Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DEPRESI DAN ORANG GILA

DISUSUN OLEH:

LYDIA AGUSTINA

JURUSAN :PAK

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA PAULUS

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan Berkah-

Nya kepada penulis, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Depresi dan Orang Gila”. Dan tak lupa saya panjatkan syukur kepada Tuhan Yesus, Sang

Juru Selamat..

Pada makalah ini menjelaskan bahwa Depresi adalah suatu keadaan atau kondisi

akibat stress/beban pikiran yang sangat berat yang dapat berdampak serta berakibat

terganggunya mental jiwa (gila).Untuk itu kita harusnya mengetahui bagaimana caranya

menangani hal tersebut agar tidak berdampak besar.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca, dengan

harapan para pembaca dapat menambah wawasannya mengenai Depresi dan Orang gila yang

dapat dipraktekkan pada anak atau peserta didik.

Medan, Maret 2020

Penulis

2
18
Abstrak

Seiring dengan dinamika perkembangan kehidupan modern yang semakin kompleks, maka

perubahan psikis dalam diri manusia juga mengalami perubahan, utamanya dengan

perkembangan mental atau jiwa seseorang yang telah mengalami modernisasi kultur dan gaya

hidup. Tekanan psikis atau gangguan metal (psychoses) yang melanda banyak masyarakat

modern saat ini memunculkan wacana tentang cara atau alternatif untuk mengatasinya

dengan berbagai terapi. Melalui kajian dari beberapa sisi, tulisan ini menguraikan tentang

sebab-sebab terjadinya depresi mental yang mengarah pada ketidakserasian hidup dan

berujung pada gangguan kejiwaan (sakit jiwa). Selain itu  tulisan ini juga memberikan

alternatif pemecahan masalah depresi mental dan penangganan Depresi agar tidak berujung

ke hal-hal yang berujung negatif.

Kata-kata Kunci: Depresi mental, stress, Orang gila dan terapi. 

Abstract

Along with the development of modern times which is increasingly complex, the

psychological changes in humans also change the past, which supports the development of

the soul or soul of someone who has increased the modernization of culture and lifestyle.

Psychological pressure or metal disorders (psychosis) that have plagued many modern

societies are now giving rise to discourse about ways or alternatives to overcome them with

various therapies. Through a study of several sides, this paper describes the causes of mental

changes that lead to the disharmony of life and lead to psychiatric disorders (mental illness).

In addition, this paper also provides an alternative solution to mental problems and billing the

Depression so as not to lead to negative matters.

Key words: mental depression, stress, crazy people and therapy.

ii

3
18
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................... i

Abstrak...........................................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................………..iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1. 1. Latar belakang................................................................................................................1

1.2.Rumusan masalah......................................................................................................2

1.3.Tujuan penulisan..............................................................................................................2

1.4.Manfaat penulisan........................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................4

2.1.Pengertian Depresi ......................................................................................................4

2.2. Pengertian Depresi berdasarkan Para Ahli....................................................................4

2.3 Gejala Depresi………………………………..................................................................6

2.4 Penyebab Depresi……………………….....................................................................7

2.5 Resiko Yang ditimbulkan oleh depresi………………………..........................................10

2.6 Cara menanggulangi Depresi…………….....................................................................12

2.7 Orang Gila dalam ruang Lingkup Depresi…………………………………...………......14

BAB III PENUTUP......................................................................................................16

Kesimpulan.................................................................................................................16

Saran.............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

iii

4
18
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Pada zaman modern ini, banyak manusia yang mengalami stress, kecemasan, dan

kegelisahan. Sayangnya, masih saja ada orang yang berpikir bahwa stress dan depresi

bukan benar-benar suatu penyakit. Padahal, dibandingkan AIDS yang menjadi momok

saat ini, stres dan depresi jauh lebih bertanggung jawab terhadap banyak kematian.

Karena, kedua hal tersebut merupakan sumber dari berbagai penyakit. Stres dan depresi

yang dibiarkan berlarut membebani pikiran dan dapat mengganggu system kekebalan

tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang negative seperti rasa sedih, benci, iri, putus

asa, kecemasan, dan kurang bersyukur dengan nikmat yang ada, maka system kekebalan

kita menjadi lemah.

Belakangan, hubungan antara perasaan negative dan terjadinya serangan penyakit

telah berkali-kali dibuktikan. Dalam suatu penelitian di Amerika, 28 dari 32 orang pasien,

telah mengalami stres dan kehidupan yang tragis sebelum terserang penyakit. Stres

mental ini mengakibatkan system kekebalan tubuh menjadi tidak normal. Para dokter di

John Hopkin Medical School menemukan bahwa orang- orang yang emosional dan

pemurung cenderung menderita penyakit yang serius seperti kanker, tekanan darah tinggi,

jantung, dan berumur pendek. Dan kini, umumnya para spesialis jantung mengakui bahwa

orang dengan kepribadian “tipe A”. individu yang tidak mau kalah, tidak sabar, terburu-

buru, dan mudah jengkel lebih berpeluang terhadap penyakit dan serangan jantung.

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang

mendapat perhatian serius. Dinegara-negara berkembang, WHO memprediksikan bahwa

pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak

5
18
dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah

serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980, hamper 20%-30% dari pasien

rumah sakit di Negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti

depresi.

1.2. Rumusan masalah

a. Apakah Pengertian depresi itu? Depresi menurut para Ahli ?

b.  Gejala-gejala depresi yang muncul di masyarakat?

c. Apa   Penyebab depresi?

d. Resiko yang ditimbulkan oleh depresi?

e. Bagaimana kah  Cara menanggulangi depresi?

f. Apakah kaitan Depresi dengan orang gila?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar memudahkan pembaca mendapatkan informasi

terkait masalah mental yang ada di masyarakat maupun disekeliling kita .Dimana

Masalah depresi dan mental menjadi bahasa umum yang dianggap sepal, supaya

perkembangan ke depannya memudahkan penangganan terhadap masalah yang timbul.

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Manfaat Bagi Keilmuan

- Mengetahui hubungan kondisi depresi dan orang gila.

- Memperbanyak khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan depresi, gejala dan

penanganannya.

6
18
1.4.2. Manfaat Bagi Institusi Terkait

- Manfaat hasil penelitian bagi institusi adalah dapat untuk menentukan kebijakan

pengembangan maupun arah penanganan masalah yang depresi yang timbul di

masyarakat.

1.4.3. Manfaat Bagi Masyarakat

- Mengetahui tanda-tanda atau gejala awal akan terjadinya depresi sehingga masyarakat

dapat melakukan antisipasi secara dini.

- Masyarakat menjadi paham dan tidak menjauhi orang yang mengalami depresi tetapi

membantu penanganan masalah ..

- Mengetahui tingkat depresi masyarakat.

- Mengurangi angka kematian akibat Depresi

7
18
BAB II
Pembahasan

2.1. Pengertian Depresi

Istilah depresi sudah begitu popular dalam masyarakat dan semua orang sudah

mengetahuinya, termasuk orang yang awamdalam bidang kedokteran dan psikologi. Akan

tetapi, arti sebenarnya dari depresi itu sukar didefinisikan secara tepat. Istilah dan kata  yang

identik maknanya dengan depresi dalam bahasa Indonesia sehari-hari tidak ada. “Sedih” tidak

identik dengan depresi demikian juga dengan “putus asa”, meski keduanya merupakan gejala

penting dari depresi. Orang awam menggunakan istilah depresi dengan sangat bebas dan

umum sehingga mengaburkan makna dari istilah itu sendiri. Ada yang beranggapan bahwa

depresi itu berarti suatu keadaan kesedihan dan ketidak bahagiaan.

Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar diantara kita

pernah merasa sedoih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa

kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan

keputusasaan. Namun, secara perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi

sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau.

2.2. Pengertian Depresi menurut para Ahli

a. Burns (1988)

8
18
mendefinisikan depresi sebagai perasaan murung (mood), “mood” itu sendiri adalah

suatu kondisi afeksi atau sifat yang menentap beberapa waktu lamanya yang ditandai

dengan suatu emosi tertentu yang mudah sekali dibangkitkan.

b. Saryono dan Ryan (2010)

Depresi merupakan keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan

melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun

mental dan kesulitan dalam berpikir.

c. Menurut Maramis (1998 : 107)

Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis

seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan

yang patologis. Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti anorexia,

konstipasi, tekanan darah dan nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi

dapat menyebabkan individu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya.

d. Menurut Suryantha Chandra (2002 : 8)

Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian

seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung,

kesal, tidak bahagia dan menderita.

e. APA (Association Psychologist American) (dalam Aditomo & Retnowati, 2004)

Mendefinisikan depresi sebagai gangguan yang terutama ditandai oleh kondisi emosi

sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal.

f. Davison, dkk, (2005)

Menyatakan bahwa depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai

9
18
dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, kehilangan

minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan.

g. Rubenstein, Shaver, & Peplau (Brehm, 2002)

Depresi merupakan perasaan emosional yang tertekan secara terus-menerus yang

ditandai dengan perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa depresi adalah

gangguan emosional yang ditandai dengan perasaan tertekan, perasaan bersalah,

kesedihan, kehilangan minat, dan menarik diri dari orang lain yang dapat berpengaruh

pada hubungan interpersonal.

2.3. Gejala Depresi

a. Gejala Fisik

Gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi sebagai berikut:

- Gangguan pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.

- Menurunnya tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan

orang lain seperti menonton tv, makan dan tidur.

- Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit

memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga, mereka

juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.

-  Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan

sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan

merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya.

-  Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif.

Jika seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih karena

membebani pikiran dan perasaan.

10
18
b.  Gejala Psikis

Adapun tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:

-  Kehilangan  rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi

cenderung           memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri

sendiri.

-  Sensitive. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu

dengan dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral

jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.

- Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa

menjadi     orang yang gagal terutama dibidang atau lingkungan yang seharusnya

mereka kuasai.

-  Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang

mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya

sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung

jawab yang seharusnya dikerjakan.

- Perasaan terbebani. Banyak orang  yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang

dialaminya.

c. Gejala sosial

Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya

memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak,

lingkungan tentu akan bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada

umumnya negative (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih,

mudah sakit).

11
18
2.4. Penyebab Depresi

a. Faktor genetic

Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko

leboih besar menderita gangguan depresi aripada masyarakat pada umumnya. Gen

berpengaruh dalam terjadinya depresi, tetapi ad banyak gen di dalam tubuh kita dan

tidak ada seorangpun peneliti  yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja.

Dan tidak ada nukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor

keturunan.

b. Susunan kimia otak dan tubuh

Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam

mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan

dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormone noradenalin yang memegang peranan

utama dalam mengendalikan otak danaktivoitas tubuh, tampaknya berkurang pada

mereka yang mengalami depresi. Pada waniata, perubahan hormone dihubungkan

dengan kelahiran anak dan menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya

depresi.

c. Faktor usia

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan

orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia

tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan

dari masa anak-anak kemasa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah

atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-

rata penderita depresi semakin menurunyang menunjukkan bahwa remaja dan anak-

anak semakin banyak yang terkena depresi. Survey masyarakat terakhir melaporkan

12
18
adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa

muda yaitu 18-44 tahun.

d. Gender

Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan

berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih sering

mengakui adanya depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada

wanita. Bagaimanapun, tekanan sosialpada wanita yang mengarahkan pada depresi .

misalnya, seorang diri dirumah dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada pria

daripada wanita. Ada juga perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang

berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause yang membuat

wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi pemicu penyakit depresi .

e.  Gaya hidup

Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya

penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi. Tingginya tingkat stress

dan kecemasan digabung dengan makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta

tidak olahraga untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang

yang mengalami depresi penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi

berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehatpada pasien berisiko penyakit

jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur,makan tidak teratur,

pengawet dan pewarna buatan, kurang berolahraga, merokok, dan minum-minuman

keras.

f.  Penyakit fisik

Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui kita

memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan

penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi cukup kompleks. Misalnya,

13
18
depresi sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa

mereka baru saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena

mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya . pada individu lanjut usia

penyakit fisik adalah penyebab yang paling umum terjadinya deprgObat-obatan

g. Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi. Namun bukan

berarti obat tersebut menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih

berbahaya daripada depresi

h. Obat-obatan terlarang

- Marijuana/Ganja

- Heroin/ Putauw

- Kokaina

- Ekstasi

-  Sabu-sabu

i. Sinar matahari

banyakan dari kita merasa lebih baik dibawah sinar matahari daripada mendung,

tetapi hal ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka baik-baik saja

ketika musim panas tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Mereka disebut

menderita seasonal affective disorder(SAD)

j. Kepribadian

Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang

dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan

terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola piker yang negative,

pesimis, juga tipe kepribadian.

2.5. Resiko yang ditimbulkan oleh Depresi

14
18
a.  Bunuh diri

Perasaan kesepian dan ketidakberdayaan adalah faktor yang sangat besar seseorang

melakukan bunuh diri. Orang yang lanjut usia merupakan populasi yang paling

merasa kesepian. Orang yang menderita depresi kadang-kadang merasa begitu putus

asa sehingga mereka benar-benarmempertimbangkan membunuh dirinya sendiri

b.  Gangguan tidur: insomnia dan hypersomnia

Gangguan tidur dan depresi cenderung muncul bersamaan. Kesulitan tidur dianggap

sebagai gejala gangguan mood. Setidaknya 80% dari orang yang menderita depresi

mengalami insomnia, atau kesulitan untuk tidur, sering kali, kesulitan untuk tetap

tertidur. Depresi juga berpengaruh terhadap kualitas tidur yang menyebabkan

seseorang merasa lelah setelah bangun. Sekitar 15% dari yang mengalami depresi

tidur berlebihan.

c. Gangguan dalam hubungan

Sebagai akibat dari depresi, seseorang cenderung mudah tersinggung, senantiasa sedih

sehingga lebih banyak menjauhkan diri dari orang lain atau dalam situasi

lainmenyalahkan orang lain, hal ini menyebabakan hubungan dengan orang lain

menjadi tidak baik.

d. Gangguan dalam pekerjaan

Pengaruh depresi sangat terasa dalam kehidupan pekerjaanseseorang. Depresi

meningkatkan kemungkinan dipecat dan pendapatn yang lebih rendah. Depresi

mengakibatkan kerugian dalam produksi karena absenteisme ataupun p[erforma yang

sangat buruk. Pekerja dengan depresi juga kehilangan lebih banyak waktu karena

kesehatan yang buruk daripda pekerja yang tidak mengalami depresi.

e. Gangguan pola makan

15
18
Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan dan gangguan pola makan dapat

menyebabkan depresi. Pada orang yang menderita depresi terdapat dua

kecenderungan umum mengenai pola makan yang secara nyata memengaruhi berat

tubuh yaitu:

f. Tidak selera makan

Keinginan makan-makanan yang manis bertambah

g. Perilaku-perilaku merusak

Beberapa prilaku yang merusak disebabkan oleh depresi adalah:

- Agresivitas dan kekerasan

- Penggunaan alcohol dan obat-obatan terlarang

- Prilaku merokok

2.6. Cara menanggulangi Depresi

a. Cara menanggulangi depresi

 Obat Antidepresan

Ada beberapa obat antidepresan yaitu:

a. Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan

bipolar.

b. MAOIs

c.  Tricyclics.

d. SSRIs

b. CBT

Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan

dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya

membantu klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan

16
18
keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional.jadi focus teori ini adalah mengganti

cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.

c. Terapi  Interpersonal

Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada

hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan.

d. Konseling kelompok dan dukungan social

Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling yang dilakukan

antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam

kelompok kecil

e. Berolahraga

Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan

disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah satu cara yang dapat

dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positifyang dapat menghalangi

munculnyamood negative adalah dengan berolahraga.

f. Diet (mengatur pola makan)

Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah yaitu:

 Konsumsi kafein secara berkala. 

 Konsumsi sukrosa (gula) 

  Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga, magnesium 

 Kelebihan magnesium

 Ketidakseimbangan asam amino

17
18
  Alergi makanan

g. Terapi Humor

Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang mempertahankan sikap

mental yang positif dan berbagai tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan.

Respons psiologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi

hormone dan enzim pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.

h. Berdoa

Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada agama dalam

memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,keyakinan yang kuat dan

menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi

penderitaan dan depresi.Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi.

Mengambil waktu untuk berdoa member I kesempatan kepada kita menghentikan

kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.

i. Hidroterapi dan Hidrotermal

Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatanpenyakit.terapi hidrotermal

adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air panas, sauna, dan lain-

lain.Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan/atautermal dari air.

Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan rangsangan yang

dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system imun, memengaruhi

hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan mengurang rasa sakit.

2.7. Orang Gila dalam ruang Lingkup Depresi

18
18
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Medan terus menggila alias

mengalami peningkatan. Tercatat hingga November 2017 ada terdapat sebanyak

1.157 orang yang mengalami penyakit depresi berat tersebut.

Tahun 2016 jumlah ODGJ di Medan hanya sebanyak 705 orang. Namun saat

ini sudah mencapai 1.157 orang. Padahal pada bulan Oktober lalu jumlahnya masih

1.054 orang, angka tersebut meningkat signifikan hanya dalam kurun waktu satu

bulan saja. Karenanya, ia memperhitungkan, hingga Desember 2017 nanti jumlah

ODGJ di ibu kota Provinsi Sumut ini mencapai sebanyak 1.170 orang. Besar

kemungkinan angka tersebut akan terus bertambah seiring waktu.

Terbukti dengan adanya beberapa kasus yang cukup menarik perhatian adalah,

banyak orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran tanpa adanya pemantauan dari

Dinas Sosial maupun kesehatan.Adapun beberapa kasus yang cukup menarik

perhatian adalah Kasus bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 7 di Thamrin

Plaza, Anggota Kepolisian yang mencoba bunuh diri dari atas flyover jamin Ginting.

Hal tersebut kebanyakan disebabkan depresi berat karena beban ekonomi,

gaya hidup yang berlebihan, Narkoba, kehidupan sosial(putus cinta/hubungan),

kurangnya bimbingan dan dukungan orang tua dan keluarga.

19
18
BAB III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Stress, cemas, dan gelisah sebagai gejala depresi masih saja kita anggap sebagai

bukan penyakit. Padahal dibanding AIDS yang menjadi momok saat ini, stress dan depresi

jauh lebih bertanggung jawab terhadap banyaknya kematian. Sariawan, serangan jantung,

susah tidur, usus buntu, diabetes, asma,skizofrenia, gangguan pencernaan, dan bahkan kanker

disinyalir berasal dari depresi.

Gangguan depresi adalah Penyakit suasana hati lebih dari sekedar kesedihan atau

sekedar duka cita dan bertahan lama. Selain itu depresi juga berarti suatu perasaan sedih dan

pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan

pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.

Biasanya depresi mempunyai ciri-ciri yang berupa perasaan atau emosi yang disertai

komponen Psikologis: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta

komponen somatic: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan

denyut nadi sedikit menurun. Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari

diam dan sedih, terutama pada pasien yang kecewa karena tidak berhasil dalam

menyelesaikan masalahnya.

20
18
Depresi juga gangguan mood. Kata “mood” menggambarkan emosi seseorang,

serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi.

Kadang-kadang, mood diartikan sebagai emosi yang bertahan lama yang mewarnai

kehidupan dan keadaan kejiwaan seseorang. Mood berbeda dengan emosi. Emosi biasanya

berlangsung sementara .emosi kita terus menerus menanggapi berbagai gagasan, kegiatan,

dan keadaan social yang kita hadapi sepanjang hari.

3.2. Saran

Dalam menghindari depresi marilah kita untuk selalu berpikiran positif terhadap apa

yang terjadi dan dialami, serta marilah melakukan kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat.Seringlah berbagi dengan orang sekeliling, seperti pemuka agama, psikiater dan

mengikuti kegiatan konseling.Perbanyaklah kegiatan sosial dan aktivitas olahraga

dilingkungan.

21
18
Daftar Pustaka

1. Burns, D. D. 1988. Terapi Kognitif. Pendekatan Baru bagi Penanganan Depresi.

Jakarta: Erlangga

2. Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

3. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

4. Kaplan, B.J., Sadock, V.A, 2007, Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry :

Behavioral

5. Krenke, I.S., & Stemmler, M. (2002). Factors Contributing to Gender Differences in

Depressive Symptoms:A Test of Three Developmental Models. Journal of Youth and

Adolescence, 31(6), 405-417).

6. Lumongga Namora. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana Pranada.

7. Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta:

Erlangga

8. https://www.kaskus.co.id/thread/5ca49245af7e932eed4fb6b2/orang-gila-di-medan-

setiap-tahun-semakin-menggila/ diakses 30 maret 2020.pukul 11.45.

22
18

Anda mungkin juga menyukai