Anda di halaman 1dari 17

COMMUNITY AS A PARTNER

Di susun oleh:
MOHHAMAD ZULKIFLI
ADE TRI PUTRA HUMENA

Dosen pengampu:
DOSEN PENGAMPU : Ns.NINING NIRMALASARI,S.Kep,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO


PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat limpahan
dan karunianya sehingga kami dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantanngan dan hembatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kemi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam Menyusun makalh ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

POSO,22 NOVEMBER 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................
1.3 Metode Penulisan ......................................................................................
1.4 Sistematika Penulisan.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


2.1 Definisi Community As Partner ................................................................
2.2 Konsep Community As Partner..................................................................
2.3 Aplication Community As Partner.............................................................
2.4 Pendekatan Paradigma Keperawatan Community As Partner....................
2.5 Asuhan Keperawatan Community As Partner ...........................................
1. Pengkajian ....................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................
3. Perencanaan/Intervensi..................................................................
4. Pelaksanaan/Implementasi.............................................................
5. Evaluasi.........................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................


3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas
yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan
dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga
dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari model keperawatan komunitas
yang berproses dalam komunitas sebagai mitra atau partner dalam menangani masalah
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan pencegahan masalah keperawatan komunitas.
Model Comunity as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core),
(2) Subsistes komunitas (the community subsystem), dan (3) persepsi (perseption). Model ini
lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam
meningkatkan kesehatannya. (Anderson, community as a partner).

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan Makalah ini bertujuan mengaplikasikan semua teori yang telah penulis
diskusikan:
1. Agar mahasiswa memahami pengertian dan konsep Community as partner
2. Agar mahasiswa memahami pendekatan dan paradigma keperawatan community as
partner.
3. Agar mahasiswa memahami Asuhan keperawatan Komunitas berdasarkan model
Community as partner.
1.3 Metode Penulisan
Dalam menyusun Makalah ini penulis mengumpulkan informasi dengan cara studi pustaka,
dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan Model
Community as partner.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan Laporan ini diawali dengan kata pengantar dan daftar isi, dilanjutkan Bab I.
Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode dan sistematika
penulisan. Bab II, Tinjauan Teoritis terdiri dari konsep dasar Model Community as partner. Bab
III tentang kesimpulan dan saran, dan pada bagian akhir Laporan ini dilampirkan daftar pustaka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Community as partner


Teori komunitas sebagai mitra (community as partner) adalah teori praktis yang
diturunkan dari model teori konseptual sistem (Conceptual teori Sistem Model), yang
dikembangkan dan dipublikasikan oleh Bety Neuman pada tahun 1970. Model sistem ini
merefleksikan sifat klien sebagai sistem terbuka. Keahlian Neuman dalam bidang kesehatan
jiwa, mendasari konsep utama yang membentuk model ini, adalah strressor, mekanisme
pertahanan, dan homeostatis sebagai sebuah sistem yang dinamis. Rekasi dari sistem
mengakibatkan suatu kondisi seimbang/equlibrium (sakit). Numan juga menggunakan konsep
tiga tingkatan pencegahan sebagai pendekatan dalam intervensi keperawatan.
Anderson dan Mc Farland mengawali pembentukan teori yang diberi nama komunitas
sebagai klien (Comunity as a Client). Dalam perkembangannya, teori tersebut berubah menjadi
komunitas sebagai mitra (Comunity as partner) atas dasar keyakinan bahwa komunitas adalah
subjek asuhan yang memiliki potensi dan memiliki otonomi untuk menentukn status
kesehatannya. Istilah partner lebih tepat karena memiliki nilai partisipasi aktif komunitas untuk
mencapai tujuan bersama.

2.2 Konsep Community as partner


Konsep utama teori Community as partner adalah roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian komunitas meliputi inti komunitas
(core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan
persepsi terhadap kesehatan. Sedangkan subsistem terdiri dari 1) Lingkungan fisik, 2)
pendidikan, 3) ekonomi, 4) keamanan dan transportasi. 5) politik dan pemerintah, 6) pelayanan
kesehatan dan sosial, 7) komunikasi, 8) Rekreasi. Core dan sub sistem dikelilingi oleh garis
pertahanan sebagai sistem respon yang ditampilkan oleh komunitas sebagai reaksi terhadap
stressor yang masuk. Lingkaran utuh sebagai garis pertahanan normal adalah level kesehatan
yang ditampilkan komunitas. Lingkaran putus-putus adalah garis pertahanan fleksibel yang
mengelilingi komunitas sebagai “a buffer zone” yang menggambarkan suatu level kesehatan
yang dimanis sebagai hasil dari respons sementara terhadap stressor. Delapan sub sistem dibagi
oleh garis putus-putus sebagai garis pertahanan resisten untuk menunjukan bahwa masing-
masing mempunyai pengaruh dan dipengaruhi oleh yang lainnya. Stressor adalah tekanan yang
menghasilkan stimulus berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan. Status ketidakseimbangan
dikenal sebagai derajat reaksi.
Intervensi keperawatan dibedakan kedalam tiga tingkatan pencegahan. Pencegahan
primer bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan komunitas melalui
kegiatan promosi dan proteksi kesehatan. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah akibat
lanjut atau kecacatan melalui kegiatan perawatan dan rehabilitas.
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran
tentang lingkup keperawatan. Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian
komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga
tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert,
Thomas, 1999). Konsep Community as partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane yang
merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia
untuk menggambarkan status kesehatan klien. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa
kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

2.3 Aplication Community as partner


Inti Komunitas (core) mengidentifikasi 1) sejarah terjadinya atau perkembangan
komunitas yang berkontribusi pada terjadinya isu dan kecenderungan masalah kesehatan
komunitas; 2) demografi meliputi karakteristik komunitas (usia, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, latar belakang pendidikaan dan pekerjaan; 3) statistik penting (angka kelahiran,
angka kesakitan, angka kematian, dll). 4) etnis dan budaya komunitas ( suku atau ras, adat atau
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan, bahasa yang digunakan). Metode pengkajian yang
efektif dan efisien digunakan untuk mengkaji data inti komunitas meliputi: wawancara kepada
informan kunci, angket dan data sekunder melalui profil kesehatan.
Lingkungan fisik meliputi iklim atau cuaca, perumahan terkait dengan kepadatan,
pencahayaan, ventilasi, bangunan (usia, bahan, arsitektur, lingkungan terbuka kuliatas dan
kepemilikan), batas wilayah, dan tempat kumpul. Metode pengkajian melalui winshield survey,
adalah berjalan mengelilingi komunitas menggunakan semua indra.
Pendidikan menkaji fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis fasilitas
(milik pemerintah atau non pemerintah), tingkat institusi pendidikan (dasar, menengah, tinggi),
karakteristik pengguna, layanan yang digunakan, disediakan, sumber-sumber yang dimiliki, dan
lokasi. Metode pengkajian yang efektif digunakan adalah wawancara, data sekunder, atau
winshield survey.
Ekonomi mengkaji karakteristik finansial dan karakteristik pekerja. Karakteristik
finansial mengidentifikasi penghasilan keluarga berasarkan indikator Upah Minimal Regional
(UMR). Karakteristik pekerja mengidentifikasi status pekerja, kategori pekerja dan kelompok
khusus yang bekerja (seperti single parent dan anak). Metode pengkajian yang dapat digunakan
adalah survey rumah tangga atau data sekunder melalui profil.
Keamanan dan transportasi keamanan mengidentifikasi pelayanan dan perlindungan
terhadap komunitas berkaitan dengan kebakaran, kepolisian, kritisenter dan sanitasi (air, limbah,
sampah). Fasilitas yang penting dikaji adalah ketersediaan dan kemudahan akses terhadap nomor
telepon dinas kebakaran dan dinas kepolisian. Pengelolaan sanitasi dapat menjadi sumber
ancaman terhadap keamanan berkaitan dengan dampak wabah penyakit akibat tidak terjaminnya
keamanan sanitasi lingkungan. Kajian transportasi meliputi kondisi jalan dan jenis kendaraan
yang digunakan oleh komunitas baik transportasi umum maupun transportasi keluarga. metode
pengkajian yang dapat digunakan untuk mengkaji data keamanan komunitas adalah survey,
sementara transportasi menggunakan winshield survey.
Politik dan pemerintahan mengidentifikasi partai politik dan partisipasinya dalam
pelayanan kesehatan, jenis pemerintahan (RT atau RW, Kelurahan atau Desa) dan kebijakan
kesehatan (pelayanan, dana sehat atau asuransi). Pelayanan kesehatan dan sosial meliputi
ketersediaan, jenis, waktu pelayanan, sumber daya, karakteristik pengguna, dan pembiayaan
pelayanan kesehatan dan sosial. Metode pengkajian yang efektif adalah wawancara kepada
pimpinan unit terkait.
Komunikasi mengidentifikasi berbagai cara komunitas untuk melakukan komunikasi,
terdiri dari jenis (formal atau informal), bentuk (rapat, menggunakan sistem informasi dan
teknologi, frekuensi, mingguan atau bulanan). Lingkup dan cara sirkulasi rekreasi
mengidentifikasi jenis, lokasi, pengguna, dan biaya pengguna. Metode pengkajian komunikasi
efektif menggunakan wawancara dan rekreasi efektif menggunakan metode winshield survey.
Metode pengumpulan data lain yang umumnya digunakan pada pengkajian keperawatan
komunitas adalah Focus Grup Discussion (FGD) / Diskusi kelompok dan skrining kesehatan.
FGD harus memenuhi syarat yaitu homogen, jumlah 6-12 orang, waktu pelaksanaan 30-90
menit, ada moderator dan perekam atau notulen FGD digunakan untuk mengidentifikasi
fenomena spesifik menyangut sekelompok orang yang lebih efektif didapatkan datanya melalui
diskusi, misalnya tentang praktik budaya, penyalahgunaan obat, perilaku kekerasan, dan perilaku
lainnya yang dianggap sebagai perilaku penimpangan dalam komunitas. Skrining kesehatan
bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kesehatan komunitas, dapat dilakukan melalui
pemeriksaan kesehatan fisik dan mental menggunakan instrumen khusus. Misalnya pemeriksaan
perkembangan balita, pengukuran tekanan darah untuk mengidentifikasi hipertensi, pemeriksaan
darah untuk mengukur kadar HB, gula, kolesterol, asam urat, pengukuran kepadatan tulang untuk
mengidentifikasi osteoporosis dan pemeriksaan status mental lansia usia untuk mengidentifikasi
status demensia. Metode pengumpulan data lainnya yang jarang digunakan pada penkajian
komunitas adalah observasi (banyak digunakan pada penelitian ethnography) dan Delphy proses
(Serial survey menggunakan media elektronik).

2.4 Pendekatan Paradigma Keperawatan Community as Partner


Model komunitas sebagai mitra (community as partner) dikembangkan berdasarkan
model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan masalah kesehatan
yang ada. Model ini sekaligus menekankan bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi
yang mendasari komunitas untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi
masalah melalui upaya pemberdayaan komunitas dan kemitraan. Ada tiga pendekatan utama
primary health care (PHC) yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan teknologi tepat
guna, menjalin kerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh
karenanya model ini sangat menitik beratkan pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas akan
merasa masalah kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya.
Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah sebagai sifat
terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki tiga
garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense dan resistance defence. Dalam model community
as partner ada dua komponen penting yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti (core) sebagai intrasistem
terdiri dari demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri dari
delapan subsistem yang mengelilingi inti yaitu lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Sedangkan proses keperawatan yang dimaksud mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Anderson & Mc
Farlane, 2000; Ervin, 2002).
Asuhan Keperawatan Community as Partner
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang
berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi kesehatan.
(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, riwayat, nilai keyakinan dan
riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh subsystem komunitas yang terdiri dari
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui
pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.

a. Data inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). Tanyakan pada orang-orang yang
kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
2. Data demografi
Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis kelamin,
usia, status, perkawinan, etnis), jumlah penduduk.
3. Vital statistic
Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian ataukesakitan.
4. Nilai dan kepercayaan
Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan, kepercayaan-
kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di
masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kesehatan.

b. Subsistem
1. Lingkungan fisik
Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau, binatang, orang-
orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan iklim.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek, layanan
kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti werda, fasilitas layanan
sosial, layanan kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan alternatif.
3. Ekonomi
Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju dengan pesat,
industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah pemberian bantuan sosial
(makanan), seberapa besar tingkat pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga,
karakteristik pekerjaan.
4. Keamanan dan transportasi
Apa jenis transportasi public dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas, catat
bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur sepeda, apakah ada
transportasi yang memungkinkan untuk yang cacat, jenis layanan perlindungan apa yang
ada di komunitas (misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu
udara di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa
aman.
5. Politik dan pemerintahan
Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang menonjol,
bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya: pemilihan kepala desa,
walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat dalam pembuatan keputusan dalam
unit pemerintahan lokal mereka.
6. Komunikasi
Catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi formal dan
informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat surat kabar yang terlihat di
stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.
7. Pendidikan
Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal, reputasi,
tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan sekolah, dan
tingkat pendidikan masyarakat.
8. Rekreasi
Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan waktu
senggang.

2 Diagnosa keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut.
Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnose atau masalah keperawatan. Diagnosa
keperawatan terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat
bersif ataktual, ancaman dan potensial. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu
problem, etiologi, sign symtom.

3 Perencanaan/intervensi
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang cocok dengan
kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses
didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,
menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.

4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan
Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi,
imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan
sekunder ini menekankan pada diagnose dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat
proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan. Misalnya mengkaji dan member intervensi segera terhadap tumbuh kembang
anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian individu pada
tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai
ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.

5 Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas
fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan
kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang
didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnose
keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.

c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan
pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa komunitas sebagai mitra (community as partner) merupakan
pengembangan dari model health care system menurut Betty Neuman. Komunitas sebagai
klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat turut berperan serta secara aktif dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.
Konsep utama teori Comunity as partner adalah roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian komunitas meliputi inti komunitas
(core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan
persepsi terhadap kesehatan. Sedangkan subsistem terdiri dari 1) Lingkungan fisik, 2)
pendidikan, 3) ekonomi, 4) keamanan dan transportasi. 5) politik dan pemerintah, 6) pelayanan
kesehatan dan sosial, 7) komunikasi, 8) Rekreasi.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penyusunan Makalah ini, maka dapat dibuat saran sebagai berikut ;
penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku dengan tahun dan penerbit terbaru
sebagai bahan informasi yang penting dalam pembuatan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul.(2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit


Salemba Medika.
2. Kasari, Mia Fatmawati.(2006). Panduan pengalaman belajar lapangan keperawatan
keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas. Jakarta: EGC.
3. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta: Sagung Seto.
4. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 1.
Jakarta: Salemba Medika.
5. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
6. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai