Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Agar puskesmas dapat
mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam
mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen
Puskesmas.
Kepala Puskesmas, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf
Puskesmas harus melaksanakan manajemen puskesmas agar pengelolaan
sumber daya dan upaya puskesmas dapat terlaksana dengan maksimal.
Oleh sebab itu, kepala, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf
puskesmas harus mempunyai kompetensi dalam melakukan manajemen
Puskesmas, terutama menindaklanjuti program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga di suatu wilayah administrasi, akan menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami oleh kepala
puskesmas dan jajarannya tentang pentingnya upaya memberdayakan
keluarga untuk hidup sehat melalui kunjungan luar dan dalam gedung
maupun program upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Program Indonesia Sehat bertujuan meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia. Sasaran program Indonesia Sehat adalah meningkatnya
derajat kesehatan kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar
utama yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat
2. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan
3. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

1
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
atau keutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, peningkatan mutu menggunakan
strategi continoum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan.
Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
serta kendali mutu. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga
sehat.
Dalam menjalankan fungsi mendukung Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas dituntut untuk mampu melakukan
pemetaan masalah kesehatan masyarakat, membuat prioritas masalah dan
menetapkan rencana pemecahan masalah melalui kegiatan lintas sektor dan
lintas program sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Puskesmas
diharapkan mampu menjalankan fungsinya tersebut melalui rangkaian
kegiatan manajemen Puskesmas.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Memberikan gambaran umum mengenai kesehatan berdasarkan 12
indikator Keluarga Sehat di Desa Madureso

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


1. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat di Desa Madureso
Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto.
2. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Madureso
tingkat RW.
3. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Madureso
tingkat RT.
4. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Madureso
tingkat Keluarga.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM
PROGRAM KELUARGA SEHAT

Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019


dalam Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap
potensi yang ada, baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat,
yaitu keluarga. Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluarga agar dapat
melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari amanat
Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi
operasional pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.

A. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA


Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/ meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga diluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan
Program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima
fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function)
adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi

3
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function)
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan atau Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care
Function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas),
yang meliputi kegiatan berikut :
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/ pengumpulan data Profil
Kesehatan Keluarga dan peremajaan (Updating) pangkalan datanya,
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai
upaya Promotif dan Preventif,
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan
dalam gedung, Pemanfaatan data dan informasi dari Profil

4
Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas.
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin,
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan
Kesehatan memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan
Keluarga (Family Folder). Dengan demikian, pelaksanaan upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) harus diintengrasikan
ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga,
Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan,
bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti
mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat
UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif.

5
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan
dapat mengenali masalah-masalah kesehatan dan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) yang dihadapi keluarga secara lebih
menyeluruh (Holistik). Individu anggota keluarga yang perlu
mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk
memanfaatkan UKBM yang ada atau pelayanan Puskesmas. Keluarga
juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan
dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya,
dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/ atau
petugas profesional Puskesmas lihat gambar 4 dibawah ini..

6
Untuk itu diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah
Puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga.
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh
Puskesmas yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP)
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta
JKN
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.

B. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEMBERDAYAAN


Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil
dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini
disebut rumah tangga atau keluarga inti. Sedangkan keluarga yang
anggotanya mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain yang
memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah
(misalnya pembantu rumah tangga) disebut keluarga luas (Extended Family).
Oleh karena merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat kesehatan
rumah tangga atau keluarga menentukan derajat kesehatan masyarakatnya.
Sementara itu, derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh PHBS dari
keluarga tersebut. Dengan demikian, inti dari pengembangan desa dan
kelurahan adalah memberdayakan keluarga-keluarga agar mampu
mempraktikkan PHBS.
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di

7
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan, dan lain-lain. Di bidang kesehatan
ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta
pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan
memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar
lengkap kepada bayi, menjadi akseptor keluarga berencana, dan lain-lain.
Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi
seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama hamil, memberi bayi
Air Susu Ibu saja (ASI eksklusif), dan lain-lain.
Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan
perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus
dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain.
PHBS harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena
pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu
interaksi manusia (Host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya
(Agent) dan lingkungan (Environment). Pemberdayaan masyarakat adalah
bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari Puskesmas.
Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang
kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan bahwa pemberdayaan
masyarakat desa/ kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan
keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat.
Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang
diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja,
Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa
dan kelurahan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai

8
Kecamatan Sehat. Dengan mengembangkan dan membina desa dan
kelurahan, Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan
keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan
menghasilkan peran serta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu,
Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain. Sementara itu, kegiatan
Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah berwawasan
kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat,
pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur
dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat yang diukur
dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya Puskesmas
tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan Sehat, seperti
pada skema gambar 5.

9
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam
Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi dan berkesinambungan (Continuum Of Care). Hal ini berarti
bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus
hidup manusia (Life Cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir
menjadi bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
muda (usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
gambar 6). Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka
fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, individuindividu harus dilihat dan diperlakukan sebagai
bagian dari keluarganya.

10
Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di
wilayah kerja, diharapkan Puskesmas dapat menangani masalah-masalah
kesehatan dengan pendekatan siklus hidup (Life Cycle). Dengan demikian,
upaya mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik awal terwujudnya masyarakat
sehat (lihat gambar 7). Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan upaya
membina PHBS di keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan upaya
menciptakan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Indikator Keluarga Sehat
sebaiknya dapat sekaligus digunakan sebagai Indikator PHBS.

C. PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam
satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (IDL)
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru (TBC) mendapatkan pengobatan sesuai
standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

11
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-
masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut
harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas
4. Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan)
data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses / ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap
penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya
(merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita,
pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,
Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai
balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita
hipertensi, dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat
berupa forum-forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan Focus Group
Discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK
3. Kesempatan konseling di UKBM- UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain)
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa dan lain-lain.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat
diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.

12
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
PKK, Ketua RW dan RT, pengelola pengajian, dan lain-lain.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 JADWAL DAN TIM PELAKSANA PENDATAAN KELUARGA SEHAT DI


DESA MADURESO KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN
MOJOKERTO

Pelaksanaan pendataan Keluarga Sehat di Desa Madureso dilakukan


mulai bulan Desember 2018, dengan rincian petugas sebagai berikut:

Ka
der D
Nama Ke
J Pe u
Team R tu
umlah nd s
eam Puskesm W a
KK am u
as Rt
pin n
g
1. Lilik Siswatin
2. Sugiati Tu
55 Ika
3. Mistia Andriani 1 1 bi
4. Umrotul
1. Umaiyah
2. Alvin Kurniawan M
Am Ta
3. Minuk 75 a
1 2 bar bri
4. Reza Bagus d
5. Eka Nuning u
1. Siti Istiyah r
Sa
2. Wiwik Martini Y Ge e
58 mu
3. Maisaroh mi s
ji
4. Erna Suasanti o
1. Aida Hasnani N
2. Septian Un
Arli
3. Lailatus Sholihah 72 tun
n
4. Winarni g
5. Sekar Suhartini
1. Chikmatul F 47 Su G
2. Hidayaturohman nar u
3. Istiqomah tik y

14
4. Anik Winarti
a
1. Mamik
n
2. Candra
Sar g
3. Eni kusrini 64
mi a
4. Sumilah
n
5. Supriyadi
1. Edi Susanto
2. Wahyu Puji Pa
63 Siti
3. Lilik Yunarti idi
4. Ida Istiqomah
1. Fitri Kusmiati
2. Ahmad Bayu S Kur Ya
3. Yunani 71 iya G ma
4. Almaghfiroh h o h
5. Ahmad Azis g
1. Yeyen K Hj. o
Se
2. Cicik K Sri r
55 ma
3. Eni wahyuni am
’i
4. Nugraheni ah
1. Bertha W
Ng
2. Iswati Nur
ate
3. Reza Bhakti 80 yati
ma
4. Ermiati n
n
5. Imam Sofi
JUMLAH 640

15
3.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA MADURESO
Hasil indeks keluarga sehat tingkat Desa Madureso didapatkan hasil
sebagai berikut:

GRAFIK CAPAIAN INDIKATOR KS


100.00 100.00 98.06
96.23 95.42
100.00

90.00

80.00

70.00 65.00

60.00
50.69 51.58
50.00 43.13

40.00 33.33

30.00 25.00
16.67
20.00

10.00

0.00
1-KB 2-FAS 3-IDL 4-ASI 5-TBG 6-TB 7-HT 8-GJ 9-RKK 10-JKN 11-SAB 12-JBS

% INDIKATOR

PROSENTASE STATUS IKS KELUARGA

80.00 70.85

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00
18.73

20.00 10.42

10.00

0.00
%

SEHAT PRA SEHAT TIDAK SEHAT

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas keluarga di desa


Madureso memiliki IKS dengan kategori Keluarga Prasehat sebesar 70,85%,
keluarga sehat sebesar 18,73%, dan yang tidak sehar sebesar 10,42%.

16
3.3 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA MADURESO TINGKAT RW
DILIHAT DARI 12 INDIKATOR :

1. KELUARGA MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)


Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Garfik 1

RW6 0

RW5 56

RW4 12

RW3 61

RW2 55

RW1 67

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Tabel 1

RW JML KASUS (%)

RW1 20 83.33

RW2 1 4.17

RW3 2 8.33

RW4 0 0.00

RW5 1 4.17

DESA 24 100.00

17
2. IBU MELAKUKAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 2

RW6 0

RW3 3

RW1 1

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Tabel 2

RW JML KASUS (%)

RW1 0 0

RW3 0 0

RW6 0 0

DESA 0 0

18
3. BAYI MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 3.

RW3 0

RW1 0

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Tabel 3.
RW JML KASUS (%)

RW1 0 0

RW3 0 0

DESA 0 0

4. BAYI MENDAPAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF


Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 4.

RW3 0

RW1 0

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

19
Tabel 4.

RW JML KASUS (%)

RW1 0 0

RW3 0 0

DESA 0 0

5. BALITA MENDAPATKAN PEMATAUAN PERTUMBUHAN


Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 5.

RW6 0

RW4 0

RW3 0

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Tabel 5.

RW JML KASUS (%)

RW3 0 0.00

RW4 0 0.00

RW6 0 0.00

DESA 4 100.00

20
6. PENDERITA TUBERKULOSIS PARU MENDAPATKAN PENGOBATAN
SESUAI STANDAR
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 6.

RW5 2

RW4 1

RW3 1

RW2 0

RW1 1

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Tabel 6.

RW JML KASUS (%)

RW1 0 0

RW2 0 0

RW3 0 0

RW4 0 0

RW5 0 0

DESA 0 0

21
7. PENDERITA HIPERTENSI MELAKUKAN PENGOBATAN SECARA
TERATUR
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 7.

RW5 6

RW4 12

RW3 4

RW2 4

RW1 25

0 5 10 15 20 25 30

Tabel 7.

RW JML KASUS
(%)

RW1 8 100.00

RW2 0 0.00

RW3 0 0.00

RW4 0 0.00

RW5 0 0.00

DESA 8 100.00

22
8. PENDERITA GANGGUAN JIWA MENDAPATKAN PENGOBATAN DAN
TIDAK DITELANTARKAN
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 8.

RW5 3

RW4 0

RW3 0

RW2 0

RW1 1

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Tabel 8.

RW JML KASUS (%)

RW1 1 25.00

RW2 0 0.00

RW3 0 0.00

RW4 0 0.00

RW5 3 75.00

DESA 4 100.00

23
9. ANGGOTA KELUARGA TIDAK ADA YANG MEROKOK
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 9.

RW5 71

RW4 82

RW3 62

RW2 51

RW1 57

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tabel 9.

RW JML KASUS (%)

RW1 57 17.65

RW2 51 15.79

RW3 62 19.20

RW4 82 25.39

RW5 71 21.98

DESA 323 100.00

24
10. KELUARGA SUDAH MENJADI ANGGOTA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN)
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 10.

RW5 43

RW4 38

RW3 39

RW2 74

RW1 81

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tabel 10.

RW JML KASUS (%)

RW1 81 29.45

RW2 74 26.91

RW3 39 14.18

RW4 38 13.82

RW5 43 15.64

DESA 275 100.00

25
11. KELUARGA MEMPUNYAI AKSES SARANA AIR BERSIH
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 11.

RW5 3

RW4 3

RW3 1

RW2 2

RW1 0

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Tabel 11.

RW JML KASUS
(%)

RW1 0 0.00

RW2 2 22.22

RW3 1 11.11

RW4 3 33.33

RW5 3 33.33

DESA 9 100.00

26
12. KELUARGA MEMPUNYAI AKSES ATAU MENGGUNAKAN JAMBAN
SEHAT
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 12.

RW5 10

RW4 4

RW3 8

RW2 2

RW1 0

0 2 4 6 8 10 12

Tabel 12.

RW JML KASUS (%)

RW1 0 0.00

RW2 2 8.33

RW3 8 33.33

RW4 4 16.67

RW5 10 41.67

DESA 24 100.00

27
3.4 ANALISA IKS PER RW DESA MADURESO
Adapun hasil IKS tingkat RW Desa Madureso dapat dilihat pada tabel berikut ini
:
1. RW 01 DUSUN MADURESO

IKS RW1 DAN % CAPAIAN 12 INDIKATOR KS


REKAP
IKS_DESA
No Indikator keluarga sehat

1 Keluarga mengikuti program KB *) 97.6


Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
2 50.0
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0
5 Pertumbuhan Balita dipantau 81.8
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
6 -
standar
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur -
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
8 #DIV/0!
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 56.2
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 39.0
Keluarga memiliki akses/menggunakan
11 99.3
sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan
12 97.9
jamban keluarga
  KETERANGAN : IKS-> SEHAT 21.23
  KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 78.08
  KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 0.68
KESIMPULAN TIDAK SEHAT

28
2. RW 02 DUSUN MADURESO

IKS RW.02 DAN % CAPAIAN


12 INDIKATOR KS REKAP
NO.
IKS_DESA
Indikator keluarga sehat

1 Keluarga mengikuti program KB *) 61.7


Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
2 100.0
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0
5 Pertumbuhan Balita dipantau 100.0
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
6 #DIV/0!
standar
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 60.0
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
8 #DIV/0!
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 50.9
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 36.1
Keluarga memiliki akses/menggunakan
11 100.0
sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan
12 99.1
jamban keluarga
  KETERANGAN : IKS-> SEHAT 23.15
  KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 66.67
  KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 10.19
KESIMPULAN TIDAK SEHAT

29
3. RW 03 DUSUN GUYANGAN

IKS RW3 DAN % CAPAIAN 12 INDIKATOR KS


REKAP
IKS_DESA
No Indikator keluarga sehat

1 Keluarga mengikuti program KB *) 98.9


Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
2 57.1
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0
5 Pertumbuhan Balita dipantau 100.0
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
6 -
standar
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 50.0
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
8 #DIV/0!
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 37.1
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 61.9
Keluarga memiliki akses/menggunakan
11 99.0
sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan
12 92.4
jamban keluarga
  KETERANGAN : IKS-> SEHAT 24.76
  KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 72.38
  KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 2.86
KESIMPULAN TIDAK SEHAT

30
4. RW 04 DUSUN GOGOR

IKS RW4 DAN % CAPAIAN 12 INDIKATOR KS


REKAP
IKS_DESA
No Indikator keluarga sehat

1 Keluarga mengikuti program KB *) 94.1


Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
2 100.0
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0
5 Pertumbuhan Balita dipantau 100.0
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
6 -
standar
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 33.3
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
8 100.0
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 29.1
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 70.9
Keluarga memiliki akses/menggunakan
11 99.1
sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan
12 97.3
jamban keluarga
  KETERANGAN : IKS-> SEHAT 36.36
  KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 60.00
  KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 3.64
KESIMPULAN TIDAK SEHAT

31
5. RW 05 DUSUN GOGOR

IKS RW5 DAN % CAPAIAN 12 INDIKATOR KS


REKAP
IKS_DESA
No Indikator keluarga sehat

1 Keluarga mengikuti program KB *) 94.4


Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
2 60.0
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0
5 Pertumbuhan Balita dipantau 100.0
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
6 33.3
standar
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 45.5
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
8 100.0
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 25.7
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 65.3
Keluarga memiliki akses/menggunakan
11 100.0
sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan
12 92.1
jamban keluarga
  KETERANGAN : IKS-> SEHAT 26.73
  KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 71.29
  KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 1.98
KESIMPULAN TIDAK SEHAT

32
PERBANDINGAN TARGET DENGAN PENCAPAIAN INDIKATOR KS
DESA MADURESO TAHUN 2019

MASALAH
NO UPAYA TARGET IKS
1 Keluarga mengikuti KB 65% 80,3% Keluarga yang menikuti program KB sebanyak 80,3%

2 Persalinan di Faskes 100% 100% Persalinan Ibu difasilitas ksehatan sebanyak 100%

3 Bayi mendapat IDL 100% 100% Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 100%

4 Bayi mendapatkan ASI Ekslusif 100% 85,7% Bayi yang telah mndapatkan ASI Eksklusif sebsar 85,7%

5 Balita dipantau tumbuh kembangnya 1% 98,8% Balita yang rutin menimbang sebesar 98,8%

6 Penderita Tb yang mendapat pengobatan sesuai 100% 48% Penderita TB yang berobat teratur sebesar 48%
standard

7 Penderita Hipertensi berobat teratur 100% 38,5% Penderita Hipertensi yang belum berobat secara teratur sebesar 38,5%

8 Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak 100% 33,3% Penderita gangguan jiwa dan tidak ditelantarka sebesar 33,3%
diterlantarkan

9 Tidak ada anggota yang merokok 70% 36,8% Anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 36,8%

10 Keluarga menjadi anggota JKN 100% 50,9% Anggota keluarga yang menjadi anggota JKN sebesar 50,9%

11 Keluarga memiliki air bersih 100% 98,5% Keluarga yang memiliki dan menggunakan sarana air bersih sebesar 98,5%

12 Keluarga memiliki jamban sehat 100% 91% Keluarga yang menggunakan jamban sehat sebesar 91%

33
IDENTIFIKASI MASALAH

NO UPAYA TARGET CAPAIAN MASALAH


Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak
1 100% 33,3% Penderita Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak diterlantarkan sebesar 33,3%
diterlantarkan

2 Tidak ada anggota yang merokok 70% 36,8% Anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 36,8%

3 Penderita Hipertensi berobat teratur 100% 38,5% Penderita Hipertensi berobat teratur sebsar 38,5%
Penderita Tb yang mendapat pengobatan
4 100% 48% Penderita Tb yang mendapat pengobatan sesuai standard sebesar 48%
sesuai standard
5 Keluarga menjadi anggota JKN 100% 50,9% Keluarga menjadi anggota JKN sebesar 50,9%

34
MENETAPKAN URUTAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH U S G TOTAL

1 Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak diterlantarkan 3 2 1 6

2 Tidak ada anggota yang merokok 2 4 3 9

3 Penderita Hipertensi berobat teratur 4 3 4 11

4 Penderita Tb yang mendapat pengobatan sesuai standard 5 5 5 15

5 Keluarga menjadi anggota JKN 1 1 2 4

Rumusan masalah :
Masih adanya Penderita Tb yang tidak mendapat pengobatan sesuai standard sebanyak 48% di Desa Madureso pada tahun 2019

Menentukan Penyebab Masalah :


1. Lingkungan tidak sehat
2. Pembuangan limbah yang tidak teratur
3. Kebanyakan merokok
4. Polusi udara(sisa pembakaran batu bata dan sampah)
5. Saat bekerja tidak memakai masker
6. Malu sehingga tidak memakai masker

35
7. Kurang berolahraga
8. Anggapan batuk itu sakit biasa
9. .kurangnya kesadaran untuk cek kesehatan
10. Males dan bosan minum obat
11. Dukungan dari keluarga kurang
12. Kurang pengetahuan bahwa pengobatan TBC gratis
13. Tidak ada yang mengantar

36
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)

S D M
kurangnya Kebanyakan merokok
Saat bekerja tidak
kesadaran untuk memakai masker
Malu sehingga tidak
cek kesehatan memakai masker

Kurang berolahraga
Kurang pengetahuan
bahwa pengobatan Males dan bosan
Tidak ada yang
TBC gratis minum obat
mengantar

Masih adanya Penderita Tb yang


tidak mendapat pengobatan
sesuai standard sebanyak 48% di
Desa Kejagan pada tahun 2019

P
olu I
Pembuangan limbah
yang tidak teratur Anggapan batuk itu sakit
Dukungan dari biasa
Lingkungan tidak
keluarga kurang
sehat
37
L
M
Rumusan masalah :
Masih ada Penderita Hipertensi berobat teratur sebanyak 38,5% di
Desa Madureso pada tahun 2019
Menentukan Penyebab Masalah :
1. Stress memikirkan ekonomi
2. Banyak kebutuhan
3. Pola makan yang tidak sehat
4. kurang istirahat
5. gaya hidup
6. sikap iri
7. masalah keluarga
8. kurang refresing
9. malas berobat
10. orangnya tertutup
11. faktor usia
12. kurang aktifitas
13. tidak ada yang mengantar ke fasilitas kesehatan

38
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)

S D M
Banyak kebutuhan Stress memikirkan
gaya hidup
ekonomi

sikap iri Pola makan yang tidak


sehat
orangnya
ku
malas berobat tertutup
kurang refresing rang
kurang aktifitas

tidak ada yang


mengantar ke
fasilitas kesehatan Masih ada Penderita Hipertensi
berobat teratur sebanyak 38,5%
di Desa Kejagan pada tahun 2019

masalah keluarga

faktor usia

39
L
M
PEMECAHAN MASALAH :
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
 TBC  Penyuluhan  cek kesehatan
 Kunjungan rumah  kunjungan rumah setiap 3 bulan sekali
 Pembentukan PMO untuk mencari suspek TBC
 Penjaringan px TBC  semua warga diwajibkan menanam
pohon kelor
 Hipertensi  Menganjurkan minum obat tradisional(daun  menanam pohon petir
sirsak,seledri,timun,belimbing,mengkudu,daun
kelor,sirih,ciplukan)
 Menanam pohon kelor pada penderita hipertensi
 Menanam pohon sirsak
 Menanam bunga petir

40
MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PENDEK TAHUN 2019
SBR
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PJ ALAT/BAHAN MITRA KERJA WAKTU DANA

Kunjungan rumah Untuk mendeteksi PJ TBC Petugas


Pasin TBC Semua Buku Kunjungan
1 setiap 3 bulan sekali penderita TBC beserta kesehatan 2020 -
dan Keluarga Dusun Rumah
untuk Secara Dini Petugas Desa desa

Semua warga Untuk Petugas


diwajibkan menanam menurunkan Penderita Petugas Buku Register Puskesmas
2 100% 2020 -
pohon kelor angka hipertensi Hipertensi Ponkesdes PTM dan Kader
di Madureso PTM

41
MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PANJANG 2020

MITRA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET J ALAT/BAHAN KERJA WAKTU SBR DANA

Melakukan koordinasi
dengan puskesmas dan
1 -
menyampaikan usulan
kegiatan

Penyuluhan kelompok
2
hiprtensi

42
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Madureso Dapat
Disimpulkan Bahwa Indeks Keluarga Sehat Desa Madureso dengan Kategori
Keluarga Sehat sebanyak 4.0% sedangkan IKS dengan Kategori Keluarga
Prasehat sebanyak 75.8% dan IKS dengan Kategori Keluarga Tidak Sehat
sebanyak 20.2%.

4.2 Saran
Laporan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Madureso ini sebagai
gambaran kondisi kesehatan warga di wilayah desa Madureso sesuai dengan
12 indikator keluarga sehat. Beberapa warga Desa Madureso menginginkan
adanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, dan diadakannya
pembuatan jamban umum.

43
LAMPIRAN

44

Anda mungkin juga menyukai