K
DENGAN POST OP APENDICITIS H+0
DI RUANG TERATAI
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
DEWI SETIORINI
2 2 2 11 0 4 0 0 7 1
Appendisitis
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu
sebenarnya adalah sekum (caecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. Apendektomi adalah
pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan prosedur atau pendekatan endoskopi. Apendektomi
adalah operasi yang dilakukan pada penderita usus buntu.
Patofisiologi
Pada stadium awal dari appendisitis, terlebih dahulu terjadi inflamasi mukosa. Inflamasi ini
kemudian berlanjut ke submukosa dan melibatkan lapisan muskular dan serosa (peritoneal).
Cairan eksudat fibrinopurulenta terbentuk pada permukaan serosa dan berlanjut ke beberapa
permukaan peritoneal yang bersebelahan, seperti usus atau dinding abdomen, menyebabkan
peritonitis lokal. Dalam stadium ini mukosa glandular yang nekrosis terkelupas ke dalam lumen,
yang menjadi distensi dengan pus. Akhirnya, arteri yang menyuplai apendiks menjadi
bertrombosit dan apendiks yang kurang suplai darah menjadi nekrosis atau gangren. Perforasi
akan segera terjadi dan 12 menyebar ke rongga peritoneal. Jika perforasi yang terjadi dibungkus
oleh omentum, abses lokal akan terjadi.
Anatomi
Pathway
1. Biodata : 1. Keluhan Utama
Pasien
Nyeri perut, mual dan muntah
Agama : Islam Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada perut bagain
bawah sejak 8 hari yang lalu dan bertambah nyeri 4 hari yang lalu, P:
Pendidikan : SMA
nyeri post op, Q: seperti ditusuk-tusuk, R: perut bawah S: 5, T: nyeri
Alamat : Jogosimo, Rt 03/ Rw 03 saat aktivitas dan saaat ditekan. Pasien mengatakan mual dan muntah.
flu maupun batuk - Inspeksi : Denyut ictus cordis tidak terlihat, tidak
terdapat sianosis
DO : - Inspeksi : Warna sawo matang, dada pasien
simetris kanan kiri, tidak ada retraksi dinding dada, - Auskultasi : Bunyi Jantung lup dup ( s1 = s2 ), TD:
tidak ada luka dan tidak ada jejas, RR : 20x/mnt. 105/72 mmHg
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan - Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba, Nadi 90x/mnt,
DO : sekitar pasien
- Inspeksi : adanya distensi perut, warna kulit abdomen sama dengan DO :Inspeksi : hidung simetris, Tidak ada pernafasan cupping hidung rongga ,
warna kulit sekitarnya, tidak ada memar maupun massa. Lubang hidung bersih
- Auskultasi : Bising usus 8x/mnt Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area hidung.
a. Sistem penginderaan DO : Inspeksi : Bentuk simetris, Tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada
serumen, tidak ada peradangan dan tidak ada perdarahan pada telinga
Penglihatan
Pengecap
DS : Nn. K mengatakan tidak ada gangguan penglihatan
DS : Nn. K mengatakan tidak ada gangguan pada indra pengecapnya
DO : Bentuk mata simetris, Konjungtiva ananemis, Sklera anikterik, pupil
isokor DO :Inspeksi : - Keadaan lidah bersih
DS : - pasien mengatakan BAK sehari 3-4 kali sehari DS : Nn. K mengatakan masih kaku untuk menggerakan tangan kanannya
DS : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat DM. - Bahasa : dengan baik ( Komunikasi verbal dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan jawa )
DO : Inspeksi : Tidak ada jejas, GDS : 95 mg/dL
- Kognisi : Baik
- Palpasi : Tidak ada kelenjar limfe tiroid
- Pasien mengeluh pusing
a. Sistem integument
a. Sistem musculoskeletal
DS : - pasien mengatakan nyeri pada perut bawah, P: nyeri post op, Q: seperti
ditusuk-tusuk, R: bagian kaki kanan S: 5, T: nyeri jika di Gerakan DS : Pasien mengatakan merasa lemas
DO : DO :
- Inspeksi : Terdapat luka post op, perban terlihat bersih - Inspeksi : Terpasang infus pada tangan kiri,
- Palpasi : Tugor kulit <2detik - Palpasi : Ada nyeri tekan pada ekstermitas bawah
a. Sistem imunitas
1) Konsep diri
- Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
- Gambaran diri
- Pasien mengatakan sedang tidak batuk dan demam
Leukosit 3.9
Hematokrit 3.7
Eritrosit 4.7
Trombosit 342
USG: Kesan:
- Pada USG saat ini appendix tak tervisualisasi, CFM tak prominent dan tak menebal.
Apendicogram:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d Krisis situasional
2. Nyeri akut b.d dengan Agen pencedera fisik
3. Risiko Infeksi b.d prosedur invasif
Rencana Tindakan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan SLKI SIKI
1. Ansietas b.d Setalah dilakuakan tindakan Terapi Relaksasi I. 09326 - Penilaian nyeri dapat
Krisis keperawatan selama 3x24 jam, O: dilakukan sebagai
situasional ansietas pasien berkurang dengan Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif ukuran tindakan
kriteria hasil: digunakan selanjutnya.
SLKI: L. Reducing Anxiety Levels Through Integrative - Memonitor Ku untuk
Intervention Of Five-finger Hypnosis And mengetahui
Indikator A T Aromatherapy perkembangan pasien
Monitor respon terhadap terapi relaksasi setelah dilakukan
Perilaku gelisah 1 4 T: Tindakan.
Keluhan pusing 2 5 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa - Pasien dilakukan
gangguan dengan pencahanyaan dan suhu mobilisasi agar otot-
Pola tidur :
Keterangan 2 5 ruang nyaman otot dapat bergerak
1. Meningkat Gunakan pakaian longgar. sehingga tidak keram.
2. Cukup meningkat Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
3. Sedang dengan analgetik atau tindakan medi lain.
4. Cukup menurun Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
5. Menurun relaksasi yang tersedia
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
Implementasi hari 1
Dx: Ansietas b.d Krisis situasional
Waktu Implementasi Respon
8.30 • Identifikasi teknik relaksasi yang pernah Ds: - pasien mengatakan masih nyeri di perut
efektif digunakan Do:- pasien terlihat mengikuti proses terapi
• Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
8.40 • Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa Ds: - pasien mengatakan tidak nyaman dengan
gangguan dengan pencahanyaan dan ruangan yang panas
suhu ruang nyaman Do: - pasien terlihat mengeluarkan kringat
10.30 • Gunakan relaksasi sebagai strategi Do: teknik relaksasi yang digunakan yaitu distrasi
penunjang dengan analgetik atau relaksasi hipnosis 6 jari.
tindakan medi lain.
10.30 • Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan Ds: - pasien mengatakan memahami tujuan dan
jenis relaksasi yang tersedia manfaat jenis relaksasi
10.30 • Demonstrasikan dan latih teknik Do:- pasien terlihat mengikuti proses relaksasi
relaksasi
Evaluasi Hari 1
Evaluasi Ttd
S:
Klien mengatakan masih nyeri pada luka post op
Klien mengatakan sudah paham tujuan dan manfaat teknik relaksasi
Pasien mengatakan nyaman dengan posisi berbaring dengan kepala lebih tinggi
O:
Klien tampak meringis saat perut terasa nyeri
Pasien terlihat memakai kaos longgar
Pasien terlihat mengikuti proses relaksasi
TTV: TD : 98/70, N :75, S : 37.1ºc, RR : 20x/mnt,
A: Masalah belum teratasi
Indikator A T S
Perilaku gelisah 1 4 2
Keluhan pusing 2 5 3
P: Lanjutkan intervensi
1. Pola
Anjurkan
tidur relaksasi distraksi
2 5 3
2. Anjurkan memakai pakaian longgar dan ruangan sejuk
Implementasi hari 2
Dx: Ansietas b.d Krisis situasional
Waktu Implementasi Respon
16.00 • Identifikasi teknik relaksasi yang pernah Ds: - pasien mengatakan masih nyeri di perut
efektif digunakan Do:- pasien terlihat mengikuti proses terapi
• Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
16.10 • Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa Ds: - pasien mengatakan tidak nyaman dengan
gangguan dengan pencahanyaan dan ruangan yang panas
suhu ruang nyaman Do: - pasien terlihat mengeluarkan kringat
16.20 • Gunakan relaksasi sebagai strategi Do: teknik relaksasi yang digunakan yaitu distrasi
penunjang dengan analgetik atau relaksasi hipnosis 6 jari.
tindakan medi lain.
16,20 • Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan Ds: - pasien mengatakan memahami tujuan dan
jenis relaksasi yang tersedia manfaat jenis relaksasi
Evaluasi Hari 2
Evaluasi Ttd
S:
Klien mengatakan masih nyeri pada luka post op
Klien mengatakan bisa melakukan Teknik relaksasi
Pasien mengatakan nyaman dengan posisi berbaring dengan kepala lebih tinggi
O:
Klien tampak meringis saat perut terasa nyeri
Pasien terlihat memakai kaos longgar
Pasien terlihat bisa melakukan Teknik relaksasi
TTV: TD : 94/64, N :74, S : 36.8ºc, RR : 20x/mnt,
A: Masalah belum teratasi
Indikator A T S
Perilaku gelisah 1 4 3
Keluhan pusing 2 5 4
P: Lanjutkan intervensi
1. Pola
Anjurkan
tidur relaksasi distraksi
2 5 4
2. Anjurkan memakai pakaian longgar dan menciptakan ruangan yang nyaman dan
sejuk
Implementasi hari 3
Dx: Ansietas b.d Krisis situasional
Waktu Implementasi Respon
10.00 • Identifikasi teknik relaksasi yang pernah Ds: - pasien mengatakan masih nyeri di perut
efektif digunakan Do:- pasien terlihat mengikuti proses terapi
• Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
10.05 • Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa Ds: - pasien mengatakan tidak nyaman dengan
gangguan dengan pencahanyaan dan ruangan yang panas
suhu ruang nyaman Do: - pasien terlihat mengeluarkan kringat
10.20 • Gunakan relaksasi sebagai strategi Do: teknik relaksasi yang digunakan yaitu distrasi
penunjang dengan analgetik atau relaksasi hipnosis 6 jari.
tindakan medi lain.
10.20 • Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan Ds: - pasien mengatakan memahami tujuan dan
jenis relaksasi yang tersedia manfaat jenis relaksasi
Evaluasi Hari 3
Evaluasi Ttd
S:
Klien mengatakan masih nyeri pada luka post op
Klien mengatakan sudah bisa melakukan Teknik relaksasi
Pasien mengatakan sudah lebih tenang dan tidak gelisah
O:
Klien tampak meringis saat perut terasa nyeri
Pasien terlihat lebih segar dan lebih tenang
Pasien terlihat bisa melakukan Teknik relaksasi
TTV: TD : 100/60, N :84, S : 36.3ºc, RR : 20x/mnt,
A: Masalah belum teratasi
Indikator A T S
Perilaku gelisah 1 4 4
Keluhan pusing 2 5 5
P: Lanjutkan intervensi mandiri dirumah
1. Pola
Anjurkan
tidur relaksasi distraksi
2 5 5
2. Anjurkan memakai pakaian longgar dan ruangan yang tenang dan sejuk
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan SLKI SIKI
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri I. 08238 • Penilaian regular terhadap klien
Agen Keperawatan selama 3x24 jam O: sangat penting untuk rencana
pencedera diharapkan nyeri akut dapat • Identiifkasi lokasi, manajemen nyeri
fisik berkurang dengan kriteria karakteristik, intensitas • Penilaian nyeri dapat diandalkan
hasil sebagai berikut : nyeri sebagai ukuran tingkat intensitas
SLKI : Tingkat Nyeri L. 08066 • Identifikasi Skala nyeri nyeri
T: • Imobilisasi sangat diperlukan untuk
• Berikan terapi membatasi nyeri
Indikator A T nonfarmakologis untuk • Dengan memonitor tanda tanda
mengurangi rasa nyeri vita dapat mengetahui perubahan
Keluhan nyeri 2 4 misal teknik distraksi klien untuk menentukan terapi
relaksasi yang akan dilakukan selanjutnya
Meringis :
Keterangan 2 4 E: • Teknik nafas dalam sangat
1Gelisah
: Meningkat 2 4 • Ajarkan teknik membantu untuk penyembuhan
2 : Cukup Meningkat nonfarmakologis untuk dapat pasien yang mengalami nyeri
3 : Sedang mengurangi rasa nyeri • Bekerja sebagai antiinflamasi dan
4 : Cukup Menurun K: efek analgentik ringan dalam
5 : Menurun • Kolaborasi pemberian mengurangi kekakuan dan
analgetik meningkatkan mobilitas
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan SLKI SIKI