Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

 
2. 1 Gelombang Elastik

Gelombang elastik adalah gelombang yang merambat pada medium elastik.


Vibroseismik merupakan metoda baru dikembangkan dalam EOR maupun IOR
dengan memanfaatkan energi gelombang yang dibangkitkan oleh sumber dan
merambat melalui medium bumi (batuan). Batuan yang dirambati oleh gelombang
tersebut, dalam hal ini merupakan medium perambatannya, akan mengalami
perubahan ukuran maupun bentuk karena bumi merupakan medium elastik.

Perubahan ukuran dan bentuk medium bisa terjadi apabila gaya luar yang
dikenakan pada batuan tersebut melebihi gaya internalnya. Artinya suatu medium
cenderung kembali kebentuk semula jika gaya luar sudah tidak lagi bekerja.
Begitu juga dengan fluida akan menahan perubahan ukuran (volume) tetapi tidak
mengubah bentuk. Sifat-sifat menahan perubahan bentuk dan ukuran dan sifat-
sifat kemampuan untuk kembali kekondisi semula tanpa terdeformasi ketika gaya
luar dipindahkan disebut elastisitas.

Medium elastik sempurna adalah medium yang kembali kekondisi semula setelah
terdeformasi. Kebanyakan batuan merupakan medium elastik sempurna tanpa
perubahan yang berarti dan sedikit terdeformasi kecuali dekat sekali dengan
sumber seismik. Teori elastik berhubungan dengan gaya-gaya yang menghasilkan
perubahan bentuk dan ukuran. Hubungan antara gaya yang bekerja dan deformasi
digambarkan dengan konsep stress dan strain.


 
Gambar 2.1 Hubungan stress dan strain

Kecepatan rambat gelombang mekanik pada suatu media padat ditentukan oleh
frekuensi sumber, karakteristik bahan, dan keadaan lingkungan. Setiap benda
tegar selalu memiliki frekuensi diri beserta harmoniknya yang disebabkan oleh
karakteristik suatu bahan seperti : elastisitas, kerapatan molekul, porositas, dan
lain sebagainya. Dari sifat-sifat bahan tersebut, maka pada alat ini sumber
gelombang yang digunakan haruslah berupa pulsa mekanik (impulsive), sehingga
kita dapat mengasumsikan bahwa sumber gelombang yang dihasilkan memiliki
spektrum frekuensi yang lebar. Gelombang yang dibangkitkan dapat berupa
gelombang P (pressure) dan gelombang S (shear).

Gambar 2.2 Pergerakan partikel gelombang P dan S

2.1.1 Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus


dengan arah getarannya. Contoh gelombang tali.


 
2.1.2 Gelombang Longitudinal

Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang


berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang
terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti
pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

Kecepatan rambat gelombang rotasi (gelombang S) dan dilatasi (gelombang P)


yang terjadi adalah

=
1

4
2
Dengan,
2
ρ ρ ρ
K K K
1 1 K K K 4
P N
D 3

K
1 K K
D
K K
1
K K
N adalah modulus geser (shear modulus), densitas semu, dan densitas
solid.
Jika fluida dan solid bergerak pada fasa yang sama , 0 maka

2
=


 
A adalah modulus bulk (inkompresibilitas) medium dan ρ 2ρ ρ .
Dapat dilihat bahwa gelombang dilatasi akan merambat pada fluida dan solid
medium yang tersaturasi sedangkan gelombang rotasi tidak dapat merambat
melalui fluida.

2.2 Efek Vibrasi Pada Media Berpori

Hasil-hasil penelitian yang banyak dilakukan para peneliti selama ini belumlah
dapat menjelaskan mekanisme stimulasi vibrasi pada media berpori. Beresnev
dan Johnson3 mengulas perkembangan efek vibrasi pada media berpori baik
menggunakan sumber sonik/ultrasonik maupun gelombang elastik.

Sejarah penelitian stimulasi vibrasi pada media berpori menggunakan sumber


sonik/ultrasonik dapat dilihat pada tabel 2.1. Pemanfaatan ultrasonik awalnya
untuk membersihkan downhole dekat lubang bor formasi produksi yang
diakibatkan oleh pengendapan scale, lumpur dan sebagainya. Pada banyak kasus,
keefektifan ultrasonik untuk menghilangkan hambatan disekitar lubang sumur
produksi mencapai 40-50%.

Tabel 2.1 Rangkuman studi laboratorium pengaruh sonik/ultrasonik pada


permeabilitas media berpori

Range Durasi
No. Referensi Efek sonic/Ultrasonik
Frekuensi Stimulasi
Peningkatan perolehan
minyak selama injeksi air;
Duhon,
1 pengurangan Kw/Ko; 1-5.5 MHz 6 – 9 jam
1964
pengurangan Qair ke mur
injeksi
Nosov, Penurunan viskositas
2 300 kHz 20 menit
1965 larutan polysterene
Komar, 12.5-23.1
3 Pemindahan Paraffin 100%
1967 jam
4 Fairbanks Temperatur bergantung 20 kHz


 
& chen, dengan peningkatan laju
1971 penyaringan minyak
Johnston, Penurunan visikositas 47-880 30-45
5
1971 resiepoxy dan polyamids kHz detik
Abad-
6 Guera, Pemindahan Parafin 0.5-1 jam
1976
Cherskry Peningkatan tajam Kw
7 26.5 kHz
et al, 1977 sample core.
Peningkatan efisiensi
Gradiev, pendesakan oil oleh air; 40-15 kHz
8 1-5 jam
1977 penurunan tegangan 30-60 Hz
permukaan minyak.
Neretin &
Peningkatan laju
9 Yudin, 50-80 kHz 6 jam
pendesakan oil oleh air.
1981
Sokolov &
30-60
10 Simsin, Penurunan Viskositas oil 18 kHz
menit
1982
Frekuensi mempengaruhi
Snarskiy,
11 penambahan Qoil yang 9-40 Hz 20 jam
1982
didesak oleh air

Efek stimulasi gelombang elastik pada media berpori juga telah banyak diperoleh
dari hasil-hasil percobaan laboratorium maupun percobaan lapangan. Kuznetzov
dan Nikolaev (1990) memberikan beberapa kriteria pemilihan reservoir agar
stimulasi vibrasi menghasilkan efisiensi yang tinggi:

1. Kedalaman tidak melebihi 1500-1700 m untuk vibrator 20-30 ton


2. Water cut tidak kurang dari 90%
3. Viskositas minyak kecil sampai sedang
4. Frekuensi reservoir haruslah diseleksi


 
Beberapa tahun belakangan ini, hasil-hasil penelitian menunjukkan frekuensi
optimum pada vibroseismik akan dicapai pada frekuensi rendah. Panjang
gelombang (λ) berbanding terbalik terhadap frekuensi, hal inilah yang mendasari
mengapa frekuensi optimum stimulasi vibrasi adalah frekuensi rendah. Frekuensi
rendah juga merupakan frekuensi diri dari medium yang dilewati, yaitu bumi
dimana bumi merupakan tapis lolos rendah dan frekuensi rendah mempunyai
panjang gelombang yang panjang sehingga dapat mencapai kedalaman yang
cukup dalam.

2.2.1 Efek Tekanan Kapiler

Tekanan kapiler didefinisakan sebagai

2 σ cos θ
Pc =
r

Semakin kecil jari-jari maka semakin besar pula tekanan kapiler. Akibatnya
diperlukan gaya yang lebih besar pula untuk mendorong fluida melewati pori-pori
yang lebih kecil. Untuk mengalirkan fluida tersebut perlu adanya tenaga tambahan
dari luar sebesar ΔP seperti diilustrasikan gambar 2.3.

 
Gambar 2.3. Tinjauan secara mikroskopis aliran fluida dua fasa immisible melalui
pori-pori yang lebih kecil (pore throat). (a) ganglion (oil) bergerak karena ada
gaya luar ΔP (b) aliran mulai memasuki pore throat melawan gaya kapiler yang
lebih besar (c) ganglion mengalir akibat ΔP yang melebihi gaya kapiler pore
throat

10 
 
 
Gambar 2.4. Minyak mulai mengalir apabila melebihi ambang batas tekanan
kapiler mengikuti reologi Bingham.

Stimulasi vibrasi memberikan tambahan gaya sebesar ΔP (eksternal) yang


mengakibatkan minyak yang tadi terperangkap mulai bergerak. Apabila gaya
eksternal melebihi ΔP0 seperti gambar 2.4 maka minyak dapat melewati pori-pori
yang lebih kecil. Gaya eksternal ini diperoleh dari stimulasi vibrasi. Gaya ini akan
terkumpul (konsep storage) dan terakumulasi sampai gaya tersebut melebihi ΔP0.
Tambahan gaya eksternal oleh vibrasi diilustrasikan gambar 2.5.

 
Gambar 2.5. Energi gelombang (gelombang garis putus-putus) terakumulasi
(gelombang garis tebal) hingga melebihi ΔP0 dan mulai mengalir

2.2.2 Sudut kontak liquid-solid

Energi gelombang yang sampai ke medium akan menggetarkan partikel-


partikelnya. Akibatnya butiran-butiran minyak yang menempel dibatuan akan
terganggu kestabilannya. Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara potential

11 
 
listrik terhadap sudut kontak liquid-solid. Pada potensial -0.4 mv, sudut kontak
liquid-solid 1600 (solid-liquid 400). Potensial -0.8 mV telah mengubah sudut
kontak liquid-solid mendekati 900. Penambahan potensial menjadi -1.2 mV
mengubah sudut kontak menjadi 100. Karena tekanan kapiler berbanding lurus
dengan cosinus sudut, maka semakin besar sudut semakin kecil tekanan
kapilernya. Hal inilah yang membuat butiran minyak semakin mudah dilepaskan
dari pori-pori batuan.

Gambar 2.6. Perubahan sudut kontak liquid-solid (Summ, Goruynov, 1976)

Hal yang menjadi masalah dalam penerapan stimulasi vibrasi dilapangan adalah
atenuasi gelombang. Bumi yang merupakan tapis lolos rendah merupakan media
yang sangat tinggi menyerap energi gelombang apalagi lapisan lapuk sangat
tebal.

Barabanov pada penelitiannya menjelaskan atenuasi gelombang P lebih tinggi


dibandingkan gelombang S (gambar 2.7). Gambar 2.7 memperlihatkan pada
kedalaman yang sama 600 m, energi gelombang P 9x10-9 sedangkan gelombang
S masih mempunyai energi 1.2x10-8. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian
gelombang S sebagai sumber vibrasi lebih efektif dibandingkan gelombang P.

12 
 
 

Gambar 2.7. Atenuasi gelombang P dan S dari titik sumber terhadap kedalaman

2.2.3 Konsep permeabilitas dinamis dan kecepatan relatif fluida


Konsep permeabilitas dinamis menunjukkan bahwa permeabilitas sebagai fungsi
dari frekuensi. Persamaan kecepatan alir diberikan oleh del Rio:

Dari persamaan umum kecepatan alir

Maka dapat diperoleh bahwa permeabilitas sebagai fungsi dari frekuensi

Dengan
adalah waktu relaksasi didefinisikan sebagai viskositas dibagi dengan modulus
elastik.
Tsiklauri dan Beresnev15 menggabungkan persamaan del Rio diatas dengan
4
memasukkan persamaan Biot kecepatan relatif antara dinding pori dan fluida
akibat penggetaran.

13 
 
Dengan
D X merupakan
m exxternal volum
me force

w adalah wa ment dan β diidefiniskan


all displacem

B 2 dalam
Beni m thesisnya menuliskan persamaan Tsiklauri-B
Beresnev dallam bentuk
bentuk
b pemrrograman. Gambar
G 2.8 menunjukkaan pola distrribusi kecepatan relatif
fluida.
f

Gambar
G 2.8. Kecepatan relatif
r fluida

14

Anda mungkin juga menyukai