TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn.S
Tanggal Lahir : 12 Agustus 1964
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karangmoncol
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal Pengkajian : 06 Januari 2020
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Alamat : Karangmoncol
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 tahun
Hubungan dengan Pasien : Istri
2. Keluhan Utama
Terdapat luka ditelapak kaki yang tidak kunjung sembuh, luka terasa nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 06 Januari 2019, pukul 10.00 WIB saat dikaji, klien
mengatakan sudah menderita penyakit DM 11 tahun yang lalu. Klien
mengatakan terdapat luka DM dibagian telapak kaki kanan. Luka tak
kunjung sembuh karena klien kurang menjag kebersihan luka. Dan kaki
mengalami pembengkakan 1 bulan yang lalu. Saat diperiksa GDS nya,
didapatkan hasil GDS yaitu 194mg/dL dan tekanan darahnya yaitu
140/90mmhg.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dan Diabetes
Melitus
5. Riwayaat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya mempunyai penyakit menurun yaitu
pak de atau kakak laki – laki dari Ayah kandungnya memiliki penyakit
Diabetes Melitus dan Hipertensi.
6. Genogram
Keterangan :
: Klien
7. Pola Fungsional
a. Pola Nafas
Sebelum Sakit : Klien mengatakan dapat bernafas normal, tanpa alat
bantu pernafasan..
Saat dikaji : Klien mengatakan dapat bernafas normal, tanpa alat bantu
pernafasan
b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan makan 3x/hari dengan nasi, lauk
pauk, dan sayuran dengan porsi penuh terkadang menambah porsi
makannya. Pasien minum air putih 5 gelas sehari dan minum teh manis
3x/hari
Saat dikaji : Klien mengatakan sekarang ia menjauhi beberapa
makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan mengurangi minum
teh manis. Klien juga mengganti gula yang dikonsumsi dari gula biasa
menjadi gula Tropicana slim.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 hari sekali pada waktu pagi
hari, konsistensi normal, baunya khas. BAK pasien sering tetapi sedikit
– sedikit warna kuning baunya khas.
Saat dikaji : Klien mengatakan BAB 1x/hari konsistensi normal bau
khas berwarna kekuningan. BAK sering dengan warna kuning pekat
berbau sangat khas.
d. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas dengan baik dan melakukan
tugasnya sebagai kepala keluarga.
Saat dikaji : Klien terlihat lebih sering duduk dan jarang melakukan
aktivitas, karena aktivitasnya terhambat dengan adanya luka ulkus DM
ditelapak kaki.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur malam 7 – 8 jam/hari dan
pasien juga tidur siang 2 – 3 jam/hari.
Saat dikaji : Klien mengatakan tidur malam 6 jam/hari dan pasien tidur
siang 1 – 2 jam/hari.
f. Pola Berpakaian
Sebelum Sakit : Klien mengatakan bisa memakai pakaian sendiri tanpa
bantuan.
Saat dikaji : Klien menggunakan kaos biasa dan celana pendek/celana
santai.
g. Pola Mempertahankan Suhu
Sebelum Sakit : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan suhu
tubuhnya, tidak pernah demam.
Saat dikaji : Klien mengatakan kadang merasa suhunya normal,
namun cuaca yang panas membuat gerah dan berkeringat.
h. Pola Personal Higiene
Sebelum Sakit : Klien mengatakan biasa mandi 2x sehari, keramas 3x
seminggu, menggosok gigi 2x sehari, tnpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : Klien mengatakan terkadang pagi hari ia mandi, namun
pada sore harinya ia hanya menyeka tubuhnya sendiri.
i. Pola Aman dan Nyaman
Sebelum Sakit : Klien mengatakan merasa aman dan nyaman saat dekat
bersama keluarga di rumah.
Saat dikaji : Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka ditelapak
kakinya yang tak kunjung sembuh.
j. Pola Komunikasi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik
dan lancar terhadap keluarga dan tetangganya.
Saat dikaji : Klien mengatakan masih berkomunikasi dengan normal
dan tidak ada gangguan.
k. Pola Spiritual
Sebelum Sakit : Klien mengatakan sehari-hari mampu mengerjakan
sholat 5 waktu dengan berdiri
Saat dikaji : Klien tidak mampu beribadah dengan berdiri karena luka
ditelapak kakinya, klien sholat di tempat tidur sambil duduk.
l. Pola Rekreasi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan biasanya pergi ke pantai sebulan
sekali atau dua kali
Saat dikaji : Klien lebih sering menghabiskan waktunya dirumah
dengan menonton televisi dan bergurau dengan istrinya.
m. Pola Bekerja
Sebelum Sakit : Klien mengatakan dapat bekerja dan menjalan tugasnya
sebagai kepala keluarga dengan baik
Saat dikaji : Klien mengatakan tidak bisa bekerja sebagai mana
mestinya.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Composmestis
Tanda-Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg
S : 36.6’C
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
GDS : 360mg/dL
a. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala Inspeksi :
1. Mesochepal
2. tidak ada lesi, rambut hitam dan beruban
Palpasi :
1. Tidak terdapat nyeri tekan pada kepala
2. Bentuk kepala norma
Mata Inspeksi :
1. Simetris, konjungtiva anemis,
2. memiliki gangguan penglihatan jarak jauh.
Palpasi :
1. Tidak terdapat nyeri tekan pada mata
Hidung Inspeksi :
1. Simetris, tidak ada secret, tidak ada pendarahan
Palpasi :
1. tidak ada polip
Mulut Inspeksi :
1. Simetris mukosa bibir kering, dan pucat
Palpasi :
1. Tidak ada stomatitis
Leher Inspeksi :
1. tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi :
1. Tidak terdapat nyeri tekan
Dada Inspeksi :
1. Tidak terdapat lesi pada dada
2. Dada simetris kiri dan kanan
Palpasi :
1. Tidak terdapat nyeri tekan pada dada
2. Tidak terdapat bengkak pada dada
Perkusi :
1. Suara perkusi sonor
Auskultasi :
1. Tidak terdapat suara napas tambahan
2. Suara paru kiri dan kanan vesikuler
Abdomen Inspeksi :
1. Tidak terdapat lesi ada abdomen
2. Dinding abdomen normal
Palpasi :
1. Tidak terdapat nyeri tekan
2. Tidak terdapat pembengkakan di abdomen
Perkusi :
1. Suara abdomen tympani
Auskultasi :
1. Bising usus normal
Genitalia Menolak untuk diperiksa
Ekstrimitas Atas Inspeksi :
1. Jari lengkap
2. Tidak terdapat luka pada tangan kanan dan kiri
Palpasi :
1. Tidak terdapat fraktur pada tangan kanan dan
kiri
Ekstrimitas Inspeksi :
bawah 1. Terdapat luka pada telapak kaki kanan
2. Luka menampakkan tanda-tanda infeksi
Palpasi :
1. Luka pada kaki kanan nyeri saat dipegang
3. Pemeriksaan Diagnostik
W 4.0- 5.0
HCT 30,1 [%] P 40.0- 48.0 Turun
W 37.0- 43.0
MCV 82.0 [fl]
MCH 27.2 [pg]
MCHC 33,2 [g/dl]
RDW-SD 39.8 [fl]
RDW-CV 13.7 [%]
DO : Ulkus
- Terdapat luka dibagian
telapak kaki kanan.
- GDS : 284 mg/dL
- Pengkuruan DESIGN :
D:4 I:1 P: 1
E:3 G:2
S:2 N:1
a. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
ditandai dengan kerusakan jaringan kulit pada kaki kanan
6. Intervensi Keperawatan
7. Implementasi
No dx Waktu Implementasi Respon P
Tanggal
Kamis, 10S :
Januari - Klien mengatakan ada luka dibagian telapak kaki
2020 kanan membaik
10.00 WIB - Klien mengatakan nyeri pada luka
berkurang
- Klien mengatakan nyaman dan
akan melakukan perawatan luka
lanjutan dirumah
O:
- Tanda- tanda infeksi berkurang
- Pertumbuhan jaringan baru membaik
- Luka tidak bengkak
- Tidak terdapat pendarahan pada luka
- Bau pada luka berkurang
A:
- Masalah kerusakan integritas jaringan belum
teratasi sepenuhnya
P:
Lanjutkan intervensi
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberarapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus
pada pasien diabetes melitus sesuai dengan teori –teori yang ada. Untuk melihat
lebih jelas Asuhan Keperawtan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan
yang dicapai akan diuraikan sesuai dengan proses Keperawatan dimulai dari
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada teredapatkan kesenjangan anatara
teori dan kasus, dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis
tidak ada kesulitan untuk mendapatkan data dari klien sendiri, dan
b. Keluhan utama
Pada keluahan utama pada tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada
Pada riwayat kesehatan sekarang pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
ada kesenjangan
Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada
genetik (Keturunan).
f. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Head to toe
Secara teoritis tang dikaji bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau
tampak kotor, kusam dan tidak ada lesi disekitar kepala, tidak ada
2) Mata
dan saat dilakukan pengkajian klien mersa ingin tidur saja, tidak
4) Dada
Secara teoritis yang dikaji adalah bentuk, bunyi suara tambahan dan
5) Abdomen
ditemukan.
6) Ektrimitas atas
Secara teori tangan menjadi resiko tinggi terkena luka gangren tapi
Secara teori kaki menjadi resiko tinggi terjadi luka gangren pada
g. Pemeriksaan penunjang
laboratorium juga dan pada pemeriksaan dapat hasil positif glukosa darah
untuk kelompok DM tinggi seperti usia dewasa atau tekanan darah tinggi,
perlu penyaringan setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang berusia tua
tahun.
h. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawtan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
resiko maslaah kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa keperawtan
merupkan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang
sesuai untuk membantu klien mencapi kesehatan yang
optimal( SDKI( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Pada tinjauan teoritis ditemukan 4 diangnosa keperawatan sedangkan pada
tinjauan kasus ditemukan 4 diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan Diabetes Melitus menurut teori( SDKI( Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia) yaitu:
1) Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3) Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
i. Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan
orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan
guna mengatasi permasalahan klien. Perencanaan merupakan suatu
pentujuk atau bukti tertulis yang mengambarkan secara tepat rencana
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan(asmadi,2008)
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
priotas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
ditegakkan pada tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus disesuaikan
dengan keluhan dan keadaan klien
1) Pada diagnosa Gangguan Integritas Kulit
Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
ditandai dengan terdapat kerusakan jaringan kulit pada telapak kaki
kanan pasien, dilakukan intervensi Perawatan Luka sesuai dangan
SIKI, 2017
j. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan
keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(asmadi 2008)
1) Pada diagnosa Gangguan Integritas Kulit
Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
ditandai dengan terdapat kerusakan jaringan kulit pada telapak kaki
kanan pasien, dilakukan Perawatan Luka sesuai dengan intervensi
yang direncanakan. Dilakukan selama 3 hari dilakukan 2 kali dalam
sehari yaitu pagi dan sore hal ini sesuai dengan keterangan yang ada
pada teori tentang perawatan luka.
k. Evaluasi Keperawatan
Dari diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan
dalam studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah
mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien,
perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya.
Penulis mengevaluasi selama 3 hari setelah dilakukan perawatan luka yaitu,
Kamis 10 Januari 2020
1) Pada diagnosa Gangguan Integritas Kulit
Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
ditandai dengan terdapat kerusakan jaringan kulit pada telapak kaki
kanan pasien, dilakukan Perawatan Luka sesuai dengan intervensi
yang direncanakan. Dilakukan selama 3 hari dilakukan 2 kali dalam
sehari yaitu pagi dan sore hal ini sesuai dengan keterangan yang ada
pada teori tentang perawatan luka. Setelah dilakukan perawatan luka
terdapat perubahan yang signifikan pada luka walaupun belum
secara sempurna, bau pada luka berkurang, kemudian bengkak pada
luka berkurang dan tidak ada lagi pendarahan pada luka. Secara
teoritis juga dijelaskan jika perawatan luka dilakukan dengan baik
dan tepat maka luka akan menunjukan perubahan yang signifikan.
Penggunaan madu juga menjadi alternati yang disarankan dalam
perawatan luka, pertumbuhan jaringan semakin cepat dan sangat
baik dalam mengatasi bau pada luka.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Tn .S dengan
luka gangren tanggal 06 sampai 10 Januari 2020 dapat disimpulkan :
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
dapat dilakukan dengan baik dan tidak ada mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data
2. Diagnosa
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan luka gangren
didapatakan 1 diagnosa yaitu :
a. Gangguan Integritas Kulit
3. Perencanaan asuhan keperawatan
Pada perencanaan asuhan keperawatan pasien dengan luka gangren
semua perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus. Tujuan yang
diharapkan dari asuhan keperawatan dengan luka gangren yaitu :
a) Elastisitas meningkat
b) Hidrasi meningkat
c) Perfusi jaringan meningkat
d) Kerusakan jaringan menurun
e) Kerusakan lapisan kulit menurun
f) Nyeri menurun
g) Pendarahan menurun
h) Kemerahan menurun
i) Hematoma menurun
j) Pigmentasi abnormal menurun
k) Jaringan parut menurun
l) Nekrosis menurun
m) Abrasi kornea menurun
n) Suhu kulit membaik
o) Sensasi membaik
p) Tekstur membaik
q) Pertumbuhan rambut membaik
4. Implementasi
Pada Implementasi asuhan keperawatan pasien dengan luka gangren
semua dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang
penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh perawat ruangan tersebut.
5. Evaluasi
Pada pasien dengan luka gangren diruang rawat inap dapat dilakukan
dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat Karya Tulis Ilmiah
diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan
memperluas wawasan mengenai pasien dengan Diabetes Melitus dengan
adanya pengetahuan dan wawasan yang luas, mahasiswa akan mampu
mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan
kesehatan bagi masyarakat mengenai Diabetes Melitus , dan faktor-faktor
pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi
kasus agar dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
luka gangren