Dosen pengampuh:
Winellia FSR.,MPH
Disusun oleh
ANITA ADITYA 211101013
INDAH NURSAFITRI 211101038
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang mana makalah ini
merupakan Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas mengenai Fokus Intervensi
Keperawatan Komunitas Makalah yang penulis buat ini mudah-mudahan dapat menambah
wawasan penulis dan pembaca, serta dapat memenuhi tugas Keperawatan Komunitas yang
diberikan dosen.
Penulis menyadari makalah ini banyak kekurangan dan belum sempurna serta memuaskan,
namun demikian penulis mengharapkan sekali kritik dan saran untuk kesempurnaan di masa
mendatang.
DAFTAR ISI
d. Kemitraan (partnership) Kemitraan adalah hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan (memberikan manfaat) untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan asas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.
Aktivitas kemitraan dapat membantu perawat dalam mengubah komunitas risiko tinggi ke dalam
realitas komunitas yang berarti.
Contoh :
Mahasiswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 8 -10 mahasiswa 2. Pelajari kembali cara
melakukan intervensi keperawatan komunitas kelompok khusus Kasus: SD Cahaya Bersinar
mempunyai siswa sejumlah 110 orang. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah
beberapa anak absen selama 3 hari mengalami diare, hasil observasi didapatkan data bahwa
tampak saat jam istirahat anak-anak menyerbu pedagang, jenis jajanan seperti “cilok”, bakso
goreng dengan warna saos merah terang dan tempat cuci tangan hanya ada 2 kran tanpa sabun.
C. PENDIDIKAN KESEHATAN
Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya kegiatan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mengurangi disabilitas serta mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011).
Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan
meningkatkan ketrampilan. dan bahkan mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau gaya
hidup individu, keluarga, dan kelompok (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002).
Pendidikan kesehatan diharapkan dapat mengubah perilaku untuk patuh terhadap saran
pengelolaan secara mandiri. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individu, kelompok,
maupun komunitas. Upaya pendidikan kesehatan di tingkat komunitas penting dilakukan dengan
beberapa alasan, yaitu: individu akan mudah mengadopsi perilaku sehat apabila mendapatkan
dukungan sosial dari lingkungannya terutama dukungan keluarga, intervensi di tingkat komunitas
dapat mengubah struktur sosial yang kondusif terhadap program promosi kesehatan, unsur-unsur
di dalam komunitas dapat membentuk sinergi dalam upaya promosi kesehatan (Meillier, Lund, &
Kok, 1996).
Intervensi keperawatan melalui pendidikan kesehatan untuk menurunkan risik dan komplikasinya
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
(1) pencegahan primer,
(2) pencegahan sekunder, dan
(3) pencegahan tersier. Pendidikan kesehatan dalam tahap pencegahan primer bertujuan untuk
menurunkan risiko yang dapat mengakibatkan. Pendidikan kesehatan dalam tahap pencegahan
sekunder bertujuan untuk memotivasi kelompok berisiko melakukan uji skrining dan
penatalaksanaan gejala yang muncul, sedangkan pada tahap pencegahan tersier, perawat dapat
memberikan pendidikan kesehatan yang bersifat readaptasi, pendidikan kesehatan untuk
mencegah komplikasi terulang dan memelihara stabilitas kesehatan.
D. PROSES KELOMPOK
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang dilakukan bersama-
sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-
help group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan pada individu, keluarga dan komunitas
apabila perawat komunitas bekerja bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di
masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat,
misalnya Posbindu, Bina Keluarga, atau Karang. Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna, dan produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).
Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok sosial dan menerima dukungan
dari kelompok tersebut akan memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik
daripada yang lebih sedikit mendapatkan dukungan kelompok (Krause, 2011).
Bentuk dukungan kelompok ini juga terkait dengan rendahnya risiko morbiditas dan mortalitas
(Berkman, Leo-Summers, & Horwitz, 1992).
Meskipun penjelasan risiko morbiditas dan mortalitas tersebut tidak lengkap dikemukakan,
beberapa laporan menekankan bahwa dukungan yang diterima dapat meningkatkan
pemanfaatan dan kepatuhan individu terhadap pemanfaatan dan kepatuhan individu terhadap
pelayanan yang diinginkan dengan mengikuti informasi yang diberikan, ikut serta dalam
kelompok dan perilaku mencari bantuan kesehatan (Cohen, 1988).
Berdasarkan strategi intervensi yang telah ditentukan oleh perawat komunitas seperti tersebut di
atas, selanjutnya dilakukan pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian masyarakat sebagai
suatu proses merupakan sebuah perangkat perubahan komunitas yang memberdayakan individu
dan kelompok berisiko (agregat) dalam menyelesaikan masalah komunitas dan mencapai tujuan
yang diinginkan bersama.
b. Prevensi sekunder
bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini
dan memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit. Dalam mengelol, sejak awal
sudah harus diwaspadai dan sedapat dicegah kemungkinan terjadinya penyulit
pengelolaannya secara mandiri memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan
pasien. Sistem rujukan yang baik akan sangat mendukung pelayanan kesehatan primer yang
merupakan ujung tombak pengelolaan.
c. Prevensi tersier
Apabila sudah muncul penyulit menahun, maka perawat komunitas harus berusaha mencegah
terjadinya kecacatan/komplikasi lebih. lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin,
sebelum kecacatan tersebut menetap. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi
upaya rekonstitusi, yaitu mendorong untuk patuh mengikuti program PKP, pendidikan
kesehatan kepada dan keluarga untuk mencegah hipoglikemia berulang dan melihara
stabilitas klien (Allender & Spradley, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23897409/
FOKUS_INTERVENSI_KEPERAWATAN_KOMUNITAS
http://repository.akperykyjogja.ac.id/366/1/Modul_Poksus%20Komunitas.pdf