Liasa bertempat tinggal di RT 02/RW 02 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Liasa sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Saami dan 4 orang anak, anak pertama bernama Taufik berusia 35 tahun, anak kedua bernama Satih berusia 30 tahun, anak ketiga bernama Ramli berusia 22 tahun, dan anak keempat bernama Ryan berusia 12 tahun. Tn. Liasa berusia 45 tahun bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan Rp 50.000,00 – Rp 200.000,00 per hari, pendapatan Tn. Liasa ini tidak menentu setiap harinya ditambah dengan penghasilan yang berasal dari istrinya yang menjual es mambo dirumahnya. Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, membeli air PAM dan membiayai satu orang anaknya yang bersekolah SD. Tn.Liasa pernah mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar tetapi tidak selesai. Istrinya, Ny. Saami berusia 40 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga tetapi Ny.Saami juga berjualan es dirumahnya untuk menambah penghasilan. Pendidikan terakhir Ny.Saami sampai sekolah Dasar dan itupun tidak tuntas. Anak pertama seorang laki-laki yang bernama Taufik berusia 35 tahun merupakan seorang ayah dengan seorang istri dan anak. Ia bekerja sebagai nelayan. Ia mendapatkan penghasilan Rp 15.000,00 – Rp. 50.000,00 per harinya. Penghasilan tersebut digunakan untuk menghidupi istri dan satu orang anaknya yang berusia 8 tahun . Anak kedua seorang laki-laki bernama Ny.Satih berusia 30 tahun seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak yang berusia 5 tahun dan 1,5 tahun. Anak ketiga seorang laki-laki bernama Ramli berusia 22 tahun belum menikah dan bekerja sebagai buruh. Anak keempat bernama Ryan berusia 12 tahun pe;ajar kelas 5 sekolah dasar. Keluarga Tn. Liasa tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan berukuran ± 10 m x 12 m dan tidak bertingkat. Terdiri dari 2 kamar tidur yang masing-masing berukuran 2m x 1m, ruang tamu berukuran 4m x 2 m, kamar mandi yang menjadi satu dengan dapur . Rumah ini terletak di daerah pemukiman padat pesisir pantai. Rumah ini berlantaikan keramik dan ubin. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata. Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki dua buah jendela di ruang tamu sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi tidak memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas lima buah lampu, satu buah televisi, satu buah kipas angin dan satu buah kulkas. Keluarga ini memiliki kamar mandi yang menyatu dengan dapur tetapi tidak memiliki jamban. Keluarga Tn.Liasa biasa pergi ke jamban di pinggir empang untuk buang air besar Saluran pembuangan terbuat dari pipa paralon yang berhubungan langsung dengan sungai. Selain itu, terdapat pula sumber air dari sumur. Ruang kamar mandi rumah Tn. Liasa tersebut terdapat sumber air sumur tetapi terkadang air sumur tersebut tercemr dan kotor sehingga harus membeli air PAM. Tn. Camang beserta keluarga memakai air tersebut untuk beberapa keperluan seperti mandi, mencuci alat makan dan bahan makanan. Air PAM yang didapat diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar. Dalam sehari keluarga tersebut membutuhkan sepuluh jerigen air PAM dalam satu minggu (satu jerigen = 20 liter). Air tersebut digunakan untuk berbilas ketika mandi, mencuci serta untuk air minum karena air sumur yang dimiliki dirasa kurang bersih dan terasa asin. Satu jerigen air PAM seharga Rp 500,00 – Rp 1.000,00. Keluarga Tn. Liasa memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny.Saami memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah tahu, tempe dan sayur terkadang juga memasak ikan hasil tangkapan. Semua makanan dimasak sampai matang. Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat warung terlebih dahulu kemudian jika sakitnya parah barulah keluarga membawa untuk berobat ke puskesmas. Tn. Liasa memiliki kebiasaan merokok. Dalam 2 hari menghabiskan 1 bungkus rokok. Ny.Sami saat melahirkan anak pun tidak ditolong oleh tenaga medis melainkan ditolong ileh dukun beranak.