Anda di halaman 1dari 9

Diana Sismi Alfi Nurani

30901800047
3A/Semester 4

KASUS MATERNITAS

Seorang perempuan 31 tahun P2 nifas hari pertama dirawat di bangsal kebidanan. Saat ini
klien mengatakan masih nyeri pada perut ,ASI belum keluar, klien juga terdapat luka post
episiotomi , Berat badan bayi 3300 gr, bayi menangis terus karena ASI bekum keluar, puting
menonjol ,ibu mengatakan masih lemas untuk beraktifitas . tekanan darah 120/70 mmHg ,
Nadi 72 kali/menit , pernafasan 12 kali/ menit , suhu 37C .

PERTANYAAN :

1. Apakah yang dimaksud dengan post partum ?


2. Perubahan fisiologis dan psikologis apa saja yang dapat terjadi pada saat ibu post partum ?
3. Apakah pengkajian keperawatan yang dapat dilakukan pada ibu post partum ?
4. Apakah masalah masalah keperawatan yang dapat muncul pada periode post partum ?
5. Bagaimana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada ibu post partum ?

JAWABAN :

1. Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni, 2009).

2. - Perubahan Fisiologis pada ibu masa nifas :


1. Uterus
Setelah bayi dilahirkan uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar
yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis
otot yang membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup
sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum. Pada
involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
berangsur-angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti
semula dengan berat 50-60 gram.
2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir diduga terjadi
sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar.
Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan
bekuan.Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus
bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
3. After pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
4. Lochea
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina. Macam – macam lochia :
a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi selama
2 hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3 – 7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari
ke 7 – 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Lochia Furulenta
5. Serviks
a. Segera setelah melahirkan serviks melunak
b. 18 jam post Partum serviks memendek denan konsistensi lebih padat dan
bentuk seperti semula
c. Hari 4 – 6 serviks bisa dimasuki 2 jari
d. Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang seperti celah,
sering disebut mulut ikan
6. Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil
dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
7. Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post
natal hari ke 5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

8. Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi :

a. Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone


prolaktin setelah persalinan.

b. Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
9. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

10. Sistem Kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.

11. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan

Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan kurangnya


makanan berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut dari ibu
karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum.
12. Integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah


bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul
mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.

-Perubahan Psikologis Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress,
Periode itu dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Talking In Period Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan
sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur
meningkat, nafsu makan meningkat.

2. Taking Hold Period Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih
berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya
terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang
dialami ibu.

3. Letting Go Period Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu
menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan
sebagai ibu.

3. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
1) Nama : Ny. R
2) Umur : 31 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Tempat tanggal lahir : Semarang , 2 Februari 1989
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : D3
7) Pekerjaan : PNS
8) Alamat : Jalan Kapas Tengan III No 741
9) Tanggal masuk : 17 Maret 2020
10) Tanggal pengkajian : 18 Maret 2020
11) Riwayat persalinan : Normal
12) Nama suami : S

2. Keluhan utama
Pasien mengeluh masih sedikit mules (nyeri) pada perutnya, ASI belum keluar
3. Riwayat Kesehatan
Pasien masih berbaring dengan mobilisasi ringan dan masih tampak lemas.
c. Riwayat Penyakit dahulu
Tdak ada
4. Keadaan bayi
Berat badan bayi 3300gr , bayi menangis terus karena ASI belum keluar.
5. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg


b. Nadi : 72x/menit
c. Temperatur : 37C
d. Respiration Rate : 12x/menit

2. Head to Toe
a. Kepala : Kulit rambut tampak bersih dan tidak terdapat benjolan.
b. Mata : Alis mata, kelopak mata normal,konjungtiva anemis, pupil isokor,
sclera tidak ikterus, reflek cahaya positif.
c. Telinga : Secret, sirumen,benda asing, membran timpani dalam batas normal
dan pendengaran normal.
d. Hidung : Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernapasan
cuping hidung ada atau tidak.
e. Mulut: Mukosa, adakah kelainan atau infeksi.
f. Leher : Simetris, kaku kuduk ada atau tidak, ada pembesaran atau tidak.
g. Payudara : Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga
timbul rasa hangat, bengkak& rasa sakit . Adanya pembesaran puting susu atau
tidak, menonjol atau mendatar atau ada lecet pada puting, ASI atau kolostrum
sudah keluar atau tidak, adakah radang atau benjolan.
h. Kandung kemih : Adanya distensi kandung kemih yg muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini
bias menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
i. Genetalia : Beberapa hari pertama stlh persalinan, vulva dan vagina masih
kendur.Pengeluaran lokhea (jenis,warna,jumlah dan bau), peradangan, keadaan
jahitan, adakah nanah, adakah tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan
perineum, adakah hemoroid.
j. Ekstremitas bawah : Pergerakan sendi bebas atau tidak , adakah oedem dan
varises.
4. Masalah-masalah keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan Involusi uterus setelah melahirkan.


2) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
3) Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus.
4) Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi
yang tidak adekuat.
5) Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan
pasca proses melahirkan.

5. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus setelah melahirkan Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang
ataupun menghilang.
Kriteria hasil :
- ekspresi wajah pasien tenang tau rileks.
- Pasien memahami proses involusi uteri.
- TTV dalam batas normal : TD :110-120 / 70-80mmHg , N: 60- 100x/menit.
RR: 16-20x/menit. T: 36,5-37,5°C.
Intervensi :
1) Pantau intensitas, lokasi dan frekuensi nyeri
Rasional : untuk menentukan intervensi yang tepat dan mengurangi kelelahan.
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan ibu.
3) Jelaskan pada ibu fisiologi involusi uteri
Rasional : agar ibu memahami kondisinya dan dapat mengurangi nyeri.
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik.
Rasional : analgesik membantu mengurangi nyeri hebat pada ibu.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada tanda-
tanda infeksi pada luka insisi.
Kriteria hasil :
- Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,kolor,tumor,dolor dan fungsiosalesa).
- Dapat melaksanakan tindakan pencegahan infeksi.
- mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
Intervensi :
1) Monitor tanda-tanda infeksi. Rasional : diagnosa dini infeksi dapat
mencegah infeksi berlanjut.
2) Pertahankan tekhnik antiseptik dalam perawatan luka Rasional : mencegah
kontraindikasi dari infeksi.
3) Melakukan tindakan vulva hygiene. Rasional : untuk mencegah penyebaran
infeksi.
4) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik. Rasional : antibiotik dapat
mencegah infeksi

3. Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus.


Tujuan : setelah dilakukan tinakan keperawatan pola BAB/BAK dapat kembali
normal. Kriteria hasil :
- Tidak terjadi perdarahan pada bekas jahitan
- Jumlah keluaran urin dan feses dalam batas normal
- Warna serta bau urin dan feses normal
- Tidak ada tanda keluhan nyeri
Intervensi :
1) Menganjurkan kepada ibu bila ingin BAB/BAK segera ke kamar mandi
jangan ditahan
Rasional : agar pola bab/bak tidak terganggu dan involusi uteri tidak terganggu.
2) Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
Rasional : makanan tinggi serat dapat meningkatkan defekasi agar pola defekasi
kembali normal.
3) Anjurkan ibu untuk BAK Spontan
Rasional : untuk melancarkan proses eliminasi urine
4. Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi
yang tidak adekuat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ibu dapat melakukan laktasi
yang adeuat dan melakukan perawatan payudara secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Meningkatkan ASI
- Ibu dapat melakukan perawatan payudara mandiri. Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Rasional : tingkat pengetahuan menentukan ketidakefektifan laktasi.
2) Jelaskan bagaimana melakukan perawatan payudara secara mandiri
Rasional : agar ibu tetap menjaga kebersihan area payudara ibu.
3) Jelaskan cara menyusui yang nyaman.
Rasional : posisi menyusui yang nyaman tidak melelahkan ibu dan bayi.
5. Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan
pasca proses melahirkan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x .. jam klien mampu
merawat diri setelah proses persalinan Kriteria hasil : klien dapat melakukan
perawatan diri secara bertahap
Intervensi :
1) Lakukan teknik effleurage
Rasional : meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
2) Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman
Rasional : ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam
perawatan diri untuk mencegah kekakuan
3) Anjurkan klien untuk beristirahat
Rasional : istirahat untuk mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan sehat
4) Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam perawatan diri
Rasional : suami adalah orang terdekat yang diharapkan dapat membantu ibu
dalam perawatan diri
5) Berikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
Rasional : menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinya.

Anda mungkin juga menyukai