Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi Anatomi

Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi makroskopik.

Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan histologi.
Sitology mempelajari suatu sel secara undividual sedangkan histologi memperlajari suatu
jaringan.

Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata
telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional
(fokus pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem: pencernaan
dll.) Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari suatu struktur)

Klasifikasi Fisiologi

Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan
bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik
(mempelajari fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit
terhadap suatu organ)

Pembagian anatomi tubuh manusia

Di dalam anatomi ini, terdapat dua tingkat pada struktur tubuh manusia. Kedua tingkat
struktur tersebut adalah tingkat mikroskopik dan tingkat makroskopik. Tingkat mikroskopik
pada anatomi dikenal dengan kata histologi, sedangkan tingkat makroskopik pada anatomi
juga biasa disebut sebagai gross anatomi.

1. Histologi (mikroskopik)

Anatomi tingkat mikroskopik atau histologi mempelajari semua struktur tubuh manusia
secara mikro dengan alat bantu berupa mikroskop. Hal ini sangat terkait dengan jaringan
yang menyusun organ-organ tubuh. Jadi, histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jaringan tubuh.

2. Gross anatomi (makroskopik)
Struktur tubuh manusia yang dipelajari pada tingkat makro ini cukup menggunakan mata
telanjang saja. Di dalam mempelajari anatomi pada tingkat ini ada dua pendekatan, yaitu
pendekatan regional dan pendekatan sistemik.

2.1 Pendekatan regional

Pendekatan regional mempelajari struktur tubuh dengan membaginya menjadi beberapa area
tubuh. Beberapa area tubuh tersebut seperti area kaki, area kepala, pergelangan tangan, dan
area tubuh lainnya.

2.2 Pendekatan sistemik

Pendekatan sistemik struktur tubuh dipelajari dengan membaginya ke dalam beberapa sistem
organ tubuh. Ada beberapa sistem organ tubuh yang ada di semua tubuh manusia yang
memiliki fungsinya masing-masing untuk menunjang fungsi tubuh. Setiap sistem organ
melibatkan organ-organ tertentu untuk mendukung sistem. Daftar sistem organ yang
umumnya ada pada setiap manusia bisa Anda lihat di bawah ini.

 Sistem rangka
 Sistem otot
 Sistem integumen
 Sistem saraf
 Sistem kardiovaskular
 Sistem pencernaan
 Sistem pernapasan
 Sistem urin
 Sistem endokrin
 Sistem limfatik & imunitas
 Sistem reproduksi

Berbagai sistem organ tersebut memiliki fungsi masing-masing yang ditunjang oleh beberapa
organ tertentu yang berbeda. Mari mengenal lebih jauh tentang semua sistem organ tubuh
manusia melalui informasi di bawah ini.

1. Sistem rangka
Sistem rangka memiliki beberapa fungsi vital, yakni untuk menunjang gerakan tubuh,
melindungi organ-organ dalam, memproduksi sel-sel darah, menyimpan kalsium, meregulasi
endokrin, dan menunjang postur tubuh. Semua fungsi tersebut merupakan fungsi-fungsi yang
sangat penting bagi setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya.

Pada orang dewasa, terdapat 206 tulang individu. Tulang-tulang tersebut didukung oleh
ligamen, otot, tendon, dan tulang rawan (kartilago). Sejumlah tulang tersebut terbagi menjadi
rangka aksial dan rangka appendikular.

Pengertian dari rangka aksial adalah rangka yang membentang sepanjang sumbu garis tengah
tubuh. Rangka aksial terdiri dari 80 tulang yang berada pada bagian tengkorak, tulang iga,
tulang dada, tulang vertebral. hyoid, dan ossicles pendengaran.

Pada rangka appendikular terdapat sejumlah 126 tulang. Tulang-tulang yang termasuk ke
dalam rangka appendikular ini meliputi area anggota tubuh bagian atas, anggota tubuh
bawah, korset dada, dan korset pelvis.

2. Sistem otot

Sistem otot memiliki tugas utama, yaitu untuk menggerakan tubuh manusia seperti berjalan,
berlari, berdiri, makan, berbicara, duduk, dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara sadar.
Selain itu, fungsi dari sistem otot juga bisa untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh,
menggerakan mata dan mengekspresikan wajah.

Ada tiga jenis jaringan otot, yaitu visceral, cardiac, dan skeletal. Otot visceral yang
merupakan jenis otot yang paling lemah ditemukan di dalam perut, pembuluh darah, dan
usus. Otot visceral dikenal sebagai otot tak sadar karena dikendalikan oleh otak pada bagian
bawah sadar.

Otot jantung hanya ada di jantung. Otot jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Sama seperti otot visceral, otot jantung juga dikendalikan oleh bagian otak
bawah sadar. Otot skeletal atau otot rangka merupakan otot yang dikendalikan secara sadar.
Fungsinya adalah untuk berkontraksi sehingga timbuh gerakan.

3. Sistem integumen
Sistem integumen merupakan sistem organ tubuh manusia yang paling besar atau luas.
Sistem organ ini meliputi kulit, rambut, kuku, kelenjar, dan reseptor saraf. Kulit merupakan
lapisan luar tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari sinar matahari, sinar UV,
bahan kimia, penyakit, dan lainnya.

Pada kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis. Rambut dan kuku yang
merupakan ekstensi kulit, berfungsi untuk memperkuat kulit dan melindungi dari kerusakan
lingkungan. Kelenjar eksokrin berfungsi untuk menghasilkan keringat, minyak, dan lilin.

4. Sistem saraf

Fungsi dari sistem saraf adalah untuk mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi.
Secara struktural, sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem
saraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, sel-sel saraf, neuroglia, meninges, cairan
cerebrospinal, dan kelima panca indera.

5. Sistem kardiovaskular

Sistem kardiovaskular dikenal juga dengan sebutan sistem sirkulasi atau sistem peredaran
darah. Tugas sistem kardiovaskular adalah untuk memompa dan mengalirkan darah ke
seluruh tubuh. Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.

Darah yang dialirkan ke seluruh tubuh mengandung zat-zat gizi, hormon, dan udara berupa
oksigen atau karbondioksida. Fungsi sistem kardiovaskular sangat terkait denagn sistem
kekebalan tubuh.

6. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan melibatkan serangkaian organ yang disebut sebagai saluran pencernaan.
Saluran pencernaan manusia dimulai dari mulut termasuk gigi dan lidah), faring, esofagus,
lambung, usus halus, dan usus besar.

Tugas sistem pencernaan adalah untuk memproses makanan menjadi zat-zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk kemudian diserap tubuh. Pada akhir sistem pencernaan akan
dihasilkan kotoran berupa urin dan feses yang harus dibuang melalui anus.

7. Sistem pernapasan
Tugas dari sistem pernapasan adalah untuk memasok oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida. Ada 3 bagian utama dari sistem pernapasan, di antaranya adalah saluran
pernapasan, paru-paru, dan otot-otot pernapasan.

Saluran pernapasan meliputi hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.
Udara dari luar yaitu oksigen dibawa ke paru-paru melalui saluran pernapasan. Otot-otot
pernapasan terdiri dari diafragma dan otot interkostal.

8. Sistem urin

Sistem urin terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Fungsi dari ginjal adalah
untuk menyaring darah dan menghasilkan air seni yang merupakan limbah. Ureter berfungsi
mengalirkan air seni menuju kandung kemih. Air seni akan ditampung sementara di dalam
kandung kemih.

Pada saat air seni semakin banyak, saraf yang ada di kandung kemih akan mengirim
informasi ke otak dan otak memerintahkan untuk membuang air seni melalui sebuah saluran
bernama uretra. Uretra terletak di dalam area genital.

9. Sistem endokrin

Sistem endokrin meliputi berbagai kelenjar tubuh dan hormon-hormon yang diproduksi
kelenjar tersebut. Berbagai kelenjar tersebut seperti kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, ovarium, dan testikel.

Kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan berbagai hormon yang berfungsi untuk mengatur


pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, fungsi jaringan tubuh, suasana hati, seksual,
aktivitas tidur, sistem reproduksi dan lainnya.

10. Sistem limfatik dan imunitas

Sistem limfatik sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Sistem
kekebalan tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangan virus, bakteri, dan
jamur, dan zat asing yang membahayakan kesehatan tubuh. Sistem kekebalan tubuh didukung
oleh sistem limfatik
Sistem limfatik yang mencakup sistem kapiler, pembuluh darah, nodus dan organ lain. Tugas
dari sistem limfatik adalah untuk mengangkut cairan yang berisi sel-sel darah putih disebut
limfa atau limfosit. Cairan limfa inilah yang akan melawan infeksi akibat berbagai vektor
penyakit. Inilah mengapa kedua sistem ini saling terkait.

11. Sistem reproduksi

Sistem reproduksi manusia terdiri dari dua jenis, yaitu sistem reproduksi wanita dan pria. Ada
perbedaan terkait organ dan mekanisme pada kedua jenis sistem reproduksi ini. Akan tetapi,
keduanya akan saling bekerja sama sehingga menghasilkan keturunan yang merupakan fungsi
dari sistem reproduksi.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, saluran telur, rahim, vagina, vulva, kelenjar
susu dan payudara, sedangkan sistem reproduksi laki-laki mencakup skrotum, testis, saluran
sperma, kelenjar seks, dan penis.
Klasifikasi Fisiologi

Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan
bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik
(mempelajari fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit
terhadap suatu organ)

1. Fisiologi Sel=Mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya. Beberapa jenis sel dalam
tubuh manusia.

 Sel saraf: Juga disebut neuron, sel-sel ini berada dalam sistem saraf dan berfungsi
untuk mengolah dan mengirimkan informasi. Sel saraf merupakan komponen inti dari
otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer. Sel saraf menggunakan sinapsis kimia
yang dapat membangkitkan sinyal listrik, yang disebut potensial aksi, untuk
menyampaikan sinyal ke seluruh tubuh.
 Sel epitel: Fungsi sel epitel meliputi sekresi, absorpsi, perlindungan, pengangkutan
transelular, deteksi sensasi, dan permeabilitas selektif. Epitelium melapisi baik di luar
(kulit) dan di rongga dalam dan lumen tubuh.
 Sel eksokrin: Sel-sel ini mengeluarkan produk melalui saluran seperti lendir, keringat,
atau enzim pencernaan. Produk sel-sel ini langsung menuju ke organ target melalui
saluran. Misalnya, empedu dari kantong empedu dibawa langsung ke duodenum melalui
saluran empedu.
 Sel endokrin: Sel-sel ini mirip dengan sel eksokrin, tetapi mengeluarkan produk
mereka langsung ke dalam aliran darah alih-alih melalui saluran. Sel-sel endokrin
ditemukan di seluruh tubuh tetapi terkonsentrasi pada kelenjar yang mensekresi hormon
seperti kelenjar hipofisis. Produk-produk dari sel-sel endokrin masuk ke seluruh tubuh
dalam aliran darah tetapi bekerja pada organ-organ spesifik oleh reseptor-reseptor pada
sel-sel organ target. Sebagai contoh, hormon estrogen bekerja secara khusus pada rahim
dan payudara wanita karena ada reseptor estrogen dalam sel-sel organ target ini.
 Sel darah: Jenis sel darah yang paling umum adalah:
o sel darah merah (eritrosit). Fungsi utama sel darah merah adalah untuk
mengumpulkan oksigen di paru-paru dan mengirimkannya melalui darah ke jaringan
tubuh. Pertukaran gas dilakukan dengan difusi sederhana.
o berbagai jenis sel darah putih (leukosit). Sel-sel darah putih diproduksi di
sumsum tulang dan membantu tubuh untuk melawan penyakit menular dan benda
asing dalam sistem kekebalan tubuh (sistem imun tubuh). Sel putih ditemukan dalam
sistem peredaran darah, sistem limfatik, limpa, dan jaringan tubuh lainnya

2. Fisiologi spesifik, mempelajari secara spesifik cara kerja sistem organ tertentu, contohnya:
Renalphysiology, mempelajari ginjal dan produksi urin; Neurophysiology, mempelajari cara
kerja sistem saraf; Cardiovascular physiology, mempelajari bagaimana cara kerja jantung dan
pembuluh darah.

3.Fisiologi sitemik (mempelajari fungsi organ secara sistemik),


4. Fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu organ) Fisiologi lebih
fokus mempelajari bagian tubuh di tingkatan seluler dan molekuler. Hal ini karena
kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas penunjang kehidupannya bergantung pada tiap
indifidu sel penyusunnya dan tiap sel bergantung pada reaksi-reaksi kimia yang terjadi
didalamnya. Selain itu fisiologi juga didasarkan atas prinsip-prinsip fisika yang menolong
kita untuk memahami arus listrik di dalam tubuh, tekanan darah dan bagaimana otot
bekerjasama dengan tulang untuk menghasilkan pergerakan.

Anda mungkin juga menyukai