Anda di halaman 1dari 36

Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 005

RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei


Pancur Kota Batam Periode Desember Tahun 2017

Mini Project

oleh :

dr. Freddy Septiono

Pendamping :

dr. Nur’Aini

PUSKESMAS SEI PANCUR

KOTA BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang


dialami oleh keluarga pada satu wilayah adinistrasi ini dapat mempengaruhi
masalah kesehatan pada masyarkat secara umum.1 Hal hal ini perlu menjadi
perhatian khusus oleh kepala puskesmas pada wilayahnya masing masing. Hal ini
dapat menjadi motivasi untuk melakukan pemberdayaan keluarga hidup sehat,
melalui keluarga sehat.2
Kesehatan adalah komponen untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang disesuaikan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan
upaya yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang supaya tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2
Dalam rangka mendukung program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga yang merupakan salah satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat
dengan pendekatan keluarga ini dituangkan dalam rencana jangka menengah
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional
2015-2019, melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2015-2019.2,4,5
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik di wilayah kerjanya.1
Puskesmas merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan
trategi pendekatan pelayanan terintergrasi antara Upaya Kesehata Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang didasari oleh dara dan
informasi profil kesehatan keluarga.1,2,3
Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah
oleh petugas kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas
kesehatan bukan hanya mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan
keluarga dapat mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta
mendapatkan motivasi agar keluarga di wilayah kerja puskesmas tersebut mampu
melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status kesehatan keluarganya
dengan megoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.2,3,4
Menurut data Statistik Daerah Kota Batam tahun 2012, menunjukkan bahwa
83,24 % rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak, namun
karakteristik kota Batam sebagai kota industri, perdagangan dan pariwisata
terdapat beberapa masalah sosial seperti “illegal housing”. Parameter Kondisi
lingkungan Kota Batam dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase
rumah sehat, rumah tangga dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran
pembuangan air limbah, pembuangan sampah) dan rumah bebas jentik dengan
beberapa kriteria, seperti penilaian rumah sehat dengan komponen fisik seperti
ventilasi, luas bangunan, kepemilikan sanitasi yang meliputi sanitasi dasar serta
komponen perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam tahun 2013 Puskesmas di Kota
Batam hanya mampu membina 54.750 rumah atau 16 % dari 343.531 rumah yang
ada dan hanya sebanyak 13% atau 46.375 rumah telah memenuhi syarat
kesehatan.6,7
Puskesmas Sei Pancur yaitu salah satu Puskesmas di Kota Batam dengan
wilayah kerja se-Kecamatan Sei Beduk yang mencakup 4 Kelurahan. Berdasarkan
profil kesehatan 2016 Puskesmas Sei Pancur menunjukkan bahwa Kelurahan
Mangsang memiliki persentase yang paling tinggi (47,8%) dalam jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur dibandingkan Kelurahan
Tanjung Piayu (19,1%), Kelurahan Duriangkang (22,3%) dan Kelurahan Muka
Kuning (10,8%), maka dari itu perlu dilakukan evaluasi serta peninjauan
mengenai lingkungan tempat tinggal dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang termasuk dalam indikator keluarga sehat dari masing-masing
anggota keluarga di wilayah RT 005 RW 001 Kelurahan Mangsang.1,8

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Bagaimana Gambaran
Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 005 RW 001 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember Tahun
2017?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Kepuasan ditinjau dari Gambaran Pencapaian
Indikator Keluarga Sehat pada RT 005 RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesehatan keluarga di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang
Wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam periode Desember Tahun
2017.
2. Memenuhi persyaratan akreditasi terkait Program Indonesia Sehat melalui
pendekatan keluarga sehat.
3. Sebagai syarat menyelesaikan Program Dokter Internsip
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
khususnya mengenai program keluarga Sehat.
2. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi untuk
penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian


Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi
Puskesmas Sei Pancur dalam upaya peningkatan program kesehatan
khususnya keluarga sehat.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya penerapan
indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing masing.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keluarga Sehat

2.1.1. Definisi Sehat

Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO,
sehat terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk
‘positif health’, yaitu: sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan
sosial.1,2,3

Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 merupakan keadaan sejahtera dari


badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dari pengertian di atas maka seseorang di katakan sehat jika memiliki
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.1,2

2.1.2. Definisi Keluarga Sehat

Keluarga sehat adalah semua perilaku kesehatan untuk memberdayakan


anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakkan kesehatan masyarakat.1,2,3

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan


suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi
masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-
cara hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.1,2

2.1.3. Manfaat Keluarga Sehat2,3,4,5

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anak tumbuh sehat dan produktif

c. Anggota keluarga giat bekerja

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi


keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.5

2.1.4. Indikator Keluarga Sehat3,4

Indikator keluarga sehat adalah indikator yang dapat menunjukkan suatu


kondisi atau keadaan yang sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi ditetapkan 12 indikator,
yang meliputi :2,3
1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu


usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak, keluarga


dan bangsa

b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat


dan bangsa

c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR


yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.

2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah


tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan
tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk
mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih
dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.

3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit


dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI
sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi
bayi dari alergi.

Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga


kelompok yaitu:

a. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena
mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang
penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum
mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti
natrium dan Zn.

b. ASI Transisi/ Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai


sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 – 10
setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendah
sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan
pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.
c. ASI Matur

ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -
14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan
berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-
casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu
yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan
satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang –
kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600
ml/hari setelah bayi berusia satu tahun.

Keuntungan menyusui bagi bayi:

 Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk


tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.

 Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain


imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim
pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan peroksidase.

 Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI


mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman
bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan
dengan mulai mempercayai orang lain atau ibu dan akhirnya
mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.
5) Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan

Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3
bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita
warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan
garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:

a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus

b. Mudah sakit

c. Tampak lesu dan lemah

d. Mudah menagis dan rewel

6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang


disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian. Gejala TB, antara lain :

 Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih

 Dahak bercampur darah

 Sesak nafas, badan lemas, malaise

 Nafsu makan menurun, berat badan menurun


 Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan

Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya :

 Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain

 Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga


pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis
obatnya berbeda

 Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain
dengan status kebal obat (lebih bahaya)

7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai.

8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan


pikiran, perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan
terakhir seperti :

 Melukai diri sendiri maupun orang lain


 Murung dan menyendiri
 Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan
 Perasaan fungsi sehari-hari terganggu (pendidikan, pekerjaan, sosialisasi
dengan keluarga dan masyarakat)
Untuk mencapai jiwa sehat :

 Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi

 Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan besar


sekaligus)

 Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan

 Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya

 Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari

 Berpikir positif, bergembira

 Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuai dengan


minat dan kemampuan

 Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah

 Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan jiwa.

9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh


merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota
keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan
carbonmonoksida (CO).
10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa


perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.

Tujuan JKN :
Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam
sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak.

Manfaat JKN :

1. Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau

2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti peserta
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan
terkendali.

3. JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang


berkelanjutan

4. JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah


Indonesia

11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan


lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan
makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari
air, untuk anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci (bermacam – macam cucian).

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,


berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba).
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 1000C.
Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:

a. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri.
Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa
sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi
kesehatan.

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.

12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang


menggunakan jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban
dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan
bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban
yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak
berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.
BAB III

METODE

3.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator
menggunakan indeks keluarga sehat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang


Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan dilaksanakan pada
bulan Desember 2017 sampai Januari 2018.

3.3. Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah masyarakat RT 005/RW 001 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

b. Besar Sampel

Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang


berdomisili di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan


wawancara terarah dan kuesioner yang berisi indikator keluarga sehat.

d. Kriteria Sampel

Kriteria sampel pada mini project ini adalah :

1. Warga berdomisili di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang


Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.
2. Bersedia menjadi responden
3. Berusia > 15 tahun
3.4. Definisi Operasional
Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah
pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan
lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing
keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dan cakupan tiap indikator
dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan
cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.2,3,4,6
a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga
yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi
(jika digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini
akan terjadi secara otomatis).

Keterangan:

0 = Not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin


ada pada anggota keluarga.

N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga


atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah
mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru).

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI


dengan indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan).

T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK


SESUAI dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan


sudah mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap
pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.
*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika
ada salah satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya
diletakkan pada kolom anak yang berusia 5 tahun.

*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok


jika jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,
sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu


indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,


maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N
(tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0
meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N.

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS

12 – Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori


kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat
b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa

IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga dengan IKS>0,800


IKS RT/RW/Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga di wilayah

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori


masing-masing RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada
ketentuan berikut:

1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800


RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800
RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500
RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat

Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs


Cakupan indikator = x 100%
Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs*)

*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang


bersangkutan sama artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang ada
di RT/RW/kelurahan/desa dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga
yang tidak memiliki indikator yang bersangkutan (N).
3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data didapatkan langsung dari subyek penelitian yaitu dengan


menggunakan instrument pengumpulan data berupa kuesioner warga di
wilayah kerja puskesmas sei pancur. Kuesioner didapatkan langsung dari
Puskesmas Sei Pancur dan didapatkan dari penelitian sebelumnya.

3.6. Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh kemudian dicatat dan diolah secara manual,


kemudian disusun dalam beberapa tabel sesuai dengan sesuai dengan tujuan
penelitian dan skala ukur yang telah ditentukan pada definisi operasional,
kemudian dilakukan pengolahan data secara deskriptif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2017. Pemilihan wilayah


penelitian berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
berupa perumahan resmi. Pemilihan RW dilakukan secara acak di Kelurahan
Mangsang. Sampel penelitian ini adalah 107 keluarga yang memiliki Kartu Keluarga
yang terdaftar di RT 005/RW 001. Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Pancur Kota Batam. Pemaparan hasil penelitian yang ditampilkan berupa hasil
uji univariat.
A. Karakteristik Responden Penelitian
Selama periode penelitian yang telah dilakukan, didapatkan 107 keluarga
di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang. Berdasarkan kelengkapan data,
terdapat sebanyak 399 responden. Distribusi karakteristik responden penelitian
ditampilkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Keluarga Sehat RT 005/ RW 001 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember 2017
Kawasan Permukiman
Variabel RT 005/ RW 001,
Kelurahan Mangsang
Usia N %
<15 tahun 163 40.9%
16-30 tahun 65 16.3%
31-50 tahun 162 40.5%
>51 tahun 9 2.3%
Tingkat Pendidikan
Rendah (<SMA/sederajat) 205 51.4%
Sedang (SMA/sederajat) 185 46.3%
Tinggi (Sarjana/Sederajat) 9 2.3%
Pekerjaan
Bekerja 136 34.1%
Tidak Bekerja 263 65.9%

Pada penelitian ini didapatkan distribusi kelompok umur responden yang


terbanyak di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang adalah kelompok < 15
tahun.
Berdasarkan distribusi tingkat pendidikan, responden di RT 005 RW 001
Kelurahan Mangsang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan rendah. Pada
distribusi pekerjaan, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dan pelajar.

B. Analisa Data
Analisa data secara deskriptif digunakan utuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing indikator keluarga sehat dengan bentuk persentase. Pengambilan
data indikator keluarga sehat dilakukan dengan wawancara terarah dan
memberikan kuesioner kepada masing-masing responden. Setelah dilakukan
pengambilan dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Distribusi Masing-Masing Indikator Mengenai Keluarga Sehat di RT
005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam
a. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB
Tabel 4.2 Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB RT 005/RW 001 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember
2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Keluarga mengikuti program KB 26.53%


Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 107 keluarga yang
diteliti di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang, didapatkan hanya
26.53% dari warganya yang mengikuti program KB. Hal ini dikarenakan
mayoritas warga sudah berumur 31-50 tahun dan sebagian besar sudah
merasa tidak perlu untuk mengikuti program KB karena sudah memasuki
masa premenopause.

b. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Tabel 4.3 Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan RT 005/RW
001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
100%
kesehatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari total 107 keluarga di RT


005/RW 001 Kelurahan Mangsang didapatkan 3 keluarga warganya yang
saat ini memiliki anak usia <23 bulan atau 100% telah melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan. Berdasarkan persentase diatas, maka dapat
diketahui bahwa warga RT 005/RW 001 sudah mengerti akan pentingnya
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga ahli.

c. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap


Tabel 4.4 Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap RT 005/RW
001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.
RT 005/RW 001 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
100%
lengkap

Berdasarkan hasil penelitian dari total 107 keluarga di RT 005/RW 001


Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh warganya (100%) anak berusia <23
bulan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hasil data ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sudah mengetahui dan menyadari pentingnya
imunisasi dasar, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pada balita.

d. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


Tabel 4.5 Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di RT 005/RW 001 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember
2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Bayi mendapatkan ASI eksklusif 88.88%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 107 keluarga di RT


005/ RW 001 Kelurahan Mangsang didapatkan sebagian bayi (88.88%)
mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat di RT
005/RW 001 belum menyadari akan pentingnya dan manfaat dari ASI
eksklusif, masih banyak ibu yang tidak memberi ASI eksklusif karena
merasa ASI yang keluar hanya sedikit, lebih percaya terhadap mitos
daripada informasi dari tenaga kesehatan dan tidak mencukupi kebutuhan
bayi.
e. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya
Tabel 4.6 Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya di RT 005/RW 001
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Balita yang dipantau
100%
pertumbuhannya

Berdasarkan hasil data di atas hampir seluruh balita di RT 005/RW


001 dipantau pertumbuhannya setiap bulan. Dapat dikatakan bahwa
sebagian besar warga sudah mengerti manfaat pemantauan pertumbuhan
balita dan peduli terhadap pertumbuhan anak-anak mereka, sehingga dapat
menurunkan angka kejadian gizi buruk. Pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dilakukan di puskesmas atau di posyandu yang diadakan
setiap bulannya oleh petugas puskesmas.

f. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar


Tabel 4.7 Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar di
RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita TB paru mendapatkan
100%
pengobatan sesuai standar

Data diatas menunjukkan seluruh penderita TB paru di RT 005/RW


001 telah mendapatkan pengobatan sesuai standar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa warga RT 005/RW 001 telah menyadari betapa
pentingnya untuk melakukan pengobatan sesuai standar untuk menghindari
terjadinya penularan TB pada orang di sekitarnya.
g. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara
Teratur
Tabel 4.8 Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur di
RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita hipertensi melakukan
4%
pengobatan secara teratur

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hanya sedikit (4%)


penderita hipertensi yang sudah melakukan pengobatan secara teratur. Hal
ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan warga mengenai pengobatan
hipertensi dan bahaya komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol.
Sebagian besar pasien merasa bahwa obat hipertensi tidak perlu
dikonsumsi lagi jika tidak ada keluhan. Kemudian anggapan lain sering
meminum obat dapat merusak ginjal Apabila hal ini terus berlanjut, dapat
meningkatkan faktor resiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri
koroner, gagal jantung, dan stroke.

h. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok


Tabel 4.9 Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok di RT 005/RW
001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Anggota keluarga tidak ada yang
43%
merokok
Berdasarkan hasil penelitian di RT 005/RW 001 Kelurahan
Mangsang, didapatkan hanya 43% keluarga yang anggota keluarganya
tidak merokok. Dapat diketahui bahwa sebagian besar warga tidak
mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat merokok dan masih
banyak anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal tersebut. Hal ini
dikarenakan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk tidak
merokok atau berhenti merokok.

i. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN


Tabel 4.10 Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN di RT 005/RW 001
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Keluarga sudah menjadi anggota JKN 66.98%

Berdasarkan hasil penelitian, warga RT 005/RW 001 Kelurahan


Mangsang didapatkan sebanyak 66.98% keluarga yang sudah menjadi
anggota JKN, hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak keluarga yang
anggota keluarganya memiliki JKN. Dari hasil wawancara dikatakan
bahwa penyebab sebagian warga yang tidak memiliki JKN diantaranya
adalah karena tidak tahu cara untuk mendaftarkan diri menjadi peserta
JKN, tidak mendapatkan pembagian Kartu Indonesia Sehat, tidak mau
mendaftarkan diri karena merasa tidak perlu, atau tidak memiliki biaya
untuk membayar iuran bulanan JKN, dan kurangnya informasi secara detail
mengenai cara cara pembuatan Jaminan Kesehatan Nasional
j. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Tabel 4.11 Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih di RT 005/RW
001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses sarana air
100%
bersih

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah di RT


005/RW 001 Kelurahan Mangsang telah memiliki akses sarana air bersih
untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah pengolahan lebih
lanjut, misalnya dimasak. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan
perumahan resmi yang sebagian besar sudah tersedia sarana air bersih.
Sarana air bersih pada perumahan ini sebagian besar dari ATB

k. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban


Sehat
Tabel 4.12 Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban Sehat
di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses atau
100%
menggunakan jamban sehat

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah (100%) telah


menggunakan jamban sehat, tidak ada lagi warga yang menggunakan
jamban semi permanen dan jamban terbuka. Jamban yang sering digunakan
oleh warga yaitu Jamban leher angsa.

l. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan


Tidak Ditelantarkan
Tabel 4.13 Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan
Tidak Ditelantarkan di RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember 2017.

RT 005/RW 001 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita Gangguan Jiwa
Mendapatkan Pengobatan dan Tidak 0%*
Ditelantarkan

Dari hasil penelitian pada wilayah RT 005/RW 001 Kelurahan


Mangsang tidak didapatkan warga yang mengalami gangguan jiwa.

2. Distribusi Frekuensi Indeks Keluarga Sehat di RT 005/RW 001


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 005/RW 001 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember
2017.

Indikator Keluarga Jumlah


Sehat N %
Sehat 27 25.23
Pra sehat 66 61.69
Tidak sehat 14 13.08
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keluarga
dengan kategori sehat sebanyak 27 keluarga (25.23%), keluarga kategori pra
sehat sebanyak 66 keluarga (61.69%), dan keluarga kategori tidak sehat
sebanyak 14 keluarga (13.08%).

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 005/RW 001 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Desember
2017.

Hasil Indikator Keluarga Sehat RT 005/RW 001 KELURAHAN


Tingkat RT MANGSANG
Pra sehat 0.684

Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Indikator


Keluarga Sehat Tingkat Wilayah RT 005 di RW 001 Kelurahan Mangsang
tergolong RT pra sehat (0.684).

C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mempunyai waktu yang singkat dan juga jumlah tenaga yang sedikit
terhadap penelitian tentang indeks keluarga sehat karena penilaian indeks
keluarga sehat ini mempunyai ruang lingkup yang besar.
2. Perlu dilakukan sampel lebih banyak lagi dan dilakukan perbandingan secara
kualitatif terhadap program keluarga sehat ini di kelurahan Mangsang.
3. Terhambatnya proses pengambilan data yang disebabkan keterbatasan waktu,
ketersediaan masyarakat untuk dilakukan kunjungan rumah, kurangnya
kerjasama dari pihak masyarakat serta minimnya pengetahuan pasien
mengenai keluarga sehat.
4. Kurangnya partisipasi warga RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang pada
Program Keluarga Sehat karena belum banyak sosialisasi mengenai keluarga
sehat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Indeks Keluarga Sehat adalah sebuah program Indonesia sehat yang
berupaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di RT 005/ RW
001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
sebagai berikut :
1. Indeks keluarga sehat di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0,684 yaitu termasuk dalam
kategori RT pra sehat.
2. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 27 keluarga.
3. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
pra sehat sebanyak 66 keluarga.
4. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
tidak sehat sebanyak 14 keluarga.
5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat di
RT 005/ RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam adalah
- Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebanyak 4%
- Keluarga mengikuti program KB sebanyak 26.53%
- Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 43%
B. Saran
1. Instansi Terkait
Diharapkan dapat melakukan tindakan intervensi terkait nilai cakupan
indikator yang rendah. Kemudian melakukan pemerataan pelaksanaan
program keluarga sehat seperti sosialisasi mengenai program Keluarga Sehat
ini, meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif),
serta perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan program
keluarga sehat, seperti penjelasan mengenai jenis jenis kontrasepsi dan
ketersediaannya alat tersebut di puskesmas, dan pemyuluhan mengenai
penyakit hipertensi di wilayah RT 005 / RW 001 Kelurahan Mangsang.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, memiliki keyakinan yang
kuat dan peran aktif masyarakat tentang penerapan indikator keluarga sehat
di lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga indikator keluarga
sehat dapat terpenuhi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjut dengan ruang lingkup yang
lebih luas, yaitu seluruh masyarakat di kelurahan Mangsang
DAFTAR PUSTAKA

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI.
Jakarta; 2007
2. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
3. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2017
4. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025.
Depkes RI. Jakarta; 2009
6. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI. Jakarta; 2016
7. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2016. Batam; 2016
8. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016.
Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016
Lampiran

1. Data Hasil Keluarga Sehat RT 005/RW 001 Kelurahan Mangsang Wilayah


Kerja Puskesmas Sei Pancur
2. Foto Kegiatan saat kunjungan ke Rumah Warga RT 001/RW 002

Anda mungkin juga menyukai