SELVI AFRIANI
P07224420038
Latar Belakang
• Demam merupakan manifestasi klinis yang sering dialami oleh
anak yang sakit. Demam bisa berbahaya jika terjadi demam
tinggi. Kejang dapat terjadi akibat demam tinggi yang tidak
segera ditangani sehingga menyebabkan hipoksia jaringan otak
dan akhirnya kerusakan. Menurut perkiraan WHO sekitar 17
juta kasus demam di seluruh dunia, terdapat 600.000 kematian
setiap tahunnya. (Journal Of Nursing Practice: 2020).
Salah Satu penyebab demam pada anak
• Infeksi :
Infeksi yang sering kali menjadi penyebab anak menderita demam tinggi adalah infeksi
akibat bakteri dan virus.
• Pakaian dan suhu lingkungan
Demam juga dapat terjadi ketika anak menggunakan baju yang terlalu tebal. Kondisi ini
biasanya dialami oleh bayi, terutama bayi baru lahir. Dianjurkan untuk memakaikan bayi
pakaian tebal hanya jika suhu udara memang dingin.
• Efek imunisasi.
(https://www.alodokter.com/ketika-anak-demam-tinggi-orang-tua-sebaiknya-jangan-panik#:~:
Munculnya demam pada anak menandakan bahwa
sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja untuk
memerangi flu atau infeksi lain. Demam terjadi
ketika otak memberi perintah untuk
meningkatkan suhu tubuh. Hal ini diperlukan guna
mengarahkan sel-sel darah putih melawan virus
dan bakteri yang mengganggu tubuh.
• Penatalaksanaan demam pada umumnya bertujuan untuk menurunkan suhu
tubuh yang terlalu tinggi ke dalam batas suhu tubuh normal dan bukan untuk
menghilangkan demam.
• Penatalaksanaannya terdiri dari dua prinsip yaitu pemberian terapi farmakologi
dan non farmakologi. Adapun prinsip pemberian terapi non farmakologi
meliputi pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, memakai
pakaian yang mudah menyerap keringat, memberikan kompres hangat agar
terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga set point akan tercapai dan
kembali ke batas suhu tubuh inti yang normal. Pengobatan farmakologi pada
intinya yaitu pemberian obat antipiretik, obat anti inflamasi, dan analgesik yang
terdiri dari golongan berbeda serta memiliki susunan kimia. Tujuan pemberian
obat tersebut yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase
(Kania, 2013).
Tinjauan Kasus
• 1.PENGKAJIAN • Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal : 23 Mei 2021 Pukul : 15.00 WIB • Alamat : Jl. meredeka
• Tempat pengkajian : klinik kartika jaya •
• • Identitas Ibu / Ayah
• S. • Nama : Ny A
• • Umur : 30 tahun
• 1.Identitas Anak • Suku : Jawa
• Nama anak : An. D • Agama : Islam
• Umur : 05 April 2017 (4 Tahun) • Alamat : Jl. Meredeka
• Anak ke- : 2 (Dua)
• Alasan datang
• Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas
sejak kemarin sore tanggal 22 Mei 2021, rewel, tidak mau makan dan
minum sedikit
•
• Riwayat Kesehatan
•Imunisasi
• BCG + P I : imunisasi diberikan pada tanggal 05 Mei 2017
• DPT I + P II : imunisasi diberikan pada tanggal 9 Juni 2017
• DPT II + P III: imunisasi diberikan pada tanggal 17 Juli 2017
• DPT III + P IV : imunisasi diberikan pada tanggal 21 Agustus 2017
• Campak : imunisasi diberikan pada tanggal 21 Januari 2018
• Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek,
panas
• Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya panas, tidak mau makan dan
rewel
• Riwayat penyakit keluarga/ menurun
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan seperti Jantung, DM, Asma dan Hipertensi
dan tidak ada penyakit menular Hepatitis dan TBC.
• Riwayat Sosial
• Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami saja.
• Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga yang lain sangat
baik.
• Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya hubungan dengan teman sebayanya baik.
• Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi.
Riwayat
Obstetri
Kebutuhan
Sebelum dan Selama Sakit
Dasar
Pagi jam : Ibu mengatakan anaknya sebelum sakit makan pagi jam 07.00 WIB.
Makanan yang disukai anaknya nasi dengan sayur sop dan telur. Minumnya susu, teh
dan air putih. Dan ibu mengatakan anaknya selama sakit sejak tadi pagi tidak mau
makan dan minum sedikit. Ibu mengatakan makan 1 kali pukul 09.00 WIB minum susu
pukul 11.00 WIB
Pola Nutrisi
Sore jam : ibu mengatakan anak biasanya makan siang pukul 12.00 WIB dan sore
pukul 17.00 WIB. Makanan yang disukai anaknya yaitu nasi dengan sayur sop dan
telur. Minumnya susu, teh dan air putih. Dan ibu mengatakan anaknya selama sakit
tidak mau makan siang.
Malam jam : ibu mengatakan anaknya tidak sering makan malam saat sebelum
sakit maupun selama sakit.
BAK : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya
BAK 6 sampai 7 kali sehari warna jernih
dan selama sakit anaknya BAK 5 kali warna kuning bau khas urine.
BAB :ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAB
Pola Eliminasi
1 kali sehari konsistensi lembek, dan selama sakit anaknya BAB 1
kali tadi pagi konsistensi agak keras.