area reformasi SKN. Penerapan strategi tersebut diharuskan dapat memenuhi target
RPJMN 2020-2024. Pada dasarnya penggambaran garis-garis besar kebijakan dan strategi dalam
RPJMN 2020-2024 merupakan penggambaran dari penetapan reformasi SKN. Adapun strategi
kunci, strategi pelaksanaan dan indikator renovasi sistem pelayanan kesehatan nasional pada
area peningkatan kapasitas RS dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal adalah sebagai
berikut :3
1. Tujuan area revormasi
- Melakukan pemerataan terhadap akses pelayanan RS di seluruh daerah 3
- Melakukan pengembangan sistem rujukan dengan berdasarkan kompetensi untuk
jenis pelayanan terpadu3
- Melakukan pengembangan inovasi dalam pemberian pelayanan kesehatan pada
daerah yang sulit akses3
2. Strategi Kunci
- Meningkatkan Rasio TT RS Per penduduk
- Menjalankan Sistem rujukan khusus kepulauan dan sistem rujukan berbasis
kompensasi
- Pemerataan Rumah Sakit Rujukan Nasional
- Pengembangan layanan unggulan Rumah sakit
- Inovasi Rumah Sakit Kapal dan Flying Health Care
- Perluasan Sister Hospital3
3. Penguatan FKTP dan Area tiga serta Peningkatan Kapasitas RS dan Pelayanan Kesehatan
di DTPK
- Melakukan penguatan kemampuan Pimpinan puskesmas sebagai pembina fasilitas
kesehatan pada tingkat kecamatan. Membangun koordinasi yang
berkesinambungan antara puskesmas dengan seluruh FKTP milik pemerintah dan
Swasta pada wilayah kerjanya serta memprioritaskan upaya kesehatan masyarakat
dengan cara membagi peran dalam pelayanan kesehatan
- Membentuk mekanisme insenti dan umpan balik untuk pelayanan dasar bagi
provinsi/kabupaten/kota dalam upaya memenuhi infrastruktur FKTP dan RS
sehingga diharpak dapat mencapai pemenuhan infrastruktur puskesmasi di
wilayahnya3
6. Kontribusi Stakeholder Yang diharapkan dalam upaya penguatan kapasitas pelayanan RS dan
DTPK
I) Kontribusi pemerintah pusat (Kementerian dan Lembaga)
- instansi yang memiliki tugas dan fungsi dalam bidang kesehatan
instansi-instansi pusat yang memiliki tugas dan fungsi dalam bidang kesehatan
antara lain anatara lain, Kemenkes, Penyedia tenaga Kesehatan
(Kemendikbudristek), Penyedia fasilitas Kesehatan(TNI, Polri, BUMN), Penyedia
komoditas Kesehatan dalam hal ini obat-obatan dan vaksin serta alat kesehatan
(BUMN) serta BPJS kesehatan dalam rangka pembiayaan kesehatan 3
II) Kontribusi Instansi Penunjang
Penyediaan sarana dan Prasarana pendukung fungsi kesehatan (KemenESDM dan
Kominfo), Regulator terkait komoditas kesehatan (BPOM, Kemenperin), Regulator
terkait Tenaga kesehatan ((BKN, KemenpanRB, Kemendagri) dan lainsebagainya 3
III) Kontribusi Instansi koordinator
Bappenas, Kemenkeu, kemdagri dan kemenkes PDDT sangat berperan penting Dalam
proses koordinasi dan sinkronisasi serta penganggaran seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan SKN3
7. Penguatan peran rumah sakit dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19
Dalam upaya penanganan dan pencegahan Covid-19, Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
merupakan bagian yang sangat penting dalam membuat strategi berbasis perubahan perilaku
dan peningkatan kesadaran serta kemauan dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan di
rumah sakit dengan tujuan untuk meningkatkan pencegahan Covid-19 dilingkungan rumah sakit.
4

Demi terwujudnya sistem promosi kesehatan rumah sakit yang efektif maka sangat
dibutuhkan peran serta seluruh pemangku jabatan/kepentingan. Dengan melakukan
penggalangan komitmen bersama pimpinan dan seluruh staff. Penanganan Covid-19 sesuai
dengan Permenkes Nomor 44 tahun 2018 haruslah memiliki sebuah acuan, komitmen pimpinan,
Kapasitas pendayagunaan PKRS, serta pengelolaan sistem dan fasilitas yang memadai demi
terwujudnya PKRS yang memadai pada masa pandemi Covid-19. 4
Tujuan dari pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dalam upaya pananganan
Covid-19 adalah :
1. Adanya acuan dalam bentuk pedoman pengelolaan PKRS dan Manajemen
penanggulangan Covid-19
2. Dalam upaya penanganan Covid-19 tetrjadi peningkatan kapasitas pengelolaan promosi
kesehatan rumah sakit
3. Terselenggaranya Manejemen PKRS yang efektif dalam penanganan Covid-19
4. Pembentukan media komunitas praktisi PKRS 4
REVERENSI

1. Bappenas. Bappenas Bahas Reformasi Sistem Kesehatan Nasional Hingga Prioritas Sektor Kesehatan
di 2022 [Internet]. Bappenas. 2021 [cited 2022 Sep 19]. p. 1. Available from:
https://www.bappenas.go.id/id/berita/bappenas-bahas-reformasi-sistem-kesehatan-nasional-
hingga-prioritas-sektor-kesehatan-di-2022

2. Bisnis JM, Pendidikan Nasional U. Menelisik Stres Kerja Tenaga Kesehatan Dimasa Pandemi Covid-19
di Rumah Sakit Cokorda Istri Inten Purwaningsih (1) Gede Sri Darma (2). 2021;18(3). Available from:
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/

3. ali Pungkas Bahjuri. Buku Putih Reformasi SKN. 2022;1:1–53.

4. Purwanto B. Penguatan Peran Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dalam Penanganan Covid-19
[Internet]. KEMENKES. 2021 [cited 2022 Sep 19]. p. 1. Available from:
https://promkes.kemkes.go.id/penguatan-peran-promosi-kesehatan-rumah-sakit-pkrs-dalam-
penanganan-covid-19

Anda mungkin juga menyukai