Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman/RSJD Atma Husada Mahakam, Samarinda
Disusun Oleh:
Spicakent DInyanti
1710029067
Pembimbing :
dr. Yenny Sp.Kj
Identitas Pasien
Nama : Tn. RP
No. Rekam medik : 03.32.76
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia :26 Tahun
Agama : Islam
Status Marital : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jln. Slamet Riyadi RT 13 Bukit biru,
Tenggarong, Kutai Kartanegara
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status dengan Pasien : Ibu Kandung
Alamat : Jln. Slamet Riyadi RT 13 Bukit biru,
Tenggarong, Kutai Kartanegara
Keluhan utama
Marah-marah dan cepat tersinggung
Autoanamnesis
• Pasien datang ke IGD dibawa orang tuanya dengan
keluhan marah-marah.
• Pasien juga mengatakan bahwa ia merasa panas dan
rasanya emosi sehingga ingin marah, dadanya sakit,
mulut terasa kaku karena sedikit sulit untuk berbicara.
• Beberapa kali memukul ayah pasien.
• Tidak ada mendengar bisikan atau melihat hal-hal aneh.
• Keinginan bunuh diri atau menyakiti diri disangkal.
• Tidak menolak sewaktu dibawa ke RSJ karena sadar ada
perasaan tidak nyaman di tubuhnya.
• Orientasi baik
Heteroanamnesis
1. Identifikasi Pribadi
Pasien terlihat kurang rapi dan kurang kooperatif. Tampak
sakit sedang.
2. Kontak
Verbal (+) dan visual (+)
3. Kesadaran
Komposmentis, atensi (+), Orientasi (+).
4. Emosi
Labil, Afek terbatas
5. Proses berpikir
Koheren, waham (-)
6. Intelegensi
Cukup baik dan sesuai dengan tingkat pendidikan
terakhir
7. Persepsi
Halusinasi auditorik dan atau visual (-)
8. Kemauan/Voluticon
ADL baik
9. Psikomotor
Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelainan
10. Tilikan
6 (pasien menyadari sepenuhnya tentang apa yang
terjadi pada dirinya disertai motivasi untuk mencapai
perbaikan).
Status Psikiatri di Ruang Tiung
1. Penampilan
• Identifikasi pribadi
Pasien terlihat bersih, tenang, rapi, bisa menjawab pertanyaan
pemeriksa. Sikap terhadap pemeriksaa cukup kooperatif dan bersahabat.
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak tenang duduk di lantai bersama pemeriksa dan kedua
orang tuanya
2. Bicara
Pasien menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan yang diajukan
pemeriksa. Tidak ada kesulitan dalam berbicara
• Bentuk pikiran
Produktivitas
Pembicaraan pasien linear
Kelancaran berpikir
Jawaban penderita langsung, arus berpikir
cepat dan sesuai.
Gangguan bahasa
Tidak ada gangguan bahasa
• Isi pikiran
Waham (-), realistik, koheren
• Gangguan persepsi
Halusinasi visual dan atau auditorik (-)
5. Sensori
• Kesan umum : Tampak rapi, tenang, kooperatif
• Kontak : Verbal : baik, Visual : baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Orientasi
Waktu : Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
• Ingatan
Masa dahulu : Baik
Masa kini : Baik
Segera : Baik
• Pengetahuan
Sesuai dengan tingkat penidikan
• Kemauan
ADL mandiri
• Tilikan diri
6 (pasien menyadari sepenuhnya tentang apa yang terjadi pada dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan).
Pemeriksaan Diagnosis Lebih Lanjut
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : penampilan kurang rapi, tampak sakit ringan.
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36 ˚C
Keadaan gizi : Ideal
Kulit : dalam batas normal
Kepala : normochephal, ikterik (-), anemis (-), laserasi (-)
Leher : perbesaran KGB (-)
Toraks : simetris, retraksi ICS (-)
Jantung : S1, S2 tunggal reguler
Paru-paru : vesikuler (+), wheezing (-), ronki (-)
Abdomen : Soefl, bising usus (+)
Hepar / Lien : perbesaran (-)
Ekstremitas : luka (-), akral hangat, edema (-), hematoma (-)
Pemeriksaan Neurologi
Tidak dilakukan
Pemeriksaan PANNS
Gejala Tanggal : 22-02- Tanggal : 27-02-
2018 2018
Skor Skor
Pengendalian Impuls 4 1
yang buruk
Ketegangan 4 2
Permusuhan 4 2
Ketidakkooperatifan 4 1
Gaduh gelisah 5 1
Total 21 7
• Wawancara dengan anggota keluarga, teman,
tetangga dan pekerja sosial
Ayah dan ibu pasien. Menurut keterangan
keduanya, sewaktu kecil pasien adalah anak yang
ceria dengan banyak teman. Tidak ada masalah
selain sering kejang
Psikoterapi
• Terapi pengendalian perilaku
• latihan mengungkapkan perasaan
Pembahasan
Diagnosis
• Diagnosis pada kasus ini adalah F60.8 (Gangguan mental lain YDT
akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik)
Alasan
• Pasien datang dengan keluhan marah-marah, menurut keterangan
ayah pasien, emosi pasien cenderung lebih meningkat dan mudah
tersinggung serta sempat beberapa kali memukul ayah pasien. Pada
pemeriksaan di IGD didapatkan adanya halusinasi berupa perasaan
panas sehingga membuatnya merasa tidak nyaman setiap kali
mendengar adzan atau suara orang mengaji. Pasien juga memiliki
riwayat pernah masuk RSJ dengan diagnosis psikotik akut pada
agustus 2017.
• Berdasarkan keterangan ayah dan ibu pasien, pasien
memiliki epilepsi dengan riwayat kejang demam
pada usia 7 bulan lalu kejang terus berlanjut hingga
saat ini, hanya saja 8 bulan terakhir sudah tidak ada
kejang. Pasien rutin mengkonsumsi obat
antiepilepsi dengan teratur, yaitu kutoin.
• Menurut PPDGJ III, kriteria diagnosis F06.8
contohnya adalah keadaan suasana perasaan
(mood) abnormal yang terjadi ketika dalam
pengobatan steroid atau antidepresan. Termasuk
psikotik epilepsi YTT
Terapi
• Risperidone 2x2 mg
• Fenitoin 3x100 mg
• Merlopam 2 mg ½ tab sebelum tidur
Alasan
• Dikarenakan obat terakhir yang dikonsumsi pasien
berasarkan catatan rekam medisnya adalah
Risperidone 2x2 mg, Fenitoin 3x100 mg dan
Merlopam 2 mg ½ tablet pada malam hari.
• Risperidone merupakan obat antipsikotik
atipikal yang lazim digunakan untuk mengobati
gejala postif dan negatif karena bekerja pada
reseptor dopamine D2 dan reseptor serotonin
5 HT. Dosis awal yang diberikan sesuai dengan
dosis anjuran, yaitu 2 mg/hari.
• Fenitoin merupakan obat lini pertama untuk
kejang umum selain asam valproat. Dosis awal
yaitu 300 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis.
• Merlopam dapat digunakan sebagai obat anti-
insomnia karena ansietas atau stress ringan
dengan dosis 1-2 mg dosis tunggal menjelang
tidur.
Psikoterapi
• Latihan pengendalian perilaku
• mengungkapkan perasaan
Alasan
• pasien dapat mengungkapkan apa yang sedang
dirasakannya sehingga orang-orang terdekatnya
dapat memahami apa yang dirasakan pasien dan
diharapkan dapat membantu pasien dalam
memecahkan masalahnya.
• Diimbangi dengan latihan pengendalian perilaku
sehingga pasien dapat menjaga stabilitas
emosinya agar tidak cepat marah.