Anda di halaman 1dari 26

PROFIL KESEHATAN

UPTD
PUSKESMAS
KEBUNSARI

2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga profil Puskesmas Kebunsari Tahun 2023 telah dapat
diterbitkan. Profil Puskesmas Kebunsari Tahun 2023 ini merupakan salah satu
keluaran dari upaya pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
dan juga merupakan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan di Puskesmas
Kebunsari serta dapat menjadi acuan/sarana untuk memantau pencapaian
pembangunan kesehatan.

Sesuai dengan buku pedoman penyusunannya, di dalam profil ini terdapat


beberapa indikator yang meliputi indikator program dan indikator Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan
data dari berbagai macam indikator tersebut, format Profil Kesehatan sejak dirintis
sampai penyusunannya telah mengalami perubahan atau penyempurnaan.

Banyak kendala dalam penyusunan Profil ini, antara lain kurangnya apresiasi
terhadap data sehingga menyebabkan keterlambatan pengumpulan data, tidak
lengkapnya data dan validitas data yang ada. Meskipun demikian, sudah menjadi
komitmen kami untuk tetap mengupayakan agar profil selalu terbit setiap tahun dan
lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya dalam rangka menyajikan bahan evaluasi
berbagai program kesehatan yang telah dilaksanakan dan perencanaan ke depan,
serta pengambilan keputusan berdasarkan data dalam pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat.

Kami menyampaikan penghargaan dan Terima Kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Profil Puskesmas Kebunsari
Tahun 2021 ini, semoga dapat bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan
informasi kesehatan sesuai yang kita harapkan. Kritik dan saran membangun kami
harapkan untuk penyusunan profil yang akan datang.

Kebunsari,01 Februari 2023


Ka UPTD Puskesmas Kebunsari

Ns.MUHAMMAD SHADIQ .s.Kep


NIP.19680506 198903 1 014

                                
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan


kualitas sistim informasi kesehatan di tingkat kabupaten sangat di tentukan oleh
sistim informasi yang berkualitas di tingkat Kecamatan / Puskesmas oleh karena itu
kami membuat profil Puskesmas Kebunsari yang menyajikan informasi kesehatan
secara menyeluruh di wilayah puskesmas Kebunsari tahun 2023 khususnya
cakupan pelayanan Kesehatan sebagai dasar evaluasi tahunan dan pemantauan
kinerja bagi petugas kesehatan di wilayah Puskesmas Kebunsari.

Upaya pelayanan kesehatan dititik beratkan pada pelayanan dasar sebagai


upaya terpadu yang diselenggarakan melalui kegiatan pokok, karena puskesmas
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat di samping memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas.

Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya


kecamatan sehat yang merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, puskesmas juga melaksanakan upaya-


upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan upaya
tersebut diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan dengan tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal.

Puskesmas Kebunsari sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya


pembangunan kesehatan tersebut khususnya di wilayah Kecamatan Wonomulyo,
dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan melalui beberapa program
yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa indikator mengacu kepada
penggabungan Indikator Indonesia Sehat dan indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal yang terdiri dari 12 indikator kinerja. Untuk mengukur keberhasilan dari
program tersebut akan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang meliputi indikator


mortalitas, morbiditas dan status gizi.
2. Indikator Hasil Antara, yang meliputi indikator untuk keadaan lingkungan,
perilaku hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.

-1-
3. Indikator Proses dan Masukan yang meliputi, indikator pelayanan kesehatan,
sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.

Profil Kesehatan Puskesmas Kebunsari ini merupakan salah satu sarana


untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan
Wonomulyo dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah tersebut berdasarkan
indikator-indikator yang tercantum di atas.

B.       Visi dan Misi

VISI

Optimalnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Polewali Mandar.

MISI

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Dan Partisipatif.


2. Optimalnya Pencegahan DanPengendalian Penyakit Menular Dan Penyakit
Tidak Menular
3. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan
4. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Kesehatan.

C. Strategi

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan


kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada
upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang
ada di puskesmas dan masyarakat
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan
yang bertanggungjawab  

-2-
D. Bentuk Kegiatan

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan


kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
1. Mengoptimalkan koordinasi dan jejaring lintas sektoral dan lintas
program di tingkat kecamatan
2. Membuat jejaring dengan lembaga di tingkat desa dalam rangka
implementasi program kesehatan.
3. Membuat jejaring dengan kader sebagai pelaksana program kesehatan
di masyarakat
4. Membina posyandu, desa siaga yang telah ada di masyarakat
5. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan di sekolah ataupun
pondok pesantren
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada
upaya promotif dan preventif.
1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
yang tersedia
2. Mengoptimalkan peran SDM sesuai tupoksi pelayanan yang ada
3. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
sesuai perkembangan jaman
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
5. Melaksanakan rujukan horizontal dalam rangka meningkatkan peran
klinik sehat, dengan tetap memberikan pelayanan rujukan vertikal
sesuai standar.
6. Meningkatkan koordinasi antar unit pelayanan
3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang
ada di puskesmas dan masyarakat
1. Mendorong masyarakat untuk mendukung pendanaan kesehatan yang
bersumber dari masyarakat
2. Merencanakan anggaran kegiatan kesehatan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada di masyarakat
3. Mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) melalui
dana yang ada.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
1. Melaksanakan transfer ilmu (kalakarya) dari SDM yang mengikuti
pelatihan kepada rekan-rekan lainnya.
2. Membuat peta jabatan sesuai dengan kompetensi yang ada
3. Melaksanakan analisis beban kerja dan mutasi internal
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
1. Mengoptimalkan peran apotek dan gudang obat dalam pelayanan
kesehatan
2. Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi penggunaan obat pelayanan
kesehatan

-3-
3. Mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan obat dan alkes
4. Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan
yang bertanggungjawab
1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu setiap bulan
2. Menanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen yang
disampaikan
3. Melaksanakan lokmin bulanan dan tribulanan secara rutin.

-4-
BAB II

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penyusunan Profil UPTD Puskesmas Kebunsari adalah untuk


memberikan gambaran masyarakat Kebunsari melalui hasil pencapaian program
dan indikator kesehatan yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat menjadi tolak
ukur atau dasar pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya di UPTD Puskesmas
Kebunsari.

2. Tujuan Khusus

1. Tersedianya data dan informasi yang akurat tentang pencapaian program


kesehatan di UPTD Puskesmas Kebunsari.
2. Tersedianya informasi tentang bagaimana akses masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kebunsari terhadap pemeliharaan kesehatan.
3. Diperolehnya informasi mengenai cakupan program sehingga dapat
memotivasi pengelola program untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
4. Mekanisme Kerja Pengelolaan Data

-5-
BAB III

MEKANISME PENGELOLAAN DATA

1.   Pengumpulan data

Dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Kebunsari, data dikumpulkan


secara aktif oleh petugas pengelola data dengan cara melakukan pengambilan data
secara langsung dari masing-masing pemegang program di Puskesmas dan di
kantor BPS Kabupaten Polewali Mandar selanjutnya data tersebut diolah dan
dituangkan dalam bentuk tabel yang kemudian dianalisa sebelum disajikan dalam
bentuk profil.

Metode yang digunakan adalah pengumpulan data secara rutin melalui pencatatan
kegiatan pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
yang dilakukan setiap hari dan berkala baik di desa maupun di Puskesmas.

2.  Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan tersebut dimasukkan ke dalam format tabel yang telah
disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar kemudian dilakukan
analisis. Jenis analisis data yang dilakukan pada penyajian profil ini adalah jenis
Analisis Deskriptif, yaitu upaya menggambarkan / menjelaskan data yang terdapat
dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata,
angka maksimum dan minimum

3.  Sistimatika Penyajian

Sistimatika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kebunsari adalah sebagai berikut

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan
dan sistimatika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja puskesmas Kebunsari.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab
ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-
faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai mortalitas, morbiditas dan angka
status gizi masyarakat wilayah kerja puskesmas Kebunsari

-6-
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pemberantasan penyakit


menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan


kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari profil kesehatan di tahun tersebut.

Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan


hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi beberapa tabel data yang merupakan tabel indikator
pencapaian kinerja standar pelayayan minimal dibidang kesehatan.

-7-
BAB IV

GAMBARAN UMUM

Puskesmas Kebunsari berdiri pada tahun 1991 (sesuai SK Bupati Pebruari Tahun
1991).Merupakan pemekaran dari Puskesmas Wonomulyo,yang mempunyai wilayah
kerja 5 Desa.

A.    Keadaan Geografis

Puskesmas Kebunsari terletak di Kecamatan Wonomulyo yaitu di Desa Kebunsari


dengan luas wilayah 20,46 km2.Secara geografis Desa Kebunsari dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bumimulyo wilayah kerja


Puskesmas Kebunsari Kec Wonomulyo
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rumpa wilayah kerja Puskesmas
Mapilli kec Mapilli
3. Sebelah Timur berbatasan Laut Mandar
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bumiayu wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari Kecamatan Wonomulyo.

Wilayah kerja Puskesmas Kebunsari 5 desa dengan rincian masing-masing :

1. Desa Kebunsari terbagi atas 4 dusun, yaitu :


Dusun I Solotigo,Dusun II Ambarawa , Dusun III Jombang ,Dusun IV Kemiri

2. Desa Bumiayu terbagi atas 5 Dusun, yaitu :


Dusun Tulung Agung, Dusun Blitar,Dusun Kebun Dalam, Dusun Jogja
Lama,Dusun Ponorogo.

3. Desa Arjosari terbagi atas 4 dusun, yaitu :


Dusun Arjosari,Dusun Simbang,Dusun Magelang,Dusun Masamba

4. Desa Bumimulyo terbagi atas 4 dusun, yaitu :


Dusun Jogja Baru,Dusun Kanreapi ,Dusun Sumber Agung,Dusun Tulung Rejo

5. Desa Nepo terbagi atas 5 dusun , yaitu :


Dusun Pucceda,Dusun Ujung Baru,Dusun Lanrae, Dusun Matalie,Dusun Garassi

B.     Keadaan Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kebunsari berdasarkan data statistik


pada tahun 2023 berjumlah 11.956 jiwa ,dengan jumlah Rumah Tangga 3.464 KK.

-8-
Angka kepadatan penduduk rata-rata di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari adalah
556,2 jiwa/km2, desa Bumiayu adalah wilayah yang paling padat penduduknya yaitu
3.459 jiwa

C.    Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas kebunsari mempunyai


mata pencaharian sebagian petani, peternak, pedagang/wiraswasta dan sebagian
lain Aparatur Sipil Negara(ASN).

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber daya


manusia. Di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari jumlah sarana pendidikan yang
ada sekolah terbagi dalam Taman Kanak-Kanak/ PAUD ada 11 sekolah, Sekolah
Dasar / Madrasah Ibtidaiyah ada 9 sekolah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah
Tsanawiyah ada 2 sekolah.

2. Agama

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana


peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistic tahun 2021 penduduk
wilayah kerja Puskesmas Kebunsari , sebagian besar menganut Agama Islam

-9-
BAB V

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A.    Mortalitas (Angka Kematian)

1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)

Pada Tahun 2021, di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari Alhamdulilah tidak


ada kematian bayi..

2. Angka Kematian Balita

Di tahun 2021 ini tidak ada kematian balita di wilayah Puskesmas


Kebunsari.egitupun kematian Ibu tadak ada, Alhamdulilah.

3. Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Wilayah kerja Puskesmas Kebunsari belum termasuk wilayah rawan terhadap


kejadian kecelakaan lalu lintas, karena kondisi jalannya yang bukan merupakan
jalan utama di kecamatan Wonomulyo yang jumlah tidak terlalu padat dan rata-rata
jalanan sudah di cor sampai jalanan di pedesaan disemua wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari.

Disepanjang tahun 2021 jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Kebunsari sebanyak 104 orang.

B.     Morbiditas (Angka Kesakitan)

1. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)

Pada tahun 2021 jumlah suspek yang diperiksa sputum BTA sebanyak 65 orang
dan yang dinyatakan positif menderita (TB Paru BTA (+) sebanyak 4 orang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut maka dilakukan pemberian
pengobatan anti tuberkulosis secara rutin selama 6 bulan kepada semua penderita
yang dinyatakan positif. Keberhasilan pengobatan dari semua kasus positif
sebanyak 2 orang penderita TB Paru BTA (+).

Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Jumlah penderita pneumonia yang berobat ke Puskesmas Kebunsari sebanyak 4


orang yang diobati pada tahun 2021
10-

3. Angka Kesakitan Diare

Diare merupakan penyakit endemis khususnya di negara-negara berkembang


seperti Indonesia. Penyakit ini senantiasa ada dan sering terjadi peningkatan jumlah
penderita khususnya pada musim-musim hujan. Di wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari berdasarkan hasil rekapan tahunan STP (Surveilans Terpadu Penyakit)
Puskesmas Kebunsari tahun 2021, penyakit diare sebanyak 68 penderita yang
kesemuanya mendapatkan penanganan pengobatan dan pemberian oralit dan tablet
zinc bagi penderita bayi dan balita dibandingkan sebelum tahun 2021 jumlah
penderita diare tahun ini mengalami penurunan,

4. Angka Kesakitan Malaria

Pada tahun 2021, tidak ada ditemukan penderita penyakit malaria.

5. Angka penyakit Kusta

Pada tahun 2021 ditemukan penderita kusta sebanyak 1 penderita Multi Basiler
(MB)/ Kusta Basah

Angka penyakit Filariasis

Pada tahun 2021 tidak ada ditemukan kasus fiariasis.

7. Angka penyakit Rabies

Pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya kasus positif rabies.

8. Angka penyakit Campak

Kasus campak tidak di temukan pada tahun 2021.

9. Angka penyakit DBD

Kasus penyakit Demam berdarah ditemukan yaitu 2 orang pada tahun 2021

10. Angka penyakit Typhoid

Pada tahun 2021 jumlah penderita Thypoid yang ditemukan 5 orang positif.

-11-
C. Situasi Gizi

1. Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi

Kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 yaitu


dengan KN3 sebanyak 194 sesuai standard pelayanan minimal. Kunjungan bayi baik
di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (posyandu) sebanyak 194 ( 100%). Hal
ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat sudah mulai memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.

2. Persentase BBLR Ditangani

Dari 194 bayi yang lahir,  tidak ditemukan bayi lahir dengan BBLR

Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita

                Data Gizi Puskesmas Kebunsari

Pada tahun 2021, pemantauan status gizi di Puskesmas Kebunsari dilaksanakan


setiap bulannya di Posyandu melalui penimbangan bayi dan balita, yang dilaporkan
pada setiap akhir bulan setelah semua kegiatan posyandu selesai dilaksanakan
dalam bulan berjalan.

Jumlah sasaran bayi dan balita yang tersebar di 5 desa di wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari pada tahun 2021 menurut data dari program gizi adalah 263 bayi dan
1196 balita. Dari jumlah tersebut yang aktif mengikuti penimbangan setiap bulan di
posyandu 263 (100%) bayi dan balita 970(81,5 %) Sedangkan Bayi dan balita
dengan berat badan naik sebanyak balita 791 (81,5%) dari seluruh balita yang
rutin mengikuti penimbangan setiap bulannya, hal itu disebabkan masih kurangnya
kesadaran dan pengertian masyarakat akan pentingnya posyandu.

Kurangnya cakupan D/S (81,1%) menggambarkan kurangnya partisipasi masyarakat


dan pemerintah Desa dalam kegiatan posyandu, Hal ini disebabkan diantaranya
karena kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas pekerjaannya adalah
petani sehingga sering kali pada saat jadwal posyandu mereka tidak bisa datang
karena alasan yang berbeda-beda, di samping itu kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak setelah berusia 12 bulan ke atas.

Masalah gizi bukan hanya masalah sektor kesehatan, dan keberhasilan


penanggulangannya tidak akan maksimal jika sektor kesehatan berjalan sendiri
tanpa adanya dukungan sektor terkait serta dukungan politik dari kebijakan
pemerintah setempat.

-12-
Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Kebunsari yaitu 71 balita yaitu(
10 %), sedangkan gizi buruk sebanyak 2 balita hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain sosial budaya dan ekonomi keluarga, tingkat pengetahuan dan
kekurang pedulian keluarga .Balita Gizi buruk dan BGM ini semuanya telah
mendapat makanan pendamping ASI.

-13-
BAB   VI

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A.    Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan

Dari 289 ibu hamil, cakupan K-1 233 (80,6%) dan K-4 sebanyak 191 (66%). Dari
persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas, Pustu dan Poskesdes
sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada sebagian ibu hamil
memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan pertama, sehingga
kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika berdasarkan usia
kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun K4.

Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah 192 (70,6% ) persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Kebunsari pada tahun 2021.

Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun ini menggambarkan


tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap persalinan semakin
baik dibandingkan tahun sebelumnya ,didukung adanya kebijakan pemerintah yaitu
BPJS Mandiri, PBI dan Non PBI.

2. Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah)

Anak balita ( Anak prasekolah ) yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya
sesuai standar paling sedikit 4 kali per tahun di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari
tahun 2021 adalah 985 balita (82,5%).hal ini terjadi peningkatan dari tahun
sebelumnya yang tidak lepas dari proaktif pengelola program

3. Persentase Siswa SD, SMP dan SMA sederajat yang diperiksa


kesehatannya.

Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di SD/MI
di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 sebanyak 9 sekolah .

-14-
4. Persentase Peserta KB Baru dan Aktif

Berdasarkan data Pengelola KB wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021,


Peserta KB2033 dan peserta KB Aktif sebanyak 10505 (73,2%) orang dari 2033
pasangan usia subur. Angka ini menunjukan tingkat partisipasi masyarakat tentang
KB cukup baik.

Berdasarkan jenis kontrasepsi peserta KB lebih banyak menggunakan Suntik


sebanyak 652 (31,8%) dibandingkan jenis kontrasepsi lain yaitu Pil 461 (22,1%),
kondom 131 (6,4%), implan 130 (6,4%) ,IUD 82 (4,0) ,MOP 14 (0,7%), MOW 35
(1,6%)

5. Persentase Desa yang mencapai UCI

Pada tahun 2021 cakupan imunisasi Puskesmas Kebunsari 5 Desa UCI.(Universal


child immunization) yaitu 234 (88,9%)

6. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi

Imunisasi merupakan salah satu jalan untuk menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian khususnya pada bayi dan balita melalui pemberian perlindungan /
kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
(PD3I).

7. Imunisasi bayi terdiri atas :

1. Imunisasi BCG untuk memberi perlindungan terhadap penyakit TBC


2. Imunisasi DPT/HB 1 sampai 3, memberi perlindungan terhadap penyakit
hepatitis, diftheri, pertusis dan tetanus.
3. Imunisasi Polio 1 sampai Polio 4, untuk memberikan perlindungan terhadap
penyakit polio.
4. Imunisasi campak, untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit
campak.

Pada tahun 2021 cakupan imunisasi Puskesmas Kebunsari dari 250 sasaran bayi
sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi HBO mencapai 190 bayi atau 76,0 %


2. Cakupan imunisasi BCG mencapai 208 bayi atau 83,2 %
3. Cakupan imunisasi P0LIO 1 mencapai 208 bayi atau 83,2 %
4. Cakupan imunisasi DPT/HB1 mencapai 235 bayi atau 94,0 %
5. Cakupan imunisasi P0LIO 2 mencapai 235 bayi atau 94,0 %
6. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 mencapai 238 bayi atau 95,2 %
7. Cakupan imunisasi P0LIO 3 mencapai 238 bayi atau 95,2 %
8. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 mencapai 230 bayi atau 92,0 %
9. Cakupan imunisasi P0LIO 4 mencapai 230 bayi atau 92,0 %
10. Cakupan imunisasi Campak mencapai 241 bayi atau 96,4 %
-15-

11. Pencapaian ini memberi gambaran proporsi bayi yang telah mendapat
perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(khususnya bagi yang telah mendapat DPT3 + HB3, Polio3, BCG dan
campak. Yang berarti tingkat pengelolaan program imunisasi harus lebih
ditingkatkan serta pemanfaatan pelayanan imunisasi di posyandu oleh
masyarakat, hal ini sangat erat kaitannya dengan kesadaran dari ibu untuk
membawa anaknya ke posyandu yang sering kali diabaikan karena faktor
pekerjaan rumah tangga, faktor anak yang sakit, dll

Tingginya cakupan imunisasi tahun 2021 sebagaimana terlihat pada data tersebut di
atas di sebabkan karena tingginya partisipasi masyarakat tentang pentingnya
imunisasi dan tak lepas dari proaktifnya pengelola program imunisasi dan petugas
Desa melakukan kegiatan sweeping imunisasi.

8. Persentase Balita Mendapat Vitamin A 2 kali

Persentase bayi/balita di wilayah Puskesmas Kebunsari tahun 2021 yang


mendapatkan vitamin A dosis tinggi sebanyak 930 Balita dari jumlah sasaran 930
Balita.

Dari 231 sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 yang
mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya sebanyak 194 bumil atau 83,9
%. Angka cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu hamil ke sarana
pelayanan kesehatan.

Persentase ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari yang mendapatkan

imunisasi TT1 sampai TT5 pun sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu ke sarana
pelayanan kesehatan dalam hal ini ke Puskesmas atau ke posyandu. Pada tahun
2021 cakupan imunisasi TT bumil harus di sesuaikan dengan pemberian imunisasi
TT sebelumnya.

9. Neonatal Resti/Komplikasi yang Ditangani

Pada tahun 2021 tidak ada Penanganan Neonatal resti di wilayah Puskesmas
Kebunsari tahun. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai
usia 6 bulan di wilayah Puskesmas Kebunsari pada tahun 2021 adalah 111 Bayi (
80%,) angka tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari
nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pada usia sekitar 4 bulan bayi
mereka sudah diberi makanan pendamping ASI seperti bubur saring atau makanan
tambahan lainnya seperti biskuit. Disamping itu faktor pengetahuan ibu yang kurang
sehingga sebagian bayi kadang diberi susu instan,air tajin, teh manis jika ASI ibunya
terasa kurang.

-16-
10. Persentase Kelurahan/Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Berdasarkan hasil pemeriksaan disekolah sebagai sampel di wilayah puskesmas


Kebunsari semua desa dinyatakan menggunakan garam beryodium. Namun
demikian masih ada rumah tangga yang menggunakan garam yang tidak beryodium
dengan alasan sudah lama memakai dan lebih murah harganya dan sebagian
rumah tangga memang tdk mengetahui manfaat garam beryodium.

11. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap

Di Puskesmas Kebunsari pada tahun 2021 Pelayanan dalam gedung yang


dilaksanakan adalah Pencabutan gigi tetap sebanyak 73 0rang. Selain kegiatan
pelayanan di Puskesmas juga dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS
(Promotif dan Preventif). Yaitu 323 (45,8%)

12. Persentase Murid SD/MI yang mendapat Pemeriksaan Gigi mulut

Kegiatan UKGS di Puskesmas Kebunsari adalah pemeriksaan gigi dan mulut


khususnya pada anak SD/MI, pada tahun 2021 sebanyak 9 sekolah (100%)
Penyuluhan P3 Napza Oleh Nakes

Salah satu program utama sebuah Puskesmas adalah Promosi Kesehatan dalam
hal ini penyuluhan kesehatan yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku seseorang
agar sesuai dengan prinsip hidup sehat. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalan
mengadakan penyuluhan di sekolah terutama SMP/MTs dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya yang dapat ditimbulkan Napsa
bagi generasi muda. Pada tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari
penyuluhan napsa dilakukan sebanyak 2 kali bagi siswa SMP/MTs.

14. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Proporsi penduduk yang terlindung jaminan pemeliharaan kesehatan di wilayah


kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2021 belum dapat diketahui dengan pasti
karena tidak ada data yang mendukung dan Askes pegawai negeri merupakan
tenaga PNS dari luar wilayah Puskesmas Kebunsari dan kode kapitasinya
berdasarkan tempat tinggal masing-masing.Jumlah kunjungan poliklinik tahun
2021berdasarkan jenis kepesertaan:

1. BPJS PNS : 701 Orang


2. BPJS Mandiri : 1438 Orang
3. BPJS KIS : 6571 orang
4. Umum : 2231 orang
Total : 10.941 orang
-17-

15. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Gakin.

Di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari, pada tahun 2021 jumlah masyarakat yang
memiliki kartu Jamkesmas sebanyak 6571 jiwa.Namun demikian, masih ada pula
masyarakat yang tidak membawa kartunya disebabkan karena seluruh pelayanan
kesehatan dasar di Kabupaten Polewali Mandar digratiskan, baik terhadap pasien
dengan status umum maupun yang memiliki Jaminan kesehatan masyarakat.

16. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Jumlah kelompok Usila Di wilayah Puskesmas Kebunsari sebanyak 9 klp dan


anggotanya sebanyak 1632 orang. Jumlah Usila yang dilayani selama tahun
2021sebanyak   302 orang atau 22,83% dari jumlah usila yang ada dan jumlah Pra
usila yang dilayani yaitu sebanyak 307 orang (18,81%)

B.     Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan Rawat Jalan

Jumlah kunjungan rawat jalan di dalam ataupun di luar gedung Puskesmas


Kebunsari adalah 12.687 kunjungan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di
wilayah Puskesmas Kebunsari, termasuk yang mendapat pelayanan di Poli Umum,
Poli Gigi, KIA, pelayanan di Puskesmas keliling, pelayanan UGD dsb.

Dari sejumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas tersebut mayoritas mereka


datang dengan tujuan untuk mendapatkan pelayanan pengobatan, hal ini kurang
sejalan dengan fungsi Puskesmas yaitu bukan hanya kuratif tetapi juga promotif,
preventif. Sehingga diharapkan bukan hanya mereka yang sakit saja yang datang
untuk berobat tetapi sebagian mereka diharapkan datang berkonsultasi tentang
bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Namun
kenyataannya hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan karena persepsi
masyarakat bahwa Puskesmas adalah tempat bagi orang-orang yang sedang sakit,
sehingga masyarakat yang datang dengan tujuan konsultasi masalah kesehatan
sangat minim.
-18-

Berikut Gambaran 10 Penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Kebunsari selama


tahun 2021:

DIAGNOSA

1. Hipertensi
2. Dyspepsia
3. Acute nasopharyngitis (common cold)
4. ISPA
5. Vulnus Laceratum, Punctum (Luka Terbuka)
6. Chephalgia
7. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (NIDDM) I
8. Dermatitis Kontak
9. Febris/Demam
10. Mialgia

Dari data diatas, menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi di dominasi penyakit tidak
menular, hal ini menggambarkan bahwa kesehatan penyakit tidak menular (PTM) di
wilayah Puskesmas Kebunsari masih perlu mendapat perhatian sehingga untuk
selanjutnya dapat menurunkan penyakit tidak menular yang beresiko tinggi.

2. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Kebutuhan

Obat-obatan yang tersedia di Puskesmas Kebunsari adalah obat yang tergolong


obat generik yang pengadaannya langsung melalui Gudang Farmasi Kabupaten
Polewali Mandar.

C.    Perilaku Hidup Masyarakat

1. Persentase Rumah Tangga Ber PHBS

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, faktor perilaku


merupakan faktor terbesar yang berpengaruh sehingga diharapkan masyarakat
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 2021, dari 3161 rumah tangga yang dipantau hanya rumah tangga
yang dinyatakan berperilaku hidup bersih dan sehat 1991 rumah tangga. Dalam
pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS digunakan sepuluh indikator perilaku,
yang mana setiap rumah tangga mayoritas hanya memenuhi beberapa kriteria saja.
Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian
masyarakat masih sangat kurang, seperti masih banyaknya bapak-bapak yang
merokok tidak pada tempatnya sehingga anak usia sekolah pun sudah ada yang
merokok, masih ada masyarakat

-19-
yang tidak mencuci tangan atau sekedar membilas dengan air tanpa memakai
sabun sebelum makan sehingga kebiasaan-kebiasaan seperti itu dapat
mempermudah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Dan masih banyak lagi
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang kurang menyadari bahwa perilaku tersebut
yang menyebabkan mereka sakit.Demikian juga dengan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan,penyebabnya juga karena kondisi lingkungan yang tidak sehat /
bersih oleh kurangnya kepedulian dari masyarakat atau perilaku mereka yang
kurang bersih.

2. Persentase Posyandu Aktif

Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari berjumlah 15


posyandu tersebar pada setiap dusun yang ada.Dalam pelaksanaannya posyandu
terkait dengan beberapa program Puskesmas, yaitu Program Gizi, Imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak, KB dan Promosi Kesehatan. Sehingga dalam
pengklasifikasiannya juga didasarkan pada kriteria hasil pencapaian cakupan
program tersebut disamping berdasarkan frekuensi penimbangan setiap tahun dan
jumlah kader aktif sebanyak 75 orang.

Berdasarkan kriteria penilaiannya maka posyandu yang ada di wilayah kerja


Puskesmas Kebunsari dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama :   0


2. Posyandu Madya : 3     
3. Posyandu Purnama : 10
4. Posyandu Mandiri : 3

Di wilayah Puskesmas Kebunsari tidak ditemukan adanya posyandu pratama. Yang


paling mempengaruhi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam
memanfaatkan posyandu secara maksimal, tetapi dalam hal ini kesalahan bukan
hanya berasal dari masyarakat saja tetapi juga karena kurangnya perhatian
pemerintah setempat dan kerjasama lintas sektor.

D.  Keadaan Lingkungan

1. Persentase Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Dari jaman
dulu hingga sekarang manusia mendesain rumahnya (tempat tinggal) sedemikian
rupa agar penghuninya merasa aman dan nyaman. Namun kadang dalam
membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur kesehatan/ sanitasi
lingkungan. seperti ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan air limbah,
pembuangan sampah, jamban keluarga dan sarana air bersih. Pada tahun 2021,
jumlah rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya sebanyak rumah dari 3161
rumah yang ada yang dipantau 3161 (100%) di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut yang dinyatakan rumah sehat dengan
berbagai kriteria penilaian hanya 2.681 rumah atau berarti masih banyak rumah
yang belum memenuhi syarat dari segi kesehatan lingkungan.

-20-
Dapat dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga yang semua Desa sudah
ODF (100%) Jumlah jamban Cemlong sebanyak 124 dan Lehar Angsa 3037. Untuk
Puskesmas Kebunsari.

Dari kondisi lingkungan fisik yang kurang memadai seperti di atas akan memberikan
kontribusi jelek terhadap lingkungan biologis. Kepemilikan sarana sanitasi yang
kurang seperti saluran pembuangan air limbah dan jamban keluarga mengakibatkan
masyarakat membuang limbah rumah tangga dan tinja di sembarang tempat, hal ini
jelas akan menunjang terjadinya penularan penyakit. Di samping itu tingkat
pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir masyarakat
dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

2. Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air sangatlah
kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Di
antara kegunaan-kegunaan tersebut yang paling penting adalah kebutuhan untuk
minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna,
tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak mengandung zat-zat kimia
tertentu dalam jumlah yang terbatas.

Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih tersebut, maka masyarakat di


wilayah kerja Puskesmas Kebunsari mengakses air dari berbagai sumber, jumlah
rumah yang menggunakan sumber air bersih sebanyak 3102 (98,13%) yang mereka
gunakan diantaranya

3. Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar

Dikategorikan sebagai rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang
memenuhi syarat kesehatan seperti jamban kelurga, tempat sampah dan
pengelolaan air limbah rumah tangga

Pada tahun 2021, dari 3161 rumah yang ada di wilayah Puskesmas Kebunsari, yang
memiliki jamban keluarga (jaga) hanya 3161 rumah (100%), dan dinyatakan
memenuhi syarat, sudah ODF. Masyarakat sudah mulai sadar buang jamban pada
tempatnya. di WC.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut cakupan sarana sanitasi lingkungan di


wilayah Puskesmas Kebunsari sudah mencapai target.

Persentase Tempat-tempat Umum Sehat

tempat pengelolaan makanan pun dilakukan pemeriksaan berdasarkan beberapa


kriteria penilaian. Di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari dari TTU & TPM yang ada
134, banyak diperiksa 134 (100%), yang dinyatakan memenuhi syarat sebanyak 16
TTU & TPM

-21-
BAB VII

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

 A.    Sarana Kesehatan

1. Data Dasar Puskesmas

Puskesmas Kebunsari diresmikan pada Tahun 1991 sesuai SK Bupati Februari


1991,Yang terletak di Jl. Poros Kebunnsari,Desa Kebunsari Kecamatan Wonomulyo.
Puskesmas Kebunsari dilengkapi dengan 1 bangunan untuk perumahan dokter
umum, 2 bangunan untuk perumahan perawat / paramedis.

2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Di wilayah kerja Puskesmas Kebunsari tahun 2023 memiliki upaya kesehatan


bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 1 Pustu, 4 Poskesdes dan 15
Posyandu.

B.     Tenaga Kesehatan

1. Persentase Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja

Tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas termasuk yang ada di 1 Pustu
dan 4 Poskesdes

2. Jumlah Pegawai di Puskesmas Menurut Pendidikan dan Jenis


Kepegawaian

Khususnya di Puskesmas Kebunsari jumlah tenaga PNS sebanyak 21 orang, pppk 4


orang ,kontrak daerah 7 orang, Kontrak Puskesmas 10 orang dan 32 orang tenaga
sukarela.

C.    Pembiayaan Kesehatan

Biaya operasional yang digunakan, baik didalam gedung puskesmas maupun di luar
gedung puskesmas bersumber dari :

1. BOK
2. JKN

-22-
BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan data kegiatan program kesehatan yang dicapai Puskesmas Kebunsari,


maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :

1. Dari Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 (80,62 %) dan K-4 (66,09%) di wilayah
Puskesmas Kebunsari menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya ke sarana kesehatan pada trimester I cukup
tinggi namun pada akhir kehamilan menurun.
2. Jumlah persalinan oleh Nakes di wilayah Puskesmas Kebunsari sebanyak
192 ( 69,57 %) persalinan, hal ini menggambarkan kurangnya jumlah
persalinan karena peningkatan jumlah akseptor KB.
3. Pencapaian cakupan imunisasi diwilayah Puskesmas Kebunsari pada tahun
2021 sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini semua
desa mencapai UCI ( Desa yang cakupan imunisasi dasarnya > 88,90 % )
4. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif (80%), hal ini dipengaruhi oleh
tingkat kesibukan ibu yang ikut mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari
sehingga pada usia 6 bulan bayi mereka sudah diberi makanan pendamping
ASI,disamping itu faktor pengetahuan masi ada ibu yang memahami
sehingga sebagian bayi kadang diberi susu formula, air tajin, teh manis jika
ASI ibunya terasa kurang.
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini terlihat
dari masih ada balita yang tidak hadir pada penimbangan balita, sehingga
pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui
posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi
masyarakat.khususnya N/D ,dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemberian makanan tambahan masih rendah.
6. Masih terdapatnya balita BGM di wilayah Puskesmas Kebunsari yaitu71balita
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sosial budaya dan ekonomi
keluarga, tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap tumbuh
kembang Balitanya yang masih kurang.
7. Masih rendahnya cakupan kepemilikan sarana sanitasi yang memenuhi
syarat kesehatan seperti Jamban keluarga, pengelolaan limbah, dan tempat
sampah disebabkan karena sebagian besar masyarakat menganggap hal
tersebut tidak begitu penting dan bukan merupakan suatu kebutuhan
sehingga hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya
penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan di masyarakat seperti
ISPA, diare dan Penyakit kulit allergi maupun infeksi.
8. Persentase Cakupan rumah tangga ber PHBS di wilayah Puskesmas
Kebunsari masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena masih kurangnya
tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ber-
Perilaku Hidup bersih dan Sehat.

-23-
B.     Saran

1. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang Pelayanan Kesehatan ibu


dan anak, sehingga diharapkan pada masa yang akan datang cakupan
kunjungan ibu hamil K – 1 dan K – 4, cakupan pemberian ASI Eksklusif, serta
angka persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat.dan menurunnya angka
kesakitan khususnya penyakit menular berbasis lingkungan.
2. Meningkatkan cakupan penimbangan bayi di posyandu, utamanya kerjasama
Perlunya kerjasama dengan semua sektor terkait dalam upaya dengan tim
penggerak PKK desa.
3. Perlunya kerjasama lintas sektor utamanya dalam memicu masyarakat dalam
upaya meningkatkan kepemilikan sarana sanitasi
4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan diperlukan kerja keras oleh petugas kesehatan untuk melakukan
penyuluhan tentang pentingnya sanitasi dan PHBS.
5. Mengingat Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang
banyak bersentuhan langsung ke masyarakat terutama Puskesmas
Kebunsari masih memerlukan peningkatan sumber daya manusia dan
fasilitas – fasilitas kesehatan lainya yang dapat mendukung terlaksananya
program kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas

-24-

Anda mungkin juga menyukai