Anda di halaman 1dari 3

Nama : Danang Rizkyanur

Kelas : A3

NIM : 1904016073

Pengaruh Iklim Terhadap Bidang Pertanian

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan
perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta
peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan
beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk
Indonesia.
Alam yang salah atau akibat ulah manusia yang serakah sehingga merusak alam,
menurut beberapa ahli di Indonesia perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh
wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah
dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan
curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan.
Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim
hujan.

1.2 Tujuan:

Mengkaji permasalahan-permasalahan yang timbul akibat perubahan iklim di Indonesia,


khususnya pada sektor pertanian.

BAB II: PEMBAHASAN


Perubahan iklim dengan segala penyebabnya secara faktual sudah terjadi di tingkat lokal,
regional maupun global. Peningkatan emisi dan konsentrasi gas rumah kaca (GRK)
mengakibatkan terjadinya pemanasan global, diikuti dengan naiknya tinggi permukaan
air laut akibat pemuaian dan pencairan es di wilayah kutub.

Naiknya tinggi permukaan air laut akan meningkatkan energi yang tersimpan dalam
atmosfer, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim, antara lain El Nino dan La
Nina. Fenomena El Nino dan La Nina sangat berpengaruh terhadap kondisi cuaca/iklim
di wilayah Indonesia dengan geografis kepulauan. Sirkulasi antara benua Asia dan
Australia serta Samudera Pasifik dan Atlantik sangat berpengaruh, sehingga wilayah
Indonesia sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim. Hal ini diindikasikan
dengan terjadinya berbagai peristiwa bencana alam yang intensitas dan frekuensinya terus
meningkat.
Fenomena El Nino adalah naiknya suhu di Samudera Pasifik hingga menjadi 31°C,
sehingga akan menyebabkan kekeringan yang luar biasa di Indonesia. Dampak negatifnya
antara lain adalah peningkatan frekuensi dan luas kebakaran hutan, kegagalan panen, dan
penurunan ketersediaan air.

Fenomena La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, yaitu gejala menurunnya suhu
permukaan Samudera Pasifik, yang menyebabkan angin serta awan hujan ke Australia
dan Asia Bagian Selatan, termasuk Indonesia. Akibatnya, curah hujan tinggi disertai
dengan angin topan dan berdampak pada terjadinya bencana banjir dan longsor besar.

Perubahan iklim sudah berdampak pada berbagai aspek kehidupan dan sektor
pembangunan di Indonesia. Sektor kesehatan manusia, infrastruktur, pesisir dan sektor
lain yang terkait dengan ketersediaan pangan (pertanian, kehutanan dan lainnya) telah
mengalami dampak perubahan tersebut.

Kerentanan suatu daerah terhadap perubahan iklim atau tingkat ketahanan dan
kemampuan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, bergantung pada struktur
sosial-ekonomi, besarnya dampak yang timbul, infrastruktur, dan teknologi yang tersedia.
Di Indonesia, upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sebenarnya telah
dimulai sejak tahun 1990, walaupun Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk
memenuhi target penurunan emisi GRK. Untuk memperkuat pelaksanaan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim di Indonesia pada sektor pertanian, perlu ditetapkan strategi
nasional mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara ter-integrasi, yang melibatkan
berbagai instansi terkait.

Perlunya pemahaman yang baik terhadap fenomena dan dampak perubahan iklim global
pada sektor pertanian dan strategi antisipasi yang harus dilakukan. Untuk itu, hasil
kegiatan penelitian/pengkajian dan adaptasi yang telah dilakukan oleh lembaga-lembaga
penelitian perlu diinventarisasi untuk dirumuskan dan disosialisasikan .

Dalam menghadapi dan menanggulangi dampak perubahan iklim, terutama kekeringan


dan banjir perlu adanya

(a) Standard Operating Procedure (SOP) tentang informasi perubahan iklim serta
mekanisme penyampaiannya ke pengguna terutama petani, dan

(b) Sekolah Lapang Pertanian (SLP) yang terintegrasi untuk berbagai aspek seperti
pengelolaan informasi iklim/air, pengendalian hama terpadu, agribisnis, dan lain-lain.

BAB III: PENUTUP

Dari kajian masalah dan pembahasan permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa
permasalahan perubahan iklim perlu terus dikaji, karena menyebabkan pada berbagai
sektor, sektor pertanian, kesehatan, kehutanan, ekonomi dan lain sebagainya. Ketika
iklim tidak bersahabat ketika itu melanda pada sektor pertanian. Disini akan
mengakibatkan kekurangannya sektor pengahasilan yang tidak seperti biasa lagi dan
bahkan menimbulkan kelangkaan pada bahan makanan. Dari kelangkaan ini akan muncul
pasar yang tidak sehat atau akan mengakibatkan naiknya suatu barang yang tergolong
langka. Sehingga perlu upaya sinergis dari pihak-pihak terkait serta peran serta
masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

Daftar Pustaka
Anonim. Status of National Activities to Cope with Global Climate Change. 29 Juni 2005.

Aron JL, Patz JA. 2001. Ecosystem Change and Public Health; A Global
Perspective. Johns Hopkins University Press.

Benyamin. L, 1994. Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk


hidup.

Danial. C, 2008. Ancaman Hama Penyakit Padi dari Anomali


Iklim. http://www.kompasonline.com. (diakses: 20 Mei 2020).

Anda mungkin juga menyukai