Anda di halaman 1dari 8

1.

DEFINISI
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupnya (Keliat, 2009). Risiko bunuh diri adalah resiko
untuk mencederai diri sendiri yangdapat mengancam kehidupan. Risiko bunuh
diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada
kematian. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri,
terdapat 3 macam perilaku bunuh diri, yaitu :
a. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri. Dalam kondisi ini pasien mungkin sudah mempunyai ide
untuk mengakhiri hidupnya tetapi tidak disertai dengan ancaman dan
percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan
seperti rasa bersalah, sedih, marah, putus asa atau tidak berdaya. Pasien
juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah.
b. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien berisi keinginan
untuk mati disertai oleh rencana untuk mengakhiri kehidupan dan
persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien
telah memikirkan rencana bunuh diri tetapi tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah
mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus tetap dilakukan. kesempaan
sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana
bunuh dirinya.
c. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien menciderai atau melukai diri
untuk mengakhiri hidupnya. Pada kondisi ini pasien aktif mencoba bunuh
diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

2. KLASIFIKASI
Risiko bunuh diri diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. Langsung
Setiap aktivitas bunuh diri : ide, percobaan maupun keberhasilan bunuh
diri. Tujuannya adalah kematian. Individu menyadari sebagai hal yang
diinginkan. Lama perilaku berjangka pendek.
b. Tidak langsung
Setiap aktivitas yang merusak kesejahteraan fisik individu dan dapat
mengarah kepada kematian. Individu tidak menyadari tentang potensial
terjadi kematian akibat perilakunya. Biasanya akan menyangkal jika
dikonfrontasi. Perilaku destruktif diri tak lagsung meliputi perilaku :
Merokok
Mengebut
Berjudi
Tindakan kriminal
Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi
Penyalahgunaan zat
Perilaku yang menyimpang secara sosial
Perilaku yang menimbulkan stres
Gangguan makan
Ketidakpatuhan pada tindakan medik

Rentang Respon protektif diri


Respon adaptif respon maladaptif

Peningkatan pertumbuhan Perilaku Pencideraan Bunuh diri


diri peningkatan destruktif diri diri
berisiko tak langsung
a. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara
wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai
contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda
mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
b. Beresiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya
dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat
bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal
sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif)
terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri.
Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal,
maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja
seenaknya dan tidak optimal.
d. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
e. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.

3. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI


Menurut Nita Fitria tahun 2009 yang menjadi etiologi resiko bunuh diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku
destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
a. Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa
yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan
bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
b. Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-
kejadian negatif dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan
perceraian. Kekuatan dukungan social sangat penting dalam
menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu
mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam
menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
d. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
factor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan bunuh diri.
e. Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti
serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat
dilihat melalui ekaman gelombang otak Electro Encephalo Graph
(EEG).
2. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang
dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri
ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.

Selain itu terdapat pula beberapa motif terjadinya bunuh diri, Motif bunuh diri
ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori
sebab, misalkan :
a. Dilanda keputusasaan dan depresi
b. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan
c. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
d. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
e. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko apabila
menunjukkan perilaku sebagai berikut :
a. Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
b. Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.
c. Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
d. Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
e. Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
f. Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alkohol
g. Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
h. Menunjukkan impulsivitas dan agressif
i. Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau
kehilanganyang bertubi-tubi dan secara bersamaan
j. Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri missal
pistol, obat, racun.
k. Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif
denganpengobatan
l. Merasa kesepian dan kurangnya dukungan social

4. POHON MASALAH

Bunuh Diri
effect

Resiko Bunuh Diri


Core problem

Isolasi Sosial

causa

Harga diri rendah

5. TANDA DAN GEJALA


a. Mempunyai ide unutk bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan unutk mati
c. Mengungkapkan rasa bersaah dan keputusasaan
d. Impulsif
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( menjasi sangat patuh)
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g. Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
h. Menanyakan tentang obat dosis mematikan
i. Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah,
mengasibngkan diri)
j. Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis,
dam menyalahginakan alkohol)
k. Kesehatan fisik ( biasanya pada kliemn dengan penyakit kronis atau
terminal)
l. Pengangguran
m. Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir
n. Umur 15- 19 tahun atau di atas 45 tahun
o. Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)
p. Tidak peduli dengan hygiene

Dalam tiga macam perliaku bunuh diri dapat diketahui tanda dan gejala pasien
yang berisiko bunuh diri yaitu : (Keliat, 2007)
a) Dalam isyarat bunuh diri pasien akan berperilaku secara tidak langsung
untuk bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti
rasa bersalah, sedih, marah, putus asa, atau tidak berdaya. Pasien juga
mengungkapkan hal negative mengenai dirinya.
b) Dalam ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi
keinginan untuk mati disertai oleh rencana untuk mengakhiri kehidupan.
Secara aktif pasien akan memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak
disertai dengan percobaan bunuh diri.
c) Pada kondisi percobaan bunuh diri, pasien aktif mencoba bunuh diri
dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
6. PENATALAKSANAAN
Tindakan keperawatan :
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara :
- Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
- Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
- Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
- Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
- Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
- Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
- Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing masing cara
penyelesaian masalah
- Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik.
Tindakan medis :
1. Dengan pemberian obat anti depresan.
2. Benzodiazepin dapat digunakan apabila klien mengalami cemas atau
tertekan.
Daftar Pustaka

Supriati, Lilik. Askep pada bunuh diri. Ppt kuliah MHN

Keliat, Budi Anna. 2009. Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta :
EGC

Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th


ed.). St.Louis Mosby Year Book.

Fitria, Nita, 2009. Dalam buku Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan
SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Program S - 1 Keperawatan)

Jenny., dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.

Keliat, Budi Ana.2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta. EGC

Kuliaiskandar. 2015. Laporan Pendahuluan Resiko Bunuh Diri. [online] :


http://kuliahiskandar.blogspot.com/2015/01/laporan-pendahuluan-resiko-
bunuh-diri.html . [accessed : 01/08/2015]

Anda mungkin juga menyukai