UPTD
PUSKESMAS
KEBUNSARI
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga profil Puskesmas Kebunsari Tahun 2023 telah dapat
diterbitkan. Profil Puskesmas Kebunsari Tahun 2023 ini merupakan salah satu
keluaran dari upaya pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
dan juga merupakan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan di Puskesmas
Kebunsari serta dapat menjadi acuan/sarana untuk memantau pencapaian
pembangunan kesehatan.
Banyak kendala dalam penyusunan Profil ini, antara lain kurangnya apresiasi
terhadap data sehingga menyebabkan keterlambatan pengumpulan data, tidak
lengkapnya data dan validitas data yang ada. Meskipun demikian, sudah menjadi
komitmen kami untuk tetap mengupayakan agar profil selalu terbit setiap tahun dan
lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya dalam rangka menyajikan bahan evaluasi
berbagai program kesehatan yang telah dilaksanakan dan perencanaan ke depan,
serta pengambilan keputusan berdasarkan data dalam pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat.
BAB I
PENDAHULUAN
-1-
3. Indikator Proses dan Masukan yang meliputi, indikator pelayanan kesehatan,
sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.
VISI
MISI
C. Strategi
-2-
D. Bentuk Kegiatan
-3-
3. Mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan obat dan alkes
4. Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan
yang bertanggungjawab
1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu setiap bulan
2. Menanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen yang
disampaikan
3. Melaksanakan lokmin bulanan dan tribulanan secara rutin.
-4-
BAB II
TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
-5-
BAB III
Metode yang digunakan adalah pengumpulan data secara rutin melalui pencatatan
kegiatan pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
yang dilakukan setiap hari dan berkala baik di desa maupun di Puskesmas.
Data yang telah dikumpulkan tersebut dimasukkan ke dalam format tabel yang telah
disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar kemudian dilakukan
analisis. Jenis analisis data yang dilakukan pada penyajian profil ini adalah jenis
Analisis Deskriptif, yaitu upaya menggambarkan / menjelaskan data yang terdapat
dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata,
angka maksimum dan minimum
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan
dan sistimatika penyajiannya.
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja puskesmas Kebunsari.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab
ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-
faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai mortalitas, morbiditas dan angka
status gizi masyarakat wilayah kerja puskesmas Kebunsari
-6-
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari profil kesehatan di tahun tersebut.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi beberapa tabel data yang merupakan tabel indikator
pencapaian kinerja standar pelayayan minimal dibidang kesehatan.
-7-
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Puskesmas Kebunsari berdiri pada tahun 1991 (sesuai SK Bupati Pebruari Tahun
1991).Merupakan pemekaran dari Puskesmas Wonomulyo,yang mempunyai wilayah
kerja 5 Desa.
-8-
Angka kepadatan penduduk rata-rata di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari adalah
556,2 jiwa/km2, desa Bumiayu adalah wilayah yang paling padat penduduknya yaitu
3.459 jiwa
1. Pendidikan
2. Agama
-9-
BAB V
Disepanjang tahun 2021 jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Kebunsari sebanyak 104 orang.
Pada tahun 2021 jumlah suspek yang diperiksa sputum BTA sebanyak 65 orang
dan yang dinyatakan positif menderita (TB Paru BTA (+) sebanyak 4 orang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut maka dilakukan pemberian
pengobatan anti tuberkulosis secara rutin selama 6 bulan kepada semua penderita
yang dinyatakan positif. Keberhasilan pengobatan dari semua kasus positif
sebanyak 2 orang penderita TB Paru BTA (+).
Pada tahun 2021 ditemukan penderita kusta sebanyak 1 penderita Multi Basiler
(MB)/ Kusta Basah
Kasus penyakit Demam berdarah ditemukan yaitu 2 orang pada tahun 2021
Pada tahun 2021 jumlah penderita Thypoid yang ditemukan 5 orang positif.
-11-
C. Situasi Gizi
Dari 194 bayi yang lahir, tidak ditemukan bayi lahir dengan BBLR
Jumlah sasaran bayi dan balita yang tersebar di 5 desa di wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari pada tahun 2021 menurut data dari program gizi adalah 263 bayi dan
1196 balita. Dari jumlah tersebut yang aktif mengikuti penimbangan setiap bulan di
posyandu 263 (100%) bayi dan balita 970(81,5 %) Sedangkan Bayi dan balita
dengan berat badan naik sebanyak balita 791 (81,5%) dari seluruh balita yang
rutin mengikuti penimbangan setiap bulannya, hal itu disebabkan masih kurangnya
kesadaran dan pengertian masyarakat akan pentingnya posyandu.
-12-
Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Kebunsari yaitu 71 balita yaitu(
10 %), sedangkan gizi buruk sebanyak 2 balita hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain sosial budaya dan ekonomi keluarga, tingkat pengetahuan dan
kekurang pedulian keluarga .Balita Gizi buruk dan BGM ini semuanya telah
mendapat makanan pendamping ASI.
-13-
BAB VI
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
Dari 289 ibu hamil, cakupan K-1 233 (80,6%) dan K-4 sebanyak 191 (66%). Dari
persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas, Pustu dan Poskesdes
sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada sebagian ibu hamil
memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan pertama, sehingga
kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan usia
kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4.
Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah 192 (70,6% ) persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari pada tahun 2021.
Anak balita ( Anak prasekolah ) yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya
sesuai standar paling sedikit 4 kali per tahun di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari
tahun 2021 adalah 985 balita (82,5%).hal ini terjadi peningkatan dari tahun
sebelumnya yang tidak lepas dari proaktif pengelola program
Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di SD/MI
di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 sebanyak 9 sekolah .
-14-
4. Persentase Peserta KB Baru dan Aktif
Imunisasi merupakan salah satu jalan untuk menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian khususnya pada bayi dan balita melalui pemberian perlindungan /
kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
(PD3I).
Pada tahun 2021 cakupan imunisasi Puskesmas Kebunsari dari 250 sasaran bayi
sebagai berikut :
11. Pencapaian ini memberi gambaran proporsi bayi yang telah mendapat
perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(khususnya bagi yang telah mendapat DPT3 + HB3, Polio3, BCG dan
campak. Yang berarti tingkat pengelolaan program imunisasi harus lebih
ditingkatkan serta pemanfaatan pelayanan imunisasi di posyandu oleh
masyarakat, hal ini sangat erat kaitannya dengan kesadaran dari ibu untuk
membawa anaknya ke posyandu yang sering kali diabaikan karena faktor
pekerjaan rumah tangga, faktor anak yang sakit, dll
Tingginya cakupan imunisasi tahun 2021 sebagaimana terlihat pada data tersebut di
atas di sebabkan karena tingginya partisipasi masyarakat tentang pentingnya
imunisasi dan tak lepas dari proaktifnya pengelola program imunisasi dan petugas
Desa melakukan kegiatan sweeping imunisasi.
Dari 231 sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 yang
mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya sebanyak 194 bumil atau 83,9
%. Angka cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu hamil ke sarana
pelayanan kesehatan.
imunisasi TT1 sampai TT5 pun sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu ke sarana
pelayanan kesehatan dalam hal ini ke Puskesmas atau ke posyandu. Pada tahun
2021 cakupan imunisasi TT bumil harus di sesuaikan dengan pemberian imunisasi
TT sebelumnya.
Pada tahun 2021 tidak ada Penanganan Neonatal resti di wilayah Puskesmas
Kebunsari tahun. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai
usia 6 bulan di wilayah Puskesmas Kebunsari pada tahun 2021 adalah 111 Bayi (
80%,) angka tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari
nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pada usia sekitar 4 bulan bayi
mereka sudah diberi makanan pendamping ASI seperti bubur saring atau makanan
tambahan lainnya seperti biskuit. Disamping itu faktor pengetahuan ibu yang kurang
sehingga sebagian bayi kadang diberi susu instan,air tajin, teh manis jika ASI ibunya
terasa kurang.
-16-
10. Persentase Kelurahan/Desa dengan Garam Beryodium yang Baik
Salah satu program utama sebuah Puskesmas adalah Promosi Kesehatan dalam
hal ini penyuluhan kesehatan yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku seseorang
agar sesuai dengan prinsip hidup sehat. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalan
mengadakan penyuluhan di sekolah terutama SMP/MTs dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya yang dapat ditimbulkan Napsa
bagi generasi muda. Pada tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari
penyuluhan napsa dilakukan sebanyak 2 kali bagi siswa SMP/MTs.
Di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari, pada tahun 2021 jumlah masyarakat yang
memiliki kartu Jamkesmas sebanyak 6571 jiwa.Namun demikian, masih ada pula
masyarakat yang tidak membawa kartunya disebabkan karena seluruh pelayanan
kesehatan dasar di Kabupaten Polewali Mandar digratiskan, baik terhadap pasien
dengan status umum maupun yang memiliki Jaminan kesehatan masyarakat.
DIAGNOSA
1. Hipertensi
2. Dyspepsia
3. Acute nasopharyngitis (common cold)
4. ISPA
5. Vulnus Laceratum, Punctum (Luka Terbuka)
6. Chephalgia
7. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (NIDDM) I
8. Dermatitis Kontak
9. Febris/Demam
10. Mialgia
Dari data diatas, menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi di dominasi penyakit tidak
menular, hal ini menggambarkan bahwa kesehatan penyakit tidak menular (PTM) di
wilayah Puskesmas Kebunsari masih perlu mendapat perhatian sehingga untuk
selanjutnya dapat menurunkan penyakit tidak menular yang beresiko tinggi.
-19-
yang tidak mencuci tangan atau sekedar membilas dengan air tanpa memakai
sabun sebelum makan sehingga kebiasaan-kebiasaan seperti itu dapat
mempermudah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Dan masih banyak lagi
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang kurang menyadari bahwa perilaku tersebut
yang menyebabkan mereka sakit.Demikian juga dengan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan,penyebabnya juga karena kondisi lingkungan yang tidak sehat /
bersih oleh kurangnya kepedulian dari masyarakat atau perilaku mereka yang
kurang bersih.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Dari jaman
dulu hingga sekarang manusia mendesain rumahnya (tempat tinggal) sedemikian
rupa agar penghuninya merasa aman dan nyaman. Namun kadang dalam
membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur kesehatan/ sanitasi
lingkungan. seperti ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan air limbah,
pembuangan sampah, jamban keluarga dan sarana air bersih. Pada tahun 2021,
jumlah rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya sebanyak rumah dari 3161
rumah yang ada yang dipantau 3161 (100%) di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut yang dinyatakan rumah sehat dengan
berbagai kriteria penilaian hanya 2.681 rumah atau berarti masih banyak rumah
yang belum memenuhi syarat dari segi kesehatan lingkungan.
-20-
Dapat dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga yang semua Desa sudah
ODF (100%) Jumlah jamban Cemlong sebanyak 124 dan Lehar Angsa 3037. Untuk
Puskesmas Kebunsari.
Dari kondisi lingkungan fisik yang kurang memadai seperti di atas akan memberikan
kontribusi jelek terhadap lingkungan biologis. Kepemilikan sarana sanitasi yang
kurang seperti saluran pembuangan air limbah dan jamban keluarga mengakibatkan
masyarakat membuang limbah rumah tangga dan tinja di sembarang tempat, hal ini
jelas akan menunjang terjadinya penularan penyakit. Di samping itu tingkat
pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir masyarakat
dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air sangatlah
kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Di
antara kegunaan-kegunaan tersebut yang paling penting adalah kebutuhan untuk
minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna,
tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak mengandung zat-zat kimia
tertentu dalam jumlah yang terbatas.
Dikategorikan sebagai rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang
memenuhi syarat kesehatan seperti jamban kelurga, tempat sampah dan
pengelolaan air limbah rumah tangga
Pada tahun 2021, dari 3161 rumah yang ada di wilayah Puskesmas Kebunsari, yang
memiliki jamban keluarga (jaga) hanya 3161 rumah (100%), dan dinyatakan
memenuhi syarat, sudah ODF. Masyarakat sudah mulai sadar buang jamban pada
tempatnya. di WC.
-21-
BAB VII
Tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas termasuk yang ada di 1 Pustu
dan 4 Poskesdes
Biaya operasional yang digunakan, baik didalam gedung puskesmas maupun di luar
gedung puskesmas bersumber dari :
1. BOK
2. JKN
-22-
BAB VIII
A. Kesimpulan
1. Dari Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 (80,62 %) dan K-4 (66,09%) di wilayah
Puskesmas Kebunsari menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya ke sarana kesehatan pada trimester I cukup
tinggi namun pada akhir kehamilan menurun.
2. Jumlah persalinan oleh Nakes di wilayah Puskesmas Kebunsari sebanyak
192 ( 69,57 %) persalinan, hal ini menggambarkan kurangnya jumlah
persalinan karena peningkatan jumlah akseptor KB.
3. Pencapaian cakupan imunisasi diwilayah Puskesmas Kebunsari pada tahun
2021 sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini semua
desa mencapai UCI ( Desa yang cakupan imunisasi dasarnya > 88,90 % )
4. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif (80%), hal ini dipengaruhi oleh
tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari
sehingga pada usia 6 bulan bayi mereka sudah diberi makanan pendamping
ASI,disamping itu faktor pengetahuan masi ada ibu yang memahami
sehingga sebagian bayi kadang diberi susu formula, air tajin, teh manis jika
ASI ibunya terasa kurang.
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini terlihat
dari masih ada balita yang tidak hadir pada penimbangan balita, sehingga
pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui
posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi
masyarakat.khususnya N/D ,dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemberian makanan tambahan masih rendah.
6. Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Kebunsari yaitu71balita
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sosial budaya dan ekonomi
keluarga, tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap tumbuh
kembang Balitanya yang masih kurang.
7. Masih rendahnya cakupan kepemilikan sarana sanitasi yang memenuhi
syarat kesehatan seperti Jamban keluarga, pengelolaan limbah, dan tempat
sampah disebabkan karena sebagian besar masyarakat menganggap hal
tersebut tidak begitu penting dan bukan merupakan suatu kebutuhan
sehingga hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya
penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan di masyarakat seperti
ISPA, diare dan Penyakit kulit allergi maupun infeksi.
8. Persentase Cakupan rumah tangga ber PHBS di wilayah Puskesmas
Kebunsari masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena masih kurangnya
tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ber-
Perilaku Hidup bersih dan Sehat.
-23-
B. Saran
-24-