PENDAHULUAN
1
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengaruh
atau keutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, peningkatan mutu menggunakan
strategi continoum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan.
Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
serta kendali mutu. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga
sehat.
Dalam menjalankan fungsi mendukung Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas dituntut untuk mampu melakukan
pemetaan masalah kesehatan masyarakat, membuat prioritas masalah dan
menetapkan rencana pemecahan masalah melalui kegiatan lintas sektor dan
lintas program sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Puskesmas
diharapkan mampu menjalankan fungsinya tersebut melalui rangkaian
kegiatan manajemen Puskesmas.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Memberikan gambaran umum mengenai kesehatan berdasarkan 12
indikator Keluarga Sehat di Desa Madureso
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
PROGRAM KELUARGA SEHAT
3
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function)
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan atau Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care
Function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas),
yang meliputi kegiatan berikut :
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/ pengumpulan data Profil
Kesehatan Keluarga dan peremajaan (Updating) pangkalan datanya,
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai
upaya Promotif dan Preventif,
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan
dalam gedung, Pemanfaatan data dan informasi dari Profil
4
Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas.
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin,
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan
Kesehatan memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan
Keluarga (Family Folder). Dengan demikian, pelaksanaan upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) harus diintengrasikan
ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga,
Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan,
bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti
mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat
UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif.
5
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan
dapat mengenali masalah-masalah kesehatan dan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) yang dihadapi keluarga secara lebih
menyeluruh (Holistik). Individu anggota keluarga yang perlu
mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk
memanfaatkan UKBM yang ada atau pelayanan Puskesmas. Keluarga
juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan
dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya,
dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/ atau
petugas profesional Puskesmas lihat gambar 4 dibawah ini..
6
Untuk itu diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah
Puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga.
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh
Puskesmas yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP)
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta
JKN
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
7
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan, dan lain-lain. Di bidang kesehatan
ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta
pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan
memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar
lengkap kepada bayi, menjadi akseptor keluarga berencana, dan lain-lain.
Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi
seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama hamil, memberi bayi
Air Susu Ibu saja (ASI eksklusif), dan lain-lain.
Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan
perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus
dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain.
PHBS harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena
pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu
interaksi manusia (Host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya
(Agent) dan lingkungan (Environment). Pemberdayaan masyarakat adalah
bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari Puskesmas.
Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang
kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan bahwa pemberdayaan
masyarakat desa/ kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan
keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat.
Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang
diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja,
Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa
dan kelurahan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai
8
Kecamatan Sehat. Dengan mengembangkan dan membina desa dan
kelurahan, Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan
keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan
menghasilkan peran serta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu,
Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain. Sementara itu, kegiatan
Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah berwawasan
kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat,
pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur
dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat yang diukur
dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya Puskesmas
tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan Sehat, seperti
pada skema gambar 5.
9
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam
Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi dan berkesinambungan (Continuum Of Care). Hal ini berarti
bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus
hidup manusia (Life Cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir
menjadi bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
muda (usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
gambar 6). Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka
fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, individuindividu harus dilihat dan diperlakukan sebagai
bagian dari keluarganya.
10
Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di
wilayah kerja, diharapkan Puskesmas dapat menangani masalah-masalah
kesehatan dengan pendekatan siklus hidup (Life Cycle). Dengan demikian,
upaya mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik awal terwujudnya masyarakat
sehat (lihat gambar 7). Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan upaya
membina PHBS di keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan upaya
menciptakan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Indikator Keluarga Sehat
sebaiknya dapat sekaligus digunakan sebagai Indikator PHBS.
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam
satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (IDL)
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru (TBC) mendapatkan pengobatan sesuai
standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
11
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-
masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut
harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas
4. Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan)
data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses / ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap
penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya
(merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita,
pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,
Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai
balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita
hipertensi, dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat
berupa forum-forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan Focus Group
Discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK
3. Kesempatan konseling di UKBM- UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain)
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa dan lain-lain.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat
diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.
12
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
PKK, Ketua RW dan RT, pengelola pengajian, dan lain-lain.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Ka
der D
Nama Ke
J Pe u
Team R tu
umlah nd s
eam Puskesm W a
KK am u
as Rt
pin n
g
1. Lilik Siswatin
2. Sugiati Tu
55 Ika
3. Mistia Andriani 1 1 bi
4. Umrotul
1. Umaiyah
2. Alvin Kurniawan M
Am Ta
3. Minuk 75 a
1 2 bar bri
4. Reza Bagus d
5. Eka Nuning u
1. Siti Istiyah r
Sa
2. Wiwik Martini Y Ge e
58 mu
3. Maisaroh mi s
ji
4. Erna Suasanti o
1. Aida Hasnani N
2. Septian Un
Arli
3. Lailatus Sholihah 72 tun
n
4. Winarni g
5. Sekar Suhartini
1. Chikmatul F 47 Su G
2. Hidayaturohman nar u
3. Istiqomah tik y
14
4. Anik Winarti
a
1. Mamik
n
2. Candra
Sar g
3. Eni kusrini 64
mi a
4. Sumilah
n
5. Supriyadi
1. Edi Susanto
2. Wahyu Puji Pa
63 Siti
3. Lilik Yunarti idi
4. Ida Istiqomah
1. Fitri Kusmiati
2. Ahmad Bayu S Kur Ya
3. Yunani 71 iya G ma
4. Almaghfiroh h o h
5. Ahmad Azis g
1. Yeyen K Hj. o
Se
2. Cicik K Sri r
55 ma
3. Eni wahyuni am
’i
4. Nugraheni ah
1. Bertha W
Ng
2. Iswati Nur
ate
3. Reza Bhakti 80 yati
ma
4. Ermiati n
n
5. Imam Sofi
JUMLAH 640
15
3.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA MADURESO
Hasil indeks keluarga sehat tingkat Desa Madureso didapatkan hasil
sebagai berikut:
90.00
80.00
70.00 65.00
60.00
50.69 51.58
50.00 43.13
40.00 33.33
30.00 25.00
16.67
20.00
10.00
0.00
1-KB 2-FAS 3-IDL 4-ASI 5-TBG 6-TB 7-HT 8-GJ 9-RKK 10-JKN 11-SAB 12-JBS
% INDIKATOR
80.00 70.85
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
18.73
20.00 10.42
10.00
0.00
%
16
3.3 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA MADURESO TINGKAT RW
DILIHAT DARI 12 INDIKATOR :
RW6 0
RW5 56
RW4 12
RW3 61
RW2 55
RW1 67
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Tabel 1
RW1 20 83.33
RW2 1 4.17
RW3 2 8.33
RW4 0 0.00
RW5 1 4.17
DESA 24 100.00
17
2. IBU MELAKUKAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 2
RW6 0
RW3 3
RW1 1
Tabel 2
RW1 0 0
RW3 0 0
RW6 0 0
DESA 0 0
18
3. BAYI MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 3.
RW3 0
RW1 0
Tabel 3.
RW JML KASUS (%)
RW1 0 0
RW3 0 0
DESA 0 0
RW3 0
RW1 0
19
Tabel 4.
RW1 0 0
RW3 0 0
DESA 0 0
RW6 0
RW4 0
RW3 0
Tabel 5.
RW3 0 0.00
RW4 0 0.00
RW6 0 0.00
DESA 4 100.00
20
6. PENDERITA TUBERKULOSIS PARU MENDAPATKAN PENGOBATAN
SESUAI STANDAR
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 6.
RW5 2
RW4 1
RW3 1
RW2 0
RW1 1
Tabel 6.
RW1 0 0
RW2 0 0
RW3 0 0
RW4 0 0
RW5 0 0
DESA 0 0
21
7. PENDERITA HIPERTENSI MELAKUKAN PENGOBATAN SECARA
TERATUR
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 7.
RW5 6
RW4 12
RW3 4
RW2 4
RW1 25
0 5 10 15 20 25 30
Tabel 7.
RW JML KASUS
(%)
RW1 8 100.00
RW2 0 0.00
RW3 0 0.00
RW4 0 0.00
RW5 0 0.00
DESA 8 100.00
22
8. PENDERITA GANGGUAN JIWA MENDAPATKAN PENGOBATAN DAN
TIDAK DITELANTARKAN
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 8.
RW5 3
RW4 0
RW3 0
RW2 0
RW1 1
Tabel 8.
RW1 1 25.00
RW2 0 0.00
RW3 0 0.00
RW4 0 0.00
RW5 3 75.00
DESA 4 100.00
23
9. ANGGOTA KELUARGA TIDAK ADA YANG MEROKOK
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 9.
RW5 71
RW4 82
RW3 62
RW2 51
RW1 57
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Tabel 9.
RW1 57 17.65
RW2 51 15.79
RW3 62 19.20
RW4 82 25.39
RW5 71 21.98
24
10. KELUARGA SUDAH MENJADI ANGGOTA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN)
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 10.
RW5 43
RW4 38
RW3 39
RW2 74
RW1 81
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Tabel 10.
RW1 81 29.45
RW2 74 26.91
RW3 39 14.18
RW4 38 13.82
RW5 43 15.64
25
11. KELUARGA MEMPUNYAI AKSES SARANA AIR BERSIH
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 11.
RW5 3
RW4 3
RW3 1
RW2 2
RW1 0
Tabel 11.
RW JML KASUS
(%)
RW1 0 0.00
RW2 2 22.22
RW3 1 11.11
RW4 3 33.33
RW5 3 33.33
DESA 9 100.00
26
12. KELUARGA MEMPUNYAI AKSES ATAU MENGGUNAKAN JAMBAN
SEHAT
Jumlah kasus dan Prosentasenya dapat dilihat dari grafik dan tabel sebagai
berikut :
Grafik 12.
RW5 10
RW4 4
RW3 8
RW2 2
RW1 0
0 2 4 6 8 10 12
Tabel 12.
RW1 0 0.00
RW2 2 8.33
RW3 8 33.33
RW4 4 16.67
RW5 10 41.67
DESA 24 100.00
27
3.4 ANALISA IKS PER RW DESA MADURESO
Adapun hasil IKS tingkat RW Desa Madureso dapat dilihat pada tabel berikut ini
:
1. RW 01 DUSUN MADURESO
28
2. RW 02 DUSUN MADURESO
29
3. RW 03 DUSUN GUYANGAN
30
4. RW 04 DUSUN GOGOR
31
5. RW 05 DUSUN GOGOR
32
PERBANDINGAN TARGET DENGAN PENCAPAIAN INDIKATOR KS
DESA MADURESO TAHUN 2019
MASALAH
NO UPAYA TARGET IKS
1 Keluarga mengikuti KB 65% 80,3% Keluarga yang menikuti program KB sebanyak 80,3%
2 Persalinan di Faskes 100% 100% Persalinan Ibu difasilitas ksehatan sebanyak 100%
3 Bayi mendapat IDL 100% 100% Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 100%
4 Bayi mendapatkan ASI Ekslusif 100% 85,7% Bayi yang telah mndapatkan ASI Eksklusif sebsar 85,7%
5 Balita dipantau tumbuh kembangnya 1% 98,8% Balita yang rutin menimbang sebesar 98,8%
6 Penderita Tb yang mendapat pengobatan sesuai 100% 48% Penderita TB yang berobat teratur sebesar 48%
standard
7 Penderita Hipertensi berobat teratur 100% 38,5% Penderita Hipertensi yang belum berobat secara teratur sebesar 38,5%
8 Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak 100% 33,3% Penderita gangguan jiwa dan tidak ditelantarka sebesar 33,3%
diterlantarkan
9 Tidak ada anggota yang merokok 70% 36,8% Anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 36,8%
10 Keluarga menjadi anggota JKN 100% 50,9% Anggota keluarga yang menjadi anggota JKN sebesar 50,9%
11 Keluarga memiliki air bersih 100% 98,5% Keluarga yang memiliki dan menggunakan sarana air bersih sebesar 98,5%
12 Keluarga memiliki jamban sehat 100% 91% Keluarga yang menggunakan jamban sehat sebesar 91%
33
IDENTIFIKASI MASALAH
2 Tidak ada anggota yang merokok 70% 36,8% Anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 36,8%
3 Penderita Hipertensi berobat teratur 100% 38,5% Penderita Hipertensi berobat teratur sebsar 38,5%
Penderita Tb yang mendapat pengobatan
4 100% 48% Penderita Tb yang mendapat pengobatan sesuai standard sebesar 48%
sesuai standard
5 Keluarga menjadi anggota JKN 100% 50,9% Keluarga menjadi anggota JKN sebesar 50,9%
34
MENETAPKAN URUTAN PRIORITAS MASALAH
NO MASALAH U S G TOTAL
Rumusan masalah :
Masih adanya Penderita Tb yang tidak mendapat pengobatan sesuai standard sebanyak 48% di Desa Madureso pada tahun 2019
35
7. Kurang berolahraga
8. Anggapan batuk itu sakit biasa
9. .kurangnya kesadaran untuk cek kesehatan
10. Males dan bosan minum obat
11. Dukungan dari keluarga kurang
12. Kurang pengetahuan bahwa pengobatan TBC gratis
13. Tidak ada yang mengantar
36
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)
S D M
kurangnya Kebanyakan merokok
Saat bekerja tidak
kesadaran untuk memakai masker
Malu sehingga tidak
cek kesehatan memakai masker
Kurang berolahraga
Kurang pengetahuan
bahwa pengobatan Males dan bosan
Tidak ada yang
TBC gratis minum obat
mengantar
P
olu I
Pembuangan limbah
yang tidak teratur Anggapan batuk itu sakit
Dukungan dari biasa
Lingkungan tidak
keluarga kurang
sehat
37
L
M
Rumusan masalah :
Masih ada Penderita Hipertensi berobat teratur sebanyak 38,5% di
Desa Madureso pada tahun 2019
Menentukan Penyebab Masalah :
1. Stress memikirkan ekonomi
2. Banyak kebutuhan
3. Pola makan yang tidak sehat
4. kurang istirahat
5. gaya hidup
6. sikap iri
7. masalah keluarga
8. kurang refresing
9. malas berobat
10. orangnya tertutup
11. faktor usia
12. kurang aktifitas
13. tidak ada yang mengantar ke fasilitas kesehatan
38
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)
S D M
Banyak kebutuhan Stress memikirkan
gaya hidup
ekonomi
masalah keluarga
faktor usia
39
L
M
PEMECAHAN MASALAH :
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
TBC Penyuluhan cek kesehatan
Kunjungan rumah kunjungan rumah setiap 3 bulan sekali
Pembentukan PMO untuk mencari suspek TBC
Penjaringan px TBC semua warga diwajibkan menanam
pohon kelor
Hipertensi Menganjurkan minum obat tradisional(daun menanam pohon petir
sirsak,seledri,timun,belimbing,mengkudu,daun
kelor,sirih,ciplukan)
Menanam pohon kelor pada penderita hipertensi
Menanam pohon sirsak
Menanam bunga petir
40
MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PENDEK TAHUN 2019
SBR
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PJ ALAT/BAHAN MITRA KERJA WAKTU DANA
41
MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PANJANG 2020
MITRA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET J ALAT/BAHAN KERJA WAKTU SBR DANA
Melakukan koordinasi
dengan puskesmas dan
1 -
menyampaikan usulan
kegiatan
Penyuluhan kelompok
2
hiprtensi
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Madureso Dapat
Disimpulkan Bahwa Indeks Keluarga Sehat Desa Madureso dengan Kategori
Keluarga Sehat sebanyak 4.0% sedangkan IKS dengan Kategori Keluarga
Prasehat sebanyak 75.8% dan IKS dengan Kategori Keluarga Tidak Sehat
sebanyak 20.2%.
4.2 Saran
Laporan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Madureso ini sebagai
gambaran kondisi kesehatan warga di wilayah desa Madureso sesuai dengan
12 indikator keluarga sehat. Beberapa warga Desa Madureso menginginkan
adanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, dan diadakannya
pembuatan jamban umum.
43
LAMPIRAN
44