PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
upaya tersebut diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan dengan
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
UPTD Puskesmas Bajoe sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya
pembangunan kesehatan tersebut khususnya di wilayah Kecamatan Tanete
Riattang Timur, dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui beberapa program yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa
indikator mengacu kepada penggabungan Indikator Indonesia Sehat 2015 dan
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang terdiri dari 47 indikator
kinerja. Untuk mengukur keberhasilan dari program tersebut akan
menggunakan indikator sebagai berikut :
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Bajoe kali ini merupakan salah satu sarana
untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan
Kecamatan Tanete Riattang Timur dan merupakan salah satu sarana untuk
mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
tersebut berdasarkan indikator-indikator yang tercantum di atas.
2
B. VISI DAN MISI
1. VISI
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Optimal Menuju
Masyarakat Kecamatan Tanete Riattang Timur yang Sehat, Cerdas dan
Sejahtera.
2. MISI
a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan manajemen kesehatan.
b. Peningkatan pencegahan penyakit dan kesehatan lingkungan serta
peningkatan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam
program BPJS kesehatan dalam rangka Universal coperage di tahun
2019 serta program jaminan kesehatan lainnya.
e. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang
kesehatan.
C. STRATEGI
D. BENTUK KEGIATAN
4
3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada
di puskesmas dan masyarakat
a. Mendorong masyarakat untuk mendukung pendanaan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat
b. Merencanakan anggaran kegiatan kesehatan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada di masyarakat
c. Mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal)
melalui dana yang ada.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
a. Melaksanakan transfer ilmu (kalakarya) dari SDM yang mengikuti
pelatihan kepada rekan-rekan lainnya.
b. Membuat peta jabatan sesuai dengan kompetensi yang ada.
c. Melaksanakan analisis beban kerja dan mutasi internal.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
a. Mengoptimalkan peran apotek dan gudang obat dalam pelayanan
kesehatan.
b. Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi penggunaan obat
pelayanan kesehatan.
c. Mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan obat dan
alkes.Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan
yang bertanggungjawab.
a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu setiap bulan
b. Menanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen yang
disampaikan.
c. Melaksanakan lokmin bulanan dan tribulanan secara rutin.
5
E. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
gedung Puskesmas yang dilakukan setiap hari dan berkala baik di
kelurahan/desa maupun di Puskesmas.
Bab-1 : Pendahuluan
7
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan di tahun tersebut.
8
BAB. II
GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN GEOGRAFIS
9
Peta Kecamatan Tanete Riattang Timur
(Wilayah kerja UPTD Puskesmas Bajoe)
B. KEADAAN DEMOGRAFIS
10
Jumlah penduduk Kecamatan Tanete Riattang Timur berdasarkan data
statistik pada tahun 2015 berjumlah 43.642 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 20.967 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 22.675 jiwa, Angka
kepadatan penduduk rata-rata di wilayah Kecamatan Tanete Riattng Timur
adalah 998 jiwa/km2, Kelurahan Lonrae adalah wilayah yang paling padat
penduduknya yaitu 4.374 jiwa.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan
1. Pendidikan
11
Tabel 2. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Tanete Riattang Timur
Di Puskesmas Bajoe Tahun 2015
Jenis Sarana Pendidikan
Perguru
NO Kelurahan
an Sekolah SLTA/ SLTP/ SD/
Tinggi akademi MA MTS MI TK Pesantren TPA
1 Tibojong 0 1 1 2 2
2 Cellu 1 2 0 3 3 1
3 Bajoe 1 2 6 4 1 1
4 Lonrae 1 1 3 4 1
5 Toro 0 1 2 3
6 Panyula 1 1 4 3 1 1
7 Waetuwo 1 1 3 2 1
8 Palltette 0 2 2
Total 1 2 4 7 24 23 2 7
Data Puskesmas Bajoe 2015
2. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistik
tahun 2015 penduduk Kecamatan Tanete Riattang Timur , sebagian besar
menganut Agama Islam.
Tabel 3. Jumlah Tempat – Tempat Ibadah di Kec. Tanete Riattang Timur
Diwilayah Puskesmas Bajoe Tahun 2015
Langgar/ Kuil/
No Kelurahan Mesjid Mushollah Gereja Vihara
1 Tibojong 4 - - -
2 Cellu 6 - - -
3 Bajoe 9 1 - -
4 Lonrae 4 1 - -
5 Toro 6 - - -
6 Panyula 4 1 - -
7 Waetuwo 4 - - -
8 Pallette 3 1 - -
Total 40 4 - -
Sumber data KUA Kec.T.Riattang Timur 2015
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Mortalitas (Angka Kematian)
12
1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR) Pada Tahun 2015, di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bajoe jumlah kematian bayi sebanyak 5
orang
2. Angka Kematian Balita
Di tahun 2015 ini jumlah kematian balita di wilayah UPTD Puskesmas
Bajoe sebanyak 3 orang.
3. Angka Kecelakaan Lalu Lintas Wilayah Kecamatan Tanete Riattang
Timur termasuk wilayah yang rawan terhadap kejadian kecelakaan lalu
lintas, selain karena termasuk wilayah perkotaan yang padat penduduknya
juga menjadi jalan utama penyebarangan laut poros pelabuhan laut Bajoe
ke Kolaka Sulawesi Tenggara yang banyak penumpang dan kendaraan
yang lalu hilir mudik setiap hari.
Disepanjang tahun 2015 jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas yang
terjadi di wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur sebanyak 1 orang
B. Morbiditas (Angka Kesakitan)
1. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)
Pada tahun 2015 jumlah suspek yang diperiksa sputum BTA sebanyak
101 orang dan yang dinyatakan positif menderita (TB Paru BTA (+)
sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut maka dilakukan pemberian pengobatan anti tuberkulosis secara
rutin selama 6 bulan kepada semua penderita yang dinyatakan positif
Penderita. yang dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan kembali
sputum BTA dan memperlihatkan sputum BTA (-) sebanyak 15 orang.
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA (+) yang ditangani Puskesmas Bajoe belum
dapat dilihat karena sebagian masih dalam program pengobatan selama
6 (enam) bulan lamanya
14
7. Angka penyakit Rabies
Pada tahun 2015 tidak ditemukan adanya kasus positif rabies.
8. Angka penyakit Campak
Kasus campak tidak di temukan pada tahun 2015.
9. Angka penyakit DBD
10. Kasus penyakit Demam berdarah ditemukan 233 pada tahun 2015.
15
C. Situasi Gizi
Tabel 4.cakupan kunjugan neonatal, bayi dan bayi bblr yang ditangai di puskemsas bajoe tahun 2015
Kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Bajoe tahun 2015 yaitu 806 dengan KN3 sebanya 746 (92,56%) sesuai standard
pelayanan minimal. Kunjungan bayi baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (posyandu) sebanyak 806 dengan kunjungan 772
(95.78%). Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat sudah mulai memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Dari 807 bayi yang lahir, sebanyak 12 bayi dengan BBLR, di tangani 12 bayi ( 100 %). Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
bayi lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram antara lain umur dan paritas ibu serta umur kehamilan yang kurang dari batas normal, ibu
tidak rutin memeriksakan kehamilannya serta faktor gizi yang tidak mencukupi.
16
3. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita
Pada tahun 2015, pemantauan status gizi di Puskesmas Bajoe dilaksanakan setiap bulannya di Posyandu melalui penimbangan bayi dan balita, yang
dilaporkan pada setiap akhir bulan setelah semua kegiatan posyandu selesai dilaksanakan dalam bulan berjalan.
17
Jumlah sasaran bayi dan balita yang tersebar di 8 Kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Bajoe pada tahun 2015 menurut data dari program gizi adalah
6702 bayi dan balita. Dari jumlah tersebut yang aktif mengikuti penimbangan
setiap bulan di posyandu 2568 bayi dan balita. Jumlah balita yang memiliki KMS
6734
18
BAB. IV
Dari 886 ibu hamil, cakupan K-1 : 871 (98,18%) dan K-4 sebanyak 844 (95,26%).
Dari persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran ibu hamil
untuk memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas, Pustu dan
Poskesdes sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada sebagian ibu
hamil memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan pertama, sehingga
kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan usia
kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4.
19
Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah 805( 95,15%) persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Bajoe pada tahun 2015.
3. Persentase Siswa SD, SMP dan SMA sederajat yang Diperiksa Kesehatannya
Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan
kesehatan di SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Bajoe tahun 2015 sebanyak 27
SD/sederajat, 5 SMP/Sederajat dan 2 SMA Sederajat.
4. Persentase Peserta KB Baru dan Aktif di Kec. Tanete Riattang Timur Wilayah
Puskesmas Bajoe tahun 2015
20
Berdasarkan data Pengelola KB Kecamatan Tanete Riattang Timur tahun 2015,
Peserta KB Baru 2583 (28.11 % ) dan peserta KB Aktif sebanyak 6956 75.,70%)
orang dari 9189 pasangan usia subur. Angka ini menunjukan tingkat partisipasi
masyarakat tentang KB cukup baik.
% Pencapaian
POLIO
DPT/HB(3)
No Kelurahan Sasaran bayi BCG 4 CAMPAK
1 Bajoe 82 98,8 96,3 97,6 93,9
2 Cellu 81 96,3 97,5 95,1 95,1
3 Lonrae 173 89 83,8 85,5 89
4 Palette 150 92 90,7 89,3 93,3
5 Panyula 95 98,9 98,9 98,9 95,8
6 Tibojong 115 90,4 93,9 93 93
7 Toro 79 98,7 97,5 97,5 97,5
8 Waetuo 31 96,8 96,8 96,8 93,5
Jumlah 806 93,9 92,8 92,7 93,3
Pada tahun 2015 cakupan imunisasi Puskesmas Bajoe semua Desa UCI .
( Universal child immunization)
21
Pada tahun 2015 cakupan imunisasi Puskesmas Bajoe dari sasaran bayi sebagai
berikut :
22
6. Persentase Balita Mendapat Vitamin A 2 kali Cakupan Kapsul Vit A Dosis
Tinggi pada Bayi (6-11 Bulan), Balita (1-5 Tahun) di Puskesmas Bajoe bulan
Agustus Tahun 2015
23
7. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe3 hamil Puskesmas Bajoe tahun
2015
Data Gizi Puskesmas Bajoe 2015 Dari 886 sasaran bumil di wilayah kerja
Puskesmas Bajoe tahun 2015 yang mendapat tablet Fe berjumlah 854 selama
periode kehamilannya . Angka cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu
hamil ke sarana pelayanan kesehatan.
24
8. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT
25
9. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Agustus Di Wilayah Puskesmas
Tahun 2015
No Kelurahan Sasaran Bayi dapat ASI Ekslusif %
37,5
1 Tibojong 32 12
40
2 Cellu 30 12
40
3 Bajoe 55 22
40,82
4 Lonrae 49 20
41,18
5 Toro 34 14
45
6 Panyula 40 18
44,4
7 Waetuwo 27 12
55,56
8 Pallette 9 5
Jumlah 276 114 41,30 %
Data Gizi Puskesmas Bajoe 2015
Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6
bulan di wilayah Puskesmas Bajoe pada bulan Agustus tahun 2015 adalah
276 Bayi angka tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu, termasuk
kesibukan mencari nafkah dan juga dipengaruhi oleh gaya hidup sehingga
mengabaikan pemberian ASi terhadap bayinya. Disamping itu faktor
pengetahuan ibu yang kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu
instan, air tajin, teh manis jika ASI ibunya terasa kurang.
26
11. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
Di Puskesmas Bajoe pada tahun 2015 Pelayanan dalam gedung
hanya dilaksanakan Pencabutan gigi saja karena keterbatasan peralatan
gigi yang ada di Puskesmas Bajoe tidak memungkinkan untuk dilakukan
tindakan lain seperti tumpatan gigi tetap. Selaian kegiatan pelayanan di
Puskesmas juga dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS
(Promotif dan Preventif).
12. Persentase Murid SD/MI yang mendapat Pemeriksaan Gigi mulut
Kegiatan UKGS di Puskesmas Bajoe adalah pemeriksaan gigi dan
mulut khususnya pada anak SD/MI, pada tahun 2015 sebanyak 24 sekolah.
13. Penyuluhan P3 Napza Oleh Nakes
Salah satu program utama sebuah Puskesmas adalah Promosi
Kesehatan dalam hal ini penyuluhan kesehatan yang dilakukan untuk
memperbaiki perilaku seseorang agar sesuai dengan prinsip hidup sehat.
Bentuk kegiatan yang dilakukan adalan mengadakan penyuluhan di
sekolah terutama SMP ,SMA/Sederajat dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan remaja tentang bahaya yang dapat ditimbulkan Napsa bagi
generasi muda. Pada tahun 2015 di Kecamatan Matakali penyuluhan napsa
dilakukan sebanyak 3 kali bagi siswa SMP/SMU sederajat.
Tabel penyuluhan kesehatan
PENYULUHAN KESEHATAN
Puskesma
Jumlah % Keterangan
s
penyuluha Jumlah penyuluhan
No n Napza
Kegiatan yg
dilaksanaka
1 Bajoe 44 6 13% n hanya
bersipat
perorangan
27
14. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Proporsi penduduk yang terlindung jaminan pemeliharaan kesehatan
di wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur tahun 2015 belum dapat
diketahui dengan pasti karena tidak ada data yang mendukung karena
beberapa peserta pemegang jaminan kesehatan dari beberapa kelurahan
yang ada di wilayah Kec. Tanete Riattang Timur sebagian
terdaftar/berobat di Puskesmas Watampone dan Puskesmas Biru. Jumlah
kunjungan poliklinik di Puskesmas Bajoe tahun 2015 berdasarkan jenis
kepesertaan sebagai berikut :
15. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Gakin dan Masyarakat Rentan
Di Kecamatan Tanete Riattang Timur, pada tahun 2015 jumlah
masyarakat yang memiliki kartu Jamkesmas/BPJS Kesehatan sebanyak
1873 jiwa, Jamkesda 20848 untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.Namun demikian, masih banyak pula masyarakat yang tidak
menggunakan kartunya disebabkan karena seluruh pelayanan kesehatan
dasar di Kabupaten Bone di gratiskan melalui program Jamkesda
kerjasama antara Pemrov Sulsel dan Pemkab Bone, baik terhadap pasien
dengan status umum terlebih yang memiliki Jaminan kesehatan
masyarakat.
28
Tabel. Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Di Wilayah Puskesmas
Bajoe Tahun 2015
No
. Nama penyakit Jumlah
1 Batuk 2676
2 Demam 1870
3 Sakit kepala 1407
4 Gastritis 1635
5 Penyakit sistem otot dan jaringan 1292
6 Hipertensi 1781
7 Influenza 1034
8 Dermatitis 1025
9 Diare 901
10 Diabetes mellitus 646
Jumlah kunjungan 31546
30
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
1. Persentase Rumah Tangga Ber PHBS
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, faktor
perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh sehingga diharapkan
masyarakat mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Pada tahun 2015, dari 7079 rumah tangga yang
dipantau hanya 1384 (18.89%) rumah tangga yang dinyatakan berperilaku
hidup bersih dan sehat.
Dalam pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS digunakan
sepuluh indikator perilaku, yang mana setiap rumah tangga mayoritas
hanya memenuhi beberapa kriteria saja. Hal ini disebabkan karena tingkat
pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat masih sangat kurang,
seperti masih adanya masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi air yang
tidak dimasak dengan alasan lebih nikmat sebagai pelepas dahaga, masih
banyaknya bapak-bapak yang merokok tidak pada tempatnya sehingga
anak-anak sekolah pun sudah ada yang mulai belajar merokok, masih ada
masyarakat yang tidak mencuci tangan atau sekedar membilas dengan air
tanpa memakai sabun sebelum makan sehingga kebiasaan-kebiasaan
seperti itu dapat mempermudah masuknya kuman penyakit ke dalam
tubuh. Dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang
dianggap sepele namun mereka kurang menyadari bahwa perilaku
tersebutlah yang menyebabkan mereka sakit. Terlebih dengan penyakit-
penyakit yang berbasis lingkungan, yang mana penyebabkan juga karena
kondisi lingkungan yang tidak sehat / bersih oleh kekurang pedulian
masyarakat atau perilaku mereka yang kurang bersih.
32
D. KEADAAN LINGKUNGAN
33
2. Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia
akan air sangatlah kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi,
mencuci, dan sebagainya. Di antara kegunaan-kegunaan tersebut yang
paling penting adalah kebutuhan untuk minum. Untuk itu air harus
mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak
terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak mengandung zat-zat kimia
tertentu dalam jumlah yang terbatas.
Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih tersebut, maka
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bajoe mengakses air dari berbagai
sumber, jumlah rumah yang menggunakan sumber air bersih sebanyak
8974 yang mereka gunakan diantaranya
34
Dikatakan rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang
memenuhi syarat kesehatan seperti jamban kelurga, tempat sampah dan
pengelolaan air limbah rumah tangga.
Pada tahun 2015, dari 8974 rumah yang ada di wilayah Puskesmas
Bajoe, yang memiliki jamban keluarga (jaga) hanya 6497 rumah ,dan 6494
jaga yang dinyatakan/memenuhi syarat,hal ini disebabkan karena sebagian
besar masyarakat menganggap jamban belum merupakan suatu kebutuhan
sehingga kesadaran untuk membangun jamban masih sangat kurang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut cakupan sarana sanitasi
lingkungan di wilayah Puskesmas Bajoe masih sangat rendah, hal ini pula
yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya penyakit-penyakit
berbasis lingkungan yang ditemukan di masyarakat.
Jumlah memiliki
Yg sehat %
No Kecamatan Rumah Jamban
1 T.R.Timur 8974 6497 6494 72.36%
Sumber :Data Laporan Kesling PKM Bajoe
35
Tabel. Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Menurut
Jenisnya Di wilayah Puskesmas Bajoe Tahun 2015
36
BAB V
A. Sarana Kesehatan
1. Data Dasar Puskesmas
Puskesmas Bajoe didirikan pada tahun 1971, Yang terletak di
Poros Pelabuhan laut Bajoe (jalan Yos Sudarso No.294 Bajoe)
Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone,
yang dilengkapi dengan 1 buah bangunan bertingkat II (Lantai I untuk
pelayanan dan Lantai II untuk Administrasi Per Kantoran), perumahan
dokter tidak ada, perumahan Paramedis 1 buah dan Perumahan untuk
bidan tidak ada.
2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
Di wilayah kerja Puskesmas Bajoe tahun 2015 memiliki upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 2
Pustu, 6 Poskesdes dan 22 Posyandu.
37
B. Tenaga Kesehatan
1. Persentase Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja
Tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Bajoe
termasuk yang ada di pustu dan Poskesdes yaitu tenaga dengan
status PNS sebanyak 21 orang dan tenaga honorer/magang sebanyak
28 orang, total keseluruhan sebanyak 59 orang.
Tenaga Jml.Tenaga yg
Standar Tenaga Non Ada (PNS+Non
No Profesi Ketenagaan PNS PNS PNS) Ket
1 Dokter Umum 1 1 1 2
2 Dokter Gigi 1 1 0 1
3 Apoteker 0 0 0 0
4 Tenaga Kesmas (S1) 1 4 0 4
5 Perawat (S1-NERS) 0 3 0 3
6 Tenaga Promkes (D IV) 1 0 0 0
7 Epidemiologi ( D IV) 1 0 0 0
8 Bidan ( D III) 4 8 12 20
9 Perawat (D III) 6 6 11 17
10 Sanitarian (D III) 1 0 1 1
11 Nutrision (Ahli Gizi/D III) 1 2 0 2
12 Perawat gigi (D III) 1 1 1 2
13 Asisten Apoteker 1 0 0 0
14 Farmasi 0 1 1 2
14 Analis Kesehatan (D III) 1 1 1 2
15 Tenaga Pendukung/Juru 1 0 1 1
(SMK)
16 Nakes lainnya 0 0 0 0
17 Non Nakes 0 0 2 2
Jumlah 21 28 31 59
C. Pembiayaan Kesehatan
Biaya operasional yang digunakan, baik didalam gedung puskesmas
maupun di luar gedung puskesmas bersumber dari :
38
BAB VI
A. KESIMPULAN
1. Dari 886 ibu hamil, cakupan K-1 : 871 (98,18%) dan K-4 sebanyak 844
(95,26%). Dari persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa
kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya sedini mungkin
ke Puskesmas, Pustu dan Poskesdes sudah mulai meningkat, Namun
demikian masih ada sebagian ibu hamil memeriksakan kehamilannya
setelah usia di atas triwulan pertama, sehingga kunjungannya tetap
tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan usia kehamilannya
mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4
2. Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah 805( 95,15%) persalinan di
wilayah kerja Puskesmas Bajoe pada tahun 2015.
3. Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun ini
menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
terhadap persalinan semakin baik dibandingkan tahun
sebelumnya ,didukung adanya kebijakan pemerintah yaitu BPJS
Kesehatan.
4. Pencapaian cakupan imunisasi diwilayah Puskesmas Bajoe pada tahun
2015 sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini
semua desa mencapai UCI ( Desa yang cakupan imunisasi dasarnya > 85
%)
5. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya (41,30%,) angka
tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu, termasuk kesibukan
mencari nafkah dan juga dipengaruhi oleh gaya hidup sehingga
mengabaikan pemberian ASi terhadap bayinya. Disamping itu faktor
39
pengetahuan ibu yang kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu
instan, air tajin, teh manis jika ASI ibunya terasa kurang.
6. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal
ini terlihat dari masih rendahnya cakupan penimbangan balita, sehingga
pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui
posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi
masyarakat.khususnya N/D ,dan masih rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang pemberian makanan tambahan masih rendah..
7. Masih rendahnya cakupan kepemilikan sarana sanitasi yang memenuhi
syarat kesehatan seperti Jamban keluarga, pengelolaan limbah, dan
tempat sampah disebabkan karena sebagian besar masyarakat
menganggap hal tersebut tidak begitu penting dan bukan merupakan
suatu kebutuhan sehingga hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab
masih banyaknya penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang
ditemukan di masyarakat seperti ISPA, diare dan Penyakit kulit allergi
maupun infeksi.
8. Persentase Cakupan rumah tangga ber PHBS di wilayah Puskesmas
Bajoe masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena masih kurangnya
tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ber-
Perilaku Hidup bersih dan Sehat.
B. Saran
40
4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan diperlukan kerja keras oleh petugas kesehatan untuk melakukan
penyuluhan tentang pentingnya sanitasi dan PHBS.
5. Mengingat Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
yang banyak bersentuhan langsung ke masyarakat terutama Puskesmas
Bajoe masih memerlukan peningkatan sumber daya manusia dan fasilitas
– fasilitas kesehatan lainya yang dapat mendukung terlaksananya program
kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas.
41