Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA

KELUARGA Tn. M DENGAN MASALAH KURANGNYA


PENGETAHUAN IBU TERHADAP KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL
TRIMESTER III
Tanggal 28 Januari 2021 – 22 Februari 2022

DISUSUN OLEH:
YESI YOSEVA
NIM. P07224318029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas

yang bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah

keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Misalnya

dalam keluarga Tn. M didalam keluarga ini terdapat masalah kesehatan yaitu

masalah mengenai kurangnya informasi tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada

trimester III pada anggota keluarga Ny. R.

Keluarga Tn. M terdiri dari empat anggota keluarga dan terdapat

permasalahan kesehatan yang dialami oleh Ny. R yaitu dimana ibu kurang

informasi tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III.

Pendidikan kesehatan diperlukan dalam menangani masalah tersebut yang

nantinya akan menjadi prioritas dan harus mendapatkan penanganan segera. (Kok

sedikit latar belakangnya, data pendukung tentang rendahnya pengetahuan ibu

hamil terhadap ketidaknyamanan ?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

2
Setelah dilakukan asuhan keluarga binaan pada Tn. M dimana Ny. R

dengan kurangnya informasi tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil

pada trimester III di Jl. Swadaya Rt. 21 Loa Bakung. Diharapkan mahasiswa

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan manpu melaksanakan manajemen

kebidanan dengan menggunakan asuhan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Setelah di lakukan asuhan keluarga binaan pada Tn. M dimana Ny. R

dengan kurangnya informasi tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil

pada trimester III di Jl. Swadaya Rt. 21 Loa Bakung. Diharapkan mahasiswa

mampu :

a. Melakukan pengkajian pada Ny. R dengan kurangnya informasi tentang

tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III di Jl. Swadaya Rt.

21 Loa Bakung

b. Melakukan analisis data pada Ny. R dengan kurangnya informasi

tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III di Jl.

Swadaya Rt. 21 Loa Bakung

c. Melakukan pencatatan pada Ny. R dengan kurangnya informasi tentang

tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III di Jl. Swadaya Rt.

21 Loa Bakung

3
d. Melakukan pelaksanaan pada Ny. R dengan kurangnya informasi

tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III di Jl.

Swadaya Rt. 21 Loa Bakung

e. Melakukan evaluasi pada Ny. R dengan kurangnya informasi tentang

tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III di Jl. Swadaya Rt.

21 Loa Bakung

C. Waktu dan Tempat

Adapun Asuhan Keluarga Bindaan pada Keluarga Tn. M dimana Ny. R

dengan kurangnya informasi tentang tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada

trimester III di Jl. Swadaya Rt. 21 Loa Bakung, pada tanggal 28 Januari 2021

samai dengan 22 Februari 2021

D. Sistematika Penulisan

Pada penulisan ini terdiri dari 5 Bab: Bab 1 Pendahuluan yang terdiri dari

Latar Belakang, Tujuan Dan Tempat, Sistematika Penulisan, Bab 2 Tinjauan

Pustaka yang terdiri dari Konsep Teori Keluarga, Konsep Manajemen Asuhan

Keluarga, Konsep Permasalahan Keluarga, Bab 3 Hasil Asuhan Kebidanan yang

terdiri dari Pengkajian, Analisa Data, Skoring Prioritas Masalah, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi, Bab 4 Pembahasan, Bab 5 Penutup yang terdiri dari

Kesimpulan dan Sarann

1. Referensi /daftar Pustaka minimal 5 tahun terakhir


4
2. Konsep ketidaknyamanan ibu hamil dan pengetahuan (Referensi ?)
3.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Effendy (1995) mengutip dari Departemen Kesehatan (1988) menyebutkan
bahwa keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dalam Friedman (1998), Bailon dan Maglaya (1989) menyatakan bahwa
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau lebih
dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam satu
rumah tangga serta di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang mana
berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan
suatu kebudayaan.
Menurut Freeman (1981), dalam Effendy (1995) salah satu alasan keluarga
dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebagai
pasien yang perlu dirawat.

5
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang
perlu diperhatikan oleh perawat diantaranya adalah:
a. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi
masalah kesehatan para anggotanya.
b. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga.
c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan.
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
Untuk dapat meningkatkan status kesehatan keluarga, keluarga mempunyai
tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga yang menjadi


prioritas utama adalah keluarga–keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam
bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur,
dengan masalah seperti tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.

6
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan.
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, misalnya anak
yang lahir prematur/BBLR.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Effendy (1995) terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara dan sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Bentuk Keluarga
Dalam Friedman (1998) mengutip dari Sussman (1974) dan Macklin (1988)
membagi bentuk-bentuk keluarga menjadi dua yaitu:
a. Bentuk Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti

7
Karier ganda, suami, istri, dan anak hidup dalam rumah tangga yang
sama.

a) Keluarga-keluarga yang melakukan


perkawinan yang pertama.
b) Keluarga-keluarga orang tua campuran
atau orang tua tiri.
2) Pasangan Inti
Suami dan Istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama
mereka.

a) Karier tunggal.
b) Keduanya berkarier.
(1) Karier istri terus berlangsung.
(2) Karier istri terganggu.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal.
Satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari perceraian, ditinggalkan
atau pisah.

a) Bekerja/berkarier.
b) Tidak bekerja.
4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian.
5) Keluarga besar tiga generasi.
Mungkin menjadi ciri dari bentuk keluarga tertentu (1, 2, atau nomor 3 di
atas) hidup dalam sebuah rumah tangga biasa.

6) Pasangan usia pertengahan atau lansia.


Suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah (anak sudah kuliah,
bekerja ).

8
7) Jaringan keluarga besar, dua keluarga inti atau lebih dari
kerabat primer atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup
berdekatan dalam daerah geografis dan dalam sistem tukar-menukar
barang dan jasa.
b. Bentuk Kelurga Non Tradisional .
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya
ibu dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, perkawinan
atas dasar hukum umum.
3) Pasangan kumpul kebo, pasangan yang hidup bersama tanpa
menikah.
4) Keluarga gay/lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin
sama yang hidup bersama sebagai “pasangan yang menikah”.
5) Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih dari
satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara sama-sama
menggunakan fasilitas, sumber-sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama; sosialisasi dari anak merupakan aktivitas kelompok.

Effendy (1995) menyatakan bahwa tipe/bentuk keluarga adalah sebagai


berikut :
a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali, dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga berkomposisi, adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
9
e. Keluarga duda/janda (Single family), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah 2 orang menjadi 1 tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

4. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Friedman (1998) membagi struktur peran ke dalam 2 bagian yaitu peran


formal dan peran informal. Peran formal bersifat eksplisif yang berkaitan
dengan setiap posisi formal keluarga yang merupakan sejumlah perilaku yang
kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada
para anggota keluarga. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga
adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, sopir,
pengasuh anak, manajer keuangan dan tukang masak.
10
Sedangkan peran informal adalah sebagai berikut:
a. Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain.
Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa
pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.
b. Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota
menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.
c. Inisiator-Kontributor
Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-
cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok. Kantor dan
Lehr (1975), dalam Friedman (1998) menyatakan tipe peran ini sebagai
“penggerak” peran yang dicirikan oleh inisiasi tindakan.
d. Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui
kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.
e. Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa alasan.
Kantor dan Lehr (1975), dalam Friedman (1998) memberikan label kepada
peran ini sebagai oposan.
f. Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan
memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan kekuasaannya
dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya dan tampil sempurna.
g. Penyalah

11
Peran ini sebagai penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang yang
suka memberitahu kesalahan, diktator, dan seorang bos yang mengetahui
semuanya.
h. Pengikut
Seorang pengikut terus mengikuti dari gerakan kelompok, menerima ide-ide
dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar dalam
diskusi kelompok dan keputusan kelompok.
i. Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja untuk menarik perhatian
kepada dirinya sendiri, perbuatannya, prestasi, dan masalah-masalahnya.

j. Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban anggota
keluarga.
k. Keras hati
Orang yang memainkan peran ini mengumbar secara terus-menerus dan aktif
tentang semua hal yang “benar”, tidak bedanya dengan komputer. Satir (1975),
dalam Friedman (1998) menamakan peran informal ini super reasonable.
l. Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti kehendak pribadi dan
memaafkan perilaku keluarga tingkah lakunya sendiri tanpa melihat
konsekuensinya. Nampak ia tidak selalu relevan.
m. Kambing hitam keluarga
Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga yang diidentifikasi
dalam keluarga. Sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa
bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak. Kambing hitam berfungsi sebagai
tempat penyaluran.
n. Penghibur

12
Penghibur senantiasa mengagungkan dan mencoba menyenangkan, tidak
pernah tidak setuju, ia termasuk “yang selalu mengiyakan.”
o. Perawat Keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh
anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
p. Pioner keluarga
Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan dalam
pengalaman baru.
q. Distraktor
Distraktor bersifat tidak relevan dengan menunjukkan perilaku yang menarik
perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan persoalan-
persoalan yang menyedihkan dan sulit.
r. Koordinator keluarga
Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan
keluarga, yang berfungsi mengangkat keterikatan/ keakraban dan memerangi
kepedihan.
s. Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga.
t. Saksi
Peran dari saksi sama dengan “pengikut” kecuali dalam beberapa hal, saksi
lebih pasif. Saksi hanya mengamati, tidak melibatkan dirinya.

5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah hasil atau konseksuensi dari struktur keluarga.
Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga antara lain:
a. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian)
Fungsi afektif ditujukan untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa,
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Keluarga harus
13
memenuhi kebutuhan-kebutuhan afeksi/kasih sayang dari anggotanya karena
respon afektif dari seorang anggota keluarga memberikan penghargaan
terhadap kehidupan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi menyatakan begitu banyak pengalaman belajar yang ada
dalam keluarga dengan tujuan untuk mengajar anak-anak agar bagaimana
berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti suami-ayah dan
istri-ibu serta membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif
dan juga sebagai penganugerahaan status anggota keluarga.

c. Fungsi perawatan kesehatan


Menyediakan kebutuhan fisik keluarga yang dipenuhi oleh orang tua dengan
menyediakan pangan, papan dan sandang, perlindungan terhadap bahaya,
perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi status
kesehatan anggota keluarga secara individual).

d. Fungsi Reproduksi
Menurut Leslie dan Horman (1989), dalam Friedman (1998) menyatakan
salah satu dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas keluarga
antar generasi dan masyarakat yaitu menyediakan tenaga kerja (rekruit) bagi
masyarakat.

e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi meliputi tersedianya sumber-sumber dari keluarga secara
cukup (finansial, ruang gerak dan materi) dan pengalokasian sumber-sumber
tersebut yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.

14
6. Tugas Perkembangan Keluarga
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan
yang diskrit.
Empat asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga, seperti yang
diuraikan oelh Aldous (1978) dalam Friedman (1998) adalah:
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-
cara yang sama dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi orang lain, mereka
memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan
lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang
ditetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah
awal dan akhir yang kelihatan jelas.

Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat


diprediksi. Dalam Friedman (1998), Carter dan McGoldrick (1988) membuat
model enam tahap perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu:
Tahap I Keluarga antara (dewasa muda yang belum kawin)

Tahap II Penyatuan keluarga melalui perkawinan (pasangan yang

baru menikah)

Tahap III Keluarga dengan anak kecil (masa bayi hingga usia

sekolah)

Tahap IV Keluarga dengan anak remaja

Tahap V Keluarga melepaskan anak dan pindah

15
Tahap VI Keluarga dalam kehidupan terakhir

Friedman (1998) menyatakan bahwa formulasi tahap-tahap perkembangan


kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah 8 tahap siklus
kehidupan keluarga dari Duvall (1977). Dalam Friedman (1998) yang
diadaptasi dari Duvall (1977), Duval dan Miller (1985) menyebutkan 8 tahap
kehidupan keluarga:
Tahap I Keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap
pernikahan)
Tahap II Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi
sampai 30 bulan)

Tahap III Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2
tahun hingga 6 tahun)

Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6 tahun hingga
13 tahun)

Tahap V Keluarga dengan anak remaja (anak berumur 13 tahun hingga


20 tahun)

Tahap VI Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup


anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)

Tahap VIII Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk
kepada anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun
hingga pasangan yang sudah meninggal dunia.

“Tahap antara” dari tipologi Carter dan McGoldrich ditambahkan pada


model siklus kehidupan 8 tahap dari Duvall dan Miller untuk memberikan
gambaran yang komprehensif tentang perubahan kehidupan keluarga. Tahap ini

16
menunjuk ke masa di mana individu berumur 20 tahunan yang telah mandiri
secara finansial dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum
berkeluarga. Tugas perkembangan pada tahap ini bersifat individual bukan
berorientasi pada keluarga.(Feidman, 1998)
Tiga tugas perkembangan keluarga dalam tahap antara yang dicantumkan
oleh Carter dan McGoldrich (1988), dalam Fiedman (1998) yaitu:
1. Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.
2. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.
3. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian
pekerjaan dan finansial.

Tahap I: Keluarga pemula.

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru


dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim. Membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, dan keluarga berencana merupakan
tiga tugas perkembangan yang penting dalam masa ini. (Friedman, 1998 yang
mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap II: Keluarga yang sedang mengasuh anak.

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
tahun. Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang penting, yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah
unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga), rekonsiliasi
tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
(Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

17
Tahap III: keluarga dengan anak usia prasekolah

Siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini
adalah:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,


privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan
McGoldrick, 1988).

Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Mensosialisasikan anak-anak (termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga, termasuk tugas perkembangan dalam tahap ini. (Friedman,
1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap V: Keluarga dengan anak remaja

18
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun
dengan tugas perkembangan antara lain menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri,
memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka
antara orang tua dan anak-anak. (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter
dan McGoldrick, 1988)

Tahap VI: Keluarga yang melepaskan anak usia muda

Permulaan dari tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah.Tugas perkembangan tahap ini adalah
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui
dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut
usia dan sakit-sakitan dari istri maupun suami. (Friedman, 1998 yang mengutip
dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap VII: Orang tua usia pertengahan

Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini memiliki tugas
perkembangan yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan

19
para orang tua, memperkokoh hubungan perkawinan. (Friedman, 1998 yang
mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap VIII: Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dalam Friedman (1998), yang mengutip dari Duvall dan Miller (1985)
menyatakan bahwa tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan
salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.


b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan
McGoldrick, 1988).

7. Model Konseptual Asuhan Keperawatan Keluarga


Meleis (1985), dalam Friedman (1998) menyatakan bahwa keperawatan
telah beranjak dari suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada teknik ke
disiplin ilmu dengan paradigma-paradigma atau kumpulan teori yang bersaing.
Meskipun semua teori keperawatan diawali dengan teori-teori yang berorientasi
pada individu dan menganggap keluarga hanya sebagai bagian dari konteks
pasien, para ahli dan teori lainnya telah menguraikan dan mendefinisikan ulang

20
teori keperawatan yang utama mereka cenderung meningkatkan fokus mereka
pada keluarga (Friedman, 1998 yang mengutip dari Whall, 1986).

Friedman (1998) menyebutkan bahwa lima dari teori dan model


keperawatan yang utama secara singkat diuraikan berkenaan dengan bagaimana
keluarga dimasukkan dalam model tersebut dan relevansi model terhadap
keperawatan keluarga.

a. Model Sistem dari Neuman


Pada publikasi Neuman tahun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak
membahas keluarga. Dalam kompilasi akhir dari bab tentang model
Neuman, disunting oleh Neuman (1982), model tersebut diperluas yang
berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan keperawatan
termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan model
dari Neuman untuk sistem. Keluarga dan terapi keluarga . Dalam bab ini
keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk pengkajian dan
intervensi primer, sekunder dan tertier. Proses keperawatan digunakan
sebagai penghubung antara teori keluarga dan praktik keperawatan (Fawcett,
1984 yang dikutip oleh Friedman, 1998)

b. Model perawatan diri dari Orem


Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan diri. Sistem
keperawatan berorentasi pada individu. Individu (klien) dianggap sebagai
penerima asuhan keperawatan yang terutama. Keluarga dipandang sebagai
faktor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien), atau sebagai konteks utama
dimana individu berfungsi. Perawat juga membantu pemberi perawatan yang
tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak
mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka dianggap sebagai
individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983, yang
dikutip oleh Friedman, 1998)

21
Dalam Friedman (1998), Chin (1985) mengatakan bahwa satu alasan
mengapa terhadap kekurangan dari kemampuan penerapan model dan Orem
pada keluarga sebagai unit adalah syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga
berbeda dengan untuk individu. Ia menyatakan bahwa fungsi universal dari
keluarga menjadi dasar untuk syarat perawatan diri keluarga.

c. Model sistem terbuka dari King


Friedman (1998) yang mengutip dari Whall (1986) menyebutkan bahwa
dalam buku King tahun 1981, keluarga sudah dibahas secara luas, King
memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep utama dalam
modelnya. Keluarga diperlakukan baik sebagai konteks maupun klien.
Dijelaskan bahwa “Teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila
terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka
atau mengatasi masalah atau keadaan sulit”. King terus menguraikan
modelnya sebagai perawat untuk membantu anggota keluarga menyusun
tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan karena model
tersebut berorientasi pada sistem dan interaksi dengan perluasan isi keluarga
yang lebih jauh.

d. Model Adaptasi dari Roy


Dengan menguraikan model adapatasinya dan bagaimana keluarga
dimasukkan, Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok,
organisasi sosial, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan fokus
perawatan , karena para perawat mengkaji orang sebagai sistem yang
adaptif, mereka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan fokus
perawatan “Intervensi keperawatan mempertinggi stimuli (fokal, kontekstual
dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga “ (Roy,
1983, hal 275 dikutip oleh Friedman, 1998)

22
Dalam Friedman (1998), menurut Mc Cubbin dan Figley (1983), Roy
mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisme koping
yang tidak efektif, yang menyebabkan respons yang tidak efektif, merusak
integritas individu tersebut, gagasan ini dapat diperluas hingga ke unit
keluarga, dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi keluarga.

e. Model Proses Kehidupan dari Roger


Dalam teori Roger fokus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan
umat manusia. Pada tahun 1983, ia menegaskan bahwa model konseptualnya
dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada individu. Bagi Roger,
keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang
tidak bisa dikurangi, bersifat 4 dimensi, negentropik yang menjadi fokus
studi dalam keperawatan. (Friedman, 1998)

Dalam Friedman (1998), menurut Whall (1981) secara jelas memperlihatkan


kongruensi dan aplikabilitas teori Roger untuk pengkajian keluarga yang
mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan konsep Roger tentang saling
melengkapi, resonasi dan helicy untuk menguraikan sistem keluarga.

B. Keperawatan Kesehatan Keluarga


Menurut Bailon dan Maglaya (1978), dalam Friedman (1998), perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
1. Keluarga sebagai unit pelayanan yang
dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota
23
keluarga dan akan mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan.(Effendy, 1995)

2. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan


Dalam Effendy (1995), yang mengutip dari Freeman (1981) menyatakan
alasan keluarga sebagai unit pelayanan adalah:

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang


menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien)
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
3. Keluarga sebagai pasien
Effendy (1995) menyebutkan bahwa dalam melihat keluarga sebagai pasien
ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya
adalah:

a. Setiap keluarga mempunyai cara unik dalam menghadapi masalah kesehatan


para anggotanya.
b. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi;
1) Pola komunikasi.

24
2) Pengambilan keputusan.
3) Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga.
4) Kebudayaan.
5) Gaya hidup.
c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan.
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.

4. Penyakit dan kemiskinan dalam keluarga


Dalam memberikan asuhan perawat terhadap keluarga, lebih ditekankan
kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang
mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kebutuhan-
kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan, dan lingkungan yang
sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas kesemuanya itu akan
dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy, 1995)

5. Pengambilan Keputusan dalam Perawatan


Kesehatan Keluarga
Effendy (1995) menyebutkan bahwa dalam mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya
adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Merekalah
yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
Dasar pengambil keputusan tersebut adalah :
a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

25
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota
keluarga.
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap
keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.

6. Beban Kasus Dalam Asuhan Keperawatan


Kesehatan Keluarga
Effendy (1995) menyebutkan bahwa beban kasus keluarga (family case
load) adalah jumlah dan macam kasus dalam keluarga yang dibina oleh seorang
perawat dalam jangka waktu tertentu. Jumlah dan macam kasus dalam keluarga
dapat berubah setiap saat, apakah itu kasus keluarga baru atau keluarga lama
berkurang, keadaan ini sangat tergantung kepada masalah dan kebutuhan
keluarga akan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat yang
melakukan asuhan perawatan kesehatan keluarga di suatu wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.

7. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


Effendy (1995) menyebutkan bahwa dalam melaksanakan asuhan
perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-
keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut:
1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.

26
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan
penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
1) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi/anemia.
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara atau multipara.
5) Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
1) Lahir prematur/BBLR.
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga:
1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4) Salah satu orangtua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.

8. Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan


Keperawatan Kesehatan Keluarga
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, agar keluarga
tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila produktivitas keluarga

27
meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula.(Effendy,
1995)

9. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


Effendy (1995) tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga adalah:
a. Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
b. Tujuan khusus:
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
10. Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang
Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi tugas kesehatan yang harus
dilakukan oleh keluarga, yaitu:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.


28
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang
sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. (Effendy, 1995)

11. Perawatan Sebagai Sarana


Untuk dapat mencapai tujuan perawatan kesehatan keluarga, asuhan
keperawatan yang diberikan merupakan sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Hal itu sangat tergantung kepada perawat yang
memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada keluarga dalam
mempengaruhi keluarga untuk lebih dapat mengenal dan melaksanakan tugas-
tugasnya dalam bidang kesehatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, perawat tidak


dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja secara tim dan bekerja sama dengan
profesi lain untuk dapat mencapai tujuan asuhan perawatan keluarga. Dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, perawat bekerjasama dengan dokter,
penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya yang bekerja
sebagai tim untuk meningkatkan kesehatan keluarga. (Effendy, 1995)

12. Peranan Perawat Dalam Memberikan


Asuhan Perawatan Kesehatan Keluarga

29
Effendy (1995) menyebutkan bahwa dalam memberikan asuhan
perawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan
oleh perawat antara lain adalah:

a. Memberikan asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.


b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatah keluarga.
c. Koordinator Pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan
perawat dengan mudah menampung permasalahan yang dihadapi keluarga
dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dan berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan perawatan dasar terhadap keluarga di samping
menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.

13. Hambatan–Hambatan yang Sering


Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Hambatan dari keluarga
1) Pendidikan keluarga yang rendah.
2) Keterbatasan sumber daya keluarga.
3) Kebiasaan yang melekat.
4) Sosial budaya yang tidak menunjang.
b. Hambatan dari perawat
1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi.
2) Kondisi alam.
3) Kesulitan dalam berkomunikasi.

30
4) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
(Effendy, 1995).

14. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga


Menurut Effendy (1995) ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
adalah:
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah dan kebutuhan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga.
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.

31
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.

15. Langkah-Langkah Dalam Perawatan


Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa
langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:

a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara:
1) Mengadakan kontak dengan keluarga.
2) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
3) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
4) Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
c. Menganalisa data keluaga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan
keluarga.
d. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
1) Ancaman kesehatan.
2) Keadaan sakit atau kurang sehat.
3) Situasi krisis.
e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

32
f. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga dengan mempertimbangkan:
1) Sifat masalah.
2) Kemungkinan masalah untuk diubah.
3) Potensi menghindari masalah.
4) Persepsi keluarga terhadap masalah.
g. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga
sesuai dengan urutan prioritas
1) Menentukan tujuan yang realistis.
2) Merencanakan pendekatan dan tindakan.
3) Menyusun standar dan kriteria avaluasi.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
i. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
j. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
(Effendy, 1995)

33
C.KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA
1. Pengkajian
Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data primer
maupun data sekunder. Data sekunder dapat dilakukan dengan studi
dokumentasi, dengan cara melihat data kesehatan keluarga yang ada di
pelayanan kesehatan (misalnya Pustu, Polindes, Puskesmas) maupun di
Kelurahan. Data primer dapat diperoleh melalui hasil wawancara/anamnesis,
pengamatan secara langsung dan pemeriksaan kesehatan pada keluarga.
Data-data yang diperlukan untuk pengkajian asuhan keluarga terlampir pada
format pengkajian asuhan keluarga.

2. Analisis
a. Analisis Data
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data adalah
bagaimana perkembangan kesehatan keluarga, keadaan lingkungan
rumah dan sosial budaya setempat.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan masalah
keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan individu,
sehingga rumusan permasalahan kesehatan keluarga merupakan cermin
dari kesehatan keluarga.
Hal yang harus diperhatikan untuk merumuskan permasalahan
kesehatan keluarga adalah bagaimanakah ancaman kesehatan
(keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam keluarga),
kegagalan dalam memantapkan kesehatan (misalnya kegagalan
pertumbuhan dan perkembangan), keadaan kegawatdaruratan
(misalnya perdarahan), serta 3K (Ketidaktahuan, Ketidakmauan dan

34
Ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan.

3. Prioritas Masalah
Skla prioritas disusun dengan memperhatikan sifat permasalahan,
kemungkinan melakukan pencegahan, mengurangi atau menuntaskan
permasalahan, berat ringannya masalah untuk dilakukan pencegahan dan
dikurangi serta masalah mana yang memerlukan penanganan segera.

Perhitungan skala prioritas :


No Kriteria Nilai Bobot
.
1. Sifat masalah 1
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk diubah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2

35
Masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Cara skoring :
 Tentukan skor untuk setiap kriteria
 Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
 Jumlahkan skor untuk semua kriteria
 Skor tertinggi adalah 5

4. Perencanaan
Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan dilakukan dalam
memecahkan masalah kesehatan pada keluarga, yang disusun secara
sistematis, berdasarkan teori dengan menitikberatkan pada keterlibatan
keluarga. Perencanaan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan (Plan of
Action) penyelesaian masalah di keluarga binaan.

5. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang telah
disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan keluarga dengan
memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang ada,
nilai/norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan prasarana, serta
penerimaan keluarga.

6. Evaluasi
Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi
terdiri atas evaluasi struktur, proses dan hasil.

36
D. TINJAUAN TEORI KETIDAKNYAMANAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
1. Macam-macam Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester III.
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester III adalah
sebagai berikut:
1. Sesak Nafas
2. Insomnia
3. Rasa khawatir dan cemas
4. Rasa tidak nyaman dan tekanan pada perineum (jalan lahir)
5. Kontraksi palsu (Braxton Hicks)
6. Kram betis
7. Oedem (bengkak) pada kaki sampai tungkai

2. Cara Mengatasi Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III


a) Sesak Nafas
Penyebab :
Peningkatan kadar hormon yang mempengaruhi pusat pernafasan,
Uterus membesar dan menekan pada Diafragma

Penanganan :
Posisi bantal bila tidur menggunakan ekstra bantal (posisi kepala lebih
tinggi dari pada badan), latihan nafas melalui senam hamil

b) Insomnia
Penyebab :
Gerakan janin, kram otot, sering BAK

Penanganan :

37
Sering berkomunikasi dengan keluarga atau suami mengenai keluhan
yang dirasakan, Upayakan untuk tidur pada satu jam yang sama

c) Rasa Khawatir dan Cemas


Penyebab :
Gangguan hormonal, khawatir jika ibu melahirkan dll

Penanganan :
Banyak membaca utk mengurangi kekhawatiran, minum madu juga
dapat mengurangi kecemasan, selau berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa

d) Rasa Tidak Nyaman dan Tekanan pada


Perineum (jalan lahir)
Penyebab :
Pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan

Penanganan :
Istirahat, relaksasi, senam hamil, jika sangat berlebihan periksa ke
petugas kesehatan

e) Kontraksi Palsu (mules)


Penyebab :
Hormonal, kecapean dll

Penanganan :
Biasanya jika dibawa istirahat akan berkurang jika tidak berkurang
periksa ke petugas kesehatan

38
f) Kram betis
Penyebab :
Karena penekanan pada syaraf yang terkait dengan uterus yang
membesar dan perubahan kadar kalsium fospor.

Penanganan :
Masase dan kompres hangat pada otot yang kram

g) Odema (bengkak) Pada Kaki Sampai


Tungkai
Penyebab :
Karena berdiri atau berduduk lama, baju ketat dan cuaca panas.

Penanganan :
Istirahat dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala, tidak terlalu lama
berdiri, jika duduk posisi kaki jangan menggantung

39
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
A. Pengkajian Keluarga
1. Identitas Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama KK : Mulyona
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Swadaya, Rt. 21 Loa Bakung

b. Anggota Keluarga
Jenis Suku Pendidika Hub.
No. Nama Umur Agama Pekerjaan
Kelamin Bangsa n Keluarga
Islam
1 Mulyono Laki-Laki 39 Th Jawa SMA Swasta Suami

40
Islam
2 Rita Riyani Perempuan 38 Th Kutai SMA IRT Istri
Islam
3 Nur Huda Z. A. Laki-Laki 10 Th Jawa SD Pelajar Anak

4 Nadhira Z. T. Perempuan 6 Th Jawa Tk Pelajar Anak


Islam

c. Type keluarga
( ) Extended Family
( √ ) Nuclear Family
( ) Serial Family
( ) Keluarga Komposisi
( ) Single Family
( ) Cahabitation

d. Genogram (Keterangannya di mana?)

e. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga


(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (Carter & McGoldrick)
( ) Tahap I ( ) Tahap V
( ) Tahap II ( ) Tahap VI
( ) Tahap III ( ) Tahap VII
( √ ) Tahap IV ( ) Tahap VIII

(2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Semua tugas perkembangan keluarga terpenuhi
41
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Status Kesehatan Keluarga dalam 1 tahun terakhir
No. Nama Jenis Umur Gangguan Kesehatan Waktu Kondisi saat ini
Kelamin yang sedang/pernah
diderita

b. Kematian anggota keluarga dalam 1 tahun terakhir


No. Nama Jenis Kelamin Umur Saat Penyebab
Meninggal

c. Riwayat kesehatan keluarga


(1) Riwayat kesehatan keluarga inti
(a) Riwayat penyakit keturunan
Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
Jantung, Diabetes, Hipertensi dan lain-lain

(b) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
Jantung, Diabetes, Hipertensi dan lain-lain

(c) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga


Puskesmas
Praktik Bidan Mandiri
Praktik Dokter

42
(d) Pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

(2) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


(a) Riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
Dikeluarga pihak suami tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti Jantung, Diabetes, Hipertensi dan lain-lain

(b) Riwayat kesehatan keluarga dari pihak istri


Ibu dari pihak istri menderita penyakit hipertensi

3. Keadaan Kesehatan Lingkungan Keluarga


a. Perumahan
(1) Status pemilikan rumah
( ) Milik sendiri ( ) Menumpang
( √ ) Kontrak ( ) ……………………………..

(2) Jenis bangunan


( √ ) Permanen ( ) Kayu
( ) Semi permanen ( ) Gedek

(3) Jenis lantai


( √ ) Tegel ( ) Papan
( ) Semen ( ) Tanah

(4) Komposisi ruangan


( √ ) Ruang Tamu ( √ )Dapur
( √ ) Ruang Makan (√ ) Kamar Mandi
43
( √ )Ruang Tidur ( ) Kakus
( √ )Ruang Keluarga ( ) Gudang

(5) Kebersihan rumah


( √ ) Cukup
( ) Kurang

(6) Sumber penerangan


( √ ) Listrik PLN
( ) Genset
( ) …………………………

(7) Media pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah


(√ ) Jendela
(√ ) Pintu
(√ ) Ventilasi

(8) Pengaturan alat rumah tangga


( √ ) Bersih dan teratur
( ) Kotor dan tidak teratur
( ) ......................................

(9) Luas bangunan 9 x 10 meter persegi


(10) Denah rumah

Dapur Gudang
Kamar Kamar

3 Ruang 4
Keluarga
wc

Kamar
Ruang Kamar
1 44
Tamu 2
Teras Rumah

b. Sumber Air
(1) Sumber air minum
( ) Ledeng (PAM) (√) Mata Air
( ) Sumber Gali ( ) Penampungan Air Hujan
( ) Sumur Pompa Tangan ( ) Sungai

(2) Tempat mengambil air untuk mencuci


(√ ) Ledeng (PAM) ( ) Sungai
( ) Sumber Gali ( ) Mata Air
( ) Sumur Pompa Tangan ( ) Penampungan Air Hujan

(3) Status Pemilikan


(√ ) Milik Sendiri ( ) Bersama
( ) Menumpang ( ) Umum

(4) Keadaan air secara mikroskopis


Keterangan : Beri alasan (warna apa, bau apa, rasa apa)
(a) Untuk air minum : Warna ( Jernih ), Bau ( - ), Rasa ( - )
(b) Untuk cuci : Warna ( Jernih ), Bau ( - ), Rasa ( - )

(5) Penggunaan Air Minum


( ) Dimasak
( ) Kadang-kadang dimasak, alasan
…………………………………………….
( √ ) Tidak dimasak, alasan Selama hamil ibu minum aqua dan lee

45
mineral
(√) Air isi ulang
( ) Mesin pengolah air minum

(6) Keadaan tempat penampungan air


(√) Terbuka
( ) Tertutup
(7) Keadaan gentong/bak mandi
( ) Ada jentik nyamuk
(√ ) Tidak ada jentik nyamuk

c. Jamban keluarga
(1) Tempat pembuangan kotoran (BAK dan BAB)
( √ ) Kakus ( ) Sawah
( ) Selokan ( ) Kolam

(2) Status Pemilikan


( √ ) Milik Sendiri ( ) Bersama
( ) Menumpang ( ) Umum

(3) Jenis Jamban


(√ ) Cemplung ( ) Septik Tank
( ) Angsa Latrine ( ) ...................................

(4) Keadaan jamban


(√) Bersih
( ) Kotor

(5) Jarak sumber air minum dengan jamban


( ) Kurang dari 5 meter
( ) 5-10 meter

46
( √ ) Lebih dari 10 meter

d. Sampah
(1) Cara keluarga membuang sampah
(√ ) Tempat pembuangan sampah umum ( ) Ditimbun/dikubur
( ) Di selokan ( ) Sembarang tempat
( ) Di sungai ( ) Dibakar

(2) Masalah yang menyangkut sampah


Tidak ada masalah yang menyangkut sampah

e. Pembuangan air limbah


(1) Jenis Limbah : Rumah Tangga (√ ), Kandang ( ),
Industri ( )
(2) Pembuangan Limbah : Ke sungai ( ), Halaman ( ), Bak
Penampungan (√ )
(3) Saluran Limbah : Terbuka ( ), Tertutup ( √ )
(4) Jarak Limbah dengan sumur : Kurang 10 meter ( ), Lebih 10 meter ( )
(5) Kebersihan : Kurang ( ), Cukup (√ )

f. Kandang ternak
(1) Pemilikan : Ya ( ), Tidak ( √ )
(2) Jenis Ternak : Ayam ( ), Kambing ( ), Sapi ( )
(3) Letak Kandang : Kolong Rumah ( ), Samping Rumah ( )
Belakang Rumah ( ), Dalam Rumah ( )
(4) Kebersihan : Kurang ( ), Cukup ( )
(5) Tempat Pembuangan Kotoran Ternak : Sungai ( ), Dalam Tanah ( )

g. Halaman
(1) Pemilikan : Ya (√ ), Tidak ( ), Luas 8 x 3 meter

47
(2) Pemanfaatan : Ya (√ ), Tidak ( ),
Alasan ..................................
Jika Ya : Toga ( ), Warung Hidup ( ), Taman (√)

4. Fasilitas Sarana Kesehatan Keluarga


a. Kepemilikan jaminan sosial kesehatan
(1) Pemilikan Jaminan Sosial Kesehatan : Ya (√ ), Tidak ( )
(2) Jika ada :
(√) BPJS ( ) Asuransi Kesehatan Pribadi
( ) Jamkesda ( ) ..............................................

b. Pemanfaatan sarana kesehatan


(1) Tempat fasilitas kesehatan yang dituju jika keluarga sakit
( ) Puskesmas, Pustu, Posyandu ( ) Dukun
(√ ) Dokter Praktik, Bidan/Perawat ( ) ……………………................
( ) Rumah Sakit

(2) Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan terdekat


( ) Kurang dari 3 kilometer
( ) Lebih dari 3 kilometer

(3) Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu menuju


ke tempat pelayanan kesehatan
( √ ) Kendaraan Pribadi ( ) Ambulans
( ) Kendaraan Umum ( ) ……………………...

c. Akses informasi kesehatan

48
(1) Sumber informasi kesehatan yang pernah diperoleh
( √ )Petugas kesehatan
( √ )Media massa, jenisnya blog di internet
( ) Lain-lain

(2) Kegiatan pendidikan kesehatan yang pernah diikuti


Ibu mendapatkan pendidikan kesehatan tentang asi esklusif, imunisasi

(3) Kelompok jaringan sosial kesehatan yang diikuti


( ) Tabulin
( ) Kumpulan donor darah
( ) ......................................................

5. Pola Fungsional Kesehatan Keluarga


a. Pola makan keluarga
(1) Jenis makanan pokok
( √ ) Nasi ( ) Singkong
( ) Jagung ( ) Ubi
( ) Sagu ( ) ……………………................

(2) Menu makanan keluarga sehari-hari


( ) Nasi + lauk + sayur + buah + susu ( ) Nasi + lauk /sayur
( ) Nasi + lauk + sayur + buah ( ) ……………………................
(√ ) Nasi + lauk + sayur

(3) Frekuensi makan/hari


( ) 1 kali ( √ ) 3 kali
( ) 2 kali ( ) Lebih dari 3 kali

49
(4) Cara pengolahan makanan
( √ ) Memenuhi syarat kesehatan
( ) Tidak memenuhi syarat kesehatan, alasan
…………………………………...

(5) Cara penyajian makanan


(√ ) Disajikan langsung setelah dimasak
( ) Sisa kelebihan makanan disajikan/dipanaskan kembali

(6) Makanan pantangan dalam keluarga


( ) Ya
Siapa...........................................................................................
Jenis makanan pantang ..............................................................
Alasan ….....................................................................................
( √ ) Tidak

b. Pola rekreasi dan hiburan


(1) Kesempatan rekreasi bersama keluarga
( ) Seminggu sekali ( ) Setahun sekali
(√ ) Sebulan sekali ( ) Tidak pernah, alasan …………….......

(2) Aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang


( ) Olahraga ( √ ) Menonton televisi
( ) Membaca ( ) Mendengar radio
( ) Keterampilan Tangan ( ) ……………………………….

c. Pola personal hygiene keluarga


No Nama Mandi Sikat Cuci Ganti Baju/ Kebersihan Tangan & Kaki Ket
. Gigi Rambut Pakaian Kuku Tangan Kaki
Dalam

50
1 Mulyono 2x/hari 2x/hari 2x/hari Min. 2x/hari Pendek + Bersih Bersih Bersih -
2 Rita Riyani 2x/hari 2x/hari 1x/hari Min. 2x/hari Pendek + Bersih Bersih Bersih -
3 Nur Huda Z. A. 2x/hari 2x/hari 2x/hari Min. 2x/hari Pendek + Bersih Bersih Bersih -
4 Nadhira Z. T. 2x/hari 2x/hari 2x/hari Min. 2x/hari Pendek + Bersih Bersih Bersih -

6. Keadaan Psikososioekonomi kultural spiritual


a. Psikologis
Status Emosi
(1) Bagaimana respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit
Ibu mengatakan jika terdapat anggota kluarga yang sakit ibu merasa
cemas

(2) Bagaimana respon keluarga terhadap kehilangan (ada anggota keluarga


yang meninggal)................................................................

Konsep Diri dan Peran


(3) Apakah ada konflik harga diri sehubungan dengan tahapan tumbuh
kembang
( ) Ya
(√ ) Tidak
Jika Ya, sebutkan dan jelaskan..........................................

(4) Apakah ada perubahan/ konflik/ ketidaksesuaian peran dalam keluarga


( ) Ya
(√ ) Tidak
Jika Ya, sebutkan dan jelaskan...........................................

51
b. Sosial
Pola interaksi antar sesama anggota keluarga
(1) Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga
( ) Pagi hari ( ) Malam hari
(√ ) Siang hari ( ) Tidak tentu

(2) Dalam situasi apa interaksi terjadi


( ) Makan bersama (√ ) Rekreasi
( ) Nonton televisi ( ) ………………………………

(3) Apakah ada waktu tertentu untuk berkumpul dalam keluarga


( ) Tidak ada
(√ ) Ada, kapan tiap akhir minggu ( Sabtu & Minggu )

Jelaskan pola interaksi keluarga (antara ayah dengan ibu, ayah dengan
anak, ibu dengan anak, anak dengan anak)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
.......................................
(4) Apakah ada perselisihan atau konflik yang terjadi antar anggota
keluarga, jika ada jelaskan dan bagaimana pemecahannya.
Tidak ada perselisihan antara anggota keluarga

Pola interaksi antar keluarga dengan masyarakat


(1) Apakah ada interaksi keluarga dengan masyarakat
( √ )Ya
( ) Tidak

(2) Kapan interaksi keluarga dengan masyarakat sering terjadi


52
( ) Pagi hari ( ) Malam hari
( ) Siang hari ( √ ) Tidak tentu

(3) Apakah ada perselisihan atau konflik yang terjadi antar anggota
keluarga dengan masyarakat, jika ada jelaskan dan bagaimana
pemecahannya.
Tidak ada konflik atau peeselisihan antara anggota keluarga dengan
masyarkat

Pola pertahanan dalam keluarga


(1) Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga diatasi secara :
(√ ) Mandiri ( ) Minta bantuan orang lain
( ) Bersama-sama ( ) …………………………

(2) Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah
dengan pola pertahanannya
( ) Acuh tak acuh ( ) Minta bantuan orang lain
( √ ) Membantu mencari jalan keluar ( ) …………………………

(3) Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya.


Jika masalah tidak teratasi keluarga meminnta bantuan orang lain (yang
data dipercaya)

Pengambilan keputusan dalam keluarga


(1) Dalam menghadapi masalah kesehatan, yang mengambil keputusan
untuk pemecahan :
( √ ) Kepala keluarga ( ) Orang lain yang mempunyai ikatan
( ) Isteri keluarga
( ) Anak-anak ( ) Keputusan bersama
53
Pembagian tugas dalam keluarga
(1) Apakah ada pembagian tugas masing-masing anggota keluarga
( ) Tidak ada
( √ ) Ada
(2) Jika ya, bagaimana pengaturannya
 Suami = Mencari Nafkah
 Istri = Mengurus Rumah Tangga dan Anak
 Anak = Belajar

c. Ekonomi
(1) Apakah pendapatan dapat memenuhi kebutuhan keluarga
( √ ) Ya
( ) Tidak
Jika tidak, bagaimana
mengatasinya .....................................................................

(2) Apakah keluarga memiliki simpanan keuangan


( √ ) Ya
( ) Tidak

(3) Siapa yang menentukan penggunaan keuangan keluarga


( ) Kepala keluarga ( ) Anak
( √ ) Isteri ( ) ………………………………..
 Anak-anak

d. Kultur
Adakah Adat istiadat/ tradisi budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan,
jika ada, jelaskan.
Tidak ada adat atau istiadat yang mempengaruhi kesehatan keluarga

54
e. Spiritual
Adakah tradisi keagamaan yang dapat mempengaruhi kesehatan, jika ada,
jelaskan
Tidak ada tradisi keagamaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga

B. Pengkajian Individu
1. Kesehatan Ibu Hamil
a. Usia ibu hamil :
( ) < 20 tahun ( ) 20-35 tahun ( √ ) > 35 tahun
b. Ini adalah kehamilan ke :
( ) Pertama ( ) Kedua ( √ ) Ketiga ( ) Keempat ( ) > Empat
c. HPHT 07 Juni 2020 usia kehamilan ibu saat ini 33 Minggu 4 Hari
d. Jarak kehamilan dengan kehamilan sebelumnya :
( ) < 2 tahun ( √ ) > 2 tahun
e. Penyakit yang menyertai kehamilan saat ini
 Jantung  Anemia
 Diabetes  Asma
 Hipertensi  ……………………
f. Keluhan selama kehamilan :
(1) Trimester I
Pada Trimster I ibu merasakan mual dan pusing

(2) Trimester II
Pada Trimester II Ibu tidak mmiliki keluhan

(3) Trimester III


Pada Trimester III ibu merasakan susah tidur, sering buang air kecil dan
nyering pinggang

55
g. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan selama kehamilan :
(1) Trimester I
Ibu mengatakan diberi vit. B6

(2) Trimester II
Tidak Ada

(3) Trimester III


Memberi Kie tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III
 Untuk mengatasi insomnia diberi Kie agar ibu terbuka atau sering
berkomunikasi dengan keluarga atau suami mengenai apa keluhan
yang dirasakan dan usahakan untuk konsisten tidur di jam yang
sama.
 Untuk mengatasi sering buang air kecil yaitu memberi Kie bahwa
ibu hamil sering buang air kecil pda ibu hamil itu normal, agar
waktu tidur malam tidak terganggu tidurnya maka perbanyak
minum pagi sampai sore dan kurangi pada saat malam hari.
 Untuk mengatasi keluhan nyeri pinggang yaitu dengan memberi
Kie menubah posisi, jangan terlalu lama duduk, jika duduk di beri
sanggahan bantal agar nyaman

h. Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilannya :


( √ )Ya ( ) Tidak, alasan
………

Frekuensi pemeriksaan kehamilan :


Trimester I, 2 kali Trimester II, 2 kali Trimester III, 2 kali

i. Apakah ibu memiliki buku KIA :

56
( √ )Ya ( ) Tidak

Ibu hamil termasuk dalam kategori kehamilan :


( ) Risiko rendah ( √ ) Risiko tinggi ( ) Risiko sangat
tinggi

Status gizi ibu hamil :


( ) Gizi lebih ( √ ) Gizi baik ( ) Gizi kurang
Ukuran lila ibu 26 cm, Kenaikan berat badan selama hamil 6 Kg
Penkes yang pernah di dapat :
 Pentingnya ANC bagi ibu Hamil
 Tanda Bahaya Ibu Hamil
 Ketidaknyamanan pada Ibu hamil trimester III

Apakah riwayat persalinan yang lalu bermasalah :


( ) Ya ( √ ) Tidak
Jika ya, sebutkan
……………………………………………………………………

j. Rencana persalinan : Tempat Praktik Bidan Mandiri ditolong oleh Bidan


k. Persiapan rujukan dan kegawatdaruratan :
Tempat rujukan terdekat RS = RS Hermina
Alat transportasi ke tempat rujukan = Mobil
Calon donor darah = 1. Suami, 2. Adik Ipar
Persiapan keuangan Ibu sudah menabung untuk persiapan persalinan

2. Kesehatan Ibu Nifas (Postpartum & Post Abortus)


a. Periode ibu nifas …………. hari
b. Apakah ada masalah dalam masa nifas ini :
 Ya  Tidak

57
Jika Ya, sebutkan
…………………………………………………………………..
Tindakan yang dilakukan
………………………………………………………….

c. Apakah ibu nifas menyusui :


 Ya  Tidak
Jika ya, ASI saja/campuran
………………………………………………………..
Jika tidak, alasan
…………………………………………………………………...
Jenis makanan yang diberikan
……………………………………………………..

3. Kesehatan Akseptor KB
a. Apakah PUS dalam keluarga saat ini menjadi akseptor KB
 Ya
 Tidak, alasan ……………………………………..
……………………………..

b. Jika Ya, jenis kontrasepsi apa yang sedang digunakan


 Kontrasepsi sederhana : MAL ( ), kondom ( ), coitus interuptus ( ),
kalender ( )
 Kontrasepsi modern : Pil ( ), suntikan ( ), implant ( ), IUD ( )
 Kontrasepsi mantap : Vasektomi ( ), tubektomi ( )

c. Apa alasan PUS memakai alat kontrasepsi tersebut


 Menunda kehamilan

58
 Menjarangkan kehamilan
 Mengakhiri/tidak ingin hamil lagi

d. Siapa yang mendorong akseptor untuk menggunakan alat kontrasepsi


 Kesadaran sendiri  Disuruh pamong
 Disuruh petugas kesehatan  ………………………………..

e. Apakah ada keluhan pada saat menggunakan alat kontrasepsi


 Tidak
 Ya, Sebutkan ……………………………………………………..

f. Apakah pernah memeriksakan diri terkait masalah/keluhan terkait


penggunaan kontrasepsi
 Tidak
 Ya, kemana ………………………………………………………..

4. Kesehatan Reproduksi (Ginekologi)


WUS : 15-49 tahun dan masih menstruasi
a. Riwayat keluhan terkait kesehatan reproduksi
Perdarahan diluar haid
(1) Pernahkah WUS dalam keluarga mengalami perdarahan diluar haid
( √ ) Tidak
( ) Ya
Jika ya, jelaskan kapan, bagaimana lamanya, banyaknya, warnanya,
konsistensinya dan baunya ………………..…………………...…….

59
(2) Apakah sudah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terkait adanya
keluhan perdarahan di luar haid
 Ya
 Tidak, alasan ………......……………………………….….

Keputihan
(3) Pernahkah WUS dalam keluarga mengalami keputihan
( √ ) Tidak
( ) Ya,
Jika ya, jelaskan kapan lamanya, banyaknya, warnanya, konsistensinya
dan baunya ………….…………......................................

(4) Apakah sudah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terkait adanya


keluhan keputihan
 Ya
 Tidak, alasan…………………………………………………….....

Gangguan Kesehatan reproduksi lainnya


(5) Jenis gangguan kesehatan reproduksi yang pernah dialami, jelaskan
……………………………………………………………

(6) Apakah sudah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terkait adanya


keluhan
 Ya
 Tidak, alasan ………………………………………………...……

b. Riwayat operasi/pembedahan (kasus ginekologi)

60
(1) Pernahkah WUS melakukan operasi/pembedahan terkait kesehatan
reproduksi (ginekologi)
 Ya
 Tidak

(2) Jika Ya, apa jenisnya :


 Kista ovarium
 Mioma uteri
 Fibroadenoma mammae
 Histerektomi
 ………………………..

(3) Apakah masih ada keluhan pasca operasi


 Tidak
 Ya, jelaskan
…………………………………………………………...

c. Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi


(1) Pernahkah WUS melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi
( ) Ya
( √ ) Tidak

(2) Jika ya, apa jenisnya :


 IVA
 Papsmear
 SADARI/SARARI
 ………………………

61
(3) Kapan dilakukan deteksi dini tersebut ……………………….
…………………
(4) Bagaimana hasilnya …………….
………………………………………………

5. Kesehatan Bayi, Anak, Balita dan Anak Prasekolah (usia 0-5 tahun)
N Nama Umur Berat Badan Imunisasi Tempat
o Lahir Saat ini B DPT Polio Camp Hepatitis
C ak
G I I III I II III IV I II III
I
1 Nadhira 5, 5th 3,2kg 15,2 kg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ PKM LBK

(1) Apakah status imunisasi dasar anak lengkap


( √ ) Ya
( ) Tidak, alasan …………………………………

(2) Apakah bayi/balita rutin mengikuti kegiatan posyandu


( √ ) Ya
( ) Tidak, alasan …………………………………

(3) Apakah bayi/balita memiliki kartu KMS


( √ ) Ya
( ) Tidak, alasan …………………………………

(4) Jika ya, bagaimana kesimpulan grafik di KMS


( √ ) Gizi lebih ( ) Gizi kurang
( ) Gizi baik ( ) Gizi buruk

62
(5) Jika gizi kurang/buruk, tindakan apa saja yang sudah dilakukan, jelaskan
……...………………………….…

(6) Jika dalam keluarga ada bayi (usia 0-1 tahun) apakah masih diberikan
ASI
( ) Ya
( ) Tidak, alasan …………………………………

(7) Sampai usia berapa bayi/balita diberikan ASI


( ) Tidak pernah sejak lahir ( √ ) 6 bulan – 1 tahun
( ) < 3 bulan ( ) 1-2 tahun
( ) 3-6 bulan ( ) > 2 tahun

(8) Apakah ASI saat ini/dahulu diberikan secara eksklusif


( √ )Ya
( ) Tidak, alasan …………………………………

(9) Jika tidak, apa jenis makanan pendampingnya


( ) Susu formula ( ) Makanan bayi (instan)
( ) Bubur ( ) ………………………
( ) Pisang

(10) Kapan anak mulai diberikan makanan pendamping


( ) < 4 bulan ( ) 4-6 bulan ( √ ) > 6 bulan

(11) Berapa kali bayi/balita ibu makan dalam sehari


( ) 1 kali ( ) 2 kali ( √ ) 3 kali ( ) > 3 kali

(12) Jelaskan jenis makanan yang dikonsumsi anak ibu sehari-hari

63
Makanan yang di kosumsi anak ibu sehaari-hari yaitu,
nasi+sayur+ikan/ayam+susu

(13) Apakah ada makanan pantangan


( √ ) Tidak
( ) Ya,

(14) Apakah anak mendapatkan vitamin A rutin setiap 6 bulan


( √ ) Ya
( ) Tidak,

(15) Apakah anak memiliki penyakit tertentu atau kelainan bawaan


( √ ) Tidak
( ) Ya,

6. Kesehatan Remaja
Remaja awal : 10-12 tahun Remaja tengah : 13-15 tahun Remaja akhir : 16-19 tahun
a. Riwayat menstruasi
(1) Apakah perempuan usia remaja sudah mengalami menstruasi
 Ya, usia menarche …………………….
 Tidak

(2) Bagaimana siklus haidnya


 Teratur, siklus …………. hari
 Tidak teratur

(3) Berapa hari lama haidnya ……………………………………

64
(4) Apakah ada keluhan selama haid
 Ya
 Tidak
Jika ya, apa jenisnya ……………..………………………………….
Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi keluhan …………....

b. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi


(1) Pernahkah mengikuti penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
( ) Ya
( ) Tidak
Jika ya, apa pendidikan kesehatan reproduksi yang pernah didapat
……………………………………………………………………………

(2) Jelaskan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi


………….………………………………………………………………

7. Kesehatan Klimakterium & Menopause


Jika didalam keluarga ada lansia perempuan :
Usia lanjut middle age : 45-59 tahun Usia lanjut old : 75-90 tahun
Usia lanjut eldery : 60-74 tahun Usia Lanjut very old : > 90 tahun
a. Riwayat menstruasi
(1) Apakah lansia wanita masih menstruasi
 Ya
 Tidak
Jika ya, bagaimana siklusnya ……………… hari
Apakah ada keluhan selama menstruasi ………………………..
Jika tidak, menopause sejak usia ……………………. tahun
Apakah ada keluhan selama berhenti menstruasi ……..……..

65
(2) Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan/ masalah terkait
menstruasi
……………………………………………………………………………
………...…………………………………………………………………

b. Deteksi dini kelainan reproduksi (ginekologi)


(1) Apakah lansia wanita memiliki keluhan terkait kesehatan reproduksi
(ginekologi)
 Ya
 Tidak
Jika ya, apa jenisnya ………………………………………...….
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut …….…...
……………………………………………………………………………
………...…………………………………………………………………

(2) Pernahkah lansia wanita melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi


 Ya
 Tidak
Jika ya, apa jenisnya ………………………………………...……...….
Kapan melakukan deteksi dini tersebut ………………….…………….
Bagaimana hasilnya …..……...…………………...……………………

66
C. Analisis Data
N RUMUSAN MASALAH
DATA
O DIAGNOSIS MASALAH
DS : Keluarga dengan ibu hamil Kurangnya
GIIIP2002Usia Kehamilan informasi tentang
 Salah satu anggota keluarga Tn. M adalah Ny.R 33 minggu 4 hari Ketidaknyamanan
Usia 38 tahun. ibu hamil pada
 Ny.R nyeri pinggang, susah tidur dimalam hari
trimester III
dan sereing buang air kecil

DO :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit

Antropometri
Tinggi badan : 160 cm
BB sebelum : 53 kg
BB sekarang : 59 kg
Ukuran LILA : 26 cm

Pemeriksaan Fisik

67
 Mata : tidak pucat dan tida odem
 Wajah : tidak odem, tidak ada cloasma
gravidarum
 Hidung : tidak ada pernafasan cuping
 Telinga : tiak kotor dan tidak ada cairan
 Mulut : bibir tidak pucat dan lembab, tidak ada
pembengkak pada tonsil & ovula, lidah tremor
 Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid
 Dada : tidak ada retraksi dinding dada, suara
nafas vasikuler, tidak ada suara nafas tambahan,
bj 1 dan bj 2 terdengar jelas dan teratur
 Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri.
 Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada
bekas luka, tfu : 28 cm, tbj :
L1: bokong
L2: Punggung kiri
L3: Letak Kepala, belum masuk PAP
L4:-
 Genetalia : Tidak keluar secret.
 Anus : tidak ada hemoroid
 Ekstermitas :
Tangan: (-)odem, reflex trisep(+), Refleks Bisep
(+), CRT < 2 detik
Kaki : (-) odem, Homan Sign (-), Varises (-),
Refleks Babinsky (-), CRT < 2 Detik

68
69
SKORING PRIORITAS MASALAH
N Rumusan Masalah
Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
o Diagnosis Masalah
Keluarga Kurangnya Sifat Masalah Ancaman kesehatan ibu hamil
Skala : karena belum memahami
dengan ibu pengetahuan keluarga
Tidak/Kurang Sehat tentang ketidaknyamanan ibu
hamil GIIIP2002 terutama Ny. R Ancaman Kesehatan 2/3 × 1 0,6 hamil pada trimester III
Keadaan Sejahtera
Usia tentang
Kemungkinan masalah dapat
Kehamilan 33 Ketidaknyamanan diubah Masalah masih dapat drubah
Skala : dengan pendidikan kesehatan
Minggu 4 Hari pada ibu hamil
Dengan Mudah tentang ketidaknyamanan ibu
trimester III Hanya Sebagian ½×2 1 hamil pada trimester III
Tidak dapat
Potensi masalah untuk diubah
Skala : Potensi masalah untuk diubah
Tinggi cukup setelah keluarga
Cukup mendapatkan penkes tentang
Rendah 2/3 × 1 0,6 tentang ketidaknyamanan ibu
Menonjolnya masalah hamil pada trimester III
Skala :
Masalah berat harus ditangani Keluarga beranggapan masalah
Masalah berat yang tidak perlu
tersebut merupakan masalah
ditangani
Masalah tidak dirasakan ½×1 0,5 berat yang harus ditanggapi

Total Skoring : 2,7

70
RENCANA PELAKSANAAN/ PLANNING OF ACTION (POA)
PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN
N Rumusan Tujuan Intervensi Rasional
o Diagnosis Masalah Umum Khusus
Keluarga
mengetahui
Setelah dilakukan 1.Memberikan pendidikan kesehatan
dan mengerti
asuhan keluarga tentang ketidaknyamanan pada ibu
Kurangnya mengenai Pendidikan kesehatan untuk
hamil trimester III.
Tn. M diharapkan mengubah perilaku
Keluarga pengetahuan ketidaknyaman
keluarga mampu perseorangan dan masyarakat
2.Menganjurkan ibu untuk lebih
dengan ibu keluarga an pada ibu dalam bidang kesehatan
mengatasi masalah banyak minum di pagi sampai sore
hamil terutama Ny. R hamil trimester (Varney, 2007).
kesehatan tentang hari.
GIIIP2002 Usia tentang III Keluarga
kurangnya Pendidikan kesehatan dapat
Kehamilan Ketidaknyama mengetahui menghasilkan perubahan atau
pengetahuan 3.Menganjurkan ibu untuk jangan
33 Minggu nan pada ibu dan mengerti peningkatan dan akan
keluarga tentang terlalu lama duduk dan selalu
berpengaruh pada sikap dan
4 Hari hamil trimester mengenai
ketidaknyamanan mengubah posisi duduk senyaman perilaku (Notoadmojo, 2007).
III ketidaknyaman
pada ibu hamil mungkin jika duduk dan memberi
an pada ibu
trimester III sandaran yang nyaman (bantal)
hamil trimester
III
PELAKSANAAN

71
Rumusan Masalah
No Intervensi Implementasi Dukungan Hambatan
Diagnosis Masalah
1. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
ketidaknyamanan
pada ibu hamil Koordinator
trimester III. Memberikan Puskesmas
Keluarga 2. Menganjurkan ibu pendidikan Loa Bakung
untuk lebih kesehatan tentang
dengan Kurangnya memberikan
banyak minum di Ketidaknyamanan
ibu hamil pengetahuan Pada Ibu hamil dukungan Tidak ada
pagi sampai sore
GIIIP2002 keluarga terutama dan Cara pada hambatan yang
hari.
1. Usia Ny. R tentang 3. Menganjurkan ibu mengatasinya dan mahasiswa berarti pada
Kehamila Ketidaknyamanan Tanda bahaya dengan ikut pelaksanaan
untuk jangan
n 33 pada ibu hamil kehamilan. serta dalam kegiatan
terlalu lama duduk
Minggu 4 trimester III dan selalu kegiatan
Hari mengubah posisi asuhan
duduk senyaman keluarga
mungkin jika
duduk dan
memberi sandaran
yang nyaman
(bantal)
EVALUASI
No Rumusan Masalah Intervensi Evaluasi

72
Diagnosis Masalah Struktur Proses Hasil
1. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang Mahasiswa mengumpulkan
ketidaknyamanan pada materi terkait
ibu hamil trimester III. idaknyamanan pada ibu
hamil trimester III.
2. Menganjurkan ibu Pendidikan
Kurangnya Berdasarkan hasil
untuk lebih banyak kesehatan dilakukan
Mahasiswa mengupulkan evaluasi terjadi
Keluarga pengetahuan minum di pagi sampai pada tanggal 09
pre-plening kegiatan,SAP peningkatan
dengan ibu keluarga sore hari. Februari 2021 jam
dan Leafleat tentang pengetahuan
hamil terutama Ny. R 14.00 tentang
3. Menganjurkan ibu idaknyamanan pada ibu
1. GIIIP2002 Usia tentang ketidaknyamanan
untuk jangan terlalu hamil trimester III.
Kehamilan Ketidaknyaman Pendidikan pada ibu hamil
lama duduk dan selalu
33 Minggu an pada ibu kesehatan dilakukan trimester
mengubah posisi duduk Media,ruangan dan hal lain III.berdasarkan
4 Hari hamil trimester senyaman mungkin jika dihadapan Ibu.
yang di perlukan pada saat hasil quisioner, pre
III duduk dan memberi
proses pelaksanaan dan post test.
sandaran yang nyaman
(bantal)Memberikan pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan
tentang Keluarga siap menerima
ketidaknyamanan pada pendidikan kesehatan
ibu hamil trimester III.

73
BAB IV

PEMBAHASAN

Kurang dalam pembahasannya .

Setelah melakukan pengkajian dari hasil wawancara secara individu yaitu


pengkajian dan pemeriksaan fisik temukan beberapa kesenjangan, yaitu kurangya
pengetahuan ibu mengenai informasi mengenai ketidaknyamanan pada ibu hamil
trimester III.

Dalam melakukan asuhan keluarga penulis tidak menemukan hambatan yang


berarti. Kerjasama yang baik terjalin antara mahasiswa bidan dengan klien beserta
yang mana hal ini menjadi penentu dalam pemberian asuhan keluarga.

Dari masalah yang ada,ibu belum memahami mengenai ketidaknyamanan


pada ibu hamil trimester III disebabkan kurangnya informasi seputar
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III. Pada trimester III ibu ibu selalu
mengelu sakit punggung, sering buang air kecil akibatnya ibu susah tidur

Dan ibu yang mengalami ketidaknyamanan ibu hamii pada trimester III
disebabkan oleh kurang pengetahuannya mengenai ketidaknyamanan ibu hamil
pada trimester III dan hal ini menyebabkan ibu mengeluh nyeri pinggang, sering
buang iar kecil dan susah tidur

Dari hasil asuhan yang telah diberikan ini ibu mengetahui cara
penatalaksanaan yang harus diberikan kepada ibu yang mengalami
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III.

74
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran serta anggota keluarga lahir dari kesadarannya sendiri. Namun di
lain sisi pendekatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan juga berpengaruh
dalam mengatasi masalah yang terjadi pada keluarga Tn. M. pendekatan yang
dilakukan oleh mahasiswa kebidanan sangat bermanfaat dalam menangani
kasus ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yang dilalami oleh Ny. R.

Dengan adanya masalah seperti diatas, mahasiswa telah melakukan


kegiatan seperti penanganan pada Ny. R dengan GIIIP2002 Usia Kehamilam 33
minggu 4 hari dengan ketidaknyamanan pada ib hamil trimester III.

B. Saran
Ada beberapa saran yang ingiin disampaikan oleh mahasiswa, seperti :
1. Perlu adanya tindak lanjut dari petugas
kesehatan dan bekerja sama antara keluarga dengan petugas kesehatan.
2. Diharapkan kerjasama yang telah dibina
dapat ditingkatkan lagi demi terlaksananya Asuhan Kebidanan yang
berkualitas terhadap klien.
3. Dianjurkan kepada klien dan keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan agar selalu menjaga konsisi dirinya,
terutama tingkat pengtahuan ibu terhadap status kesehatan anggota
keluarganya seperti mengatur pola makan gizi seimbang dan rajin
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

75
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna.2010.Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta:Nuha Medika

Bahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan .Jakarta:
Salemba Medika

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nanny, Vivian dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Rukiyah, Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan III Nifas.Jakarta:Trans Info Media

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP

Saleha, Siti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta:Salemba Medika

Sastrawinata, Sulaiman. 2001. Obstetri Fisiologi. Bandung: Fakultas Kedokteran


Universitas Padjadjaran.

Sulistyawati, Ari. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu


Nifas.Yogyakarta:CV. Andi Offset

Syaifuddin, B.Ac. 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta. Widya Medika

Tambunan, Eviana S.dkk.2011.Panduan Pemeriksaan Fisik bagi Mahasiswa


Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

Uliyah dan Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik klinik. Jakarta: EGC

76
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pacsapartum. Jakarta:
EGC.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Yanti, Damai dkk.2011.Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Bandung:Refika Aditama

77

Anda mungkin juga menyukai