Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN

KESEHATAN

TANDA BAHAYA MASA NIFAS

Disusun Oleh:

Farah Alya Salsabila

NIM. P07224218014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENKES KALTIM
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Masa Nifas

Satuan Acara Penyuluhan mengenai Tanda Bahaya Masa Nifas telah diperiksa,
dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan pembimbing institusi di Klinik
Kartika Jaya Samarinda.

Samarinda, Maret 2021

Mahasiswa,

Farah Alya Salsabila

NIM. P07224218014

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

Lidia Lushinta, M. Keb Sari Yuliati, SST

NIP. 199105172014022002 NIP.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Masa Nifas
Tempat : Klinik Ayu Husada
Tanggal : Jumat, 16 April 2021
Sasaran : Ibu Nifas
Pelaksana : Marwah Azizah

1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan Penkes diharapkan Klien dan keluarga dapat
memahami tentang tanda bahaya masa nifas.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian Nifas
b. Menyebutkan pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas
c. Mengetahui apa saja Tanda Bahaya Masa Nifas

3. Materi
a. Pengertian Masa Nifas
b. Pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas
c. Macam-macam Tanda Bahaya Masa Nifas

4. Metode
Diskusi dan Tanya jawab

5. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik
6. Kegiatan Penyuluhan

No Mahasiswi Bidan Klien dan Keluarga Waktu


Klien
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan Menjawab salam 5 menit
diri
2 Menjelaskan tujuan pengajaran dan Mendengarkan
tema pengajaran

Isi
3 Menjelaskan materi pengajaran Mendengarkan 10 menit
mengenai Pengertian Tanda Bahaya
Masa Nifas dan Macam-macam Tanda
Bahaya Masa Nifas

4 Memberikan kesempatan kepada klien Mengajukan 10 menit


dan keluarga klien untuk bertanya pertanyaan
tentang materi yang disampaikan
5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan 10 menit
kegiatan pengajaran
7 Menutup dan mengucapkan salam Menjawab salam

7. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan
B. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
C. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali pengertian dari tanda bahaya kehamilan
2) Sebutkan beberapa macam- macam tanda bahaya kehamilan
3) Sebutkan Cara mencegah tanda bahaya kehamilan
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN NIFAS
Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2008).
Menurut Wiknjosastro (2007), masa nifas (puerperium) adalah mulai
setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,
seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan.

B. PENGERTIAN TANDA BAHAYA MASA NIFAS


Tanda bahya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes, 2012).

C. TANDA BAHAYA MASA NIFAS


1. Demam lebih dari 2 hari
Peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang
mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Mochtar, 2006).
Tanda-tanda infeksi nifas yaitu:
a. Calor (panas) Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih
panas dari sekelilingnya, sebab terdapat lebih banyak darah
yang disalurkan ke area terkena infeksi/ fenomena panas lokal
karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti
dan hiperemia lokal tidak menimbulkan perubahan.
b. Dolor (rasa sakit) Dolor dapat ditimbulkan oleh perubahan PH
lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang
ujung saraf. pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin
atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf nyeri,
selain itu pembengkakan jaringan yang meradang
mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan menimbulkan
rasa sakit.
c. Rubor (Kemerahan) Merupakan hal pertama yang terlihat
didaerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi
peradangan mulai timbul maka arteriol yang mensuplai daerah
tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang
mengalir kedalam mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang
sebelumnya kosong atau sebagian saja meregang, dengan cepat
penuh terisi darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia atau
kongesti.
d. Tumor (pembengkakan) Pembengkakan ditimbulkan oleh
karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah
kejaringan interstisial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun
di daerah peradangan disebut eksudat.
e. Functiolaesa Adanya perubahan fungsi secara superficial
bagian yang bengkak dan sakit disrtai sirkulasi dan lingkungan
kimiawi lokal yang abnormal, sehingga organ tersebut
terganggu dalam menjalankan fungsinya secara normal
(Yudhityarasati, 2007).
2. Perdarahan Lewat Jalan Lahir
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml
dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2008). Menurut
waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
a. Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa
placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama.
b. Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi
antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa placenta.
3. Keluar Cairan yang Berbau Melalui Jalan Lahir
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina
dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir
(cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan
diatas kemungkinan adanya :
a. Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi
uterus yang kurang baik.
b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra
lebih banyak karena kontraksi uterus cepat.
c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik
sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau
anyir atau amis.
4. Payudara Bengkak, Merah, dan Terasa Sakit
Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin,
tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4. Gejala
awal mastitis adalah demam disertai menggigil, nyeri dan takikardi.
Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih hangat,
kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo,
2008). Penanganan utama mastitis adalah :
a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi
yaitu bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila
penanganan terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b. Susukan bayi sesering mungkin.
c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi)
untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase
dengan pipa agar nanah dapat keluar terus.
5. Ibu Sedih, Merenung, dan Menangis Tanpa Sebab
Baby blues adalah perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya.
Keadaan ini disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat
hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya.
Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Penurunan nafsu seks
f. Khawatir mengenai sang bayi
g. Kurang percaya diri mengenai kemampuan menjadi seorang
ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
pengobatan lebih lanjut (3 bulan).
6. Bengkak di Wajah, Tangan, dan Kaki disertai Sakit Kepala dan
Kejang-kejang
Kaki bengkak atau edema tungkai adalah hal yang normal dan
umumnya akan mereda tidak lama setelah melahirkan. Selain terjadi di
kaki, pembengkakan setelah melahirkan itu juga bisa muncul di
tangan, wajah, tungkai, serta pergelangan kaki. Penyebab terjadinya
bengkak :
a. Penumpukan cairan di dalam tubuh
Pada saat kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak hormon
estrogen dan progesteron. Peningkatan kedua hormon ini dapat
menyebabkan retensi atau penumpukan cairan di tubuh, termasuk
pada tungkai.
b. Rahim yang membesar
Rahim yang kian membesar dapat menekan pembuluh vena di kaki
sehingga aliran darah balik dari bagian-bagian bawah tubuh
menjadi terhambat. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa
terjadi penumpukan cairan di tungkai pada saat kehamilan. Setelah
melahirkan, rahim mendorong darah ke bagian bawah tubuh.
Akibatnya perlu beberapa hari setelah persalinan untuk
pembengkakan pada kaki mereda.
c. Cairan infus
Selama proses persalinan, terutama jika menjalani caesar, Anda
barangkali juga menerima cairan infus, sehingga jumlah cairan
tubuh akan bertambah.
d. Mengejan saat melahirkan
Saat mengejan dalam proses persalinan normal, terjadi peningkatan
tekanan ke berbagai area di tubuh sehingga bisa menyebabkan
cairan menumpuk pada wajah, lengan, dan kaki.
e. Ligamen tubuh menjadi lebih longgar
Ligamen atau jaringan ikat pada seluruh tubuh Anda saat
kehamilan menjadi lebih longgar sehingga menyebabkan kaki jadi
membesar. Oleh karena itu, jangan heran bila Anda menyadari
ukuran sepatu setelah melahirkan menjadi lebih besar daripada
sebelumnya. Umumnya kondisi tersebut hanya bersifat sementara.
Namun pada beberapa orang, perubahan ini bisa menetap.

Meski merupakan hal yang normal dan umumnya tidak berbahaya,


namun sebaiknya harus memeriksakan diri ke dokter jika mengalami:

 Pembengkakan kaki yang tidak kunjung mereda selama lebih dari


satu minggu.
 Pembengkakan yang diiringi sakit kepala yang sangat parah dan
nyeri pada kaki. Hal ini dapat menjadi gejala tekanan darah tinggi.
 Pembengkakan yang hanya terjadi pada salah satu kaki atau
pergelangan kaki dan disertai rasa nyeri yang hebat. Hal ini dapat
menjadi tanda dari adanya gumpalan darah yang menghambat
aliran pembuluh darah vena, atau dikenal dengan deep vein
thrombosis (DVT).

Meski kaki bengkak setelah melahirkan tergolong umum, namun


tidak perlu segan berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini,
terutama jika tidak kunjung mereda.

Anda mungkin juga menyukai