Anda di halaman 1dari 39

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Agar puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas.
Kepala puskesmas, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf
Puskesmas harus melaksanakan manajemen puskesmas agar pengelolaan
sumber daya dan upaya puskesmas dapat terlaksana dengan maksimal. Oleh
sebab itu, kepala, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf puskesmas
harus mempunyai kompetensi dalam melakukan manajemen Puskesmas,
terutama menindaklanjuti program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga di suatu wilayah administrasi, akan menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami oleh kepala
puskesmas dan jajarannya tentang pentingnya upaya memberdayakan
keluarga untuk hidup sehat melalui kunjungan luar dan dalam gedung maupun
program upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Program Indonesia Sehat bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. Sasaran program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar
utama yaitu : 1. Penerapan paradigma sehat, 2. Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan 3. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. (JKN).
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengaruh atau
keutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, peningkatan mutu menggunakan strategi
continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan. Pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat serta kendali mutu.
Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga sehat.
Dalam menjalankan fungsi mendukung Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, puskesmas dituntut untuk mampu melakukan pemetaan
masalah kesehatan masyarakat, membuat prioritas masalah dan menetapkan
rencana pemecahan masalah melalui kegiatan lintas sektor dan lintas program
sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Puskesmas diharapkan mampu
menjalankan fungsinya tersebut melalui rangkaian kegiatan manajemen
puskesmas.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM

Memberikan gambaran umum kesehatan berdasarkan 12 indikator Keluarga


Sehat di Desa Gunungsari tahun 2021

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


1. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Gunungsari
tahun 2021
2. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Gunungsari
tingkat RW tahun 2021
3. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Gunungsari
tingkat RT tahun 2021
4. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Gunungsari
tingkat Keluarga tahun 2021

1.3 ANALISA SITUASI

1.3.1 Data Geografis

Batas Wilayah Desa gunungsari

a. Sebelah Utara : Desa cinandang


b. Sebelah Selatan : Desa Dawarblandong
c. Sebe;lah Barat : Desa Sumberwuluh
d. Sebelah Timur : Wilayah Perhutani
Orbetasi
- Jarak Ponkesdes ke Puskesmas 6 km, dengan waktu tempuh 15menit
- Jarak Ponkesdes ke Rumah Sakit 18 Km, dengan waktu tempuh 45 menit
- Jarak Ponkesdes dengan Kecamatan 6 km, dengan waktu tempuh 15
menit

1.3.2 Data demografi


a. Luas wilayah Desa Gunungsari : 317.639 Ha
b. Jumlah Dusun : 5 Dusun
c. Jumlah Rw : 11 RW
d. Jumlah RT : 22 Rt

1.3.3 Sarana Kesehatan


a. Puskesmas :0
b. Ponkesdes : 1 Unit
c. Posyandu Balita : 5 Unit
d. Posyandu lansia : 5 Unit
e. Taman Posyandu : 2 Unit

1.3.4 Sarana Ibadah


a. Masjid : 3 buah
b. Musholla : 9 Buah
c. Gereja : 1 Buah

1.3.5 Sarana Umum


a. Paud : 2 Unit
b. Taman Kanak kanak : 1 unit
c. Seolah Dasar : 1 Unit
d. SMP/Sederajat : 0 Unit
e. SMU/Sederajat : 0 Unit
f. SMK : 0 unit
g. TPQ : 2 Unit

1.3.6 SUMBER DAYA MANUSIA


a. Jumlah Penduduk
- Laki Laki : 1.606 Jiwa
- Perempuan : 1.590 Jiwa
- Total jumlah Penduduk : 3.196 Jiwa
- Jumlah KK :1.022 KK
- Jumlah KK yang sudah di KS : 880 KK
b. Jumlah Berdasarkan Usia
- 0 – 1 Tahun : 24 jiwa
- 1 – 5 Tahun : 178 Jiwa
- 6 - 7 tahun : 82 Jiwa
- 7- 17 tahun : 389 jiwa
- 18 - 49 Tahun : 1.342 Jiwa
- 50 – 59 tahun : 523 Jiwa
- Diatas 60 tahun : 592 Jiwa

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


- PNS/TNI POLRI : 28 Jiwa
- Tenaga Kesehatan : 7 jiwa
- Tenaga Pendidik : 24 Jiwa
- Pedagang : 20 Jiwa
- Pegawai swasta : 390 Jiwa
- Wiraswasta : 366 Jiwa
- Petani/Buruh Tani : 760 Jiwa
- Sopir : 5 Jiwa
- Lainnya : 7 Jiwa

d. Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan


- Belum Tamat SD : 282 Jiwa
- Tamat SD/Sederajat : 1.235 Jiwa
- Tamat SLTP/Sederajat : 450 Jiwa
- Tamat SLTA/Sederajat : 539 Jiwa
- Tamat Diploma I/II : 7 Jiwa
- Tamat Diploma III/S.Muda : 13 Jiwa
- Tamat S1 : 52 Jiwa
- Tamat S2 : 3 Jiwa

1.3.7 KEADAAN KHUSUS PONKESDES


a. Jumlah tenaga Medis
- Dokter Gigi : 0 0rang
- Dokter Umum : 0 Orang
- Dokter Obgyn ; 0 orang
- Dokter Spesialis mata : 0 Orang
b. Tenaga Paramedia
- Bidan Desa PNS : 1 Orang
- Bidan Desa PTT : 0 Orang
- Perawat Desa : 1 orang
- Tenaga APK : 0 Orang
- Tenaga SKM : 0 orang

c. Prasarana
- Puskesmas Induk :-
- Puskesmas Pembantu :-
- Ponkesdes :1
- Posyandu Balita :5
- Posyandu Lansia :5
- Taman Posyandu :2
- BKB :2
- Ambulance Desa :-

1.3.8 12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT


1. Keluarga mengikuti Keluarga Berencana
2. Persalinan ibu di fasilitas Kesehatan
3. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
5. Pertumbuhan Balita dipantau
6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih
12. Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan
program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima
fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan
tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga- nya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini


merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan
data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan
datanya, Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai
upaya promotif dan preventif, Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti
pelayanan kesehatan dalam gedung, Pemanfaatan data dan informasi dari

Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan


masyarakat dan manajemen Puskesmas. Kunjungan rumah (keluarga)
dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian
Prioritas Pembangunan Kesehatan memanfaatkan data dan informasi dari
Profil Kesehatan Keluarga (family folder). Dengan demikian, pelaksanaan
upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) harus diintengrasikan
ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga,
Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa
pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan
UKBMUKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang
selama ini dirasakan masih kurang efektif.
Gambar 3. Konsep Pendekatan Keluarga

Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan dapat


mengenali masalahmasalah kesehatan (dan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat-PHBS) yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik).
Individu anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan
kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau
pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki
kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini
merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan
UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas (gambar 3). Untuk itu,
diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki
Tim Pembina Keluarga.
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas
yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target
keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga
(gambar 4). Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan
kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.

B. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEMBERDAYAAN


Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil
dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini
disebut rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga
yang anggotanya mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain
yang memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah
(misalnya pembantu rumah tangga), disebut keluarga luas (extended family).
Oleh karena merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat
kesehatan rumah tangga atau keluarga menentukan derajat kesehatan
masyarakatnya. Sementara itu, derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan
oleh PHBS dari keluarga tersebut. Dengan demikian, inti dari pengembangan
desa dan kelurahan adalah memberdayakan keluarga-keluarga agar mampu
mempraktikkan PHBS. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.
Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta
penyehatan
lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan, dan lain-lain. Di bidang kesehatan
ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta
pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan
memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar
lengkap kepada bayi, menjadi aseptor keluarga berencana, dan lain-lain.
Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi
seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama hamil, memberi bayi
Air Susu Ibu saja (ASI eksklusif), dan lain-lain.
Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan
perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus
dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain.
PHBS harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena
pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu
interaksi manusia (host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya
(agent) dan lingkungan (environment). Pemberdayaan masyarakat adalah
bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari Puskesmas.
Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang
kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan bahwa pemberdayaan
masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan
keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat.
Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang
diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja,
Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa
dan kelurahan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai
Kecamatan Sehat. Dengan mengembangkan dan membina desa dan
kelurahan, Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan
keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan
menghasilkan peran serta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu,
Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain. Sementara itu, kegiatan
Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah berwawasan
kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat,
pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang
diukur dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat yang
diukur dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya
Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan
Sehat, seperti pada skema gambar

Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana


Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam
Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa
pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi
bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda
(usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
gambar 6). Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka
fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, individu individu harus dilihat dan diperlakukan sebagai
bagian dari keluarganya

Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di


wilayah kerja, diharapkan Puskesmas dapat menangani masalah-masalah
kesehatan dengan pendekatan siklus hidup (life cycle). Dengan demikian,
upaya mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik awal terwujudnya
masyarakat sehat (lihat gambar 7). Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan
upaya membina PHBS di keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan upaya
menciptakan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Indikator Keluarga Sehat
sebaiknya dapat sekaligus digunakan sebagai Indikator PHBS.

C. PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA


Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti
(ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika
dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain,
maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-
masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut
harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas
4. Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan)
data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses / ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan:
mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa)
serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa
flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada
keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya:
Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya
sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga
yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang
menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat


berupa forum-forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK
3. Kesempatan konseling di UKBM- UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain)
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa dan lain-lain.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat
diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
PKK, Ketua RW dan RT, pengelola pengajian, dan lain-lain.
12

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PELAKSANAAN

Pelaksanaan pendataan Keluarga Sehat di Desa Gunungsari dilakukan


mulai bulan Juli 2019. Jumlah KK yang di data adalah 880 keluarga dan
sudah dilakukan Pendataan 880 keluarga dengan hasil IKS keluarga sehat
ada 215 KK, keluarga pra sehat 637, keluarga tidak sehat 31.
Untuk selanjutnya akan dilakukan intervensi lanjutan yang bersinergi
dengan progam KOPIPU adapu keluarga yang dilakukan intervensi masuk
dalam keluarga tidak sehat dilanjutkan ke keluarga Pra sehat.Untuk keluarga
baru akan dilakukan intervensi awal.
Pada tahun 2021 jumlah kk Desa Gunungsari adalah 1.022 keluarga
dan yang masih di lakukan intervensi adalah 880 Keluarga masih kurang 142
keluarga yang belum dilakukan intervensi dengan nilai IKS 0,23

3.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA GUNUNGSARI


Dari table diatas menunjukkan hasil survey keluarga sehat pada Desa gunungsari
adalah IKS paling tinggi adalah RW 1 yaitu 0,341 dan yang paling rendah adalah Rw 2
dengan nilai IKS 0,13

3.1 ANALISA DESA GUNUNGSARI


3.1.1 Status Keluarga Sehat di Desa Gunungsari

STATUS KELUARGA TINGKAT DESA


700 659

600

500

400

300
202
200

100
19
0
desa

sehat prasehat tidak sehat

Dari grafik diatas adalah hasil survey keluarga sehat di desa Gunungsari
menunjukkkan bahwa karakteristik sebagian besar penduduk Desa Gunungsari
memiliki status Kesehatan Pra sehat yaitu sebesar 659 kk dengan nila indeks 0,5
– 0,8 dan keluarga sehaht 202 KK dengan nilai indeks > 0,8 serta yang tidak
sehat adalah 19 kk dengan nilai indeks < 5

3.1.2 Grafik pencapaian 12 Indikator Keluarga sehat Desa Gunungsari


120% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80% 65% 70%
60%
40%
20%
0%

target hasil Column2

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian IKS hasil survei keuarga
sehat desa Gunungsari dengan 12 Indikator 12 menunjukkan hasil sebagai
berikut 7 indikator masih di bawah target yang sudah di tetapkan, 1 indikator
yaitu KB yang melebihi target dan 4 Indikator sudah mencapai target.

3.1.3 Hasil Survey Keluarga sehat RW 1 Dusun Manyarsari Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 1


Dusun Manyarsari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,42 dan RT
2 adalah 0,30

Analisa masalah yang ditemukan pada Rw 1 adalah

1. Masih ada bayi yang tidak mendapatkan asi eklusif


2. Masih ada penderita Hipertensi Yang belum berobat secara teratur
3. Masih ada anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum mempunyai JKN
5. Masih ada keluarga yang belum memiliki akses sarana air bersih

3.1.4 Hasil Survey Keluarga sehat RW 2 Dusun Manyarsari Desa gunungsari


Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 2
Dusun Manyarsari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,29 dan RT
2 adalah 0,26

Analisa masalah yang ditemukan di RW 2 adalah,

1. Masih ada Penderita TB yang belum berobat sesuai standar


2. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN
5. Masih ada keluarga yang belum mmempunyai sarana air bersih

3.1.5 Hasil Survey Keluarga sehat RW 3 Dusun Manyarsari Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 3


Dusun Manyarsari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,25 dan RT
2 adalah 0,20

Analisa masalah yang ditemukan di RW 3 adalah,

1. Masih ada keluarga yang tidak mengikuti progam keluarga berencana


2. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.6 Hasil Survey Keluarga sehat RW 4 Dusun Manyarsari Desa gunungsari


Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 4
Dusun Manyarsari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,18 dan RT
2 adalah 0,26

Analisa masalah yang ditemukan di RW 4 adalah,

1. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur


2. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
3. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.7 Hasil Survey Keluarga sehat RW 5 Dusun Gunungsari Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 5


Dusun Gunungsari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,17 dan RT
2 adalah 0,18

Analisa masalah yang ditemukan di RW 5 adalah,

1. Masih ada keluarga yang tidak mengikuti progam KB


2. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.8 Hasil Survey Keluarga sehat RW 6 Dusun Tetes Desa gunungsari


Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 6
Dusun Tetes dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,14

Analisa masalah yang ditemukan di RW 6 adalah,

1. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur


2. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
3. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.9 Hasil Survey Keluarga sehat RW 7 Dusun Sumbersari Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 7


Dusun Sumbersari dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,17 dan RT
2 adalah 0,36

Analisa masalah yang ditemukan di RW 5 adalah,

1. Masih ada keluarga yang tidak mengikuti progam KB


2. Masih ada penderita hipertensi yang belum berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.10 Hasil Survey Keluarga sehat RW 8 Dusun Sumberdadi Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 8


Dusun Sumberdadi dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,29 dan RT
2 adalah 0,21

Analisa masalah yang ditemukan di RW 8 adalah,

1. Masih ada Anggota keluarga yang merokok


2. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.11 Hasil Survey Keluarga sehat RW 9 Dusun Sumberdadi Desa gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 9


Dusun Sumberdadi dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,18 dan RT
2 adalah 0,28

Analisa masalah yang ditemukan di RW 9 adalah,

1. Masih ada anggota keluarga yang tidak mengikuti KB


2. Masih ada penderita Hipertensi yang tidak berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN
3.1.12 Hasil Survey Keluarga sehat RW 10 Dusun Sumberdadi Desa
gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 10


Dusun Sumberdadi dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,20 dan RT
2 adalah 0,03

Analisa masalah yang ditemukan di RW 10 adalah,

1. Masih ada anggota keluarga yang tidak mengikuti KB


2. Masih ada penderita Hipertensi yang tidak berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN

3.1.13 Hasil Survey Keluarga sehat RW 11 Dusun Sumberdadi Desa


gunungsari

Dari Tabel diatas di menunjukkan hasil survev keluarga sehat pada RW 11


Dusun Sumberdadi dimana terdapat 2 RT dengan nilai IKS RT 1 adalah 0,20 dan RT
2 adalah 0,03

Analisa masalah yang ditemukan di RW 11 adalah,

1. Masih ada penderita TB yang belum berobat teratur


2. Masih ada penderita Hipertensi yang tidak berobat teratur
3. Masih ada Anggota keluarga yang merokok
4. Masih ada keluarga yang belum menjadi anggota JKN
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH
DESA GUNUNGSARI

N PENCAPAIAN
Indikator TARGET MASALAH
o PISPK
65% 71,2% (25,5%))
1 Keluarga mengikuti program KB *) Masih ada Keluarga yang tidak ada mengikuti program KB
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan 100% 100,00% 0,00%
2 Tidak ada Persalinan ibu yang tidak di faskes
kesehatan
Bayi mendapatkan imunisasi dasar 100% 100,00% 0,00% Bayi yang belum mendapatkan imunisasi
3 Tidak ada
lengkap *) lengkap
100% 97,6% 2,4%
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif Masih ada Balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
100% 100% 0,00%
5 Pertumbuhan Balita dipantau Masih ada Balita yang tidak dipantau pertumbuhannya
Penderita TB Paru yang berobat 100% 33,3% 66,7% Penderita TB paru yang belum berobat sesuai
6 Masih ada
sesuai standar standar
Penderita hipertensi yang berobat 100% 46,4% 53,4% Penderita hipertensi yang belum berobat secara
7 Masih ada
teratur teratur
Penderita gangguan jiwa berat, 100% 20,0% 80,0% Penderita gangguan jiwa berat yang belum
8 Masih ada
diobati dan tidak ditelantarkan diobati dan ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang 70% 44,2% 25,8%
9 Masih ada Keluarga yang merokok
merokok *)
Keluarga sudah menjadi anggota 100% 50,3% 49,7%
10 Masih ada Keluarga yang belum menjadi anggota JKN
JKN
Keluarga memiliki 100% 99,8%
Keluarga yang belum memiliki akses atau
11 akses/menggunakan sarana air Masih ada 0,2%
menggunakan sarana air bersih
bersih
Keluarga memiliki 100% 100%
Keluarga yang belum memiliki akses jamban
12 akses/menggunakan jamban Masih ada 00%
keluarga
keluarga
MENETAPKAN URUTAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH U S G TOTAL

Masih ada Penderita gangguan


1 jiwa berat yang belum diobati dan 3 2 1 6
ditelantarkan

Masih ada Keluarga yang


2 merokok 1 3 3 7

Masih ada Penderita hipertensi


3 yang belum berobat secara 4 3 4 11
teratur

Masih ada Penderita TB paru


4 yang belum berobat sesuai 5 5 5 15
standar

Masih ada Keluarga yang belum


5 menjadi anggota JKN 2 2 2 6

Dari table diatas maka urutan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Masih ada Penderita TB paru yang belum berobat sesuai standar
2. Masih ada Penderita hipertensi yang belum berobat secara teratur
3. Masih ada Keluarga yang belum menjadi anggota JKN
4. Masih ada Keluarga yang merokok
5. Masih ada Penderita gangguan jiwa berat yang belum diobati dan
ditelantarkan

Rumusan masalah :
1. Masih adanya Penderita Tb yang tidak mendapat pengobatan sesuai
standard sebanyak 66,7% di Desa Gunungsari pada tahun 2021

Menentukan Penyebab Masalah :

1. Penderita takut berobat di masa pandemi


2. Penderita merasa sehat
3. Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan Tb
4. Tidak memiliki atau tidak bias berkendara sendiri ke puskesmas
5. Kebanyakan penderita TB adalah keluarga kurang mampu yang tidak memiliki
dana untuk biaya transportasi
6. Jarak puskesmas yang jauh
7. Kurang optimal penyuluhan Tb
8. Penyuluhan tidak tepat sasaran
9. Tidak ada pemantauan minum obat dari petugas kesehatan
10. Kurangnya dukungan keluarga
11. Cenderung dikucilkan
12. Masyarakat masih beranggapan bahwa yang memiliki jkn yang bias berobat
gratis
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)

SARANA DANA MANUSIA Pennderita takut


Pengambilan obat jauh berobat di masa
dipuskesmas Malas dan bosan
pandemi
Kurang pengetahuan berobat
Tidak memiliki alat
tentang pengobatan TBC
transportasi ke
puskesmas

Malu berobat Masih adanya Penderita


Kurangnya dana untuk Tb yang tidak mendapat
penyuluhan pengobatan sesuai
standard sebanyak 66,7%
di Desa Gunungsari pada
tahun 2021
Kurangnya dukungan keluarga Kurangnya
dan mansyarakat dalam pemantauaun
pengobatan TB terhadap penderita TB Pengambilan data
awal belum akurat

Masyarakat cenderung
penyuluhan yang
mengucilkan penderuta TB
kurang tepat sasaran

LINGKUNGAN METHODE
Rumusan masalah :
Masih ada Penderita Hipertensi berobat teratur sebanyak 63,20% di Desa
Gunungsari pada tahun 2021

Menentukan Penyebab Masalah :

1. Pasien malas control dan bertanya kepada puskesmas


2. Kurang pengetahuan tentang hypertensi
3. Pasien merasa sehat
4. Social ekonomi rendah
5. Pasien tidak memiliki JKN
6. Belum ada Posbindu PTM
7. Sarana kesehatan jaraknya jauh
8. Pasien sering mengambil obat diklinik lain
9. Penyuluhan yang kurang optimal
10. Media promosi masih kurang
11. Kurangnya dukungan klkeluarga
12. Kecenderungan
13. Lebih suka membeli obat di took jika ada keluhan
14. Pasien takut berobat ke puskesmas karena pandemi
DIAGRAM TULANG IKAN (FISH BONE = ISHIKAWA)

SARANA DANA
MANUSIA

Belum ada posbindu PTM Social ekonomi rendah


Pasien malas control dan
Pasien merasa dirinya sehat
Kurang pengetahuan bertanya pada puskesmas
tidak memiliki JKN
Sarana kesehatan jarak tentang hipertensi
jauh

Pasien sering mengambil


Masih ada Penderita
obat di klinik lain
Hipertensi belum berobat
teratur sebanyak 53,4 di Desa
Kurangnya dukungan keluarga Gunungsari pada tahun 2021

Masyarakat beranggapan hanya


yang mempunyai jkn yang gratis kecenderungan lebih suka membeli obat Penyuluhan yang kurang optimal
Penderita takut ke di toko jika ada keluhan
Puskesmas karena Pandemi Media promosi kurang

belum ada screening warga

LINGKUNGAN METHODE
PEMECAHAN MASALAH

PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN


no PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH MASALAH

1 Masih adanya Kurangnya  Penyuluhan kepada Penyuluhan kepada penderita dan keluarga secara
Penderita Tb pengetahuan tentang penderita dan periodic oleh petugas desa
yang tidak Penyakit TB keluarga secara
mendapat periodic oleh
pengobatan pemegang progam
sesuai dan petugas desa
standard  Menambah media
sebanyak promosi seperti leaflet
66,7% di Desa dan brosur
Gunungsari  Dilakukan penjaringan
pada tahun oleh petugas
kesehatan
 Dilakukan
pendampingan
keluarga Tb
2021
 Mengoptimalkan kader
TB untuk melakukan
promosi kesehatan

2 Masih ada Kurang pengetahuan  Penyuluhan tentang  Penyuluhan tentang hypertensi kepada
Penderita tentang hypertensi hipertensi kepada sasaran resiko tinggi
Hipertensi
belum berobat masyarakat secara  Melakukan skrening melalui posbindu
teratur sebanyak periodic
60,95% di Desa  Pembentukan
Gunungsari
pada tahun 2019 posbindu
 Melakukan screening
kesehatan pada
posbindu
 Pembinaan pada
keluarga dengan
hipertensi

MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PENDEK tahun 2019


MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PENDEK November - Desember 2019
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PJ ALAT/BAHAN MITRA KERJA WAKTU SBR DANA
Dipahaminya Status IKS
Kepala/petugas
dan indikator KS di desa Rencana Minggu I
Petugas print out / laptop puskesmas,
1 Advokasi Hasil KS oleh Kepala Desa dan Kades Intervensi Dsember BOK
Ponkesdes dengan data IKS petugas KB
Kades siap membantu didukung 2021
Desa
RTLnya
Dipahaminya Status IKS Kades,PKBD, Minggu II
Petugas powerpoint Kepala/petugas
2 Sosialisasi Hasil KS dan indikator KS di desa PKK, Kader, 40 orang Desember
Ponkesdes paparan IKS, lcd puskesmas
oleh linsek Toma, dll 2021
Koordinasi &
Menindaklanjuti tersusunnya daftar menyiapkan Petugas Jan-
Keluarga Pra Petugas
3 Keluarga "Pra sasaran dan jadwal 40 KK bahan dan alat puskesmas, februari
Sehat Ponkesdes
Sehat" yang bisa kunjungan keluarga sesuai kasus kader, KB Desa 2022
jadi "Sehat"
Koordinasi &
Tersampaikannya daftar Programer Kasus dari 12
Menyampaikan menyiapkan Petugas Jan-
keluarga sasaran dan PKM : KB, indikator Petugas
4 daftar kasus per bahan dan alat puskesmas, februari
disepakatinya rencana KIA,TB,PTM, prioritas jangka Ponkesdes
indikator ke sesuai kasus kader, KB Desa 2022
intervensi kunjungan kelg Kesling & JKN pendek
Puskesmas
Melakukan
Jan-
pencatatan dan terdokumentasikannya seluruh Petugas
5 semua, 100% Atk Kader februari
pelaporan kegiatan intervensi kegiatan Ponkesdes
2022
intervensi
MATRIK RENCANA INTERVENSI JANGKA PANJANG (TAHUN 2020)

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PJ ALAT/BAHAN MITRA KERJA WAKTU SBR DANA
Melakukan
Koordinasi Kepala/petugas
Rencana Minggu 2 -
dengan Tersusunnya rencana Kepala Petugas Data ks dan data puskesmas,
1 intervensi desember
puskesmas dan kegiatan tahun 2020 Puskesmas ponkesdes ks petugas KB
didukung 2021
menyampaikan Desa
usulan kegiatan

Melakukan
Koordinasi Tersusunnya rencana Rencna Daftar sasaran Kepala desa,
Petugas Januari
2 dengan desa dan kegiatan yang melibatkan Kepala desa intervensi ks yang akan kader, perngkat -
ponkesdes 2022
menyampaikan desa didukung diintervensi desa
usulan kegiatan

Kepala desa,
Penyuluhan Meningkatkan Kesadaran
Resiko tinggi Petugas ATK, materi kader, Februari
3 kelompok pengetahuan masyarakat berobat BOK
hipertensi ponkesdes penyuluhan penanggung 2022
Hipertensi tentang hipertensi meningkat
jawab progam

Posbindu kit,
Kepala Desa,
pembentukan Mencegah peningkatan Terbentuknya petugas ATK, buku Maret
4 Kepala desa Kader, pj BOK
Posbindu penyakit tidak menular posbindu ponkesdes pegangan kader 2022
posbindu
posbindu

ATK, buku
Pembentukan Meningkatkan pelayanan Terbentuknya petugas Kepala desa,
5 Kepala desa pegangan kader April 2022 Dana Desa
posyandu Jiwa kesehatan jiwa di desa posyandu jiwa ponkesdes kader, pj jiwa
posyandu jiwa
Pembekalan Meningkatkan Pengetahuan Petugas ATK, materi Kepala desa, PJ
6 Kader jiwa Mei 2022 BOK
kader jiwa pengetahuan kader meningkat ponkesde penyuluhan jiwa

Meningkatkan Pengetahuan
Pembekalan Kader Petugas ATK, materi Kepala desa, PJ
7 pengetahuan kader kader Juni 2022 BOK
kader posbindu posbindu ponkesdes penyulihan posbindu
posbindu meningkat

Kepala
Pembekalan
Puskesmas,
kader posyandu Meningkatkan Kader D bayi Petugas ATK, buku
7 kepala desa, Juli 2022 BOK
untuk pengetahuan kader posyandu meningkat ponkesdes pegangan kader
perangkat, Pj
peningkatan D
promkes

ATK, Buku
Angka DO Kepala desa,
Pembekalan Keluarga petugas petunjuk
8 Menurunkan angka DO minum obat perangkat, kader April 2022 BOK
PMO Penderita ponkesdes penggunaan
menurun TB, Pj P2
obat

Penyuluhan Meningkatkan Kepala desa,


Menurunkan , petugas ATK, materi
9 kelompok pengetahuan tentang perokok kepala Mei 2022 BOK
angka perokok ponkesdes penyuluhan
perokok akibat merokok puskesmas,

Meningkatkan Warga yang


Peserta JKN Petugas Kepala desa,
10 Penyuluhan JKN pengetahuan tentang belum ATK, Mei 2022 0
meningkat ponkesdes kader
pentingnya JKN memiliki JKN

Warga yang
Peserta
Fasilitasi Mendekatkan pelayanan ingin Petugas Petugas BPJS, Agustus
11 mendaftar JKN - 0
Pendaftaran JKN pendaftran pada warga mendaftar ponkesdes kepala desa 2022
bertambah
pasien

12 Monev melalui Memantau Keluarga Perubahan Petugas Prokesga lama, Kepala Desa, Januari- kopipu
dengan nilai
perkembanngan nilai Iks iks pra sehat nilai iks lebih blanko kader dan desember
kunjungan rumah ponkesdes
keluarga dan tidak baik kunjungan perangkat 2022
sehat

Seluruh Januari _
Sebagai bukti 100% Petus Petugas PIs Pk
13 Dokumentasi kegiatan Pis Kamera, HP Desember 0
pelaksanaan kegiatan terdokumentasi ponkesdes Puskesmas
Pk 2022

Intervensi dan evaluasi


21

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Gunungsari dapat
disimpulkan bahwa Indeks Keluarga Sehat Desa Gunungsari dengan
Kategori Keluarga Sehat sebanyak 202 kk sedangkan IKS dengan
Kategori Keluarga Prasehat sebanyak 659 kk dan IKS dengan KAtegori
Keluarga Tidak Sehat sebanyak 19 kk Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa Desa Gununhsari tergolong Desa Tidak sehat dengan nilai IKS
0,23

4.2 Saran
Laporan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Gunungsari ini sebagai
gambaran kondisi kesehatan warga di wilayah Desa Gunungsari sesuai
dengan 12 indikator keluarga sehat. Beberapa warga Desa Gunungsari
menginginkan adanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Lampiran

Dokumentasi dr intevensi yang dilakukam

Anda mungkin juga menyukai