Anda di halaman 1dari 2

Saluran Kemih

Trauma kandung kemih sangat berhubungan erat dengan lamanya persalinan dan pada tahap
tertentu merupakan akibat normal dari pelahiran pervagina. Mennggunakan sitoskopi segera setelah
pascapartum dan menemukan derajat perdarahan submokosa dan edema. Pascapartum, kandung
kemih mengalami peningkatan kapasitas dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan intravesika. Jadi,
overdistensi, pengosongan yang tidak sempurna, dan residu urin yang berlebihan biasa terjadi.

Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembli ke keadaan sebelum hamil dalam 2 sampai 8 minggu
setelah pelahiran. Infeksi saluran kemih harus diwaspadai karena adanya residu urine dan
bakteriuria pada kandung kemih yang mengalami trauma, ditambah dengan sistem saluran yang
berdilatasi, sehingga bersifat kondusif bagi terjadinya infeksi.

Inkontinensia

Inkontinensia urin pada beberapa hari pertama pascapartum tidak biasa terjadi. Dikatakan bahwa
terdapat peningkatan perhatian terhadap potensi terjadinya Inkontinensia urine akibat kehamilan.
Evaluasi saat ini dan sedang berjalan telah memusatkan perhatian pada efek persalinan terhadap
inkontinensia uri dan alvi serta prolaps organ pelvis. Efek jangka panjang tersebut mempunyai
penyebab yang kompleks dan berhubungan dengan banyak faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan neuromuskular.

Peritoneum dan Dinding Abdomen

Ligamentum latum dan rotundum memerlukan waktu yang cukup lama untuk pulih dari peregangan
dan pelonggaran yang terjadi selama kehamilan. Sebagai akibat dari ruptur serat elastik pada kulit
dan distensi lama karena uterus hamil, maka dinding abdomen tetap lunak dan flaksid. Beberapa
minggu dibutuhkan oleh struktur-struktur tersebut untuk kembali menjadi normal. Pemulihan
dibantu oleh latihan. Kecuali untuk stria putih, dinding abdomen biasanya kembali ke penampilan
sebelum hamil. Akan tetapi, ketika otot tetap atonik, dinding abdomen juga tetap melemas.
Pemisahan yang jelas otot-otot rektus diastasis recti dapat terjadi

Perubahan Komposisi Darah dan Cairan

Leukositosis dan trombositosis yang bermakna dapat terjadi selama dan setelah persalinan. Hitung
sel darah putih ada mencapai 30.000 per mikroliter, dan peningkatan tersebut terutama terjadi
karena granulositosis. Terdapat limfopenia relatif dan eusinopenia absolut. Normalnya, selama
beberapa hari pertama pasca partum, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit berfluktuasi sedang.
Jika jumlahnya turun jauh dibawah level tepat sepuluh persalinan maka telah terjadi kehilngan darah
dalam jumat yang cukup banyak.

Walaupun tidak diteliti secara luas, pada sebagian besar wanita, volume darah hampir kembali ke
keadaan sebelum hamil 1 minggu setelah persalinan. Curah jantung biasanya tetap naik dalam 24
sampai 48 jam pascapartum dan menurun ke nilai sebelum hamil dalam 10 hari (Robson dkk.,1987).
Frekuensi jantung berubah mengikuti pola ini. Resistensi vaskuler sistemik mengikuti secara
berlawanan. Nilainya tetap di kisaran terendah nilai pada masa kehamilan selama 2 hari
pascapartum dan kemudian mulai terus meningkat nilai normal sebelum hamil.
Perubahan faktor prmbrkuan darah yang disebabkan kehamilan menetap dalam jangka
waktu yang bervariasi selama nifas. Peningkatan fibrinogen plasma dipertahankan minimal melewati
minggu pertama,demikian juga dengan laju endap darah.

Penurunan Berat Badan

Di samping kehilangan berat badan 5 sampai 6 kg karena pengeluaran bayi dan kehilangan
darah normal, biasanya terdapat penurunan lebih lanjut 2 sampai 3 kg melalui diuresis. Chesley dkk
(1959) menunjukkan penurunan ruang natrium sekitar 2 L selama minggu pertama pascapartum.
Menurut Schauberger dan asisten penelitiannya (1992), berat badan turun mendekati sebelum
hamil dalam 6 bulan setelah persalinan, tetapi tetap berlebih rata-rata 1,4 kg (3 lb). Wanita yang
kurang mampuu cenderung berat badannya menetap seperti waktu hamil (Olson dkk,2003).

Anda mungkin juga menyukai